IV
ISSN : Agustus 2019
ABSTRAK
Kota Bandung merupakan salah satu kota dengan tujuan wisata terbesar di Indonesia. Tingginya minat wisata
berdampak pada meningkatnya kebutuhan untuk tempat bersinggah sementara seperti hotel. Perkembangan
pembangunan gedung-gedung khususnya di Kota Bandung perlahan-lahan mulai mengikis keberadaan ruang
terbuka hijau sebagai tempat interaksi sosial yang menyebabkan tergesernya alam dengan kehidupan
manusia. Kawasan Lembang merupakan salah satu kawasan populer di Kota Bandung yang menyediakan
berbagai tempat wisata. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan hotel di Kawasan Setiabudhi yang
terletak dekat dengan Lembang ini membutuhkan desain yang tidak hanya mengedepankan desain yang
terkini, namun mampu mengatasi masalah penyediaan ruang terbuka hijau. Maka dari itu desain yang dipilih
adalah arsitektur kontemporer. Desain arsitektur kontemporer ini diterapkan di dalam bangunan melalui
konsep semi open plan dimana harmonisasi ruang luar dan ruang dalam menyatu dengan baik, seperti prinsip
dasar dari desain arsitektur kontemporer itu sendiri.
ABSTRACT
Bandung is one of the cities with the largest tourist destinations in Indonesia. The high interest in tourism has
an impact on the increasing need for temporary shelters such as hotels. The development of building
developments, especially in Bandung, slowly began to erode the existence of green space as a place of social
interaction that caused the shifting of nature with human life. Lembang is one of the popular areas in Bandung
that provides various tourist attractions. Therefore, planning the construction of hotels in Setiabudhi, Lembang
requires a design that not only puts forward the latest design, but is able to overcome the problem of providing
green open space. So from that the design chosen is contemporary architecture. This contemporary
architectural design is applied in the building through the concept of a semi open plan where the harmonization
of outer space and inner space merges well, such as the basic principles of contemporary architectural design
itself.
1. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara berkembang terus menerus berusaha untuk meningkatkan hasil yang maksimal di
segala bidang pembangunan, salah satunya adalah pembangunan di sektor pariwisata. Pembangunan
tersebut juga mendorong pada pembangunan lainnya seperti fasilitas-fasilitas pendukungnya. Dalam
berbagai aktiftas perdagangan atau pariwisata, fasilitas perhotelan sangat diperlukan. Pembangunan hotel
ditujukan bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah tempat dibangunnya hotel tersebut. Pada era
modern seperti ini, hotel menjadi salah satu alternatif bagi para wisatawan yang ingin menginap dalam
jangka waktu pendek maupun panjang. Kota Bandung merupakan salah satu kota dengan tujuan wisata
terbesar di Indonesia, salah satunya daerah-daerah pada dataran tinggi seperti Lembang. Tingginya minat
wisata pada Kota Bandung menjadi penyebab berkembangnya hotel-hotel di kota Bandung sehingga
mengundang daya tarik bagi developer properti dan pengembang untuk membangun hotel di Kota Bandung.
Banyaknya hotel yang berdiri di Kota Bandung membuat persaingan antar hotel semakin ketat, sehingga
perlu strategi khusus baik dalam pemasaran maupun pembangunan perhotelan di kota Bandung. Oleh karena
itu, proyek ini merupakan proyek pembangunan hotel di kawasan Setiabudi yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan menginap dan rekreasi masyarakat sekitar maupun wisatawan, serta memberikan
wadah baru untuk kegiatan ekonomi dan sosial di kota Bandung.
2. METODOLOGI
entrance berada pada muka bangunan, sedangkan side entrance (drop off function room) berada di bagian
kanan barat site. Jalur pedestrian dirancacang pada depan site mengarah ke main entrance dan side entrance.
Dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 7. Cottage
Pada fasad depan bangunan terdapat beberapa secondary skin bercorak. Selain sebagai estetika dan
penangkal sinar matahari langsung, secondary skin pada lantai 2 main entrance berfungsi sebagai tempat
meletakkan logo dan nama hotel. Secondary skin ini menggunkan material GRC. Gambar 8 merupakan
detail secondary skin pada bangunan.
Interior kamar hotel didominasi oleh warna natural seperti warna ruangan lainnya, dapat dilihat seperti pada
Gambar 10. Pada interior kamar menggunakan cat dinding berwarna abu-abu dengan lantai parquet, serta
hiasan dinding dan plafond yang terbuat dari kayu, dapat dilihat pada Gambar 11. Sedangkan pada area
cottage, warna ruangan yang dipilih adalah crème dan putih, dapat dilihat pada Gambar 12. Berikut
merupakan interior kamar dari masing – masing tipe kamar.
4 SIMPULAN
Desain yang diterapkan pada The Orion Hotel and Resort Lembang ini dirancang untuk menjadi salah satu
akomodasi menginap dan tujuan wisata disekitarnya. Maka dari itu, desain yang diterapkan untuk menjadi
daya tarik pengunjung yaitu dengan mengikuti trend masa kini atau kekinian, sehingga para wisatawan
berminat untuk menginap pada hotel ini. Sehingga tema yang diusung adalah Arsitektur Kontemporer.
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji bagi Allah SWT. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar -
besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan dan pelaksanaan tugas akhir ini,
khususnya Ibu Ir. Mamiek Nur Utami, M.T., dan Bapak Ir. Achsien Hidajat, M.T., yang telah membimbing
dan memberi wawasan serta ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Burden, Ernest. (2001). Illustrated Dictionary of Architecture. New York: McGra-Hill Professional.
[2] Schirmbeck, Egon. (1988). Gagasan, Bentuk, dan Arsitektur, Prinsip-prinsip Perencanaan dalam
Arsitektur Kontemporer. Bandung: Intermatra.