Anda di halaman 1dari 53

POTENSI TAPAK

MK. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAPAK

Ratih Dian Saraswati, ST, M.Eng


TUGAS I (individu)

1. Mengamati dan membuat laporan terkait informasi (faktor

alami dan buatan) tapak proyek SPA masing-masing.

Dikumpulkan 9 September 2019. Laporan format A3 lanskap

dan penuh dengan gambar visual berwarna.


POTENSI TAPAK
• Potensi tapak : sumber daya alam dan buatan → dianalisis
sebelum tahap pembangunan

• Untuk itu pada rancangan tapak perlu dilakukan analisis yang


tepat, agar supaya dampak yang timbul saat dilakukan
pembangunan relatif kecil/sedikit
FAKTOR-FAKTOR TAPAK
ALAM & BUATAN
A. Faktor Alamiah: Tanah, Topografi, Hidrologi,
Iklim, Vegetasi, Estetika

B. Faktor Buatan: Ciri Historis, Tata Guna Tanah,


& Peraturan Bangunan, Sirkulasi, Utilitas,
Struktur
FAKTOR ALAM
1. Tanah
Tanah →faktor penting pada tapak yang menentukan
kesesuaian tapak terhadap bangunan/struktur yang akan
dibangun di atasnya, serta memberikan wawasan tentang
tumbuhan / vegetasi dan satwa yang hidup di dalam tapak
tersebut.

• Tanah dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu tanah


dengan butiran halus dan tanah berbutir kasar.

• Tanah berbutir halus seperti lanau/silb dan tanah liat


sedangkan tanah berbutir kasar adalah pasir dan kerikil.
Macam-macam tanah yang ada, menurut Frick , 2006, hal.14):
1. Tanah liat (loam) : bagian tanah yang mengandung pasir, silb
dan tanah pekat yang susunannya berbeda-beda menurut
sumber penemuannya.
2. Tanah pekat (clay) : jenis tanah yang mempunyai diameter
butiran lebih kecil dari 0,002 mm. Keadaan kering terasa
seperti berlemak, mempunyai daya susut muai yang besar
dan dalam keadaan kering maupun basah memiliki daya lekat
besar.
3. Tepung batu-batuan/lanau (silb/silt): bagian tanah yang
mempunyai diameter butiran antara 0,002 -0,06 mm.
4. Pasir merupakan butiran kasar berdiameter 2-0,6 mm
(butiran terkecil yang dapat dilihat dengan mata telanjang)
5. Kerikil merupakan butiran kasar dari batu gunung seperti
granit,kapur marmer, dan sebagainya, diameter butiran 60-2
mm.
• Tanah yang terdapat pada tapak (di bawah permukaan)
berupa lapisan- lapisan.
• Tiap lapisan berisi campuran tanah tertentu, yang terbentuk
akibat proses pelapukan atau pengendapan.
• Untuk mengetahui urutan lapisan tanah, para ahli geoteknik
menggambar profil tanah berdasarkan informasi yang
diperoleh dari sumur uji atau pengeboran.
• Tanah berbutir kasar memiliki persentase rongga yang lebih
rendah dan lebih stabil sebagai pondasi daripada lanau atau
lempung. (Ching, F.D.K, hal 4-5)
• Tapak yang di dalamnya sudah ada vegetasi/tanaman yang
tumbuh dengan baik (tidak gersang), menandakan bahwa
tanah tersebut cukup baik untuk ditanami.
FAKTOR ALAM
2. Topografi
• (Ching, F.D.K, hal 6). Topografi merupakan bentuk dasar
permukaan tanah yang dapat terlihat secara fisik/nyata yang
akan berpengaruh pada keputusan dimana dan bagaimana
kita akan mendirikan dan mengembangkan tapak.

• Topografi tidak hanya dapat memberi petunjuk terhadap


pemilihan lokasi untuk bangunan saja akan tetapi juga jalan,
serta dapat menyatakan susunan keruangan tapak.

• Pemahaman tentang kemiringan tanah sangat penting apabila


segi visual tapak akan dipertimbangkan.
Sudut kemiringan tapak yang mempengaruhi pada
perencanaan
• Kemiringan < 4% : datar/relatif datar.
Cocok untuk bangunan dan segala macam kegiatan

• Kemiringan 4-10% : sedang/landai.


Dapat untuk jalur jalan dan jalan kecil dengan sedikit
perubahan

• Kemiringan 10-15% : cukup curam.


• Kemiringan 15-25% : curam
• Kemiringan >25% : sangat curam
Tapak dengan kemiringan curam dapat diolah dengan
menggunakan pola terasering (tapak bertingkat/berundak).
• Garis kontur : garis yang menghubungkan semua titik
berketinggian sama di atas permukaan laut atau suatu titik
duga tertentu ---> garis tersebut bersifat “maya”, untuk
membantu dalam penggambaran dan perhitungan.

• Kemiringan tanah ditandai dengan adanya garis kontur (lihat


gambar peta)
• Interval kontur merupakan perbedaan ketinggian
dari garis-garis kontur yang digunakan pada peta
topografi. Interval yang digunakan tergantung
besarnya tapak , kondisi alami tapak dan skala
gambar. Pada lahan yang luas atau lereng yang curam
dapat digunakan interval 5-10 m, sedangkan untuk
tapak yang kecil dan datar dapat digunakan interval
0,5 m – 1m. Pada dasarnya interval tapak selalu sama
pada gambar tapak (kontur). Tidak boleh berubah-
ubah.
• Ketinggian suatu tapak, lerengan dan orientasi
topografi dapat mempengaruhi iklim mikro. Suhu
atmosfer menurun dengan bertambahnya ketinggian
suatu tempat. Setiap kenaikan 122 m menurun
0,56°C.
FAKTOR ALAM
3. Hidrologi
• Pengetahuan tentang sifat air dalam sebuah tapak (di atas dan
di bawah permukaan) sangat diperlukan karena akan
mempengaruhi rancangan tapak tersebut. Jenis dan kualitas
air pada suatu tapak merupakan sumber daya visual dan
rekreasi ( misal: danau, sungai, kolam). Air permukaan dan
pola drainase akan sangat mempengaruhi kehidupan satwa
liar serta iklim sekitar.
• Ciri hidrologi yang dapat dianalisis untuk keperluan rancangan
tapak, yaitu: Air permukaan (sungai, kolam, danau, reservoir);
Cekungan drainase (daerah aliran sungai); lain-lain (Mata air,
Sumur dangkal, Sumur artesis)
Siklus Hidrologi
HIDROLOGI
Faktor Alam
4a. Iklim Matahari
• Lintasan matahari di langit bervariasi, tergantung
pada lokasi tapak dan musim.
• Radiasi matahari akan memberikan panas serta
pencahayaan. Pencahayaan alami oleh sinar
matahari juga dapat memberikan efek psikologis
selain kegunaan untuk mengurangi pencahayaan
buatan (di dalam bangunan).
• Lokasi, bentuk dan orientasi sebuah bangunan serta
ruang-ruangnya harus memanfaatkan potensi termal,
hiegienis, psikologis dari sinar matahari (Ching hal.
10)
Sinar Matahari
• Intensitas sinar matahari pada tapak akan berubah-
ubah sesuai dengan waktu, musim dan lokasi. Untuk
itu pada rancangan tapak perlu dianalisis mengenai
lintasan matahari.
• Banyaknya radiasi pada tapak berpengaruh langsung
pada suhu. Pengendalian langsung untuk
mengurangi radiasi matahari adalah dengan
peneduhan melalui penanaman vegetasi untuk
pengendalian angin, maupun secara stuktural. (Todd
66-82)
• Pemilihan akan bahan/material merupakan bagian penting
sebagai cara untuk mengurangi atau menaikkan banyaknya
panas/radiasi dan cahaya yang mencapai tiap bagian tapak.
Faktor Alam
4b. Iklim Angin
• Angin terjadi karena pergerakan udara.
• Gerakan udara tersebut disebabkan adanya dorongan udara
dari daerah bertekanan tinggi (daerah dingin) ke daerah
bertekanan rendah (daerah panas).
• Angin adalah faktor iklim yang paling dipengaruhi oleh
topografi. Angin ditandai oleh tiga variabel, yaitu: velositas
atau kecepatan, arah, dan derajat keseragaman atau
turbulensi.
• Angin bertiup menurut tiga pola: laminer, terpisah dan
turbulen.
• Angin laminer adalah berlapis-lapis, serupa dengan balok
yang dilapisi. Mengalir dengan kecepatan dan arah yang
konstan tidak berubah-ubah. Begitu pula jarak tiap lapisannya.
Angin laminer mudah diramalkan dan mudah dikendalikan.
• Angin terpisah terbentuk apabila terjadi suatu
perbedaan momentum diantara lapisan-lapisan
angin laminer. Perbedaan momentum tersebut
terjadi karena adanya perubahan topografi yang
menyebabkan lapisan terendah mempercepat (dan
terpisah). Angin terpisah tidak mudah diramalkan
dan dikendalikan seperti angin laminer.
• Angin turbulen paling tidak dapat diramalkan dan
dikendalikan. Angin turbulen adalah terpisah sampai
sejauh angin tidak terlapis sama sekali, menjadikan
angin bertiup dengan arah dan kecepatan yang
berubah-ubah. Angin turbulensi keras hembusannya,
dapat diubah dengan kondisi topografi dan
struktural.
Tiga pola bertiupnya angin
• Angin bertiup dari tempat yang lebih tinggi ke
tempat yang lebih rendah pada sore hari
(menuju lembah), yang dapat menyebabkan
udara dingin pada permukaan tanah (suhu
menurun). Oleh sebab itu pemahaman
terhadap angin untuk perancangan tapak
adalah penting. Topografi dari suatu tapak
mempengaruhi kuantitas hujan yang jatuh
karena topografi mempengaruhi pola angin
yang membawa uap air.
• Interaksi yang paling penting dari angin dan
faktor iklim lainnya adalah adanya
pengurangan suhu efektif dari sebuah tapak
melalui penyejukan konvektif dan penguapan.
Suhu efektif adalah suhu yang dirasakan oleh
badan sebagai suatu akibat dari efek-efek
gabungan radiasi matahari, hujan atau
kelembapan dan angin.
Faktor Alam
4c. Iklim Hujan & Kelembaban

• Indonesia termasuk pada zone iklim panas lembap, yang


memiliki dua musim, yaitu musim panas/kemarau dan musim
penghujan.
• Mengingat bahwa musim penghujan di Indonesia cukup lama,
maka akan mempengaruhi pada perencanaan bangunan pada
tapak. Hal tersebut berkaitan dengan kelembapan dan
limpahan air pada tapak yang berkaitan dengan drainase
tapak.
• Perkiraan hujan tahunan dan musiman pada sebuah tapak
akan mempengaruhi bentuk dan konstruksi atap serta
pemilihan material bangunan. (Ching hal 16)
Tiga macam perjalanan air hujan yang turun ke bumi:
• Langsung pada talang, selokan, kanal, waduk, sungai
sampai laut
• Masuk ke dalam tanah, kemudian melalui urat-urat
di dalam tanah sampai ke sungai dan seterusnya
(laut)
• Sebagian air meresap dalam tanah, dihisap oleh
tumbuh-tumbuhan dan menguap lagi ke angkasa
Perlu diingat bahwa hujan dan kelembapan
mengakibatkan kerusakan pada bangunan.
Faktor Alam
5. Vegetasi
Manfaat vegetasi/tanaman (Ching, F.D.K, hal. 8)
1. estetika dan fungsional dalam upaya konservasi energi
2. memperindah pemandangan
3. mengurangi kebisingan
4. mencegah erosi
5. secara visual mengaitkan bangunan dengan tapaknya

Jenis vegetasi setempat berkaitan erat dengan


➢ tanah
➢ iklim mikro
➢ hidrologi
➢ topografi.
Pohon atau tanaman asli yang sudah ada pada tapak sebaiknya dipertahankan.

Pohon jangan ditanam terlalu dekat dengan bangunan, karena akarnya dapat
merusak pondasi juga sistem utilitas bawah tanah.
Dari segi botanis/morphologis, tanaman dibagi :
(Hakim, Rustam,2003 hal.128)
→Pohon : batang berkayu, percabangan jauh dari
tanah, mempunyai akar dalam.Tinggi di atas 3 meter.
→Perdu : batang berkayu, percabangan dekat
dengan tanah, akar dangkal. Tinggi 1- 3 meter.
→Semak : batang tidak berkayu, percabangan dekat
dengan tanah, berakar dangkal. Tinggi 0,5 – 1 meter.
→Penutup tanah (Ground cover): batang tidak
berkayu, berakar dangkal. Tinggi <50 cm.
→Rumput .
Fungsi vegetasi/tanaman secara
ekologis

• Menyerap CO2 dan menghasilkan O2


(oksigen) bagi makhluk hidup di siang hari
• Memperbaiki iklim setempat (iklim mikro)
• Mencegah terjadinya erosi/pengikisan muka
tanah (run off)
• Menyerap air hujan
Pepohonan dapat mempengaruhi lingkungan sekitar
bangunan pada tapak : (Ching, F.D.K., hal 9)

• Menciptakan bayangan atau peneduh


→Jumlah radiasi matahari yang terhalang atau tersaring oleh
pohon tergantung pada:
• Orientasi pohon terhadap matahari
• Jarak pohon ke bangunan atau area out door
• Bentuk, lebar tajuk dan tinggi pohon
• Densitas/kerapatan dedaunan dan struktur cabang
• Berfungsi sebagai pemecah angin
• Mendefinisikan ruang.
• Mengarahkan atau menyaring pandangan
• Mengurangi intensitas suara
• Memperbaiki kualitas udara
Pohon menangkap partikel debu dengan daun dan partikel itu
akanjatuh ke tanah waktu hujan
Dedaunan juga bisa menyerap polutan berbentuk gas atau
lainnya
Proses fotosintesis dapat mengurangi asap dan bebauan
lainnya dengan metabolisme
• Menstabilkan tanah
Struktur akar membantu menstabilkan tanah, meningkatkan
pengaliran air, udara dalam tanah atau permeabilitas tanah
serta mencegah erosi.
Bentuk Tajuk Pohon & Penggunaannya
Jenis tanaman- Pembentuk ruang
Faktor Alam
6. Estetika
Estetika ditentukan oleh
➢keragaman bentuk permukaan tanah
➢pola vegetasi dan air permukaan
➢serta definisi keruangan
➢vista pemandangan dan citra yang
ditimbulkan.
• Beberapa ciri estetika yang berpengaruh pada
tapak(de chiara 4)
→Penentu spasial utama (bentuk permukaan tanah yang
merupakan massa tiga dimensi);
→Puncak Bukit
→Vista pemandangan (Panorama visual yang menggambarkan
kontras antara pemandangan “tertutup” dan pemandangan
”terbuka”
→Vista orientasi (Panorama visual dengan ciri khas tempat
sebagai acuan lokasi bagi pengunjung/suatu tapak yang
mempunyai citra yang kuat)
→Penutup pepohonan. Suatu daerah yang mempunyai tajuk
vegetasi yang lebat dengan pemandangan terbatas
→Bentang rumput datar
→Bentang rumput berbukit
→Citra air. Suatu permukaan air yang sangat luas dengan
penampang garis pantai.
Tingkat ketertutupan visual
FAKTOR- FAKTOR BUATAN
(Ciri Historis,Tata Guna Tanah &Peraturan Bangunan,
Sirkulasi,Utilitas,Struktur)
Faktor Buatan
1. Ciri Historis
• Ciri historis suatu tempat/daerah dapat mempengaruhi suatu
perencanaan tapak.
• Pemahaman mengenai obyek bersejarah atau adanya
landmark menjadi sangat penting bagi keberhasilan
perencanaan tapak.
• Beberapa ciri sejarah yang dapat digunakan sebagai bagian
dari suatu survei yaitu: rute sejarah, bangunan bersejarah,
tapak bersejarah.
• Misal: Kota Semarang denganTugu muda, Kota Lama yang
akan mempengaruhi pada perencanaan tapak yang berkaitan
dengan sejarah kota Semarang, seperti Museum Kota.
Faktor Buatan
2. Tata Guna Tanah dan Peraturan Bangunan
• Pada dasarnya setiap kota atau daerah sudah diatur
penggunaan lahannya oleh Dinas Tata kota.

• Tata guna tanah sangat berpengaruh pada perencanaan


tapak. Contoh : daerah industri, daerah konservasi atau
preservasi hutan, daerah perumahan, daerah komersial, dan
sebagainya (lihat Peruntukan Lahan kota Semarang)

• Pada dasarnya sebuah perancangan tapak harus


memperhatikan keseimbangan lingkungan.

• Peraturan Bangunan minimal yang diperhatikan adalah KDB


dan KLB.

→Setiap perancangan tapak harus memperhatikan peraturan


bangunan setempat yang berlaku.
Faktor Buatan
3. Sirkulasi
• Sirkulasi (Jalan/Pencapaian)
• Sirkulasi atau akses/pencapaian merupakan salah
satu faktor penting dalam perencanaan tapak.
• Sistem sirkulasi (kendaraan dan manusia/pejalan
kaki) yang ada di dalam dan di luar tapak, yang
merupakan sistem yang tersedia untuk ke dan dari
tapak. Jalan-jalan yang terdapat di luar/sekitar tapak.
• Banyaknya lalu lintas/ pengguna yang menggunakan
sistem-sistem ini.
Sirkulasi pada tapak
Faktor Buatan
4. Utilitas
Lokasi atau penempatan utilitas yang ada di
dalam tapak maupun di luar tapak harus
diperhatikan, agar tidak mengganggu secara
fisik dan visual pada perencanaan tapak.
Utilitas a.l: jaringan listrik, telpon,
drainase/sungai dan sebagainya.
Faktor Buatan
5. Struktur
Struktur yang ada di dalam dan di luar tapak perlu
diperhatikan, karena kemungkinan akan
mempengaruhi kualitas fisik/fungsional dan visual
tapak.
Adanya bangunan/struktur yang berada di dekat tapak
kemungkinan akan menyebabkan:
✓ terhalangnya pemandangan
✓ gangguan visual
✓ masuknya sinar matahari ke dalam tapak atau
bangunan pada tapak.
TUGAS I (individu)

1. Mengamati dan membuat laporan terkait informasi (faktor

alami dan buatan) tapak proyek SPA masing-masing.

Dikumpulkan 9 September 2019. Laporan format A3 lanskap

dan penuh dengan gambar visual berwarna.


Terima kasih….
Peraturan bangunan
• KDB=Koefisien Dasar Bangunan (BC=Building
Coverage), suatu koefisien perbandingan antara luas
lantai dasar bangunan dengan luas lahan/tapak
→Luas lantai dasar bangunan adalah luas lantai
ruangan/bangunan yang berhubungan langsung
dengan permukaan tanah (lantai dasar).
→Luas lantai bangunan yang diperhitungkan adalah
luas lantai dari ruang yang berada di dalam
bangunan (tertutup atap).
→Ruang di luar bangunan (ruang luar) tidak
termasuk dalam perhitungan KDB (contoh
ruang luar: t. Parkir)
→Peraturan tentang KDB suatu tempat/daerah
dapat berbeda dengan tempat/daerah lain.
• KDB = Luas Lantai Dasar
Luas Lahan
• KLB = Koefisien Lantai Bangunan (FAR=Floor
Area Ratio), suatu koefisien perbandingan
antara Total Luas Lantai Bangunan dengan
Luas Lahan
• KLB suatu tempat/daerah berbeda dengan
daerah lain.
• KLB = Total Luas Lantai Bangunan
Luas Lahan

Anda mungkin juga menyukai