Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK IX

Sistem Manajemen Lingkungan

Implementation Of Green
Building Design in
Malaysia, Singapure,
and Indonesia
1. Alwan Sulthon Majid – 20.2021.2.00225
2. Bagus Alim Mushofi – 20.2021.2.00224
3. Jemima Syahrotul Iffah – 20.2021.2.00223
Jurnal
Introduction

Green Building atau Bangunan Hijau adalah bangunan yang secara life cycle-nya di mulai sejak tahap
perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, hingga pembongkarannya
memperhatikan dampak negatif dan menciptakan dampak positif terhadap iklim dan lingkungan
alam.
Introduction

Dampak positif ini akan didapat alam dengan


1. Melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam

2. Menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan,


3. Mempertimbangkan lingkungan dalam proses pembangunan, menggunakan bahan yang tidak
beracun dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semua berpegang pada kaidah
bersinambungan.

4. Bangunan hijau merupakan alat untuk meningkatkan efisiensi sumber daya bangunan berupa 
energi, air dan bahan sekaligus mengurangi dampak bangunan pada kesehatan manusia dan
lingkungan.
Kajian Pustaka

Water Quality & Indoor Environmental


Conservation Quality
1. Adanya kualitas udara
1. Pengelolaan air hujan
yang baik
& infiltrasi di tempat
2. Ventilasi yang cukup
2. Mendaur ulang
3. Dapat masuknya
greywater
cahaya matahari

Energy & Environment


Materials & Resources 1. meminimalkan dampak
1. Menghindari bahan buruk bangunan terhadap
konstruksi yang tidak lingkungan
terbarukan 2. Exterior wall insulation
2. Mendaur ulang limbah 3. Penggunaan lampu
hemat energi
PRINSIP &
STRATEGI
Penerapan Green Building

Singapore Malaysia Indonesia


Result and Discussion

Solaris, Singapore
Bangunan hijau ini terletak di
daerah Fusionopolis, tak jauh dari
One North MRT Station. Sesudah
melewati Galaxy Mall Singapore,
Solaris berdiri di seberang
jalannya yang berderet dengan
bangunan-bangunan tinggi
lainnya. Didesain oleh TR
Hamzah & Ken Yeang, arsitek
berusaha untuk melestarikan
tanaman-tanaman yang pernah ada
di sini, memperbaiki kerusakan
ekologis dan keanekaragaman
hayati.
Masuk ke area atriumnya, cahaya
matahari melimpah di dalam tanpa
bantuan cahaya lampu di siang hari.
Dinding-dinding kaca yang menerus
hingga atap, ditambah skyroof dengan
kaca warna kebiruan dengan daya serap
yang tinggi sehingga membuat atrium
tidak terasa panas walau pun waktu sudah
menunjukkan tengah hari. Sisi-
sisi tower yang menghadap ke atrium juga
berdinding kaca sehingga matahari pun
menerangi sisi-sisi dalam bangunan.
Cocok sekali dengan nama Solaris yang
disandangnya.
Jika dilihat dari dekat, dinding-dinding atrium kaca ini tidak
terpasang masif, melainkan miring dengan
ditambahkan perforated steel pada bagian bawahnya. Sistem
seperti ini mengakibatkan udara bisa masuk melalui lubang-
lubangnya dan beban mesin pendingin berkurang banyak.
 Upaya efisiensi Solaris tidak hanya pada energi, tapi juga
pada sistem pengolahan airnya yang didaur ulang.

Solaris menghemat hingga 36% energi juga dari


lansekap pada fasade bangunan karena berfungsi
sebagai thermal buffer bagi bangunan. Selain itu,
penggunaan kaca low-e mengakibatkan
nilai External Thermal Transfer Value turun
hingga 39 W/m2 dikombinasikan dengan kanopi
yang berfungsi sebagai solar shading.
Penerapan Green Building pada Solaris
Gedung Kementerian
PUPR di Jakarta
Sejak aspek perencanannya, gedung ini
mengupayakan pendekatan yang ramah
lingkungan, dimulai dari perencanaan
vendor, pemilihan bahan, hingga
proses konstruksi. .
Sementara dalam proses konstruksi, terdapat usaha
untuk mereduksi material bekisting kayu menjadi
plat metaldeck, sehingga mengurangi penggunaan
bahan kayu yang diperoleh dari penebangan pohon.
Dari segi manajemen sampah, sampah yang
dihasilkan diolah kembali agar mendukung
konstruksi, seperti waste material beton diolah
menjadi car stopper, dan waste material besi
menjadi penunjang pelaksanaan proyek.
Konsep Green Building semakin lengkap dengan
memberikan nuansa hijau pada gedung PU.
Halaman yang luas dan berbagai jenis pohon
ditanam di pinggir seperti Pohon Buni, Pohon
•Konstruksi Green Building ini pun dibangun
Angsana, dan Pohon Beringin yang mampu
sedemikian rupa, agar penggunaan gedung nantinya dapat
menyerap CO2. Bahkan, di gedung parkir, tanaman
meminimalisir penggunaan energi.
hijau menjadi bagian dari dekorasi yang mampu
Dari segi pencahayaan, bangunan dibangun sedemikian
memberikan kesan
rupa agar mengoptimalkan pencahayaan alami dari sinar
matahari dan mengurangi pengunaan lampu.
penghematan energi listrik untuk pencahayaan juga dicapai
dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Sistem
Inteligent Lightning Control dengan menggunakan motion
sensor (gerakan), lux sensor , dan timer (waktu).
Penghematan ini diklaim mencapai 10% dari total energi.

• minimalis namun elit.


•Untuk sistem mobilitas, gedung 17 Lantai
tentu memiliki lift dan eskalator, selain tangga.,
keunikan dari teknologi ramah lingkungan yang
dipakai, yakni, Lift dilengkapi dengan Regenerative
Converter dimana pergerakan Lift justru dapat
menghasilkan listrik (sebagai generator).
•Sistem pengkondisian udara dalam gedung PU
pun dibuat lebih ramah lingkungan dengan sistem AC
central water cooled chiler yang memiliki efisiensi
0,569 KW/TR. Di dalam gedung, hanya digunakan 3
unit AC central water cooled chiler sehingga
menunjukkan penggunaan yang efisien.

•Penghematan air juga diupayakan dalam


gedung PU dengan menggunakan teknik water
recycle yang mengolah air kotor yang berasal dari
toilet, wastafel dan urinoir, menjadi air siap pakai
yang digunakan untuk flushing dan siram tanaman..
Tun Razak Tower, Malaysia

•Penggunaan sumber daya yang efisien


•Menghemat setidaknya 50 persen pengurangan
penggunaan air dan, serta untuk mengurangi emisi
karbon setidaknya 40 persen dan sekitar 70 persen
pengurangan limbah ke TPA

•Sistem loop berfungsi untuk


mengumpulkan air hujan dan semua air
limbah yang dihasilkan di seluruh TRX,
kemudian mendaur ulangnya di pabrik,
sebelum mengembalikan air ke distrik
untuk penggunaan yang tidak dapat
diminum, seperti irigasi, pendinginan, dan
pembilasan toilet.
•Menggunakan teknologi kota pintar terbaru
dan tulang punggung digital juga akan memainkan
peran penting dalam mencapai efisiensi sumber daya;
pemantauan akan terus dilakukan di samping kontrol
yang cepat dan tepat sasaran yang meminimalkan
pemborosan di seluruh distrik. Misalnya, kebocoran
air akan segera terdeteksi dan tingkat AC dapat
disesuaikan secara otomatis berdasarkan jumlah
orang di dalam sebuah gedung.

•Teknologi yang digunakan di pabrik


daur ulang telah dirakit secara unik untuk
TRX. Hasilnya adalah pengurangan lebih
dari 50 persen total kebutuhan air minum
dibandingkan dengan pembangunan biasa.
Ini melebihi standar praktik terbaik
internasional pengurangan 40 persen.
Green Building Council Indonesia
Indonesia memiliki lembaga untuk melakukan sertifikasi bangunan hijau yaitu Green Building
Council Indonesia (GBC Indonesia).

ada 6 kategori penilaian Green Building. Keenam katgori tersebut antara lain:


• Appropriate Site Development.
Cakupan kategori ini berupa akses ke sarana-sarana umum, pengurangan kendaraan bermotor, penggunaan
sepeda, lanskap tumbuhan hijau, heat island effect, pengurangan beban volume limpasan air hujan, site
management, perhatian terhadap bangunan atau sarana di sekitarnya.
• Energy Efficiency and Conservation
Pada kategori ini, segala bentuk optimalisasi efisiensi penggunaan energi pada bangunan, komisioning ulang
pada peralatan pengkondisian udara, penghematan energi pada sistem pencahayaan dan pengkondisian udara,
pencatatan dan pengawasan penggunaan energi, operasi dan perawatan peralatan AC, penggunaan energi
terbarukan dan pengurangan emisi energi, tercakup di dalamnya.
• Water Conservation
Kategori ini meliputi sub pengukuran konsumsi air, pemeliharaan dan pemeriksaan sistem plumbing, efisiensi
penggunaan air bersih, pengujian kualitas air, penggunaan air daur ulang, penggunaan sistem filtrasi untuk
menghasilkan air minum, pengurangan penggunaan air dari sumur dalam dan penggunaan keran auto stop.
• Material Resources and Cycle.
Kategori ini mencakup penggunaan refrigerant, penggunaan materi yang ramah lingkungan, pengelolaan
sampah, pemilahan sampah, pengelolaan limbah B3 dan penyaluran barang bekas.
• Indoor Health and Comfort.
Dalam kategori ini mencakup kualitas udara ruangan, pengaturan lingkungan asap rokok, pengawasan gas CO2
dan CO, pengukuran kualitas udara dalam ruang, pengukuran kenyamanan visual, pengukuran tingkat bunyi dan
survei kenyamanan gedung.
• Building Environment Management. 
Kategori ini mencakup inovasi peningkatan kualitas bangunan, tersedianya dokumen-dokumen tentang
bangunan yang lengkap, adanya tim yang menjaga prinsip green building dan pelatihan dalam pengoperasian
dan perawatan aspek-aspek green building secara lengkap.
Challengges

Biaya modal
yang tinggi

Tahapan
Perizinan yang
panjang

Kurangnya
sumberdaya &
keterampilan
Conclusion
Beberapa negara di ASEAN sudah
memiliki kinerja yang baik dalam
penerapan green building

Ada beberapa negara ASEAN yang


masih tertinggal dalam penerapan
bangunan hijau

Sistem peringkat yang digunakan


untuk menilai bangunan hijau di
setiap negara berbeda-beda

Manfaat green building bisa


menghemat biaya saat operasi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai