BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, lingkup dan waktu
pelaksanaan kerja praktik, metode pembahasaan, dan sistematika laporan.
1.1 Latar Belakang
Era pembangunan dewasa ini telah sedemikian jauh menjangkau aspek dan dimensi
kehidupan manusia, baik dalam konteks pembangunan fisik maupun dalam konteks
pembangunan mental yang meliputi pembangunan manusia-manusia dengan mental dan jiwa
yang siap membangun
Dalam mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini, ilmu
arsitektur tidak akan berarti bila hanya berkembang melalui teori-teori yang diperoleh dari
bangku kuliah. Oleh karena itu, kurikulum disiplin ilmu arsitektur harus ditunjang melalui praktik
lapangan yang secara langsung membentuk sikap profesionalisme mahasiswa. Kerja praktik
profesi yang merupakan gabungan dari kerja praktik I (pengamatan proyek di lapangan) dan
kerja praktik II (praktikan berperan sebagai arsitek junior) , yang mencakup bidang
pelaksanaan, bidang pengawasan dan bidang perencanaan.
Merujuk kepada alasan di atas, maka saya sebagai Mahasiswa Teknik Jurusan
Arsitektur dituntut untuk mengikuti kerja praktik profesi yang memberikan kesempatan untuk
melibatkan diri secara langsung pada sebuah biro kontraktor, sehingga pada akhirnya menjadi
seorang perencana/arsitek yang benar-benar menguasai profesinya.
1.5 Sistematika Laporan
Laporan ini akan diuraikan dengan sistematika pembahasaan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Merupakan bab yang berisi latar belakang, manfaat, tujuan dan saran, lingkup dan waktu
pelaksanaan, metode pembahasan, dan sistematika laporan.
BAB II Deskripsi Proyek Hotel Grand Pasundan Bandung
Bab ini berisi tentang tinjau khusus proyek hotel grand pasundan Bandung, latar belakang
proyek, maksud dan tujuan proyek, pihak-pihak yang terlibat dalam proyek, cara mendapatkan
proyek, dan alas an praktikan memilih kerja praktik pada biro jasa kontraktor.
BAB III Tinjuan Umum Hotel
Bab yang menjelaskan tentang prinsip dan pertimbangan perancangan hotel, dan klasifikasi
hotel
BAB IV Tinjauan Khusus Terhadap Lingkup Perancangan Hotel Grand Pasundan Bandung
Bab ini akan menguraikan tentang tinjauan terhadap progres perancangan Hotel Grand
Pasundan Bandung.
BAB V Kesimpulan
Merupakan rangkuman dari pembahasan dan pengamatan di lapangan.
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
HOTEL GRAND PASUNDAN BANDUNG
Bab ini akan menjelaskan tentang, tinjauan khusus proyek hotel grand pasundan, pihak-
pihak yang terlibat dalam proyek dan cara mendapatkan proyek
2.4.4 Kontraktor
Pemborong atau kontraktor adalah pihak perusahaan yang ditunjuk pemilik melalui
proses tender untuk melaksanakan pembangunan dan telah menandatangani surat perjanjian
pemborongan. Dalam hal ini kontraktor yang ditunjuk adalah:
PT. Pulau Intan Contractors
Kantor Pusat,
Jalan Daan Mogot No. 327 C
Jakarta Barat 11460
Telepon : (021) 5452489
Fax : (021) 5405734
BAB III
TINJAUAN UMUM HOTEL
Bab ini akan membahas tentang pengertian hotel, prinsip dan pertimbangan
perancangan hotel, dan klasifikasi hotel.
3.1 Pengertian Hotel
Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi
setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan berikut makan dan minum (Berdasar
SK Mentri Perhubungan No. PM 16/PW 301/PHB 77 Tanggal 22 Desember 1977 pada bab I
pasal 7 ayat a). Berdasarkan pengertian ini, hotel memerlukan pengelolaan secara terus
menerus melayani konsumennya. Hal ini juga sesuai dengan rumusan dari aspek pariwisata
yang menyatakan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian
atau seluruh bagian dari bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum,
serta jasa lainnya bagi kepentingan umum yang dikelola secara komersial (Keputusan Mentri
Pariwiasata, Pos dan Telekomunikasi RI)
Berdasarkan pengertian di atas, pada awalnya layanan dalam suatu hotel diutamakan
dalam hal penginapan serta makan dan minum bagi konsumennya. Namun, dalam
perkembangan lebih lanjut sebagai sebuah fasilitas komersial, rancangan sebuah hotel perlu
mempertimbangkan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumennya secara lengkap.
3.2 Prinsip dan Pertimbangan Perancangan Hotel
3.2.1 Kebutuhaan pengguna sebagai dasar perancangan ruang
Perencanaan dan perancangan yang baik setidaknya meliputi tiga aspek besar, yaitu
fungsi, teknik, dan estetika. Rumusan Vitruvius ini akan menjadi lebih lengkap dan sesuai untuk
rancangan sebuah hotel dengan penambahan dua aspek berikutnya, yaitu kenyamanaan dan
keamanaan.
Setelah seluruh kebutuhan ruang teridentifikasi, pada tahap selanjutnya dapat dilakukan
perencanaan organisasi ruang untuk hotel baik secara keseluruhan maupun bangian-bangian
tertentu serta ukuran-ukuran standar ruang yang dapat memberikan kenyamanan bagi tamu
hotel. Oleh karena itu, pengorganisasian ruang perlu diperhatikan, seperti pada gambar 3.1
berikut ini
1. Area publik (misal ruang pertemuan, ruang konferensi, dan lain-lain) memiliki tuntutan sebagai
berikut:
a) Menggunakan struktur berbentang lebar, ruang terbuka, dan langit-langit yang tinggi untuk
memberikan keleluasaan pengaturan layout dalam ruang karena area ini biasanya berkapasitas
besar dan dituntut untuk mempunyai fleksibilitas pengaturan layout ruang yang tinggi.
b) Interior ruang bersifat fleksibel, dirancang khusus sesuai image hotel yang ingin ditonjolkan
c) Berada pada atau dekat level jalan untuk kemudahaan pencapaian, kontrol dan
penyelamatan. Area publik seringkali merupakan salah satu area dengan intensitas kegiatan
yang tinggi dan biasanya mempunyai kapasitas besar. Pengguna area ini bukan hanya selalu
tamu yang menginap di hotel tersebut sehingga akses dari luar bangunan perlu dirancang untuk
mendapatkan kemudahan, yaitu mudah dikenali dan mudah dicapai.
2. Ruang-ruang tamu
Selain area publik yang dirancang untuk mewadahi event-event insidentil, pada sebuah hotel
juga perlu disediakan ruang tamu yang dapat difungsikan untuk menemui pengunjung yang
ingin menemui tamu hotel. Karakter ruang ini adalah sebagai berikut:
a) Ruang-ruang kecil, dapat dirancang dengan kadar privasi tinggi maupun rendah, dengan
rancangan modular (berulang)
3. Area layanan, adalah area yang diakses oleh staf hotel yang difungsikan untuk menyiapkan
layanan bagi tamu hotel. Area ini mempunyai karakter sebagai berikut:
c) Lazimnya area ini ditempatkan pada level basement atau atap agar tidak mengurangi area
sewa terlalu banyak.
Menurut Time Saver Standard, ruang-ruang dalam hotel dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu bagian depan (front of the house) dan bagian belakang (back of the house), yang
pengaturan fungsinya adalah sebagai berikut:
d) Ruang mekanikal
Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa tanki dan pompa untuk
menjaga sistem operasi mekanikal secara keseluruhan.
c) Kasir
Penempatan kasir berhadapan dengan registration desk. Untuk hotel berbintang yang memiliki
beberapa restoran dan fasilitas komersial yang lain, perlu dilakukan pengaturan khusus untuk
keuangan yaitu melalui deposit box yang aman. Jika cara ini digunakan, pihak hotel harus
bekerja sama dengan pihak bank.
d) Ruang administrasi
Peletakan ruang administrasi harus berhubungan langsung dengan lobby. Untuk hotel
berbintang, terdapat ruang manajer administrasi beserta ruang asistennya dan juga terdapat
ruang resepsionis yang berada di antara lobby dan ruang manajer. Untuk hotel yang lebih
modern, terdapat ruang untuk menyediakan makanan bagi manajer dan asistennya.
e) Lobby
Lobby adalah ruang yang cukup luas yang terletak dekat penerima tamu di front
office. Ruangan tempat duduk-duduk hotel biasanya berada di lobby, yang merupakan
semacam ruang tunggu. Selain itu, ruangan ini dilengkapi tempat duduk-duduk yang terpisah,
yang disediakan bagi tamu untuk beristirahat dan bersantai sambil membaca atau menonton
televisi, dan lain-lain.
Kebutuhan ruang lobby berbeda-beda pada setiap hotel, tergantung jenis hotel
tersebut. Misalnya lobby pada city hotel tidak membutuhkan ruang yang luas,
sedangkan lobby pada resort hotel biasanya justru sebaliknya. Penataan
ruang lobby sebaiknya lebih menonjol daripada ruang lain, yang dapat dilihat
dari finishing, warna, material, pencahayaan, dan dekorasinya.
f) Fasilitas transportasi vertikal mekanik (elevator)
Untuk menambah kenyamanan konsumen, sebuah hotel yang berupa bangunan bertingkat
harus dilengkapi dengan alat transportasi vertikal mekanik, biasanya berupa lift
(elevator). Penempatan elevator harus dapat terlihat oleh publik dari berbagai arah sehingga
harus pula berdekatan dengan entrance dan registration desk.
g) Guest room
Dalam menentukan rancangan guest room, pertimbangan pertama terletak pada ukuran
ruang. Panjang dan lebar ruangan ditentuakan oleh jumlah furnitur yang mengisi ruangan dan
tingkat kemewahan suatu hotel. Guest room yang paling umum terdapat dalam suatu hotel
adalah twin bed room, single bed room, dan suites room. Unit terkecil memiliki sepasang
tempat tidur kembar, baik yang diletakan secara terpisah dengan adanya meja lampu di
antaranya maupun yang diletakan secara berdempet. Dari segi efisiensi ruang cara kedua lebih
baik dari pada cara kedua. Pertimbangan kedua adalah ukuran dan tipe tempat tidur yang
digunakan, yaitu tipe king atau standar twin. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan fasilitas
tempat duduk.
Sebagai sebuah fasilitas komersial, kenyamanan merupakan aspek penting yang sangat
berkaitan dengan tinggi rendahnya angka kunjungan pada hotel tersebut. Salah satu realisasi
kenyamanan pada bangunan hotel dapat diklasifikasikan berdasarkan fasilitas yang disediakan
pada setiap kamarnya. Makin mewah kelengkapan fasilitas yang tersedia, makin tinggi kelas
kamar tesebut.
Contoh klasifikasi kelas kamar pada sebuah hotel adalah sebagai berikut:
Standard room
Adalah jenis kamar yang harganya paling murah di suatu hotel karena fasilitas yang tersedia di
dalam kamar tersebut berlaku umum di semua hotel. Perlengkapan standar dalam suatu hotel
biasanya adalah sebagai berikut:
- kamar tidur dilengkapi dengan fasilitas: tempat tidur (meliputi kotak pegas, kasur, penghalang
kepala) tempat tidur yang digunakan di hotel pada umumnya memakai spring bed supaya lebih
kuat, lembut dan tidak perlu dijemur.
- Meja malam yaitu meja yang diletakan di salah satu sisi tempat tidur. Umumnya bentuk meja
itu kecil dan biasa dimanfaatkan sebagai sentral tempat pemasangan tombol-tombol seperti
lampu, AC, TV, dan radio.
- Meja lampu malam yaitu meja yang diletakan di sisi salah satu bed sebagai tempat menaruh
lampu tidur.
- Telepon, letaknya di atas meja malam.
- Almari pakaian umumnya terbagi dua bagian, yaitu untuk menggantungkan pakaian dan untuk
menaruh barang-barang. Almari tersebut dilengkapi dengan laci. Letak almari berdekatan
dengan kamar mandi, di depan dan atau bersebrangan dengan kamar mandi.
- Rak barang yaitu tempat untuk menaruh koper. Biasanya terbuat dari kayu yang dilapisi
dengan bahan yang tahan gesekan untuk menghindari kemungkinan goresan dari koper
- Meja tulis yang dibuat dengan bentuk praktis karena meja itu juga berfungsi sebagai meja
rias. Oleh karena itu, di dekat meja tersebut disediakan cermin yang menempel dinding atau
meja.
- Lain-lain seperti: kursi untuk meja hias, kursi minum, meja kursi serambi, cermin tembok,
keranjang sampah, serta gorden tipis dan tebal (untuk malam hari)
Deluxe room
Adalah jenis kamar dengan fasilitas yang lebih baik dari kamar standar, misalnya dengan
ukuran kamar yang lebih besar dan tambahan fasilitas lain lebih seperti televisi, lemari es, dan
lain-lain.
President deluxe suite room
Adalah jenis kamar yang paling mahal dalam suatu hotel. Kamar ini merupakan kebanggan
dari suatu hotel yang dapat memberikan ciri khas dan biasanya digunakan sebagai alat
promosi. Ruangan ini hanya ada satu pada suatu hotel. Fasilitas pada kamar ini lebih lengkap
dibandingkan dengan deluxe room, misal meja kursi baca, sofa untuk bersantai, meja kursi
tamu, kamar mandi yang lebih besar, dan lebih mewah, serta ukuran kamar yang lebih luas.
h) Fasilitas restoran
Restoran pada hotel harus memperhatikan kenyamanan termasuk coffe shop, yang dapat
dipenuhi dengan pelayanan yang cepat dan variasi menu. Tamu-tamu yang ingin makan di
restoran dan bar yang ada di hotel dapat memesan di tempat yang disediakan oleh hotel. Ada
beberapa hotel yang menyediakan klab-klab malam di mana para tamu dapat menikmati musik
dan berdansa sambil menikmati hidangan makanan dan minuman yang dipesan.
i) Koridor
Berdasarkan pertimbangan kenyamanan sirkulasi, panjang koridor pada hotel maksimal adalah
30 m, dengan ketinggian sekitar 1,8 m. Perlu diperhatikan juga pada penyelesaian pada lantai
koridor dengan menggunakan karpet (untuk meredam bunyi dan menambah kesan elegan) dan
pencahayaan yang terus menerus dengan pencahayaan buatan. Pada type single loaded
plan dimungkinkan untuk memberikan pencahayaan alami pada koridor.
Selain bagian kamar, kenyamanan sebuah hotel juga ditentukan oleh pengaturan sirkulasinya,
yang secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
Kamar mandi juga perlu dilengkapi dengan kotak obat di luar kamar mandi, peletakan handuk
yang strategis dan mudah dicapai, serta dirancang dengan material dinding dan lantai anti-licin.
Selain pengorganisasian ruang, ukuran-ukuran standar masing-masing ruang juga perlu
diperhatikan untuk mencapai keberhasilan fungsi bangunan. Penggunaan standar ini juga
merupakan upaya untuk mencapai kenyamanan pengguna, khususnya yang tekait dengan
gerak pada setiap ruang. Untuk menambah kenyamanan dan meningkatkan daya tarik
kunjungan pada sebuah hotel, disediakan pula beberapa fasilitas publik yang dapat difungsikan
bagi kegiatan insidentil, sementara beberapa dapat pula disewa oleh umum seperti:
Archade adalah toko-toko ataupun kios-kios yang ada di hotel dan biasanya disewakan kepada
pihak lain yang digunakan untuk menjual koran, majalah, cinderamata, obat-obatan, kantor
perjalanan wisata, bank, money changer, dan sebagainya.
Ruang bermain anak-anak yang disediakan oleh pihak hotel yang biasanya dilengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan dengan berbagai macam tipe alat permainan yang baik untuk
menarik anak-anak yang dibawa tamu-tamu hotel.
Ada dua macam kolam dalam hotel, yaitu indoor swimming pool dan out door swimming
pool. Fasilitas ini biasanya dilengkapi tempat mandi sauna dan didekorasi dengan
indah. Banyak perabotan dan handuk-handuk di kolam ini
.
1. Transit Hotel,yaitu dengan waktu inap tidak lama (harian). Rancangan hotel semacam ini
perlu dilengkapai berbagai fasilitas yang dapat memberikan layanan kepada konsumen dalam
waktu singkat misalnya loundry, restoran, dan agen perjalanan.
2. Semiresidential Hotel, yaitu hotel dengan rata-rata waktu inap konsumen cukup lama
(mingguan). Rancangan hotel semacam ini perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
dapat memberikan layanan kepada konsumen relatif lama, tetapi tidak membosankan. Oleh
karenanya, variasi fasilitas layanan yang disediakan harus cukup banyak, misalnya fasilitas
kebugaran (spa, jogging track, tenis, kolam renang, persewaan sepeda) dan fasilitas rekreasi
(restoran, cafe, taman bermain, persewaan kendaraan)
3. Residential Hotel, merupakan hotel dengan waktu kunjungan tamu yang tergolong lama
(bulanan). Pada jenis hotel ini, kenyamanan dan keamanan sangat perlu diperhatikan, bahkan
mungkin melebihi proporsi pada jenis-jenis hotel yang lain. Rancangan hotel ini perlu
dilengkapi berbagai fasilitas yang dapat memberikan layanan kepada konsumen serupa dengan
layanan kehidupan sehari-hari seperti fasilitas perbelanjaan (supermarket, departement store),
fasilitas kebugaran (spa, jogging track, tenis, kolam renang, persewaan sepeda), dan fasilitas
rekreasi (restoran, cafe, taman bermain, persewaan kendaraan)
Berdasarkan jumlah kamar (kapasitas) suatu hotel terdapat klasifikasi sebagai berikut:
1. Small Hotel, yaitu hotel dengan jumlah kamar yang kecil (maksimal 25 kamar). Hotel ini
biasanya dibangun di daerah-daerah dengan angka kunjungan yang rendah.
2. Medium Hotel, yaitu hotel dengan jumlah kamar yang sedang (sekitar 29-299 kamar). Hotel ini
biasanya dibangun di daerah-daerah dengan angka kunjungan sedang.
3. Large Hotel, yaitu hotel dengan jumlah kamar besar ( minimum 300 kamar). Hotel ini
biasanya dibangun di daerah-daerah dengan angka kunjungan yang tinggi.
a) Segmen pasar
Resort hotel merupakan suatu fasilitas akomodasi yang terletak di daerah wisata. Sasaran
pengunjung resort hotel adalah wisatawan yang bertujuan untuk berlibur, bersenang-senang,
mengisi waktu luang, dan melupakan rutinitas kerja sehari-hari yang membosankan.
b) Lokasi
Umumnya resort hotel ini berlokasi di tempat-tempat yang mempunya potensi wisata yang baik,
misalnya tempat-tempat dengan pemandangan alam yang indah seperti pantai, pegunungan,
tepi sungai, danau, atau pun tempat-tempat khusus yang tidak dirusak oleh keramaia kota, lalu
lintas yang padat dan bising, serta polusi udara, meskipun ada juga resort jenis tertentu yang
justru memanfaatkan keramaian kota sebagai daya tariknya.
c) Fasilitas
Motivasi pengunjung resort hotel untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang
menuntut tersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreasi indoor dan outdoor.
Secara umum fasilitas yang tersedia pada resort hotel terdiri dari 2 kategori utama, yaitu:
Fasilitas umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti akomodasi, pelayanan, hiburan,
rekreasi. Semua tipe resort menyediakan fasilitas ini.
Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan memanfaatkan kekayaan
alam yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk kegiatan rekreasi yang lebih spesifik dan dapat
kealamian resort.
a) Winter Resort Hotel, merupakan resort yang dibuka hanya pada musim dingin, biasanya
karena potensi wisatanya memang hanya menonjol di musim dingin, misalnya resort hotel di
kawasan-kawasan wisata ski.
b) Summer Resort Hotel, merupakan resort yang dibuka hanya pada musim panas saja, biasanya
karena potensi wisata di daerah tersebut hanya menonjol di musim panas.
c) Year Round Hotel, merupakan resort yang dibuka sepanjang tahun.
1. Jumlah kamar
2. Fasilitas dan peralatan yang disediakan
3. Model sistem pengelolaan
4. Bermotto pelayanan
3 Dining room
Mempunyai minimum dua buah dining room, salah satunya berupa coffe shop.
4 Bar
Mempunyai ketentuan minimum sama seperti hotel bintang tiga
5 Ruang fungsional
Mempunyai ketentuan minimum sama seperti hotel bintang tiga
6 Lobby
Mempunyai luasan minimum 100 m2
Terdapat dua toilet umum untuk pria dan tiga toilet yumum untuk wanita dengan
perlengkapannya
7 Drug store
Mempunyai ketentuan minimal sama seperti hotel bintang tiga
8 Sarana olahraga dan rekreasi
Seperti pada hotel berbintang tiga ditambah dengan diskotik/night club kedap suara dengan AC
dan toilet.
9 Utilitas penunjang
Minimum seperti hotel bintang tiga dengan:
Transportasi vertikal mekanis,
Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang/hari,
Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin.
Bab ini akan menguraikan tentang tinjauan terhadap progres perancangan Hotel Grand
Pasundan Bandung, di antaranya:
Catatan 2:
Biasanya inspeksi dilakukan pada waktu-waktu strategis/penting di masa konstruksi
( misalnya: saat memancangkan bangunan, sebelum mengecor pondasi, sebelum membangun
struktur utama, sebelum memplester tembok, sebelum menutup atap, dan sebagainya).
Catatan 3:
Jasa Desain Arsitektur biasanya termasuk pekerjaan-pekerjaan arsitektur
dan engineering agar dapat dibangun oleh pelaksana. Kontrak akan menetapkan apa “yang
termasuk” dan “yang tidak termasuk” dalam lingkup pekerjaan. Pada beberapa proyek sering
dibagi menjadi pekerjaan-pekerjaan terpisah kepada konsultan-konsultan spesialis.
Tema
moderen minimalis
Bangunan hotel grand pasundan menggunakan tema perancangannya adalah arsitektur
modern minimalis, prinsip arsitektur modern minimalis sebenarnya mengikuti prinsip
arsitektur form follow function atau bentuk mengikuti fungsi, artinya bentuk-bentuk yang tidak
perlu harus dihilangkan. Minimalisme telah menjadi sebuah gaya arsitektur yang berdiri sendiri,
gaya minimalis dianggap sebagai istilah penganti untuk arsitektur modern.
Layaknya tren, arsitektur jenis ini tidaklah statis. Fleksibilitas dan sifat kompromistis
terhadap aspek geografis, dan iklim.
Gaya hidup masyarakat kota yang cenderung praktis dan efisien menjadi dasar desain
Hotel Grand Pasundan, dan sekaligus sebagai daya tarik konsumen.
Ciri-ciri
arsitektur minimalis pada bangunan hotel grand pasundan
Hotel Grand Pasundan hadir dengan karakter lebih jelas (bentuk dan ruang geometris,
sederhana), lebih baik (kokoh), dan lebih kuat dengan ruang-ruang yang kosong (sedikit
ornamen dan perabotan). Minimal menjadi tujuan sekaligus ornamen itu sendiri yang
sederhana dan murni. Garis lurus, bidang datar mulus terkadang kasar, dan pertemuan bidang
serba siku tegak lurus. Blocking massa, material, pencahayaan, pengulangan, sirkulasi ringkas,
optimalisasi multifungsi ruang dan berurut.
Pemakaian bahan efisien, praktis, ringan tapi kokoh, dan berteknologi tinggi. Beton
ekspos polos atau bertekstur pada dinding hotel, jendela kaca lebar sedikit, atau bahkan tanpa
sambungan. Rangka bangunan dari beton hingga baja. Bahan kayu polos tanpa ornament,
hanya diplitur atau dicat, tatap banyak digunakan untuk kusen dan daun pintu dan
jendela. Kusen dari aluminium yang tahan lama
Hotel dengan desain minimalis menekankan bentuk desain yang lugas, polos,
sederhana, tidak rumit, kompak, dan efisiensi ruang. Kreativitas dan inovasi perkembangan
teknologi membuat hotel modern minimalis akan terus berkembang lebih kompak, trendi, dan
praktis, serta tetap menjadi pilihan favorit simbol baru masyarakat urban
Sejarah
arsitektur modern
Salah satu faktor yang mempengaruhi sejarah perkembangan arsitektur barat adalah
revolusi industri pada awal abad ke 19, terutama industri konstruksi dan meluasnya
pemanfaatan energi listrik yang memacu pemanfaatan teknologi secara aktif di dalam
bangunan. Situasi klimat yang berbeda, direspon dengan penggunaan teknologi secara
ekstensif.
Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi
ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen
estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi
massal. Namun Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam
ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketika arsitektur modern mulai dipraktikan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan
dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan
menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk (form follow function). Arsitek lantas menjadi
figur penting dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup
produksi massal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi. Munculnya gaya arsitektur
minimalis belakangan ini adalah perkembangan dari universal tersebut.
Awal
munculnya gaya minimalis
Gaya minimalis mulai diakui menjadi gaya internasional setelah pada tahun 1997,
dunia mengalami kemunduran ekonomi besar-besaran.
Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan dari proses pelaksanaan kerja praktik II,
yang dilakukan praktikan pada proyek pambangunan Hotel Grand Pasundan Bandung
Kesimpulan
Pelaksanaan Kerja Praktek II ini, dalam bidang perencanaan di PT PULAU INTAN pada
proyek perencanaan gedung Hotel Grand Pasundan Bandung, dilaksanakan dalam jangka
waktu ± 2 bulan (bersaman dengan kerja praktik I), dalam jangka waktu tersebut praktikan
memperoleh sedikit banyak pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan disiplin ilmu
yang praktikan tuntut di bangku kuliah khususnya dalam bidang konstruksi bangunan.
1. Umum
Pelaksanaan kerja praktik ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, sebagai bahan pengamatan
dan bahan komparasi antara teori-teori ilmiah yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan
yang terjadi di lapangan selama proses pembangunan.
2. Khusus
a. Tahap pertama yang harus dilakukan oleh Kontraktor adalah membuat
suatu planning mengenai pembagian pekerjaan sesuai dengan time schedule agar dapat
tercapai efektivitas waktu.
b. Dalam hal pelaksanaan pembangunan, pekerjaan berjalan lancar tanpa suatu masalah yang
berarti, desain yang digambarkan kadang tidak sesuai dengan keinginan pemilik
bangunan/klien, sehingga dalam pelaksanaan terjadi perubahan-perubahan terutama pada
ukuran-ukuran dan bentuk-bentuk perencanaan yang tidak sesuai dengan konstruksi.
c. Setiap perubahan yang diinginkan oleh owner, selanjutnya dilakuakan pengambaran ulang
serta melaporkannya pada owner melalau konsultan pengawas yang ditunjuk oleh owner.
d. Dalam pelaksanaan proyek, kontraktor pelaksana membuat laporan harian, mingguan, dan
bulanan untuk dilaporkan kepada owner. Ini dimaksudkan untuk memberitahukan
kepada owner tentang proses pelaksanaan proyek pembangunan
g. Peran sebuah team work sangat dituntut dalam pengambilan sikap yang cepat dan tepat
sehingga apa yang menjadi keinginan klien dapat terpenuhi. Serta kepuasan pada dua belah
pihak juga tercapai.