Disusun Oleh:
FARAH MUTIA
1704104010024
PRODI ARSITEKTUR
Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu
yang pendek (Glen T. Trewartha, 1980).
Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu,
tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat atau
wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musim, tahun)
(Gibbs, 1987).
Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup
dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada
setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer disuatu
daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).
Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin
kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang
(Gibbs,1987).
Bentuk bangunan di suatu wilayah tidak akan sama, sekalipun bangunan tersebut
berada di dalam satu kawasan pembagian iklim. Namun, jika ditinjau secara klimatik
bentuk arsitektur suatu bangunan akan sama prinsipnya untuk satu kawasan
pembagian iklim. Hal ini diakibatkan karena bentuk bangunan yang seiring dengan
kondisi alam, matahari, angin, cuaca bahkan iklim yang ada di wilayah tersebut. Iklim
juga berpengaruh terhadap penggunaan bahan bangunan dan berpengaruh juga
terhadap penggunaan teknologi pada suatu konstruksi bangunan
. Oleh sebabnya itu, teknologi produksi dalam dunia konstruksi dan material sangat
berkembang dengan pesat seiring dengan berkembangnya penggunaan bahan /
material suatu bangunan.
PEMBAGIAN IKLIM
Pembagian iklim dalam arsitektur sangat berkaitan dengan faktor
kenyamanan (comfort) dalam kaitan interaksi pemakai dan bangunan. Dalam hal
ini iklim dapat dibagi menjadi 4 katagori utama, yaitu:
- Iklim Dingin (sejuk)
Iklim ini ditandai oleh rendahnya panas dari radiasi matahari akibat
sudut matahari yang rendah. Suhu udara rata-rata 15 0C dibawah nol (-60 0
s/d -70 0
F) dan sering dibarengi dengan sejumlah besar hujan. Kelembaban
relatif tinggi selama musim dingin.
- Iklim Moderat (sedang)
Iklim ini ditandai dengan variasi panas yang berlebihan dan dingin yang
berlebihan pula, namun tak begitu kontras. Suhu rata-rata pada musim
dingin 15 0C dibawah nol dan suhu terpanas sekitar 25 0C.
- Iklim Panas Lembab
Iklim ini ditandai dengan variasi panas yang berlebihan serta banyak uap
air. Suhu rata-rata diatas 20 0C dengan kelembaban relatif sekitar 80% -
90%.
- Iklim Panas Kering
Iklim ini ditandai dengan panas yang berlebihan, kurangnya uap air dan
udara kering. Suhu udara rata-rata 25 0C, suhu terpanas dapat mencapai 45
0C, sedangkan suhu terdingin dapat mencapai 10 0C disertai dengan
kelembaban relatif yang sangat rendah.
ARSITEKTUR KLIMATIK
Pembagian iklim dalam belahan bumi
dapat dibagi menjadi empat (4) jenis :
1. Iklim tropis (pada daerah
1. khatulistiwa) dengan 0o LU –23,5oLU dan 0o LS – 23,5oLS
2. Iklim sub tropis (23,5oLU – 40oLU dan 23,5oLS – 35oLS)
3. Iklim sedang (40oLU – 60,5oLU dan 35oLS – 66,5oLS)
4. Iklim dingin (60,5oLU – 90oLU dan 66,5oLS – 90oLS)
Dalam mengantisipasi perubahan iklim harus dikendalikan untuk
meningkatkankenyamanan salah satunya adalah dengan teknologi passive cooling
melalui (Slamet Sudibyo, 1987) :
1. Penambahan sun shading untuk mengatasi sinar matahari langsung
2. Insulasi panas untuk radiasi matahari yang menembus permukaan luar dinding
3. Permukaan sebagai diffuser untuk radiasi matahari tidak langsung
4. Vegetasi, atap dengan ventilasi untuk konveksi / aliran udara atau aliran fluida
5. Untuk permukaan tanah yang tidak menyerap panas dipakai sistem lantai
panggung (mengatasi radiasi daritanah)
6. Aspek kenyamanan thermal untuk perencanaan lingkungan binaan
mencakup :
a. Eksterior bangunan
b. Interior bangunan
c. Selubung bangunan
Perencanaan terhadap cakupan di atas berkaitan dengan bentuk bangunan,
seperti:
ketinggian lantai bangunan, bentuk massa dan dimensi bangunan.
Gubahan massa bangunan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi
(Slamet Sudibyo, 1987).
1. Bentuk bangunan
2. Jarak bangunan
3. Ketinggian bangunan
4. Kondisi bangunan di lingkungan
a. sekitarnya
5. Vegetasi (penutup tanah, perdu, pohon, dan lain-lain)
6. Bentang alam (danau, sungai, tebing, bukit, dan jurang)
7. Kondisi iklim mikro
8. Perkerasan tanah.
Iklim mikro berkaitan erat dengan kebutuhan pribadi dan kenyamanan tiap individu,
berikut adalah beberapa factor yang sering mempengaruhi suatu bangunan beriklim
mikro di tiap ruangan
1. Ventilasi / siklus pergantian udara
Angin / udara yang masuk untuk pergantian penghawaan yang lebih baik berasal dari
depan dan samping bangunan. Untuk mendapatkan iklim mikro yang seimbang, maka
buatlah bukaan / jendela yang dapat dibuka dan ditutup pada sebelah utara dan selatan
bangunan.
2. Orientasi bangunan
Bangunan jangan membelakangi arah angin yang beredar di lingkungan sekitarnya.
Perencanaan kamar mandi diusahakan di sebelah barat agar tidak lembab dan cepat
kering.
3. Pengaturan vegetasi
Vegetasi digunakan selain sebagai pengaruh sirkulasi juga sebagai pengatur iklim
mikro (matahari dan angin) dalam suatu perencanaan. Bila suatu pohon berada di
sebelah barat bangunan, maka lebih baik membiarkannya tumbuh tinggi dan untuk
semak-semak lebih baik diletakkan di atah timur.
4. Penggunaan bahan bangunan
Bahan bangunan yang digunakan merupakan bahan yang kuat dan kokoh serta mampu
menahan bangunan dari cuaca buruk dan angin kencang.
Strategi secara arsitektur bangunan dalam mengatasi / mengantisipasi iklim yang bisa
merugikan manusia adalah dengan melakukan beberapa tindakan, yaitu :
Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang
lebih baik dengan cara menentang dan menyesuaikan dengan kondisi iklim yang ada.
Guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk
diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang terkait.
Keadaan ini telah dikemukakan oleh Richard Neutra dalam bukunya
“Survival Through Design”, Oxford University 1955:
“………………. Untuk perencanaan di masa mendatang selain art dan sains masih
banyak lagi hal-hal yang diperlukan guna menyatukan semua hal yang membentuk
lingkungan manusia tidak akan mungkin berhasil dengan baik tanpa menggunakan
sains yang ada…………”.
Guna mengetahui lebih dalam tentang iklim terhadap arsitektur, maka analisis dapat
dilakukan dan hal ini meliputi :
1. Analisis site, meliputi adaptasi terhadap lingkungan.
2. Analisis orientasi, dicari arah yang baik agar diperoleh lingkungan yang
sesuai dengan yang disyaratkan.
3. Analisis bentuk, desain bangunan secara tunggal berpengaruh pada
terbentuknya suatu lingkungan dalam bangunan yang merupakan
modifikasi lingkungan luar yang dibentuk oleh kelompok bangunan.
Bentuk kelompok bangunan ini mempunyai pengaruh pada lingkungan
luar yang terjadi dan kepadatan bangunan mempengaruhi pada
pembentukan iklim lingkungan luar.
4. Analisis sistem konstruksi dan material bangunan, sistem konstruksi
berpengaruh pada proses modifikasi iklim lingkungan luar menjadi
lingkungan dalam yang terhuni dengan baik, begitu juga dengan material
bangunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pada perancangan arsitektur ditinjau dari iklim antara
lain:
1. Orientasi bangunan terhadap lintasan matahari, angin, dan sistem jalur
jalan.
2. Karakteristik material bangunan terhadap iklim.
3. Penerangan sekeliling bangunan.
4. Letak, luas permukaan pada sisi bangunan.
5. Tinggi bangunan.
6. Prosentasi luasan penghijauan.
7. Kepadatan bangunan.
Dari faktor-faktor di atas, pengaruh iklim yang dominan dalam perancangan arsitektur
meliputi panas dan cahaya yang melibatkan sistem penghawaan dan sistem
penerangan.
Sedangkan aliran udara di luar sebelum masuk ke dalam ruangan sangat dipengaruhi
oleh :
1. Sistem lay out kelompok bangunan
2. Sistem orientasi utama bangunan
3. Elemen lansekap
a. Penghawaan Silang
Penghawaan silang ialah penghawaan dalam ruangan melalui dua lubang penghawaan
yang saling berhadapan. Lubang pertama untuk masuknya udara sedangkan kedua
untuk udara keluar. Penggunaan ventilasi silang tidak sepenuhnya tergantung pada
jumlah pergantian udara di dalam ruangan, namun lebih tergantung pada kecepatan
angin. Kriteria untuk kondisi ventilasi yang baik ditentukan oleh tipe pemakaian ruang
dan iklim setempat. Untuk mencapai distribusi aliran udara yang baik, maka sebaiknya
sudut angin datang ialah 45 0 – 60 0 terhadap bidang dinding muka. Elemen
penangkap angin, misalnya sirip vertical dapat membantu mempercepat aliran angin ke
dalam ruangan. Hal ini disebabkan adanya benturan angin yang secara aerodinamika
dapat menghasilkan kecepatan tambahan.
c. Pembayangan Matahari
Pada perancangan bangunan yang berkaitan dengan panas yang ditimbulkan oleh
matahari, perancang sering memanfaatkan pembayangan sinar untuk mengurangi
panas yang diterima oleh bangunan. Pemanfaatan pembayangan merupakan cara yang
efisien untuk mengurangi beban panas, walaupun hambatan panas dapat dikontrol
dengan perancangan luas permukaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan pembayangan sinar matahari
adalah:
- Mampu mengontrol hantaran panas
- Jumlah sinar masuk yang diperlukan untuk penerangan malam
- Kesilauan yang terjadi
Sudut pembayangan sinar matahari berubah pada setiap saat, tergantung pada posisi
matahari. Oleh karena itu ada juga nacam pembayangan, yaitu :
- Pembayangan vertical
- Pembayangan horizontal
- Kombinasi pembayangan vertical dan horizontal
d. . Pengaruh Atap
Atap adalah komponen bangunan yang langsung berhubungan dengan semua elemen
iklim yang ada. Misalnya solar radiasi yang langsung jatuh pada permukaan atap,
hujan, salju. Semua ini mempengaruhi atap melebihi pengaruhnya pada komponen
bangunan yang lain. Untuk daerah tropis, pengaruh atap pada suhu udara di dalam
bangunan tergantung pada bahan atap karena atap merupakan generator pana
potensial. Di daerah yang dingin, atap mempengaruhi suhu udara di dalam bangunan
dari satu sisi saja, yaitu hilangnya panas lewat luasan yang bersangkutan dan besarnya
tergantung pada resistensi panas bahan atap.
Suhu permukaan terluar atap mempunyai fluktuasi paliar atap mempunyai fluktuasi
palieadaan ini tergantung dari jenis atau tipe semua warna luar.
Dengan keadaan ini maka tipe atap dapat menjadi dua bagian utama, yaitu:
PRESEDEN
Denah lantai 2