Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Judul dan Tema


1.1.1. Alasan Pemilihan Judul
Perancangan Sangkuriang Hotel & Resort dengan Pendekatan Gaya
Arsitektur Modern Rustic di Bandung dengan ciri dan prinsipnya diangkat untuk
menciptakan arsitektur dengan konsep yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pada masa kini juga mampu bertahan hingga masa depan dengan menggunakan
unsur alam sebagai elemen dekoratif.
1.1.2. Definisi Judul
1) Pengertian Rancangan
Rancangan adalah sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana;
program. (KBBI)
2) Pengertian Hotel
Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk
menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan; bentuk
akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk
memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum. (KBBI Kemdigbud)
3) Pengertian Gaya
Gaya adalah kesanggupan untuk berbuat dan sebagainya; kekuatan. (KBBI)
4) Pengertian Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan,
jembatan, dan sebagainya; ilmu bangunan. (KBBI)
5) Pengertian Rustic
Rustic bisa diartikan sebagai ‘natural’ atau mungkin lebih tepat adalah ‘kasar’,
dibiarkan atau ditampilkan apa adanya dan bisa saja malah diperkuat
penampilan aslinya tersebut. Bisa dengan efek finishing atau dengan desain
arsitektur yang memang sengaja memberikan porsi yang besar bagi penampilan
dan peletakan material rustic ini.
(http://arsitektur-indonesia.com/arsitektur/pengertian-desain-arsitektur-rustic/)

2
3

6) Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan, pengertian judul ‘Perancangan Sangkuriang Hotel
& Resort Dengan Pendekatan Gaya Arsitektur Modern Rustic di Bandung’
adalah merencanakan suatu bangunan berupa tempat penginapan berbintang
empat yang didukung dengan fasilitas pendukung dengan menggunakan
pendekatan gaya arsitektur rustic dengan menggunakan bahan dari alam (kayu,
batu alam, dll) yang di tampilkan sebagai elemen dekoratif.

1.2. Sasaran
What
Hotel Bintang Empat (Resort)
Who
Seluruh lapisan masyarakat dan wisatawan yang berwisata dan mengadakan
kegiatan bisnis di Setiabudi / Lembang.
Where
Jl. Sersan Sodik No.- RT 001/03 Desa Gudangkahuripan, Kec. Lembang, Kab.
Bandung Barat, Jawa Barat.
When
Diproyeksikan dibangun tahun 2019.
Why
Berdasarkan hasil pengamatan, lembang memiliki potensi besar sebagai tujuan
wisata. Sehingga fasilitas menginap yang lengkap dengan fasilitas di kawasan
Lembang sangat diperlukan.
How
Dengan adanya hotel resort (bintang empat) ini, kegiatan wisata, pertemuan bisnis,
rapat, dll. Akan terfasilitasi dengan baik. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas
berwisata, dan meningkatkan jumlah wisatawan di Bandung, khususnya daerah
Setiabudi/ Lembang.

1.3. Latar Belakang Proyek


Sejatinya, bangunan hotel diciptakan untuk memberikan fasilitas
kemudahan, kenyamanan, keamanan, dan keindahan bagi penggunjungnya, karena
4

area publik yang berkualitas haruslah menganalisa fungsi mobilitas kegiatan di


dalamnya, beserta fungsi ekonomi dan sosial yang terjadi. Sebuah bangunan dapat
dipikirkan sebagai suatu tempat untuk ditinggali jika seseorang yang berada di
dalam bangunan tersebut dapat merasakan suatu perasaan damai, nyaman, dan
dapat menemukan pemandangan indah yang dapat menenangkan pikiran dan
jiwanya.
1.3.1. Alasan Pemilihan Lokasi
Lembang terkenal akan banyak destinasi wisata yang banyak dikunjungi
oleh wisatawan, jadi pembangunan proyek hotel bintang empat ini dapat menunjang
akomodasi penginapan bagi wisatawan. Lokasi site pun berada di jalan kolektor
primer dimana menghubungkan kota Bandung dan Lembang, sehingga
memudahkan untuk akses perjalanan.
1.3.2. Alasan Proyek Diadakan
Hotel adalah bangunan komersial yang bertujuan untuk menarik
pengunjung sebanyak-banyaknya. Atas dasar status tersebut, maka Hotel berfungsi
sebagai tempat menginap yang memberikan pelayanan sebaik-baiknya pada tamu
dan menggunakan beberapa fasilitas yang memenuhi syarat kenyamanan, kesehatan
dan bertujuan komersial. Sedangkan hakekat Hotel adalah sebagai wadah
pelayanan bagi tamu/ pengunjung dengan fasilitas-fasilitas pokok: a. Penginapan
(rooms) b. Makanan dan Minuman (food and beverages) c. Jasa-jasa lain (other
services).
Untuk menciptakan daya tarik pengunjung adalah dengan mengikuti tren
masa kini atau kekinian, sehingga masyarakat akan tertarik untuk mengunjungi
hotel ini. Lokasi site berada di Jalan Sersan Sodik, Lembang. Lokasi ini berdekatan
dengan pemukiman, hotel lainnya dan juga area wisata, sehingga hotel ini tidak
hanya didesain sebagai tempat untuk istirahat/ menginap tetapi juga untuk wadah
rekreasi dan juga refreshing. Desain open plan yang menghadirkan unsur lansekap
di dalam tapak diharapkan dapat memberikan suasana nyaman dalam hotel resort
di kawasan wisata Lembang, sekaligus memberikan ruang terbuka hijau untuk
kawasan tersebut. Dengan menghadirkan unsur alam ke dalam bangunan akan
berpengaruh terhadap pengalaman dan psikologis pengunjung sehingga pengguna
5

akan merasakan suasana pedesaan yang asri dan alami dan juga mereka akan lebih
nyaman untuk berlama – lama berada di dalam hotel resort tersebut. Pemanfaatan
unsur alam seperti cahaya matahari untuk penerangan alami akan berpengaruh
terhadap biaya pengeluaran sehingga akan mengurangi biaya operasional.
Arsitektur modern rustic dianggap memiliki prinsip yang sama dengan kebutuhan
hotel resort di kawasan wisata Lembang, oleh karena itu dengan diterapkannya
konsep arsitektur modern rustic pada rancangan hotel resort bintang empat ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dan wisatawan baik
lokal maupun mancanegara sebagai tempat untuk beristirahat dan juga rekreasi
dengan suasana nyaman.
1.3.3. Definisi dan Alasan Pemilihan Tema
Tema perancangan yang dipilih untuk proyek tugas akhir perancangan hotel
bintang empat ini adalah Arsitektur Modern.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur modern dapat
dipisahkan mejadi dua kata yaitu “arsitektur” yang berarti seni dan ilmu merancang
serta membuat konstruksi bangunan, jembatan dan sebagainya serta “modern” yang
berarti terbaru atau mutakhir. Maka secara harafiah, arsitektur modern dapat
diartikan sebagai seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan
yang terbaru atau termutakhir.
Arsitektur modern juga memiliki beberapa pengertian lain, diantaranya :
1. Pengertian sebagai sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur dimana ruang
menjadi objek utama untuk diolah.
2. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih manusiawi yang
diterapkan pada bangunan.
3. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yang dihasilkan dari
alam pemikiran modern yang dicirikan dengan sikap mental yang selalu
menyisipkan hal-hal baru, progresif, hebat dan kontemporer sebagai pengganti
dari tradisi dan segala bentuk pranatanya.
4. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik
& estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
6

Pada masa arsitektur modern, kualitas non- fisik lebih dipentingkan, seperti
gagasan-gagasan ruang yang diolah sehingga membentuk penyusunan elemen-
elemen ruang secara nyata. Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul
“Age of The Master: A Personal View of Modern Architecture”, 1978,
perkembanagan arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain.
Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows
Function (bentuk mengikuti fungsi). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak
berdekorasi dan perulangan yang monoton merupakan ciri arsitektur modern.
Arsitektur modern memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang berkembang
seturut berjalannya periode ini. Ciri- ciri dari arsitektur modern antara lain:
1. Terlihat memiliki keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
2. Bangunan bersifat fungsional, yaitu sebuah bangunan dapat mencapai tujuan
semaksimal mungkin, bila dipergunakan sesuai dengan fungsinya.
3. Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal aliran kubisme dan abstrak
yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, akan tetapi memiliki bentuk dasar segi
empat.
4. Memperlihatkan konstruksi.
5. Pemakaian bahan pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara jujur dan
tidak diberi ornamen.
6. Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal.
7. Konsep open plan, yaitu konsep yang membagi dalam bentuk elemen-elemen
struktur primer dan sekunder. Open plan bertujuan untuk mendapatkan
fleksibilitas dan variasi di dalam bangunan.
(Tanudjaja, 1997)
7

1.4. Permasalahan Arsitektural


1.4.1. Aspek Perancangan
a. Menyikapi ketentuan regulasi yang berlaku pada daerah Palasari agar
menciptakan bangunan yang tertata rapi.
b. Menciptakan sebuah bangunan yang selaras dengan lingkungannya.
c. Menciptakan proporsi yang baik dalam penerapan desain.
d. Merencanakan fungsi ruang dengan zoning dan alur sirkulasi yang teratur.
e. Menerapkan penggunaan sistem struktur dan material yang kuat serta tahan
lama agar dapat menyesuaikan kondisi fisik lingkungan sekitar.
f. Menciptakan bangunan yang kokoh dan baik sehingga dapat tahan dari bencana
alam.
g. Penerapan desain bangunan yang sesuai dengan tema dan konsep bangunan itu
sendiri.
h. Bangunan dapat mewadahi aktifitas penghuni nya.
i. Menciptakan ruangan-ruangan yang dibutuhkan dengan kesesuaian aturan yang
ada.
j. Merencanakan sirkulasi baik dalam maupun luar agar pengunjung yang datang
dapat dengan mudah menemukan lokasi setiap fasilitas yang ada serta
menciptakan alur sirkulasi yang nyaman dan tidak membuat crossing.
k. Tercapinya perancangan dalam :
1. Gubahan yang ekspresif dan dinamis.
2. Pengolahan ruang dalam dan ruang luar harmonis.
3. Harmoni diantara material dan fasad bangunan.
4. Kenyamanan dalam bangunan.
5. Pengolahan elemen lansekap.
1.4.2. Aspek Struktur
a. Membuat bangunan yang memiliki estetika tinggi disertai kekokohan struktur
yang berkaitan dengan klimatologis kawasan.
b. Penggunaan bahan untuk aspek struktural perlu diperhatikan agar lebih efektif
dan efisien.
c. Memiliki keselarasan dan proporsi desain yang baik.
8

d. Desain bangunan yang tidak mengabaikan aspek keselamatan dan kenyamanan


ruang bagi penguna.
1.4.3. Aspek Lingkungan dan Tapak
a. Memperhatikan kondisi eksisting site.
b. Memanfaatkan lahan dengan semaksimal mungkin sehingga tidak terjadi
ruangan negatif.
c. Membuat landscape yang tertata untuk menunjang kondisi fisik bangunan.
d. Memperhatikan sirkulasi bagaimana tidak terjadi nya atara crossing pengendara
roda empat dan roda dua maupun pedestrian.
e. Menentukan letak dan posisi main entrance, side entrance dan sevice sesuai
dengan keadaan lingkungan agar mengoptimalisasikan potensi lingkungan.
f. Pencapaian menuju site yang dapat di akses dengan mudah.
g. Memanfaatkan sebagian lahan sebagai elemen lansekap dalam tapak.
h. Mengurangi perkerasan di area publik diluar bangunan.
1.4.4. Aspek Ekonomi dan Sosial
a. Mendesain bangunan hotel yang berfungsi sebagai pusat kegiatan wisata dan
juga berfungsi sebagai tempat jaringan sosial.
b. Mendesain public space yang berkonteks urban.
9

1.5. Tujuan Proyek


Tujuan Mayor:
a. Menyediakan prasarana pariwisata berupa hotel yang baik, nyaman dan aman
yang memadai dan berstandar bagi para pengguna.
Tujuan Minor:
a. Mewadahi kebutuhan masyarakat akan sebuah hunian berupa jasa penginapan
di kota Bandung.
b. Merencanakan hunian hotel yang memiliki aksesibilitas yang nyaman untuk
kemudahan pengguna, berupa sirkulasi manusia dan penyandang disabilitas,
dan keleluasaan pergerakan dalam bangunan.
c. Merencanakan pemusatan kegiatan dan zona ruang yang baik untuk kelancaran
sirkulasi manusia/ pengguna, barang, dan servis.
d. Membantu meningkatkan pendapatan dari bidang pariwisata setempat dengan
menarik wisatawan untuk datang baik dari domestik maupun mancanegara.
e. Terciptanya desain yang baik, tepat, efisien, dan fungsional.

1.6. Visi & Misi Proyek


Visi dan misi proyek:
a. Merancang hunian hotel yang sesuai dengan kondisi tapak tanpa mengganggu
lingkungan dan eksisting sekitar.
b. Merencanakan hunian hotel dengan mengedepankan kenyamanan sirkulasi dan
keselamatan pengguna bangunan.
c. Merencanakan dan merancang hotel bintang empat dengan berbagai fasilitas
agar menjadi hunian hotel bintang empat yang andal dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat, efisien, dan fungsional bagi pengguna.

1.7. Deskripsi Proyek


a. Nama Proyek : Hotel Bintang 4
b. Sifat Proyek : Fiktif
c. Owner : Swasta
d. Sumber Dana : Swasta
e. Lokasi : Jl. Setiabudi, Gudangkahuripan, Lembang, Kabupaten
10

Bandung Barat, Jawa Barat 40391


f. Luas Lahan : 21.000 m²
g. Fungsi Lahan : Hotel
h. Batas Wilayah :
- Utara : Pemukiman warga
- Timur : Eldorado Dome
- Barat : Pemukiman Warga
- Selatan : Lereng
i. Regulasi :
- KDB : 20%
20% x 21.000 m² = 4.200 m²
- KLB : 0,7 x 21.000 m² = 14.700 m²
- KDH maksimum : 76%

1.8. Ruang Lingkup Proyek


Hotel
Menurut Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987,
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambing, perusahaan atau badan usaha
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan
minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan
bagi masyatakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun
mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
1) Jenis Hotel
Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau
sifat khas yang dimiliki wisatawan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari
lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi :
a) City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat
yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City
Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para
11

pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang


disediakan oleh hotel tersebut.
b) Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari
keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel
ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi
masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya
hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk
seluruh anggota keluarga.
c) Resort Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi
pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini
terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari
libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.
d) Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang
menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan
raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini
diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang
melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil
sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
e) Conventional Hotel
Hotel yang dapat menampung kegiatan pertemuan skala besar maupun kecil.
Biasanya hotel ini berada di kota besar maupun kota berkembang yang
sangat mungkin untuk diselenggarakannya kegiatan konvensi.
(Manurung, Heldin dan Trizno Tarmoezi. 2000. Manajemen Front Office Hotel.
Bekasi: Kesaint Blanc.)
2) Klasifikasi Hotel
Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no
22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996 : 9), klasifikasi hotel
dibedakan dengan menggunakan simbol bintang antara 1-5. Semakin banyak
12

bintang yang dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas hotel tersebut. Penilaian
dilakukan selama 3 tahun sekali dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh
Direktorat Jendral Pariwisata.
Terdapat klasifikasi hotel yang berlaku di Indonesia yang didasarkan pada
beberapa pertimbangan, yaitu:
- Jumlah Kamar
- Fasilitas dan perlatan yang disediakan
- Model sistem pengelolaan
- Bermotto pelayanan
Berdasarkan pertimbangan aspek-aspek tersebut, hotel dapat
diklasifikasikan menjadi berbagai tingkatan yang kemudian dinyatakan dalam
sebutan bintang dan melati yang masing-masing terdiri dari 5 tingkatan.
Peninjauan terhadap kelas-kelas hotel ini dilakukan setiap 3 tahun sekali.
Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada:
1. Persyaratan fisik yang meliputi luasan bangunan, konstruksi (desain dan
dekorasi), entrance, tangga, fasilitas listrik darurat, lift, telepon umum.
2. Bedrooms meliputi ukuran (single, double, triple), suites, handuk, ruang
service, gudang, tempat duduk, meja, pencahayaan, finishing lantai, fasilitas
yang lain, akustik, pintu.
3. Kamar mandi meliputi jumlah, ukuran, standar, fasilitas dalam kamar mandi.
4. Area publik meliputi toilet umum, koridor, ruang resepsi, tempat parkir, area
hijau.
5. Service makanan dan fasilitas rekreasi meliputi lounge, breakfast room service,
restaurant, bar, fasilitas konferensi, cloakroom, entertainment, rekreasi,
hairdresser.
6. Service, meliputi service penerima tamu, service medical, service kasir,
laundry, service postel, service turis dan travel, retail,service bahasa, kondisi
dan situasi.
Berdasarkan pertimbangan aspek-aspek di atas hotel dapat diklasfikasikan
sebagai berikut :
13

1. Hotel Bintang 2
Klasifikasi hotel bintang 2 mempunyai kondisi sebagai berikut :
a. Umum
- Lokasi mudah dicapai, dalam arti akses ke lokasi tersebut mudah.
- Bebas polusi.
- Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby.
- Bangunan terawat rapi dan bersih.
- Sirkulasi di dalam bangunan mudah.
b. Bedroom
- Minimum mempunyai 20 kamar dengan luasan 22 m²/kamar.
- Setidaknya terdapat 1 kamar suite dengan luasan 44 m²/kamar.
- Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai.
- Tidak bising.
- Pintu kamar dilengkapi pengaman.
- Tata udara dengan pengatur udara.
- Terdapat jendela dengan tirai tidak tembus sinar luar.
- Dalam tiap kamar dan kamar mandi minimum terdapat 1 stop kontak.
- Dinding kamar mandi kedap air.
c. Dining room
- Standar luas 1,5 m²/tempat duduk.
- Tinggi ruangan lebih dari 2,6 m.
- Terdapat akses langsung dengan dapur.
- Tata udara dengan/tanpa pengatur udara.
d. Bar
- Standar luas 1,1 m²/tempat duduk.
- Terdapat 1 buah dapur yang terpisah dari restoran.
- Dilengkapi perlengkapan mencuci dengan air panas/dingin.
e. Lobby
- Harus ada lobby.
- Tata udara denagn AC/ ventilasi.
- Kapasitas penerangan minimum 150 lux.
14

f. Sarana olah raga dan rekreasi


- Minimum 1 buah dengan alternatif pilihan: tenis, golf, fitnes, biliard,
jogging, taman bermain anak, olahraga air (misal kolam renang)/ gunung.
g. Utilitas Penunjang
- Terdapat transportasi vertikal yang bersifat mekanis.
- Ketersediaan air minimum 300 liter/orang/hari.
- Daya listrik mencukupi.
- Tata udara dengan/tanpa pengatur udara.
- Terdapat ruang mekanik.
- Komunikasi dengan telepon saluran dalam (house phone), telepon lokal,
interlokal.
- Terdapat fasilitas sentral radio, carcall.
- Terdapat alat deteksi kebakaran awal pada tiap ruang, fire extainguisher,
fire hydrant, pintu kamar tahan api.
- Minimum terdapat 1 ruang jaga.
- Terdapat tempat penampungan sampah tertutup.
- Terdapat saluran pembuangan air kotor.

2. Hotel Bintang 3
Klasifikasi hotel bintang 3 mempunyai kondisi sebagai berikut :
a. Umum
- Unsur dekorasi Indonesia tercermin di Lobby, restoran, kamar tidur, dan
function room.
b. Bedroom
- Terdapat minimum 20 kamar standar dengan luas m²/kamar.
- Terdapat minimum 2 kamar suite dengan luas 44 m²/kamar.
- Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai.
c. Dining room
- Bila tidak berdampingan dengan lobby maka harus dilengkapi dengan
kamar mandi/ wc sendiri.
15

d. Bar
- Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi dengan pengatur
udara mekanik (AC) dengan suhu 240 C.
- Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 m.
e. Ruang fungsional
- Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan
kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar.
- Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby.
- Terdapat pre function room.
f. Lobby
- Mempunyai luasan 30 m2.
- Dilengkapi dengan lounge.
- Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan.
- Lebar koridor minimum 1,6 m.
g. Drug Store
- Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, air
line agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon.
- Tersedia poliklinik.
- Tersedia paramedis.
h. Sarana rekreasi dan olahraga
- Minimum 1 buah dengan pilihan : tenis, bowling, golf, fitness, sauna,
billiard, jogging, diskotik, taman bermain anak.
- Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak.
- Sarana rekreasi untuk hotel di tepi pantai dapat dipilih dari alternatif
berperahu, menyelam, selancar atau ski air.
- Sarana rekreasi untuk hotel di gunung dapat dipilih dari alternatif hiking,
berkuda, atau berburu.
i. Utilitas penunjang
- Terdapat transportasi vertikal mekanis.
- Ketersediaan air bersih minimum 500 liter/orang/hari.
- Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin.
16

- Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal.


- Tersedia PABX.
- Dilengkapi dengan sentral video/TV, radio, paging, carcall.

3. Hotel bintang 4
Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut :
a. Umum
- Minimum seperti pada hotel bintang 3.
b. Bedroom
- Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan 24 m²/ kamar.
- Mempunyai minimum 3 kamar suite, dengan luasan minimum 48 m²/
kamar.
- Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai.
- Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam bedroom.
c. Dining room
- Mempunyai minimum 2 buah dining room, salah satunya berupa coffee
shop dan Bar.
- Mempunyai minimum 2 buah dining room, salah satunya berupa coffee
shop dan Ruang fungsional.
- Mempunyai ketentuan minimum sama dengan hotel bintang 3.
d. Lobby
- Mempunyai luasan minimum 100 m².
- Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita dengan
perlengkapannya.
e. Drug store
- Mempunyai ketentuan mnimum sama dengan hotel bintang 3.
f. Sarana rekreasi dan olah raga
- Seperti pada hotel berbintang 3 ditambah dengan diskotik/night club kedap
suara dengan AC dan toilet.
g. Utilitas Penunjang
- Minimum seperti hotel bintang 3 dengan :
17

- Transportasi vertikal mekanis.


- Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang/hari.
- Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin.

4. Hotel Bintang 5
Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut :
a. Umum
- Minimum seperti pada hotel berbintang 4.
b. Bedroom
- Mempunyai minimum 100 kamar standar dengan luasan 26 m²/ kamar.
- Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52 m²/ kamar.
- Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai.
- Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar .
c. Dining room
- Mempunyai minimum 3 buah dining room, salah satunya dengan
spesialisasi masakan (Japanese/Chinese/Europan food).
d. Bar
- Minimum seperti pada hotel berbintang 4.
e. Ruang fungsional
- Minimum seperti pada hotel berbintang 4.
f. Lobby
- Minimum seperti pada hotel berbintang 4.
g. Drug store
- Minimum seperti pada hotel berbintang 4.
h. Sarana rekreasi dan olahraga
- Seperti pada hotel berbintang 4 ditambah dengan area bermain anak
minimum ayunan atau ungkit (children playground).
i. Utilitas penunjang
- Minimum seperti hotel bintang 4 dengan tambahan :
- Transportasi vertikal mekanis
- Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang/hari
18

- Dilengkapi dengan isntalasi air panas/dingin


- Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall
j. Business center
- Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu dengan
bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi dengan
kantor pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula fasilitas lain
seperti faksimili, teleks, mecanograf. Para tamu dapat memanfaatkan
pelayanan dengan akses internet melalui kamarnya untuk reservasi dan
promosi usahanya, di samping juga dapat melakukan telekonferensi.
k. Restoran
- Sub-bagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi :
- Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan
makanan Perancis atau internasional.
- Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi
dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa
disebut ready on plate.
- Restoran yang spesifik seperti grill-room, pizzarea, japanesse,
oriental.
- Room service : restoran yang melayani dan menyediakan hidangan
makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar.
Atas dasar pesanan tamu, makanan dan minuman diantar langsung ke
kamar tamu.
- Take out service dan out side catering : untuk lebih meningkatkan
pendapatan penjualan produk yang dihasilkan oleh dapur hotel, ada
beberapa hotel yang melayani pesanan makanan dan minuman dan
penyelenggaraan perjamuan di luar hotel seperti misalnya untuk
perjamuan instansi-instansi pemerintah, perjamuan kenegaraan dan
instansi-instansi swasta, Di samping itu, toko makanan berupa kue-kue
yang dijual pastry shop yang ada di hotel juga melayani penjualan kue-
kue dan ice cream untuk keperluan umum.
19

1.9. Metoda Pendekatan Proyek


Metode yang digunakan dalam pendekatan perancangan adalah:
a. Metoda literature
Mengumpulkan data dengan cara mengambil literature yang berkaitan
dengan proyek yang akan dibuat. Dan mempelajari studi preseden atas bangunan
bangunan yang sudah ada khusus nya pada bangunan hotel bintang empat.
b. Metoda interview
Mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan nara
sumber.
c. Metoda observasi
Melakukan langsung survey lapangan, mempelajari bagaimana kondisi site
yang akan dibuat proyek, dengan cara:
1. Menciptakan alur sirkulasi pada site dan dalam bangunan yang nyaman bagi
pengguna kendaraan maupun pejalan kaki.
2. Membangun bangunan dengan konsep modern rustic diharapkan dapat menjadi
daya tarik tersendiri pada bangunan.
3. Menganalisa kondisi site sehingga dapat diketahui kendala dan potensi yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperoleh usulan desain yang
baik.
4. Penerapan Zoning (privat, publik, servis) pada site dan dalam bangunan.

Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data primer dan skunder dengan
cara:
1. Data Primer
a. Pengamatan secara langsung di lapangan.
b. Studi banding, dengan mempelajari bangunan lain yang memiliki fungsi
dan konsep yang sama sebagai referensi dalam mendesain.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku
yang berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan fasilitas
bangunan pameran berskala nasional-internasional.
20

1.10. Skema Pemikiran

Gambar 1.1 Skema Pemikiran


21

1.11. Sistematika Pembahasan


Sistematika pembahasan laporan ini secara garis besar adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Penjelasan mengenai latar belakang proyek, pengertian judul dan tema,
tujuan proyek, misi proyek, permasalahan arsitektural, pendekatan pemecahan
masalah, ruang lingkup proyek, metoda pengumpulan data, skema pemikiran dan
sistematika laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING
Merupakan pembahasan yang berisi studi komparatif terhadap beberapa
proyek sejenis. Menguraikan tentang, tinjauan teoritik (landasan dari tema),
tinjauan lingkungan, dan klasifikasi proyek.
BAB III ANALISIS TAPAK DAN PROGRAM RUANG
Penjelasan mengenai tinjauan kawasan perencanaan proyek meliputi
deskripsi proyek, tinjauan lokasi, dan kondisi lingkungan (data tapak, karakteristik
tapak, potensi tapak, karakteristik bangunan) dan analisis tapak (view, zona
kawasan, alur kendaraan sekitar site, matahari, angin, kebisingan, dan vegetasi) dan
juga solusi desainnya.
BAB IV KONSEP DAN PERANCANGAN
Bagian ini menguraikan penjelasan mengenai elaborasi tema yang
digunakan dan konsep-konsep perancangan bangunan Sangkuriang Hotel & Resort.
Penjelasan meliputi studi kualitatif (struktur organisasi, alur aktifitas, alur aktifitas
makro), dan studi kuantitatif.
BAB V RANCANGAN
Bagian ini menguraikan penjelasan mengenai hasil rancangan proyek
bangunan Sangkuriang Hotel & Resort, perkiraan biaya, serta manajemen
konstruksi bangunan yang akan dirancang.

Anda mungkin juga menyukai