Anda di halaman 1dari 2

BAB 2

THE SITE

Site memiliki 2 aspek utama: Eksisting dan Tujuan yang harus dianalisa melalui site analysis untuk
mencapai sebuah keseimbangan antara lingkungan binaan dengan lingkungan hidup.

Kesetimbangan terjadi pada setiap tapak maka kita sebagai perancang wajib untuk memperhatikan
efek dari perancangan tapak dan dampaknya pada keseimbangan sekitar. Konservasi dan Resolusi
menjadi hal terpenting dalam mendesain sebuah tapak.

Aspek-aspek yang mempengaruhi adalah:

1. Identitas Tapak
Eksisting pada tapak dan apa yang membentuk tapak tersebut karena setiap tapak adalah unik
dan bentuk serta wujud berbeda dan berubah. Melalui Analisa, dapat dikatahui potensial serta
masalah yang ada pada tapak dan sebagai arsitek, menanggulangi dan menggunakan hal
tersebut untuk mendukung tujuan bangunan.

2. Ekologi
Ekologi menjadi limit dan Batasan dalam perancangan karena konservasi keseimbangan maka
jika tapak dan tujuan memiliki perbedaan besar, akan sulit untuk menciptakan ruang yang
stabil.

3. Behaviour Pattern
Setiap tapak memiliki aktivitas, maka untuk memaksimalkan tapak, dibutuhkan kesesuaian
tapak terhadap aktivitas yang ada didalamnya. Bagaimana sebuah desain tapak dapat
meningkatkan kualitas fungsi bangunan.

4. Soil
Tanah memiliki banyak jenis dan variasi yang juga akan mempengaruhi desain tapak serta
bangunan. Vegetasi dapat menjadi indicator kualitas tanah melalui jenis-jenis tanaman yang
tumbuh pada lokasi. Cara yang lebih akurat adalah melalui tes tanah taua sondir (soil
penetration test).
Data yang didapat:
- Kualitas tanah
- Bearing Capacity
- Benda-benda lainnya (batu besar, water pocket, dll.)

5. Water
Salah satu data dari tanah adalah ketersediaan air, air tanah memiliki lokasi, volume,
kedalaman yang berbeda-beda unik terhadap tapaknya.
Kondisi yang sebaiknya dihindari:
- High table (air yang meluber) diindikasikan dengan banyaknya vegetasi rawa/
tahan air.
- Fluctuating water (muka air yang tidak stabil)
- Tapak dengan sejarah banjir, longsor atau bencana lainnya
- Tapak dengan daya tahan lemah.
6. Site Character
Kondisi pada tapak dan apa yang mendeskripsikan tapak melalui kondisi sekitar.

7. Landforms dan kontur


Aspek lain yang berpengaruh adalah kontur
Data yang didapat:
- Gradien ketinggian
- Utilitas (drainase, run-off)
- Lokasi dan visual
- Orientasi

Pada biasanya dibuat zonasi sesuai tingkat kecuraman (%) karena memiliki relasi dengan
aksesibilitas dan sirkulasi pada tapak.

8. Site Reconnaissance
Selain menggunakan peta kontur, dapat memakai aerial photograph untuk menganalisa tapak
dengan perspektif yang berbeda juga. Beberapa aspek tidak dapat dilihat menggunakan peta
kontur seperti vegetasi, view, existing, dll.

9. Climate
Sebuah aspek dalam perancangan tapak karena dengan desain tapak, dapat dimanipulasi dan
menciptakan micro-climate. Tetapi dengan itu, dibuthkan standar kenyamanan untuk
menentukan dan mendesain tujuan dari micro-climate itu sendiri.
Aspek yang dapat menentukan:
- Vegetasi
- Material, warna, tekstur
- Tata ruang dll.

10. Building Orientation


Micro-climate dapat dimunculkan oleh tata ruang pula sehingga dalam kota dan tata ruang
kota menciptakan heat island yang mengakibatkan terjadinya distrupsi keseimbangan pada
lingkungan.

11. Noise
Suara-suara yang muncul pada tapak juga akan berpengaruh sesuai dengan tujuan bangunan,
hal yang perlu dihindari adalah suara ledakan yang tiba-tiba karena dapat menggangu aktivitas
kerja manusia dibandingkan suara keras yang konstan.

12. Pengendalian lingkungan


Setelah mendapatkan inventori data tapak, kemudian dapat terbentuk analisis data
berdasarkan data yang telah terkumpul, respon terhadap data diterapkan dalam
pengendalian lingkungan yang ada pada tapak. Desain harus merespon terhadap tapak, tidak
diabaikan.

Anda mungkin juga menyukai