Anda di halaman 1dari 8

ALAMANDA TOWER THE GREET GREEN ARCHITECTURE

OLEH

ALBERTUS ARLEND HEGA UTOMO – 2222019

ALFANI ALBAIHAQI QORIDHO - 2222020

DOSEN PENGAMPU

IR. GAGUK SUKOWIYONO, MT.

PROGRAM STUDI S-1 ARSITEKTUR

INSTITUT NASIONAL MALANG

ANGKATAN 2022
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Green Architecture adalah pendekatan bangunan yang meminimalkan efek


berbahaya pada kesehatan manusia dan lingkungan . Lingkungan Hidup. Arsitek
atau desainer "hijau" berupaya menjaga udara, air, dan bumi dengan memilih
bangunan yang ramah lingkungan bahan dan praktek konstruksi (Roy, 2008). Green
Architecture mendefinisikan pemahaman tentang arsitektur ramah lingkungan di
bawah semua klasifikasi, dan mengandung beberapa persetujuan universal (Burcu,
2015), Ini mungkin memiliki banyak karakteristik berikut:

A. Sistem ventilasi yang dirancang untuk pemanasan dan pendinginan


yang efisien
B. Pencahayaan dan peralatan hemat energi
C. Perlengkapan pipa hemat air
D. Bentang alam direncanakan untuk memaksimalkan energi matahari
pasif
E. Kerusakan minimal terhadap habitat alami
F. Sumber tenaga alternatif seperti tenaga surya atau tenaga angin
G. Bahan non-sintetik, tidak beracun
H. Kayu dan batu yang diperoleh secara local
I. Kayu yang dipanen secara bertanggung jawab j Penggunaan kembali
adaptif bangunan tua k Penggunaan sisa arsitektur daur ulang
J. Penggunaan ruang yang efisien Meskipun sebagian besar green
Architecture tidak memiliki semua fitur ini, tujuan tertinggi dari green
Architecture adalah agar dapat sepenuhnya berkelanjutan.

Juga Dikenal Sebagai: Pembangunan berkelanjutan, desain lingkungan,


arsitektur ramah lingkungan, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami (USGBC,
2002).
1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa Itu Alamandel Tower?

1.2.2 Bagaimana Arsitektur Hijau Di Indonesia?

1.2.3 Mengapa Alamandel Tower Disebut Bangunan Hijau?

1.2.4 Bagaimana Konsep Bangunan Hijau Di Alamndel Tower?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Untuk Mengetahui Apa Itu Alamandel Tower

1.3.2 Untuk Mengetahui Bagaimana Arsitektur Hijau Di Indonesia

1.3.3 Untuk Mengetahui Mengapa Alamandel Tower Disebut Bangunan Hijau

1.3.4 Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Bangunan Hijau Di Alamndel Tower


BAB II PEMBAHASAN

2.2 ALAMANDEL TOWER

Alamanda tower adalah sebuah Gedung dengan luas 36.367 meter persegi
dengan total 29 lantai, dengan setiap lantai memiliki luas 1200 meter persegi.
Bangunan ini merupakan sebuah Gedung dengan prioritas kantor atau
semacamnya, bangunan ini berada di Jl. T.B. Simatupang No. 23-24, Cilandak
Barat. Alamanda Tower memiliki 350 tempat parkir yang dapat digunakan oleh tenan
dan tamu serta ATM, Foodcourt, Restaurant, Minimarket dan Bank sebagai fasilitas
di kawasan kantor.

2.3 ARSITEKTUR HIJAU DI INDONESIA

Bangunan hijau mulai banyak dibahas dan menjadi agenda kebijakan


di berbagai negara untuk mendorong dekarbonisasi. Pemerintah Indonesia juga
telah menaruh perhatian pada konsep bangunan hijau, seiring upaya untuk
mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Untuk mempromosikan dan
mengarusutamakan bangunan hijau, pemerintah melalui Kementerian PUPR telah
menerbitkan beberapa regulasi, antara lain Peraturan Menteri PUPR Nomor
02/PRT/M/2015 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Hijau, Peraturan Menteri
PUPR Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau,
dan Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 tahun 2023 tentang Bangunan Gedung
Cerdas (BGC).

Adapun lembaga yang berwenang untuk menyelenggarakan sertifikasi


bangunan hijau di Indonesia adalah Green Building Council Indonesia (GBCI). GBCI
adalah organisasi nirlaba yang berdiri sejak tahun 2009, dan merupakan emerging
member dari World Green Building Council (WGBC).

Hingga 2022, terdapat 60 bangunan di Indonesia yang telah memperoleh


sertifikat bangunan hijau (greenship) dari GBCI. Dari 60 bangunan tersebut, 22 di
antaranya memperoleh rating platinum atau skor greenship tertinggi. Penilaian
dilakukan dengan melihat enam aspek yang telah dijelaskan di atas.

2.3 APAKAH ALAMANDA TOWER TERMASUK BANGUNAN HIJAU

Bangunan ini merupakan bangunan yang terverivikasi bangunan hijau oleh


GBCI(Green Building Council Indonesia) Serta IFC ( International Finance
Corporation) . bangunan ini juga menghemat 34% dari seluruh biaya operasional
atau setara dengan 4 milyar pertahunnya. Penggunaan serta pemanfaatan air serta
Listrik sangat dipikirkan matang-matang sehingga pemanfaatan yang bisa di katakan
efisien. Penggunaan kaca yang merata dapat mengurangi penggunaan Listrik
secara berlebihan.

Ini merupakan gambaran dari dalam kantor yang bertempat di alamanda tower,
terlihat suasna sangat terang karena penggunaan kaca yang merata serta tepat
penanganan, suasana menjadi terang,nyaman, namun tidak terasa panas walaupun
siang hari.
2.4 KONSEP BANGUNAN HIJAU DI ALAMANDA TOWER

Alamanda tower merupakan Gedung distrik bisnis grade B yang memiliki


desain yang modern dan memiliki kesan ramping dan elegan. Bangunan ini di
arsitekturi oleh PDW Architects. Konsep green building yang dimaksud adalah
Pertama, melalui konsumsi energi antara laindengan mengoptimalkan ukuran
jendela dan menggunakan lapisan kaca low-E,menyeimbangkan pencahayaan alami
dan beban pendingin ruangan, serta penggunaan lampu hemat energi.
Kedua, penghematan air, misalnya dengan membuat sistem debit air rendah,
menggunakan air tadah hujan, serta mengolah air untuk flushing di toilet.
Ketiga, materialnya menggunakan kaca jendela dan beton dari produksi yang ramah
lingkungan,memakai bahan mentah yang berasal dan dibuat di Indonesia, serta
menggunakan kayu bersertifikat.

Fitur hijau di alamanda tower mencakup lahan hanya 20%unit kaca ganda (6/12/6
mm), menyediakantransmisi suara rendah dan hemat energiuv lebih sedikit
(menggunakan lebih banyakcahaya alami) penggunaan air daur ulangled
(pencahayaan energi rendah dan arealanskap yang luas) beban pendinginan rendah
di area sewa penggunaan lampu led yang memiliki watt kecil namun hasil yang
terang dan itu termasuk dalam penghematan energi.
Bangunan ini dengan orientasi Cahaya yang mengitari bumi, jadi mayoritas
menggunakan bukaan kaca agar memaksimalkan Cahaya mahatahri Ketika siang
hingga sore hari, sehingga penghematan Listrik menjadi nyata.

Menggunakan lantai putih sehingga pantulan Cahaya menjadi maksimal,


serta penggunaan keramik pada tembok lobby sehingga mengurangi pemakaian
lampu karena kesan ruangan menjadi lebih terang.

Bukaan yang banyak serta penggunaan sirkulasi


buatan yang cukup, dapat melakukan pertykaran
udara secara maskimal pada setiap ruangannya,
penggunaan ventilasi alami ju0ga tiidak kalah
penting sehingga aingin yang masuk dan keluar
dapat bertukar secara lancer tanpa hambatan

BAB III KESIMPULAN


Alamanda tower merupakan Gedung grade B untuk area bisnis yang
menerapkan konsep arsitektur hijau, dengan pemanfaatan utama berada di Cahaya,
air, serta material yang di gunakan. Konsep pemantulan Cahaya tanpa mengurangi
intensitas Cahaya merupakan sebuah teknologi yang keren dengan material serta
perhitungan yang mendukung. Serta bangunan ini memanfaatkan lahan total hanya
20% dan menjadikamn lahan sisanya menjadi parkiran dan terbuka hijau.

DAFTAR PUSTAKA

Green Building Council Indonesia. Greenship Panduan Penerapan Versi 1.0 ,


(2010). Jakarta: Green Building Council Indonesia

Taufiq Lilo Adi, S. (2014). Kajian Penerapan Green Building Pada Gedung
Bank Indonesia Surakarta. Universitas Sebelas Maret

Utami, S. S., Fela, R. F., Yanti, R. J., & Avoressi, D. D. (2018). Menulusur
Jejak Implementasi Konsep Bangunan Hijau dan Pintar di Kampus Biru. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

https://properti.kompas.com/read/2019/02/25/164854921/hemat-rp-4-miliar-
setahun-alamanda-tower-berpredikat-green-building

Anda mungkin juga menyukai