Anda di halaman 1dari 19

EKOLOGI ARSITEKTUR

DOSEN PEMBIMBING:
SUTRIANI S. T., M.T.
OLEH:
KELOMPOK 5
MATA KULIAH :
SITI NURHALIZA H. 4519043025
ARSITEKTUR LINGKUNGAN
NURUL FAUZIYAH
4519043031
NUR AVNI RAMADHANI 4519043055 PRODI TEKNIK
RAMADHANI JUM 4519043053 JURUSAN TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
Ekologi Arsitektur adalah keselarasan antara bangunan dengan alam
sekitarnya. Unsur-unsur ini berjalan harmonis menghasilkan kenyaman,
kemanan, keindahan serta ketertarikan.
Konsep Ekologi Arsitektur merupakan paduan antara ilmu lingkungan dan
ilmu arsitektur yang berorientasi pada model pembangunan dengan
memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatan.
Konsep ini menggunakan pendekatan desain arsitektur yang EKOLOGI
menggabungkan alam dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis
design, strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan
untuk menghasilkan suatu bentuk bangunan, lansekap, dengan
ARSITEKTUR
menerapkan teknologi dalam perancangannya.
Perwujudan dari desain ekologi arsitektur adalah bangunan yang
berwawasan lingkungan. Perwujudan tersebut tidak hanya dari bentuk
masa bangunan, material, tata ruang ataupun nilai kearifan lokal yang
ada, namun juga kepedulian terhadap bangunan tersebut,bagaimana
mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut,bagaimana
mengelolanya, dan bagaimana merawatnya.
GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT
UNIVERSITAS INDONESIA

Perpustakan pusat Universitas Indonesia


berlokasi di Depok, Jawa Barat.
Perpustakaan ini merupakan
pengembangan dari perpustakaan pusat
yang di bangun pada tahun 1986-1987,
dibangun di area seluas 3 hektare dengan 8
lantai. Perpustakaan ini menganut konsep
(Eco Building) dan bangunan ini mampu
menampung 10.000 pengunjung dalam
waktu bersamaan.
Konsep Ekologi Arsitektur
Gedung Perpustakaan Pusat UI

A. Optimalisasi Vegetasi

Punggung bukit bangunan ditimbun tanah dan ditanami


rerumputan yang berguna sebagai pendingin suhu ruangan
yang ada di dalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi alat
pendingin udara sampai 15%.

B. Sistem Pencahayaan Alami

 Pencahayaan Alami yang dilakukan melalui Jendela-jendela


besar diseluruh ruangan sehingga penerangan pada siang dan
sore hari memanfaatkan sinar matahari melalui solar cell
 Pencahayaan alami diperoleh melalui beberapa skylight
Konsep Ekologi Arsitektur
Gedung Perpustakaan Pusat UI

C. Penghawaan Alami

Penggunaan Bukit Buatan pada Atap bangunan yang berfungsi sebagai pendingin
suhu di dalam ruangan, sehingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin.

D. Pencahayaan Fasade Kaca Pintar

Interior dan Eksterior bangunan terbuat dari bahan alami yaitu bebatuan yaitu
paliman palemo dan batu alam andesit karena Curah hujan yang sedang
sehingga pemilihan bahan eksterior batu paling cocok karena selain tahan air
juga tidak mudah mengalami pelapukan selain itu penggunakan batu ini tidak
perlu pengecatan ulang.

E. Penerapan Pengontrol AC

Pada bagian atap bangunan menggunakan konsep green roof yang berfungsi meredam udara panas yang ada
di dalam ruang, sehingga mengurangi beban penggunaan AC.
Konsep Ekologi Arsitektur
Gedung Perpustakaan Pusat UI

F. Penghalang Sinar Matahari

 Penggunaan atap Green Roof untuk mengurangi pemanasan dengan


menambahkan massa dan nilai resistensi termal serta mampu mengurangi
hilangnya panas dan konsumsi energy pada musim dingin, dengan mengurangi
pendinginan hingga 50-90 %
 Penggunaan material bangunan dengan menggunakan batu alam andesit yang
memiliki kemampuan untuk menghambat perpindahan panas masuk ke dalam
bangunan.

G. Pemakaian Energi Matahari

Penggunaan energi matahari diperoleh melalui solar cell yang dipasang di atap
bangunan.
GEDUNG UNIVERSITAS
MULTIMEDIA NUSANTARA

Gedung Universitas Multimedia


Nesantara (UMN) terletak di Tanggerang,
Banten. Desain gedung UMN mengusung
konsep hemat energi. Gedung UMN
meraih penghargaan, seperti Juara I Asia
tenggara ASEAN Energy Awards 2014
kategori Tropical Building dan Juara III
bidang Efisiensi Energi Subroto Award
2018 kategori Gedung Baru dari
Kementerian ESDM RI.
Konsep Ekologi Arsitektur
Gedung UMN

A. Optimalisasi Vegetasi

Terdapat taman rumput dan pepohonan yang sengaja


dibangun di halaman kampus, lantai tiga gedung, dan
tanaman-tanama hijau di dalam gedung, dengan maksud
mempertahankan lahan hijau pada gedung ini.

B. Sistem Pencahayaan Alami

Mengusung konsep gedung terbuka dan hemat energi, ruangan


koridor di sisi pinggir gedung, ruangan kelas, dan ruangan-
ruangan lainnya membuat cahaya masuk sebagai pencahayaan
alami danmengurangi penggunaan pencahayaan buatan yakni
lampu.
Konsep Ekologi Arsitektur
Gedung UMN

C. Penghawaan Alami

 Penggunaan dinding aluminium yang diberi lubang-lubang


merupakan jalur penghawaan alami untuk bagian dalam gedung,
membuat suhu ruangan yang sejuk meskipun pendingin ruangan
tidak dinyalakan.
 Selain itu terdapat halaman dengan rerumputan dan pepohonan
yang menghijau di lantai 1 dan juga 3 yang memberikan
penghawaan alami.

D. Penerapan Pengontrol AC

Bangunan yang mengusung tema bangunan terbuka, maka


pengunaan AC atau penghawaan buatan mudah untuk diatur
temperatur suhunya terkhusus di pagi hari karena tidak terlalu
bekerja maksimal, tapi begitu lewat tengah hari penggunaan AC
akan digunakan.
Konsep Ekologi Arsitektur
Gedung UMN

E. Penghalang Sinar Matahari

 Orientasi bangunan mengarah ke Timur dan Barat, sementara wilayah


kerja di dalmnya seperti ruang kelas menghadap ke Utara dan Selatan
yang tidak terpapar cahaya matahari langsung.
 Dinding dibangun dengan penerapan pemakaian M System yang
berupa styrofoam lalu dipagari dengan 'kawat ayam' pada kedua
sisinya, untuk kemudian di-aci dengan menggunakan semen. Fungsi
dinding seperti ini adalah untuk meredam suara, dan menahan suhu
dingin di ruangan tidak cepat terbuang. 
 Pengunaan dinding dengan sistem double skin facade membuat
berkurangnya panas matahari yang masuk sehingga suhu di dalam
fasad pun turun hingga 3 derajat.
Konsep Ekologi Arsitektur
Gedung UMN

F. Pemakaian Energi Matahari


Dari segi pemakaian energi matahari berupa cahaya,
bangunan ini sangat mengoptimalkannya sebgai
pencahayaan alami untuk kegiatan di dalam bangunan
karena rancangan bangunan yang menggunakan

G. Pencahayaan Fased Kaca Pintar

Penggunaan double skin facade atau sistem secondary skin


menggunakan panel aluminium berlubang atau perforasi di sisi luar
yang akhirnya mengurangi panas matahari dan mengontrol intensitas
cahaya dan panas matahari yang masuk ke dalam banguanan
maupun ruangan.
Green School Bali

Green School berlokasi di Banjar


Saren, Desa Sibang Kaja,
Abiansemal, Badung. sekitar 30
kilometer dari pusat Kota Denpasar.
Green School Bali merupakan salah
satu bangunan sekolah dengan
arsitektur yang menerapkan prinsip
ekologi.
Konsep Ekologi Arsitektur
Green School Bali

A. Optimalisasi Vegetasi

Semua bangunan di kompleks ini menggunakan bambu sebagai material utamanya dan alang-
alang sebagai penutup atapnya dan dinding lumpur tradisional untuK membentuk struktur
bangunan. Tidak ada bahan buatan pabrik atau zat kimia yang dipergunakan di sekolah ini.
Pada bagian depan/halaman depan terdapat rerumputan hijau guna sebagai penghaawaan
alami atau penyejuk pada luar bangunan.

B. Sistem Pencahayaan Alami

Semua bangunan di kompleks ini menggunakan bambu sebagai material utamanya dan alang-
alang sebagai penutup atapnya dan dinding lumpur tradisional untuK membentuk struktur
bangunan. Tidak ada bahan buatan pabrik atau zat kimia yang dipergunakan di sekolah ini.
Pada bagian depan/halaman depan terdapat rerumputan hijau guna sebagai penghaawaan
alami atau penyejuk pada luar bangunan.
Konsep Ekologi Arsitektur
Green School Bali

C. Penghawaan Alami

Bangunan tidak diberi penghawaan dengan Air Conditioner (AC) melainkan dengan kincir angin yang
berada di terowongan bawah tanah, hal ini memungkinkan karena kondisi fisik lahan yang berkontur
dan dekat dengan sungai dan hutan.

D. Pencahayaan Fasade Kaca Pintar

Pada bangunan ini tidak menggunakan kaca karena pada sekitar banguan tidak terdapat dinding
sehingga pemasangan kaca tidak diterapkan pada bangunan ini.

E. Penerapan Pengontrol AC

pada bangunan ini menggunakan atap alang-alang sebagai pelindung dari sinar matahari langsung
dan alang-alang sekaligus membawa kesejukan pada bangunan ini.
Konsep Ekologi Arsitektur
Green School Bali

F. Penghalang Sinar Matahari

Pada bangunan ini memaksimalkan sebagian energi matahari karna ciri khas
bangunan yang terbuka.

G. Pemakaian Energi Matahari

Pada bangunan ini pengontrolan AC tidak terlalu digunakan karena pada bangunan
tidak memiliki dinding sehingga yang di butuhkan pada bangunan ini ialah
penghawaan alami.
KAMPUS DAHANA

Kampus Dahana terletak di dalam kawasan


Energetic Material Center (EMC), di Kecamatan
Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Bangunan yang rampung dibangun pada tahun
2011 tersebut telah disertifikasi oleh Lembaga
Konsil Bangunan Hijau Indonesia, biasa juga
disebut sebagai Green Building Consulting
Indonesia, dengan nilai tertinggi atau platinum
untuk kategorinya. Bangunan ini terinspirasi
dari logo perusahaan, yaitu 5 segitiga yang
tersusun serupa bintang. Namun, desain
segitiga diubah menjadi bentuk lengkung agar
berkesan dinamis.“Bentuk gedung dibuat
seperti bunker yang terlindung di dalam tanah.
Konsep Ekologi Arsitektur
Kampus Dahana

A. Optimalisasi Vegetasi

Sumber tanaman adalah tanaman hasil budidaya di sekitar proyek. Fasiltas


pedestrian yang teduh dari tanaman rambat hingga ke jalan utama. Pemisahan
sampah organik dan non-organik, diteruskan dengan  pengomposan mandiri,
kerjasama dengan pengepul setempat untuk sampah non-organik yang dapat
didaur ulang, dan kerjasama dengan perusahaan pengolahan limbah B3.

B. Sistem Pencahayaan Alami

Pada siang hari tidak menggunakan lampu, dengan fitur lux sensor dan
ditambah sensor gerak untuk mendeteksi keberadaan manusia.
Konsep Ekologi Arsitektur
Kampus Dahana

C. Penerapan Pengontrol AC

Menggunakan AC dengan refrigeran HFC yang ramah ozon.

D. Pemakaian Energi Matahari

 Kampus Dahana memanfaatkan cahaya matahari secara optimal sehingga sekitar


30% luas lantai yang digunakan mendapat intensitas cahaya minimal sebesar 300
lux. Apabila cahaya alami kurang dari 300 lux, maka lux sensor akan mengaktifkan
lampu untuk menerangi ruangan. 

 Pada siang hari tidak menggunakan lampu, dengan fitur lux sensor dan ditambah
sensor gerak untuk mendeteksi keberadaan manusia.
Konsep Ekologi Arsitektur
Kampus Dahana

D. Penghalang Sinar Matahari

Seluruh lampu di PT. Dahana memliki sensor gerak dan sensor cahaya.
Artinya, lampu otomatis menyala jika mendeteksi adanya gerakan.
Sedangkan sensor cahaya mengukur kebutuhan dan intensitas cahaya di
dalam ruang.

Anda mungkin juga menyukai