e. Atap Miring >30 derajat (pelana atau limasan) untuk mencegah panas radiasi
matahari.
C. Kualitas Ruang
Kualitas ruang menentukan kenyamanan bagi setiap pelaku aktifitas
didalamnya, dimana kualitas ruang menerapkan beberapa karakteristik arsitektur
tradisioanal yaitu, penggunaan atap miring >30° sebagai pencegah panas matahari
langsung yang dapat masuk ke dalam ruangan, penggunaan jendelea yang tidak
terlalu lebar dan mengarah ke arah utara atau selatan, ventilasi udara sebagai
penghawaan alami, serta penggunaan material interior/eksterior lokal.
Untuk menciptakan kualitas ruang yang nyaman sesuai dengan penerapan
konsep arsitektur tropis maka, digunakan bentuk atap pelana dan limas dengan
kemiringan >30° dengan menggunakan struktur bambu degan atap ijuk sebagai
bagian penutup atapnya, serta penggunaan jenis cross ventilation dengan tujuan
untuk memastikan udara yang masuk ke dalam ruangan bisa berputar atau
bersirkulasi dengan baik di seluruh ruangan dan menghadirkan kesan sejuk dan
nyaman bagi pelaku aktifitas. Material interior dan ekterior menggunakan
material lokal dan murah namun dapat bertahan pada cuaca di daerah tropis.
Gambar 41: Cross Ventilation
Sumber: Charlie, 2019
Gambar 42: Atap limas dengan material alang alang sebagai penutup dan
model atap pelana
Sumber: Natoprotest, 2019
Gambar 44: Konsep bentukan dan tampilan bangunan dari geometri lingkaran
Sumber: Penulis, 2020
E. Pemilihan Material
Material banah bangunan merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam perancangan Kawasan Ekowisata Pantai Onanbalu karena sangat
berpengaruh pada lingkungan sekitarnya yang dapat dipandang sebagai suatu
keindahan dan citra dari bangunan tersebut sesuai fungsinya.
Konsep pemilihan material ini dilakukan berdasarkan penerapan prinsip
arsitektur tropis dengan menyesuaikan kondisi iklim pada daerah di Semau.
1. Material Upper Structure (Atap)
Konsep pemilihan material struktur pada atap menggunakan
material bambu dan papan dimana material tersebut merupakan
material lokal dan murah dalam pemasangannya. Sedangkan untuk
bagian penutup atap menggunakan alang-alang dan seng gelombang.
Untuk bangunan Homestay, Resto, Pengelola, Gazebo, Coffee shop dan
Rumah Budidaya menggunakan material alang-alang dengan
pertimbangan lebih efektif dalam pemeliharaan dan material lokal yang
mudah ditemukan. Sedangkan pada bangunan Pelayanan umum dan
Service menggunakan material seng gelombang.
Gambar 45: Material alang-alang sebagai penutup atap
Sumber: Soalanh, 2019