Keterangan :
= Batas tapak
a. `Fungsi KDB
Sebagai penentu luas bangunan di sebuah lahan, fungsi KDB adalah untuk:
1. Menyisihkan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH)
KDB adalah elemen penting yang harus diperhatikan untuk menjaga keasrian
lingkungan. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area yang bersifat terbuka untuk
tanaman, baik yang di tanam atau yang ada secara alamiah.
RTH berfungsi untuk memberi keseimbangan antara lingkungan alam dan buatan.
Dengan itu, RTH dapat meningkatkan keasrian lingkungan dengan menjaga kualitas
udara dan mengurangi kebisingan kota.
Ketersediaan RTH sudah diatur oleh Undang-undang No.26 tahun 2007 tentang
penataan ruang, yang menyebutkan bahwa 30% wilayah kota harus disisihkan untuk
RTH, dengan 20% dari publik dari 10% dari privat. RTH privat adalah yang dimiliki oleh
perorangan atau organisasi.
2. Resapan Air
Tidak bisa dipungkiri bahwa peran resapan air sangat krusial dalam
pembangunan. Beberapa studi telah memprediksi bahwa pulau Jawa akan kehabisan air
pada tahun 2040 mendatang. Dengan itu, ketersediaan resapan air cukup penting untuk
menambah stok air tanah.Selain itu, resapan air juga bisa meminimalisir aliran air hujan,
sehingga menurunkan kemungkinan banjir. Dengan mengikuti KDB, Anda dapat
mencukupi kebutuhan resapan air untuk bangunan Anda.
3. Menjaga kerapian tata kota
Sistem KDB dibuat untuk menjaga keseimbangan antara bangunan dan lahan
terbuka di sebuah kota. KDB membantu menjaga kerapian kota dengan baik. Dengan
memahami dan menaati KDB, Anda membantu mempertahankan lingkungan dengan
oksigen segar dari tanaman dan resapan air yang mencukupi.
Perbedaan KDB KLB
KDB KLB merupakan dua istilah penting yang berkaitan ketika Anda ingin
membangun rumah atau proyek lainnya. Namun apa perbedaannya?
Secara singkat, kedua persentase ini memiliki fungsi yang berbeda. Koefisien lantai
bangunan (KLB), digunakan pada jumlah lantai maksimal yang boleh dibangun untuk
sebuah bangunan bertingkat. Jika Anda ingin membangun sebuah bangunan bertingkat,
KLB akan membantu Anda menentukan ketinggiannya sesuai dengan peraturan. Di sisi
lain, KDB adalah batas maksimal luas bangunan beratap dengan dinding yang lebih dari
1,2 meter.
Sebagai penjelas, konsep Ruang Terbuka Hijau dapat merujup pada satu wilayah
yang ditumbuhi oleh berbagai macam tanaman dan pohon yang rimbun. Pemanfaatannya
pun turut diatur dalam UU Nomor 26 Tahun 2007, bahwa sekitar 30% kawasan di
perkotaan harus memiliki RTH dengan komposisi sebagai berikut:
20% untuk ruang publik
10% untuk privat
Pada umumnya, RTH dikelola oleh pemerintah sebagai ruang publik yang bisa
dikunjungi oleh masyarakat seperti taman kota, hutan terbuka, dan lain sebagainya.
RTH sendiri memiliki tujuan untuk menjaga ketersediaan lahan untuk resapan air dan
menyeimbangkan alam dan lingkungan binaan di sekitar penduduk. Tujuan lainnya adalah
mencegah erosi serta badai, serta menciptakan kualitas visual dari keasrian tumbuhan yang
ditanam. Dengan demikian, pohon maupun bunga yang ditanam biasa dipilih dan
diperhatikan betul karena dapat mempengaruhi nilai estetikanya.
Tak hanya di pusat kota, kehadiran RTH juga dibutuhkan di tengah lingkungan
perumahan, tak terkecuali perumahan eksklusif seperti Nivara Resort Townhouse
Kemang. Bahkan terdapat peraturan khusus untuk pembangunan RTH di area
perumahan, di mana developer harus menyediakan minimal 30% untuk Ruang Terbuka
Hijau. Hal ini diatur pada Perpres No 60 tahun 2020 tentang Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Jabodetabek-Punjur.
Selain dapat mengurangi polusi yang dihasilkan di lingkungan perumahan,
tumbuhan yang rimbun juga dapat menurunkan suhu panas yang berlebihan sehingga
lingkungan jadi sejuk. Untungnya, mencari hunian dengan RTH tak sesulit dahulu.
Sekarang Anda dapat menemukannya dengan mudah dengan harga yang bervariasi.
Salah satunya adalah Mustika Park Place, sebuah kawasan hunian yang memiliki
lingkungan sehat dengan tanaman hijau di dalamnya.
BAB III
a) Tujuan Ruang Terbuka Hijau di Tengah Perumahan Sebagai penjelas, konsep Ruang
Terbuka Hijau dapat merujup pada satu wilayah yang ditumbuhi oleh berbagai macam
tanaman dan pohon yang rimbun.
Saran
Penulis dengan rendah hati masih banyak kekurangan dan belum mencapai target
yang diinginkan. Sehingga penulis akan menyempurnakan Karya Ilmiah ini dengan
beberapa panduan. Selain itu ada beberapa saran agar aktivitas bisa lebih efektif.
Diantaranya adalah perlunya pengetahuan lebih dan wawasan luas serta detail pada
perkara yang di ambil. terutama dalam Hal Green Architecture karena banyak kita
sebagai Mahasiswa yang kurang mengetahui secara detail soal Green Architecture
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/perancangan-alat-
proses/perencanaan-tapak/20847236
2. El-Shimy, R., Armani, & Ghada, R. (2016). Green Architecture: A concept Of Sustainability. Jurnal
of Urban Planning and Architecture Development, 216, 778–787.
3. http://isiarticles.com/bundles/Article/pre/pdf/53509.pdf
4. Republik Indonesia, D. P. R. (2009) UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Agkutan Jalan
(2009).
5. www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_22.pdf%0A
6. https://prospeku.com/artikel/kdb-adalah---3137
7. https://www.rumah.com/panduan-properti/mengenal-kdb-fungsi-dan-cara-
menghitungnya-59614
8. https://www.rumah123.com/panduan-properti/mengenal-konsep-ruang-terbuka-
hijau-di-lingkungan-perumahan/
9. https://media.neliti.com/media/publications/143180-ID-terciptanya-ruang-terbuka-
hijau-kota-di.pdf