Anda di halaman 1dari 8

BAB VI

KONSEP DASAR PERANCANGAN


(ARSITEKTUR TROPIS)

6.1 Deskripsi dan Prinsip-prinsip Arsitektur Tropis


Arsitektur Tropis adalah jenis arsitektur yang memberikan jawaban dan bentuk
adaptasi bangunan terhadap kondisi iklim disuatu daerah tropis. Iklim tropis biasanya terletak
didekat garis khatulistiwa dan memiliki karakter khusus yang disebabkan oleh panas matahari
yang tinggi, kelembapan dan curah hujan yang tinggi, pergerakan angin dan banyak pengaruh
lainnya. (Arsitur, 2017). Arsitektur tropis merupakan representasi konsep bentuk yang
dikembangkan berdasarkan respon terhadap iklim yang dialami oleh suatu daerah, dimana
kondisi tropis membutuhkan penaganan khusus dalam desainnya.
Adapun adaptasi arsitektur tropis menghadapi iklim yang menjadi karakteristik
arsitektur tropis adalah sebagai berikut:

a. Adanya overstek pada bangunan untuk mencegah tampias dan silau. 

b. Teras yang beratap mencegah radiasi langsung.

c. Jendela yang tidak terlalu lebar, dilindungi oleh gorden.

d. Ventilasi udara untuk penghawaan alami (Cross Ventilation).

e. Atap Miring >30 derajat (pelana atau limasan) untuk mencegah panas radiasi
matahari.

f. Penataan layout bangunan yang memperhatikan lintasan matahari

g. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.

h. Orientasi bukaan jendela ke arah utara/selatan.

i. Mengurangi penggunaan energi yang berlebihan

j. Melindungi permukaan bangunan dengan lapisan material wheather shield.

k. Bangunan umumnya berwarna terang untuk mencegah penyerapan panas.

l. Material untuk eksterior lebih baik menggunakan material low.

m. Lebih baik material lokal daripada material impor.

n. Vegetasi pada bangunan digunakan sebagai unsur peneduh di siang hari.

Berdasarkan penjabaran karakteristik di atas maka, dapat disimpulkan bahwa hal


terpenting yang akan diterapkan pada perancangan adalah pemilihan material bangunan,
pengolahan site, kualitas ruang, pengolahan bentuk dan tampilan, penggunaan ventilasi udara
untuk penghawaan alami

6.2 Penerapan Prinsip-prinsip Arsitektur Tropis pada Perancangan


Berdasarkan ciri dan prinsip arsitektur tropis yang telah dipelajari, maka berikut akan
dijabarkan elemen-elemen penting dalam arsitektur tropis yang akan diterapkan sebagai
konsep dasar perancangan seperti lokasi perancangan, pengolahan site, kualitas ruang,
pengolahan bentuk dan tampilan, serta pemilihan penggunaan material.
A. Lokasi Perancangan

Gambar 39: Site Perancangan


Sumber: Analisis penulis, 2020
Lokasi perancangan merupakan area kawasan pariwisata yang termasuk
dalam Desa ekowisata yaitu Desa Bokunusan, Kecamatan Semau. Lokasi
perancangan telah menyesuaikan dengan peruntukan lahan sebagai Kawasan
pariwisata pulau Semau.
B. Pengolahan Site
Pengolahan site merupakan suatu proses perancangan dalam mengelola
suatu tapak perancangan. Pengolahan site ditekankan pada aksebilitas,
klimatologis cahaya matahari dan penzoningan. Pengolahan site menerapkan tiga
karakteristik arsitektur tropis yaitu, memperkecil luas permukaan yang
menghadap ke timur dan barat, penggunaan material eksterior yang low, dan
penggunaan material lokal.
1. Aksebilitas
Pantai Onanbalu merupakan pantai yang berada di Semau
membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menyebrang
menggunakan perahu kayu dari Pelabuhan Tenanu, Kupang menuju
Pelabuhan Hansisi di Semau. Jalan menuju Pantai ini terbilang masi
sempit dan kondisi jalan yang masi berbatu dan setengah aspal.
Aksebilitas menuju Pantai Onanbalu dapat ditempuh melewati
jalur darat setelah dari Pelabuhan Hansisi dengan menggunakan jasa
angkutan umum berupa mobil L300 milik masyarakat setempat atau
dengan menggunakan ojek jarak tempuh dari Pelabuhan Hansisi
menuju Pantai Onanbalu ±1 jam 14 menit.

2. Klimatologis cahaya matahari


Penempatan bangunan yang memperhatikan lintasan cahaya
matahari, merupakan salah satu karakteristik arsitektur tropis dimana
desain bangunan cenderung menghadap kea arah utara atas selatan,
namun apabila bangunan terpaksa menghadap pada arah timur atau
barat maka harus dimanilisir dengan penambahan overstek atau naugan
untuk mengurangi intensitas sinar matahari.
3. Penzoningan
Konsep penentuan zoning dalam tapak pada kawasan ekowisata
Pantai Onanbalu di bagi dalam 4 zona, yakni dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 40: Konsep Zonasi dalam Tapak
Sumber: Analisis penulis, 2020

C. Kualitas Ruang
Kualitas ruang menentukan kenyamanan bagi setiap pelaku aktifitas
didalamnya, dimana kualitas ruang menerapkan beberapa karakteristik arsitektur
tradisioanal yaitu, penggunaan atap miring >30° sebagai pencegah panas matahari
langsung yang dapat masuk ke dalam ruangan, penggunaan jendelea yang tidak
terlalu lebar dan mengarah ke arah utara atau selatan, ventilasi udara sebagai
penghawaan alami, serta penggunaan material interior/eksterior lokal.
Untuk menciptakan kualitas ruang yang nyaman sesuai dengan penerapan
konsep arsitektur tropis maka, digunakan bentuk atap pelana dan limas dengan
kemiringan >30° dengan menggunakan struktur bambu degan atap ijuk sebagai
bagian penutup atapnya, serta penggunaan jenis cross ventilation dengan tujuan
untuk memastikan udara yang masuk ke dalam ruangan bisa berputar atau
bersirkulasi dengan baik di seluruh ruangan dan menghadirkan kesan sejuk dan
nyaman bagi pelaku aktifitas. Material interior dan ekterior menggunakan
material lokal dan murah namun dapat bertahan pada cuaca di daerah tropis.
Gambar 41: Cross Ventilation
Sumber: Charlie, 2019

Gambar 42: Atap limas dengan material alang alang sebagai penutup dan
model atap pelana
Sumber: Natoprotest, 2019

D. Pengolahan Bentuk dan Tampilan


Pengolahan bentuk massa menerapkan dua karakteristik dari arsitektur
tropis dimana adanya overstek pada bangunan untuk mencegah tampias dan silau
serta orientasi massa bangunan yang memperhatikan lintasan matahari.
Berdasarkan studi banding yang telah ditinjau, maka bentuk dasar massa
keseluruhan bangunan menggunakan bentuk geometri persegi karna sifatnya yang
terkesan simple untuk menyesuaikan dengan bentuk atap plana dan atap limas
yang dapat menggunakan overstek pada bangunan tersebut dan dapat
menciptakan tampilan yang bergaya tropis. Tampilan dari tiap massa bangunan
menyesuaikan dengan fungsi bangunan tersebut dan menerapkan setiap prinsip
dari karakteristik arsitektur tropis yang telah dijabarkan diatas.
Gambar 43: Konsep bentukan dan tampilan bangunan dari geometri persegi
Sumber: Penulis, 2020

Gambar 44: Konsep bentukan dan tampilan bangunan dari geometri lingkaran
Sumber: Penulis, 2020

E. Pemilihan Material
Material banah bangunan merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam perancangan Kawasan Ekowisata Pantai Onanbalu karena sangat
berpengaruh pada lingkungan sekitarnya yang dapat dipandang sebagai suatu
keindahan dan citra dari bangunan tersebut sesuai fungsinya.
Konsep pemilihan material ini dilakukan berdasarkan penerapan prinsip
arsitektur tropis dengan menyesuaikan kondisi iklim pada daerah di Semau.
1. Material Upper Structure (Atap)
Konsep pemilihan material struktur pada atap menggunakan
material bambu dan papan dimana material tersebut merupakan
material lokal dan murah dalam pemasangannya. Sedangkan untuk
bagian penutup atap menggunakan alang-alang dan seng gelombang.
Untuk bangunan Homestay, Resto, Pengelola, Gazebo, Coffee shop dan
Rumah Budidaya menggunakan material alang-alang dengan
pertimbangan lebih efektif dalam pemeliharaan dan material lokal yang
mudah ditemukan. Sedangkan pada bangunan Pelayanan umum dan
Service menggunakan material seng gelombang.
Gambar 45: Material alang-alang sebagai penutup atap
Sumber: Soalanh, 2019

2. Material Supper Structure (Kolom dan Dinding)


Konsep pemilihan material kolom dan dinding yaitu
menggunakan material bambu dan papan, karena merupakan material
yang ramah lingkungan, ringan dan relatife murah. Penggunaan
material bambu sebagai penopang struktur dan dinding bangunan agar
mendapatkan kesan bangunan yang eksotis dan menyatu dengan alam.

Gambar 46: Material bambu sebagai dinding bangunan


Sumber: Arsitag, 2020

3. Material Sub Structure (Lantai)


Pemelihan material penutup pada lantai mengunakan material
papan kayu dan keramik. Adapun penggunaan material papan untuk
bangunan Homestay, Resto, Gazebo, Coffee shop dan Rumah
Budidaya dengan pertimbangan akan estetika dari bangunan sehingga
tercipta kesatuan antara setiap komponen dalam bangunan serta
penggunaan material keramik pada bangunan Pengelola dan Service.
Gambar 47: Material papan kayu pada lantai bangunan
Sumber: Agoda, 2020

Anda mungkin juga menyukai