Anda di halaman 1dari 12

STUDI TENTANG PERANCANGAN HOTEL 5 LANTAI DENGAN

PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS DI KOTA PEKANBARU


Galih Putra Sulindra(1)
email: gputra1996@gmail.com(1)
(1)
Mahasiswa Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Abstrak:
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Semenjak covid-19 berlalu, banyak hal yang berubah secara pesat
dalam segala aspek. Salah satunya adalah sektor pariwisata, dimana minat pengunjung ke hotel sebagai destinasi
pariwisata ikut meningkat. Perkembangan hotel mulai merambah menuju kota kecil maupun besar, seperti di
Kecamatan Riau sebagai objek peneliti. Melalui perancangannya, tapak berlokasi di Jl. KH. Abdul Hasyim, Kecamatan
Kota Riau dengan pendekatan konsep arsitektur tropis sebagai response dari iklim di wilayah tersebut. Penelitian ini
dilaksanakan melalui survey ke lokasi sebagai penunjang data penelitian. Hasilnya, area tapak dirancang dengan 5
lantai sebagai response dari minim lahan yang semakin meningkat.
Kata kunci: Arsitektur Tropis, Hotel, Pariwisata

1
PENDAHULUAN fasade terbuka menghadap utara atau selatan, serta
Lebih dari 24 bulan bulan lamanya Covid-19 merancang pelindung lubang bangunan
hadir di Indonesia dan memberikan dampak yang 2. Pencahayaan
menurun pada segala bidang, khususnya dalam Pencahayaan berupa pantulan cahaya dapat
bidang pariwisata. Kebutuhan masyarakat untuk memberikan kesilauan terhadap pengunjung.
healing naik berkali lipat hingga di tahun 2022 Sehingga, dalam perancangan arsitektur tropis
masyarakat yang hendak healing meningkat sebesar diminimalisir melalui ruang terbuka hijau di sekitar
500 persen. Melansir berita harian dari Google tapak dan bukaan untuk menghindari sinar cahaya
Destination Insights, terdapat indikasi minat yang berlebih
bepergian yang telah pulih. Antusiasme atas 3. Thermal
pengunjung domestik ke kota kecil di Indonesia Suhu yang tidak nyaman dapat diatasi dengan
mulai meningkat. penggunaan material yang disesuaikan dengan iklim
Melalui peningkatan minat pengunjung, hal dari wilayah tapak
ini berdampak ke hotel sebatai tempat destinasi
untuk pariwisata. Perkembangan hotel itu sendiri
mulai merambah di kota kecil, salah satunya adalah
Kecamatan Riau. Kota Riau merupakan salah satu
Daerah Tujuan Wisata di Pekanbaru. Dalam
merencanakan bangunan, hal yang patut
diperhatukan adalah meninjau iklim yang ada di
wilayah Indonesia itu sendiri. Riau itu sendiri
merupakan daerah dengan iklim tropis yang
memiliki 2 musim, yaitu kemarau dan hujan.
Mengutip data dari Badan Meteorologi dan
Klimatologi Geografi , kota Riau memiliki tingkat
kelembapan mencapai 80% dan curah hujan 130
Gambar 1. Illustrasi Kenyamanan Thermal
mm.
Sumber: Archdaily
Hal ini dapat disimpulkan Kota Riau 4. Pergerakan Udara
memiliki tingkat kelembapan yang cukup tinggi. Pergerakan udara pada tapak digunakan untuk
Sehingga, dalam perancangannya penerapan konsep menampung adanya aliran angin dengan cara tidak
arsitektur tropis dapat menunjang untuk meresponse memberikan vegetasi secara bertumpuk rapat dan
hal tersebut. harapannya, melalui perancangan hotel mengakibatkan angin tidak dapat lewat pada satu
arsitektur tropis tidak hanya mengedepankan nilai bagian, dan memberikan level ketinggian yang
estetika, akan tetapi memberikan kenyamanan berbeda
terhadap pengunjung karena penyeseuaian desain
terhadap iklim di Kota Riau.

TINJAUAN PUSTAKA
Arsitektur Tropis
Menurut Karyono (2017), arsitektur tropis
merupakan suatu karya arsitektur yang dibuat untuk
memodifikasikan iklim tropis yang dianggap kurang
nyaman sehingga suatu bangunan akan terasa lebih
nyaman menyesuaikan dengan iklim yang ada di
sekitar bangunan. Sementara menurut Lippsmeier
pada tahun 1980, arsitektur tropis merupakan
perancangan yang disusun untuk meresponse issue Gambar 2. Illustrasi Hotel Tropis
yang kerap terjadi di Kawasan beriklim tropis. Sumber: Google
Beberapa aspek kenyamanan dapat ditinjau dari:
1. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan memiliki pengaruh dalam
perancangan arsitektur tropis. Bangunan dengan
Pekanbaru. Lokasi ini dapat diakses oleh kendaraan
roda dua maupun roda empat. Area tapak memiliki
bentuk orientasi persegi panjang dengan luas
bangunan 150 m2 menghadap ke selatan.

Gambar 3. Illustrasi Cross Ventilation pada Ruangan


Sumber: designingbuildings.co.uk

Hotel
Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia,
hotel merupakan bangunan dengan kamar banyak Gambar 4. Foto Udara Tapak
yang dapat disewakan sebagai tempat menginap dan Sumber: Google Earth
tempat makan bagi orang yang hendak dalam Area tapak dalam Rencana Detail Tatanan Ruang di
perjalanan. Dapat disimpulkan, hotel dibuat sebagai Kota Riau merupakan zona komersial. Melalui hasil
melayani kelompok paket wisata yang hendak observasi di tempat, area tapak berada di daerah
bepergian baik itu saat liburan ataupun pada saat perkotaan sehingga memiliki potensi untuk menarik
akhir pekan. pengunjung dengan perancangan konsep arsitektur
tropis.

METODE PENELITIAN
Metodelogi yang digunakan peneliti adalah
metodelogi kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Pendekatan kualitatif ini memiliki titik tekan
kepada konsep arsitektur tropis sebagai merancang
hotel 5 lantai di Kota Riau. Langkah penelitian ini
juga mengambil metode kepustakaan dan survey ke
lapangan. Metode kepustakaan ini diambil oleh
peneliti dengan mengambil sumber dari internet,
maupun langsung terjun ke lapangan untuk
mengumpulkan data di lokasi yang akan menunjang
penelitian Gambar 5. Situasi Jalan Tapak
Teknik Pengumpulan Data Sumber: Penulis, 2022
Instrumen penunjang yang dilakukan Lebar jalan yang terdapat di Jalan KH. Wahid Hasyim
penelitian adalah: 1) penentuan objek, 2) memiliki lebar jalan sekitar 6 meter dan dapat diakses
pengumpulan data, 3) reduksi data, dan 4) oleh dua jenis kendaraan secara satu arah
kesimpulan. Melalui alur ini, pemilihan lokasi yang
dilakukan adalah Kota Riau di Pekanbaru sebagai
objek penelitian. Setelah lokasi didapatkan, peneliti
melakukan pengumpulan data baik itu data primer
maupun data sekunder sebagai penunjang
penelitian. Terakhir, bilamana alur tersebut telah
terlaksanakan, peneliti melakukan reduksi data
dengan tujuan untuk memilah informasi yang
dibutuhkan untuk penelitian sehingga kesimpulan
dapat dibuat.
Gambar 6. Situasi Jalan Tapak
HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber: Penulis, 2022
Hotel dengan 5 lantai dengan konsep arsitektur Lebar jalan yang terdapat di Jalan KH. Wahid Hasyim
memiliki lebar jalan sekitar -+ 9 meter dan dapat
tropis, dalam perencanaannya berlokasi di Jalan
diakses dengan 2 jenis kendaraan yang dilalui secara
KH. Wahid Hasyim, Kecamatan Kota Riau, satu arah.
3
menggunakan bahan material ramah akan lingkungan
serta bukaan yang cukup sehingga bangunan tidak
terasa panas. Dalam perancangannya, terdapat
beberapa tipe kamar hotel di tapak ini. Antara lain: 1)
single room, 2) double room, dan 3) family room

Untuk tipe single room dirancang dengan luas kamar


24m2 dengan fasilitas kamar mandi/wc, kasur dengan
ukuran king size, kabin lemari pakaian, serta meja

Gambar 7. Situasi Sekitar Tapak


Sumber: Penulis, 2022
Area tapak memiliki konsep zoning, yaitu berawal dari
publik, area servis dan private. Zonasi ini dirancang
berdasarkan analisis aktifitas pengguna bangunan
terhadap hotel di sekitar tapak. Area tapak dirancang
dengan zonasi antara lain
1. Zona publik, dimana zonasi ini seperti area
parkir, area lobby dab restoran
2. Zona servis, zonasi ini dirancang seperti ruang Gambar 9. Denah Kamar Single Room
receptionist, pantry dan kamar mandi/wc Sumber: Analisis Pribadi, 2022
3. Zona private yaitu kamar hotel untuk
pengunjung Tipe family room itu sendiri dirancang dengan dua
ruangan dengan connecting door, masing-masing luas
kamar seluas -+ 45m2 dengan fasilitas kasur ukuran
king size, kamar mandi/wc, ruang santai, ruang tv dan
area balkon terbuka

Gambar 8. Zonasi Ruang


Sumber: Analisis Pribadi, 2022
Dalam perancangannya, tapak memiliki 5 lantai Gambar 10. Denah Kamar Family Room
dengan luas bangunan 150m2. Area tapak Sumber: Analisis Pribadi
4
Gambar 11. Suasana Single Room
Sumber: Pribadi

Gambar 14. Sketsa Perspektif Hotel


Sumber: Analisis Pribadi, 2022

KESIMPULAN
Arsitektur tropis yang dirancang di hotel perlu
ditinjau kembali tidak hanya sekadar
mengedepankan unsur estetika belaka, namun hal
ini diperlukan sebagai response dari iklim suatu
daerah. Salah satunya adalah di Jalan KH. Hasyim
yang berlokasi di Kota Riau, Pekanbaru yang
menjadi objek penelitian. Area tapak dirancang
Gambar 12. Suasana Kolam Renang dengan seluas 150m2, hal ini beriringan dengan
Sumber: Pribadi, 2022 tanah yang semakin minin sehingga dimanfaatkan
menjadi hotel sebagai tempat persinggahan dengan
berbagai bukaan dan juga material pendukung
sebagai penguat konsep arsitektur tropis itu sendiri.
Kemudian, area tapak dirancang dengan beberapa
fasilitas kamar dengan 3 tipe, antara lain single
room, family room dan deluxe room.

DAFTAR PUSTAKA
Mutmainnah, Burhanuddin, dan Syammi. (2015).
HOTEL RESORT DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR TROPIS MODERN DI
KAWASAN WISATA MALINO KABUPATEN
Gambar 13. Perspektif Kolam Renang GOWA. Arsitektur UIN Alauddin Makassar
Sumber: Pribadi 2022
Press: Makassar.
Penerapan arsitektur tropis pada hotel di tapak
Pangestu, Ramadhan. Wardianto, Gatoet. Dkk.
diberlakukan melalui adanya ornamen kayu sebagai
(2020). PERANCANGAN HOTEL RESORT
sunshading dan penggunaan vegetasi sebagai fasade
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
selain untuk vocal point bangunan, hal ini juga
MODERN TROPIS DI KOPENG. Arsitektur
sebagai response iklim dari sekitar tapak
Universitas Pandanaran Semarang Press:
Semarang
Endy, M. (2008). PANDUAN
PERANCANGANBANGUNAN
KOMERSIAL YOGYAKARTA.

5
Lawson, F. R. (1995). Hotels and Resorts :
Planning, Design, and Refurbishment.
Butterworth Architecture.
Prihadi, N. (2010). PENATAAN KAWASAN
WISATA SEMARANG.
Walter A. Rutes, R. H. (1985). Hotel Planning
and Design. Whitney Library of Design
Statistik Pariwisata Kabupaten Semarang 2011,
DinasPariwisata Kabupaten Semarang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Semarang, BAPPEDA Kabupaten Semarang.
Walter dan Richard Penner. 1985. Hotel Planning
and Design. New York Lawson, Fred. 1995.
Hotels and Resorts, Planning Design and
Refurbishment. New York
P. D. H. M. B. Bungin, S. Sos, and others, Metodologi
Penelitian Kuantitatif: Edisi Kedua. Kencana,
2005.
P. E. Dora and P. F. Nilasari, “Pemanfaatan
Pencahayaan Alami pada Rumah Tinggal Tipe
Townhouse di Surabaya,” 2011.
A. Fitri, K. Nizam, A. Maulud, F. Rossi, F. Dewantoro,
and N. Z. Zuhairi, “Spatial and Temporal
Distribution of Dissolved Oxygen and
Suspended Sediment in Kelantan River Basin,”
in In 4th International Conference on
Sustainable Innovation 2020–Technology,
Engineering and Agriculture (ICoSITEA 2020).,
2021, vol. 199, no. ICoSITEA 2020, pp. 51–54.
L. Yao, J. Li, S. Shi, and A. Fitri, “Simulation of take-off
angle of a ski jump energy dissipater,” in IOP
Conference Series: Earth and Environmental
Science, 2019, vol. 365, no. 1, p. 12057.
K. N. A. Maulud, A. Fitri, W. H. M. W. Mohtar, W. S.
W. M. Jaafar, N. Z. Zuhairi, and M. K. A.
Kamarudin, “A study of spatial and water
quality index during dry and rainy seasons at
Kelantan River Basin, Peninsular Malaysia,”
Arab. J. Geosci., vol. 14, no. 2, pp. 1–19, 2021.
Gee, Chuck. Y, (1988), Resort Development And
Manageent, Watson-GuptilPublication

6
8
9
10
11
12

Anda mungkin juga menyukai