ARCHITECTURE RIDHA SANJAYA - 0501927 One Central Park, Sydney , Australia Arsitek : Ateliers Jean Nouvel
Arsitektur hijau (Green Architecture) adalah suatu
pendekatan desain dan pembangunan yang didasarkan atas prinsip-prinsip ekologis dan konservasi lingkungan yang akan menghasilkan satu karya bangunan yang mempunyai kualitas ramah lingkungan. Berikut karya Aateliers Jean Nouvel, ia menghadirkan bangunan dengan 250 spesies bunga dan membentuk vegetasi tanaman menutupi one central park, tanaman tersebut menghasilkan oksigen sehingga udara lebih segar selain itu bangunan ini memiliki konsumsi energi lebih sedikit, bangunan ini memanfaatkan lokasi optimal di tanah, memaksimalkan sinar matahari dan perlindungan alami. Magney House, Australia Arsitek : Glenn Murcutt
Tujuan tertinggi dari arsitektur hijau adalah untuk
sepenuhnya berkelanjutan. Sistem bangunan ini dirancang untuk pemanasan dan perlindungan yang efisien dengan lanskap vegetasi asli dan direncanakan untuk memaksimalkan energi matahari pasif. Magney House dinyatakan sebagai salah satu bangunan arsitektur hunian yang paling berpengaruh dan menginspirasi di Australia, dengan desain Murcutt yang bijaksana, telah menetapkan standar untuk arsitektur di selatan khatulistiwa dan untuk penggunaan bahan dan sumber daya berkelanjutan yang terbukti tahan lama, Semua prinsip keberlanjutan diterapkan di rumah ini. Strukturnya praktis dan bekerja secara integral dengan rumah. Universitas Multimedia Nusantara, Tanggerang, Indonesia Arsitek : Budiman Hendro Purnomo
Untuk mewujudkan konsep green architecture dan desain bangunan
berkelanjutan, oreientasi bangunan ini merupakan faktor penting dalam mengurangi panas matahari dalam setiap ruanganya. Bangunan UMN mengarah ke Timur dan Barat. Untuk fasad bangunan ini dibangun dengan sistim desain fasad 2 sisi yang menggunakan panel alumunium berlubang atau perforasi di sisi luar yang akhirnya mengurangi panas matahari dan beban pendinginan hingga 70% tanpa mengurangi cahaya yang masuk kedalam. Cahaya matahari yang masuk kedalam membuat ruangan didalamnya tidak perlu menyalakan lampu saat siang hari. Karena bangunan telah dilapisi panel alumunium perforated. Untuk pengaturan berkelanjutan di dalam bangunan, UMN tidak mengonsumsi air tanah. Untuk mengurangi konsumsi air, UMN membuat sumur infiltrasi di 32 poin dengan ukuran 1,5x3x2 meter yang akan menangkap air hujan untuk kembali ke tanah. Selain itu, air didaur ulang dengan mengumpulkan air limbah, mengolahnya dengan menggunakan teknik Wastage Plant (STP) yang memiliki kapasitas 450 meter kubik perhari. Air daur ulang inilah yang digunakan kembali untuk menyirami tanaman, toilet, dan air untuk menara pendingin. Sequis Center, Jakarta Selatan , Indonesia Arsitek : PT International Design Consultant bersama dengan Hasan Vegel
Terlihat dari sisi eksterior penggunaan panel pelindung sinar
matahari yang efektif mengurangi penggunaan system pendinginan ruangan dan Lampu sesuai dengan kaidah arsitektur tropis. Penggunaan sunscreen tersebut mengondisikan udara dan panas matahari diolah secara alamiah, sequis center berhasil menghemat listrik dan air sampai 28% . Untuk mendukung terbentuknya lingkungan berkelanjutan kenyamanan dan Kesehatan serta pengelolaan lingkungan Gedung, hingga pengelolaan sampah secara efisien diterapkan untuk meningkatkan kenyamanan bangunan. Menciptakan nilai lebih sampai mendukung terbentuknya ekosistem lingkungan yang berkelanjutan.