Anda di halaman 1dari 116

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN II

GAMBARAN PENGAJUAN KLAIM COVID-19 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT


FATMAWATI TAHUN 2020

OLEH

ANISA FEBRIANA WAHYUNINGRUM 1705015114

ANITA DWI ANGRAENI 1705015044

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH. PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2020
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Identitas kelompok

Nama Mahasiswa/ NPM:

1. Anisa Febriana Wahyuningrum / 1705015114

2. Anita Dwi Angraeni / 1705015044

Judul Laporan :

Gambaran Pengajuan Klaim COVID-19 di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati


Tahun 2020

Dinyatakan telah diperiksa, disetujui, dan akan/ telah* dipertahankan di


hadapan Tim Penguji PBL II Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-
ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

Jakarta, 22 Desember 2020

Pembimbing Lapangan 1 PBL II Pembimbing Lapangan 2 PBL II

Didi Nurhadi, S. Sos Nanda Rachma Septriani, SKM

Pembimbing Fakultas PBL II

Meita Veruswati, M.KM.

Ket: * dipilih salah satu

i
LEMBAR PENGESAHAN

Identitas kelompok

Nama Mahasiswa/ NPM:

1. Anisa Febriana Wahyuningrum 1705015114


2. Anita Dwi Angraeni 1705015044

Judul Laporan :

Gambaran Pengajuan Klaim COVID-19 di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati


Tahun 2020

Dinyatakan telah diperiksa, disetujui, dan telah dipertahankan dihadapan Tim


Penguji PBL II Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

Jakarta, 22 Desember 2020

Pembimbing Lapangan 1 PBL II Pembimbing Lapangan 2 PBL II

Didi Nurhadi, S.Sos Nanda Rachma Septriani, SKM

Pembimbing Fakultas PBL II Penguji

Meita Veruswati, M.KM. Yuyun Umniyatun, S.KM., MARS.

ii
BIODATA MAHASISWA

1. Nama : Anisa Febriana Wahyuningrum


Nim : 1705015114
Tempat / Tanggal Lahir : Gunungkidul, 27 Februari 1999
Alamat : Jl. Nanas X Blok B 14 No 3 RT 06/RW 12,
Perumahan Gunung Putri Permai, Keranggan, Gunung
Putri, Bogor.
Nomor HP : 083811374371
Alamat Email : anisafwyunisa@gmail.com
Peminatan : Manajemen Administrasi Kesehatan

2. Nama : Anita Dwi Angraeni


Nim : 1705015044
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Mei 1999
Alamat : Jl. Squadron Gang Ahmad Rt 02/RW 03 No. 25
Kelurahan Makasar Kecamatan Makasar, Jakarta
Timur.
Nomor HP : 087895574055
Alamat Email : dwiangraenianita@gmail.com
Peminatan : Manajemen Administrasi Kesehatan

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II ini.
Laporan PBL II ini merupakan acuan pelaksanaan kegiatan PBL II. Penulisan laporan ini
tidak akan berjalan lancar dan tepat waktu tanpa bantuan, arahan serta bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan syukur Alhamdulillah dan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini.
2. Ibu Ony Linda, SKM., M. Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
UHAMKA.
3. Ibu Dian Kholika Hamal, M.Kes, selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan UHAMKA.
4. Ibu Yoli Farradika, M.Epid, selaku ketua panitia PBL II.
5. Ibu Meita Veruswati, M.KM, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan serta sarannya dipelaksanaan PBL II ini.
6. PLT dr Azhar Jaya, SKM, MARS, selaku Direktur Utama RSUP Fatmawati yang telah
mengizinkan kami untuk melakukan kegiatan PBL II.
7. Bapak Didi Nurhadi, S.Sos selaku Kepala Unit Pelayanan Pasien Jaminan, sekaligus
Pembimbing Lapangan 1 yang telah memberikan izin kepada kami untuk melakukan
kegiatan PBL II dan membimbing kami dengan baik.
8. Mbak Nanda Rachma Septriani, SKM selaku Penanggung Jawab Klaim Rawat Jalan
UPPJ RSUP Fatmawati sekaligus sebagai Pembimbing Lapangan 2 yang telah
memberikan bimbingan serta sarannya sejak awal hingga selesainya Laporan
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II ini.
9. Unit UPPJ RSUP Fatmawati yang telah menerima kami dan membantu proses
menyelesaikan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II.
10. Seluruh keluarga besar RSUP Fatmawati yang tidak bisa disebutkan satu-persatu
karena telah membantu, membimbing dan menerima kami dengan hangat selama PBL
II dilaksanakan

iv
11. Segenap keluarga kami tercinta, khususnya orang tua yang selalu mendo’akan setiap
langkah kami dan tidak pernah lelah untuk memberikan dukungan moril maupun
materi.
12. Segenap keluarga besar Kesehatan Masyarakat angkatan 2017 yang saling membantu
demi kelancaran kegiatan PBL II ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu, mendukung
tanpa lelah dan memberi masukan untuk kelancaran PBL II ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini di masa yang akan datang.

Jakarta, 22 Desember 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING i
LEMBAR PENGESAHAN ii
BIODATA MAHASISWA iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
DAFTAR GAMBARx
DAFTAR SINGKATAN xii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 4
D. Manfaat 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................6
A. Definisi Rumah Sakit........................................................................................................6
B. Definisi COVID-19 8
C. Definisi Klaim 8
D. Klaim COVID-19 8
E. Penelitian Terdahulu 18
BAB III METODE ATAU LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PBL II.....................22
A. Tempat atau Lokasi Pengalaman Belajar Lapangan II....................................................22
B. Waktu dan Lama Pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan II 22
C. Langkah Atau Tahapan Pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan II 22
1. Pembukaan dan Pembekalan PBL II 22
2. Pembuatan Proposal dan Administrasi Lainnya 22
3. Bimbingan PBL II22
4. Persiapan Pelaksaan PBL II 23
5. Pelaksanaan PBL II 23
6. Tahap Pemantauan PBL II 23
7. Penyusunan Laporan Hasil PBL II 23
8. Tahap Evaluasi dan Presentasi Laporan PBL II 23
BAB IV HASIL.......................................................................................................................24
A. Gambaran Umum............................................................................................................24
1. Visi, Misi, Motto, Nilai dan Tujuan.......................................................................24
2. Failitas Pelayanan 26
3. Struktur Organisasi 30
B. Struktur Unit UPPJ RSUP Fatmawati 31

vi
C. Gambaran Alur Masuk dan Ruangan Pasien Rawat Inap COVID-19 32
D. Gambaran Alur Berkas Klaim Pasien COVID-19 35
E. Gambaran Alur Pengajuan Berkas Klaim COVID-19 36
F. Kelengkapan Berkas Klaim COVID-19 38
1. Format Check List Kelengkapan Berkas 38
2. Perincian Billing Rawat Inap 39
3. Perincian Obat atau Alkes40
4. Perincian Biaya Jenazah 41
5. Hasil Laboratorium 42
6. Hasil Swab 43
7. Hasil Radiologi 44
8. Resume Medis 45
9. Sertifikat Medis Penyebab Kematian 46
10. CPPT/Laporan Operasi 47
11. Surat Masuk dan Surat Keterangan Kelahiran 48
12. KTP/BPJS/KK 50
13. Surat Pernyataan Pelunasan Biaya Perawatan 51
G. Proses Mencetak Perincian Billing Pasien COVID-19 52
H. Proses Mencetak Obat Pasien COVID-19 55
I. Proses Mencetak Biaya Jenazah Pasien COVID-19 58
J. Proses Mencetak Hasil Laboratorium Pasien COVID-19 62
K. Proses Mencetak Hasil Radiologi Pasien COVID-19 64
L. Proses Verifikasi INA-CBGs 68
BAB V PEMBAHASAN........................................................................................................76
A. Identifikasi.......................................................................................................................76
B. Penentuan Prioritas Masalah 79
C. Fishbone 82
D. Alternatif Pemecahan Masalah 82
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................84
A. Kesimpulan......................................................................................................................84
B. Saran 85
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................87
LAMPIRAN............................................................................................................................89

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Penelitian Terdahulu................................................................................................18


Tabel 5 1 Penentuan Prioritas Masalah....................................................................................81
Tabel 5 2 Alternatif Pemecahan Masalah................................................................................83

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1...............................................................................................................................89
Lampiran 2...............................................................................................................................90
Lampiran 3 92
Lampiran 4 95
Lampiran 5 96
Lampiran 6 97
Lampiran 7 98

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tarif APD dan Obat-Obatan..................................................................................9


Gambar 2.2 Tarif Rawat Inap Perhari13
Gambar 2 3 Diagnosis dan Prosedur Rawat Inap dan Rawat Jalan 14
Gambar 4.1 Struktur Organisasi 30
Gambar 4.2 Struktur Unit Uppj 31
Gambar 4.3 Alur Masuk Dan Alur Keluar Pasien 32
Gambar 4.4 Kapasitas Tempat Tidur Dan Ruang Rawat 33
Gambar 4.5 Gambaran Alur Berkas Klaim Covid-19 35
Gambar 4.6 Gambaran Alur Pengajuan Berkas Klaim Covid-19 36
Gambar 4.7 Check List Kelengkapan Berkas Covid-19 38
Gambar 4.8 Perincian Billing Rawat Inap 39
Gambar 4.9 Perincian Obat/Alkes 40
Gambar 4.10 Perincian Biaya Jenazah 41
Gambar 4.11 Hasil Laboratorium 42
Gambar 4.12 Hasil Swab 43
Gambar 4.13 Hasil Radiologi 44
Gambar 4.14 Resume Medis 45
Gambar 4.15 Sertifikat Medis Penyebab Kematian 46
Gambar 4.16 Cppt/Laporan Operasi 47
Gambar 4.17 Surat Masuk Rsup Fatmawati 48
Gambar 4.18 Surat Keterangan Kelahiran 49
Gambar 4.19 Ktp/Bpjs/Kk 50
Gambar 4.20 Pernyataan Pelunasan Biaya Perawatan 51
Gambar 4.21 Proses Mencetak Rincian Pasien Covid-19 52
Gambar 4.22 Proses Mencetak Rincian Pasien Covid-19 52
Gambar 4.23 Proses Mencetak Rincian Pasien Covid-19 53
Gambar 4.24 Proses Mencetak Rincian Pasien Covid-19 53
Gambar 4.25 Proses Mencetak Rincian Pasien Covid-19 54
Gambar 4.26 Proses Mencetak Rincian Pasien Covid-19 54
Gambar 4.27 Proses Mencetak Rincian Pasien Covid-19 55
Gambar 4.28 Proses Mencetak Obat 56
Gambar 4.29 Proses Mencetak Obat 56
Gambar 4.30 Proses Mencetak Obat 57
Gambar 4.31 Proses Mencetak Obat 57
Gambar 4.32 Proses Mencetak Obat 58
Gambar 4.33 Proses Mencetak Obat 58
Gambar 4.34 Proses Mencetak Biaya Jenazah 59
Gambar 4.35 Proses Mencetak Biaya Jenazah 59
Gambar 4.36 Proses Mencetak Biaya Jenazah 60
Gambar 4.37 Proses Mencetak Biaya Jenazah 60
Gambar 4.38 Proses Mencetak Biaya Jenazah 61
Gambar 4.39 Proses Mencetak Biaya Jenazah 61

x
Gambar 4.40 Proses Mencetak Biaya Jenazah 62
Gambar 4.41 Proses Mencetak Hasil Laboratorium 62
Gambar 4.42 Proses Mencetak Hasil Laboratorium 63
Gambar 4.43 Proses Mencetak Hasil Laboratorium 64
Gambar 4.44 Proses Mencetak Hasil Laboratorium 65
Gambar 4.45 Proses Mencetak Hasil Laboratorium 65
Gambar 4.46 Proses Mencetak Hasil Laboratorium 66
Gambar 4.47 Proses Mencetak Hasil Laboratorium 67
Gambar 4.48 Proses Mencetak Hasil Laboratorium 67
Gambar 4.49 Proses Mencetak Hasil Laboratorium 68
Gambar 4.50 Proses Verifikasi Ina Cbgs 69
Gambar 4.51 Proses Verifikasi Ina Cbgs 69
Gambar 4.52 Proses Verifikasi Ina Cbgs 70
Gambar 4.53 Proses Verifikasi Ina Cbgs 71
Gambar 4.54 Proses Verifikasi Ina Cbgs 71
Gambar 4.55 Proses Verifikasi Ina Cbgs 72
Gambar 4.56 Proses Verifikasi Ina Cbgs 73
Gambar 4.57 Proses Verifikasi Ina Cbgs 73
Gambar 4.58 Proses Verifikasi Ina Cbgs 74
Gambar 4.59 Proses Verifikasi Ina Cbgs 74
Gambar 4.60 Hasil Output Klaim Ina Cbgs 75

xi
DAFTAR SINGKATAN

COVID-19 : Coronavirus disease 2019


UPPJ : Unit Pelayanan Pasien Jaminan
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
ODP : Orang Dalam Pemantauan
PDP : Pasien Dalam Pemantauan
KTP : Kartu Tanda Pengenal
KK : Kartu Keluarga
BPJS : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
IRMIK : Instalasi Rekam Medis
Yankes : Pelayanan Kesehatan
Kemenkes : Kementerian Kesehatan

xii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem penyelenggaraan Pengalaman Belajar Lapangan dirancang untuk
memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa yang diharapkan mampu
mendeskripsikan suatu kegiatan di suatu wilayah binaan (community based) menurut
tujuan, komponen-komponen kegiatan, serta dapat mengidentifikasi masalah yang ada
di kegiatan tersebut secara komprehensif dan akurat dengan pendekatan ilmu
kesehatan masyarakat. Melalui PBL II di instansi kesehatan dan Rumah Sakit,
diharapkan pengetahuan mahasiswa di bidang praktik dapat dipenuhi dengan baik,
sehingga mahasiswa dapat memberikan penilaian dan perbandingan yang baik dari
perkembangan sektor keilmuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan
perkembangan di sektor praktik yang terjadi di lapangan serta mendapatkan gambaran
yang lebih nyata tentang dunia kerja pada bidang yang akan digelutinya. Adanya PBL
II ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa dalam menyelesaikan masa studi
sarjana dan dapat dijadikan ajang untuk berlatih dalam persiapan memasuki dunia
kerja secara nyata.
UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak
atas kesehatan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Pasal 1 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati merupakan Rumah Sakit Kelas
A dan tersertifikasi sebagai RS Pendidikan. Sebagai rumah sakit pendidikan, maka
RSUP Fatmawati mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan pelayanan,
pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi
kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan kesehatan lainnya
sesuai dengan standar rumah sakit pendidikan. Menurut keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 169 Tahun 2020 tentang Penetapan RS Rujukan Penanggulangan Penyakit

1
Infeksi Emerging Tertentu. Dalam hal ini RSUP Fatmawati menjadi salah satu rumah
sakit rujukan COVID-19 di Jakarta sejak Maret 2020. Keputusan ini mengarah kepada
penyakit infeksi emerging, khususnya COVID-19 yang terjadi peningkatan
jumlahnya.

Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit coronavirus


2019 di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang
diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan
sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret
2020. Hingga 14 November 2020, lebih dari 53.281.350 orang kasus telah dilaporkan
lebih dari 219 negara dan wilayah seluruh dunia, mengakibatkan lebih dari 1.301.021
orang meninggal dunia dan lebih dari 34.394.214 orang sembuh. Virus SARS-CoV-2
diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui percikan pernapasan
(droplet) yang dihasilkan selama batuk.

Pasien COVID-19 tidak ditagih biaya perawatan selama di rumah sakit. Biaya
perawatan pasien dapat diganti dengan cara pengajuan klaim oleh rumah sakit kepada
Kemenkes. Klaim pembiayaan ini berlaku bagi rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan Penyakit Infeksi Emerging tertentu. Pasien harus memenuhi kelengkapan
berkas untuk memperlancar proses pengklaiman. Klaim diajukan rumah sakit secara
kolektif kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan cq. Direktur Pelayanan
Kesehatan Rujukan akan menembuskan kepada Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan untuk diverifikasi dan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota akan ditembuskan melalui e-mail. Panjangnya alur pengklaiman
pasien COVID-19 sering kali menyebabkan dispute atau gagal klaim. Dispute klaim
adalah ketidaksepakatan antara BPJS Kesehatan dengan fasilitas kesehatan atas klaim
tersebut berdasarkan berita acara pengajuan klaim.

Pasien COVID-19 yang dirawat di RSUP Fatmawati sampai bulan Januari


2021 sudah mencapai 91,5% dari kapasitas yang ada yaitu 208 tempat tidur, dan ada
sejumlah pasien yang telah mengantre masuk ke ruang perawatan COVID-19.
Lonjakan kasus COVID-19 telah menyebabkan fasilitas kesehatan di wilayah
Jabodetabek penuh karena mengalami peningkatan kasus COVID-19. RS Fatmawati
adalah rumah sakit utama rujukan yang juga mengalami lonjakan kasus COVID-19.

2
Lonjakan kasus ini tentu berpengaruh terhadap proses pelayanan pasien termasuk
dalam proses klaim pasien COVID-19 di RSUP Fatmawati yang dilakukan oleh unit
Unit Pelayanan Pasien Jaminan (UPPJ), dalam hal ini unit UPPJ mengalami kendala
dalam pelaporan kasus COVID-19 dalam proses pengklaiman. Sampai tanggal 4
Desember 2020 terdapat data jumlah pendataran pasien COVID-19 sebanyak 2586
pasien, pengajuan klaim COVID-19 sebanyak 1232 berkas dengan jumlah Rp.
149.505.570.000 namun masih terdapat 169 berkas kasus yang mengalami dispute
BPJS Kesehatan dan Kementrian Kesehatan dengan jumlah Rp. 22.702.186.000.

Melihat dari proses pengklaiman pasien ini memerlukan banyak tahapan


apabila ada yang terhambat maka dapat mempengaruhi persetujuan klaim dan sumber
daya manusia yang memadai sangat penting dibutuhkan agar terselenggaranya proses
pengklaiman pasien yang lancar. Penelitian (Risa Rahayu, Ayun Sriatme & Septo
Pawelas Arso 2017) , menyatakan produktifitas administrator adalah 80,81% kegiatan
produktif langsung dan tidak langsung. Beban kerja tertinggi untuk aktifitas
memeriksa dan mengurutkan kelengkapan yaitu aktifitas input klaim pasien rawat
pada software INA-CBGs dan sistem informasi pasien RS. Didukung dengan
penelitian (Agus Sarjono, Endang Ruswanti) bahwa identitas data berpengaruh secara
signifikan terhadap pengajuan klaim BPJS. Terjadinya penundaan klaim BPJS adalah
karena ketidaklengkapan rekam medis terutama data penunjang, diagnosa dokter.

Pada masa pandemi ini, banyak hal baru yang harus diadaptasi termasuk
RSUP Fatmawati dalam menerima pelayanan dan perawatan pasien COVID-19 untuk
memproses administrasi dan pengklaiman jaminan pasien COVID-19 juga kesiapan
sumber daya manusia dalam proses pengklaiman pasien COVID-19 RSUP Fatmawati
khususnya unit UPPJ yang mengalami beban kerja tambahan untuk menginput data
pasien COVID-19. Berdasarkan masalah tersebut maka pada penelitian ini penulis
ingin mengetahui gambaran proses klaim COVID-19 yang dilaksanakan oleh bagian
Unit Pelayanan Pasien Jaminan (UPPJ) Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati untuk
mengetahui proses klaim pasien COVID-19 dan hambatan yang dihadapi.

B. Rumusan Masalah
Dalam pengajuan klaim COVID-19, untuk dapat melakukan pengajuan klaim
COVID-19 dibutuhkannya alur atau proses yang dapat mendukung dalam pengajuan
klaim COVID-19 dari awal pengumpulan data sampai ke tahap verifikasi klaim.

3
Berdasarkan hal tersebut, tim penyusun ingin mengetahui bagaimana gambaran
sistem pengajuan berkas klaim COVID-19 di RSUP Fatmawati dan apa saja kendala
yang dihadapi selama proses pengajuan klaim COVID-19 di RSUP Fatmawati.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tentang proses pengajuan berkas klaim COVID-19
di UPPJ (Unit Pelayanan Pasien Jaminan) RSUP Fatmawati tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui informasi dan situasi kesehatan masyarakat berdasarkan
data karakteristik, profil, dan performance di RSUP Fatmawati Jakarta Selatan
khususnya mengenai manajemen administrasi kesehatan dan klaim COVID-
19.
b. Untuk mengetahui gambaran proses pengajuan berkas klaim COVID-19 yang
terdiri dari proses pelayanan administrasi pasien COVID-19, pengumpulan
berkas, pemberian kode dan entri data klaim COVID-19 di RSUP Fatmawati
Jakarta Selatan
c. Untuk dapat mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam pelayanan
klaim COVID-19 di UPPJ (Unit Pelayanan Pasien Jaminan) RSUP Fatmawati
Jakarta Selatan.

D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
a) Dapat masukan dari kompetensi mahasiswa dalam bidang manajemen
administrasi kesehatan dengan melibatkan mahasiswa untuk membantu
kegiatan klaim pasien di RSUP Fatmawati Jakarta Selatan.
b) Dapat bekerja sama dengan mahasiswa dan dosen pembimbing fakultas lebih
lanjut dalam kegiatan manajemen dan operasional di RSUP Fatmawati
Jakarta Selatan serta dapat menjalin kemitraan untuk kegiatan penelitian
maupun pengembangan.

4
2. Bagi Program Studi

a) Terlaksananya upaya pengimplementasian Catur Dharma Perguruan Tinggi


Muhammadiyah (PTM) yaitu Pengajaran, Penelitian, Pengabdian
Masyarakat, dan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
b) Terbinanya suatu jaringan kerja sama yang berkelanjutan dengan instansi
tempat PBL II dalam upaya meningkatkan keterkaitan antara substansi
akademik dengan kompetensi sumber daya manusia yang kompetitif dalam
membangun kesehatan masyarakat.
c) Meningkatnya kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga
terampil dari lapangan dalam kegiatan proses pembelajaran di lapangan.
d) Diperolehnya keuntungan dalam melibatkan dosen dan mahasiswa dalam
kegiatan PBL II, penelitian ilmiah, dan pengabdian masyarakat.
e) Terkumpulnya bahan masukan yang penting bagi tersusunnya kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan nyata dilapangan.

3. Bagi Penulis
a) Mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian, pembuatan laporan
hasil penelitian sesuai dengan kebijakan teknis dalam penelitian yang
dilakukan oleh RSUP Fatmawati Jakarta Selatan dalam melakukan penelitian
sesuai dengan prosedural Kesehatan Masyarakat.
b) Sebagai sarana pembelajaran serta pengalaman melakukan praktek kerja
sekaligus mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama menempuh
pendidikan di Universitas.
c) Mendapatkan pengalaman bekerja sama dalam tim untuk memecahkan
masalah kelompok yang dihadapi oleh tim, dapat berpartisipasi penuh dalam
tim mulai dari pembagian tim, bertanggung jawab terhadap tugasnya,
brainstorming, dan bersama-sama membangun kinerja kelompok dengan
baik.
d) Dapat mengaplikasikan dan mengembangkan keilmuan manajemen
administrasi kesehatan yang didapatkan selama masa pembelajaran.

5
e) Mendapatkan pengalaman dalam melakukan teknik pengumpulan data
kesehatan, pengolahan data, penyajian data, dan analisis data di tempat PBL
II.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Rumah Sakit


Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan
penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No.
44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.

Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Rumah Sakit mempunyai misi memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan Universitas Sumatera Utara penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan
serta pelaksanaan upaya rujukan. Untuk menyelenggarakan fungsinya, maka rumah
sakit menyelenggarakan kegiatan:

1. Pelayanan medis.
2. Pelayanan dan asuhan keperawatan.
3. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis.
4. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan.
5. Pendidikan, penelitian dan pengembangan.
6. Administrasi umum dan keuangan. Sedangkan menurut undang-undang No. 44
tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.

7
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta pengaplikasian
teknologi dalam bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No.340/Menkes/Per/III/2010, rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan
kepemilikan, jenis pelayanan, dan kelas.

1. Berdasarkan kepemilikan. Rumah sakit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah
rumah sakit pemerintah (pusat, provinsi, dan kabupaten), rumah sakit BUMN
(ABRI), dan rumah sakit yang modalnya dimiliki oleh swasta (BUMS) ataupun
Rumah Sakit milik luar negri (PMA).
2. Berdasarkan Jenis Pelayanan. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah rumah
sakit umum, rumah sakit jiwa, dan rumah sakit khusus (misalnya rumah sakit
jantung, ibu dan anak, rumah sakit mata, dan lain-lain).
3. Berdasarkan Kelas. Rumah sakit berdasarkan kelasnya dibedakan atas rumah
sakit kelas A, B (pendidikan dan non-pendidikan), kelas C, kelas D.
a. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan
subspesialistik luas.
b. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurangkurangnya sebelas
spesialistik dan subspesialistik terbatas.
c. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
d. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

8
B. Definisi COVID-19
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan
Sars-CoV-2.

Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia
dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan
COVID-19 ini masih belum diketahui. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19
antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.
Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus
COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada
sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan
bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.

C. Definisi Klaim
Klaim adalah sesuatu yang mana tertanggung menyatakan kerugian dan
memberikan bukti yang diperlukan, dan perusahaan asuransi menerima klaim serta
memberikan manfaat untuk menggambarkan proses tersebut (Pamjaki, 2014).
Menurut Ilyas, (2011) definisi klaim adalah suatu permintaan salah satu dari dua
pihak yang menggunakan ikatan, agar haknya terpenuhi. Satu dari dua pihak yang
melakukan ikatan tersebut akan mengajukan klaimnya kepada pihak lainnya sesuai
dengan perjanjian atau provisi polis yang disepakati bersama oleh kedua pihak.

D. KLAIM COVID-19
1. Kriteria pasien yang dapat diklaim biaya perawatannya :
a. Orang Dalam Pemantauan (ODP): ODP usia di atas 60 (enam puluh)
tahun dengan atau tanpa penyakit penyerta. ODP usia kurang dari 60
(enam) tahun dengan penyakit penyerta.

9
b. Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
c. Konfirmasi COVID-19 Berlaku bagi Warga Negara Indonesia dan Warga
Negara Asing yang dirawat pada rumah sakit di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

2. Tempat pelayanan
a. Rawat Jalan
b. Rawat Inap Rumah sakit rujukan penanggulangan penyakit infeksi
emerging tertentu dan rumah sakit lain yang memberikan pelayanan
pasien COVID-19.

3. Pelayanan yang dapat dibiayai


a. Mengikuti standar pelayanan dalam panduan tata laksana pada pasien
sesuai kebutuhan medis pasien sesuai dengan huruf D di bawah.
b. Pembiayaan pelayanan pada rawat jalan dan rawat inap meliputi:
administrasi pelayanan, akomodasi (kamar dan pelayanan di ruang gawat
darurat, ruang rawat inap, ruang perawatan intensif, dan ruang isolasi),
jasa dokter, tindakan di ruangan, pemakaian ventilator, bahan medis habis
pakai, pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium dan radiologi
sesuai dengan indikasi medis), obat-obatan, alat kesehatan termasuk
penggunaan APD di ruangan, rujukan, pemulasaran jenazah, dan
pelayanan kesehatan lain sesuai indikasi medis.

4. Metode Pembayaran
Pelayanan yang diberikan dan maksimal lama perawatan, ditentukan dengan
menggunakan tarif INA-CBG dan Top Up perawatan dihitung sebagai Cost per Day
yang efektif dan efisien.

5. Norma Tarif
a. Perhitungan tarif Jaminan pasien COVID-19:
- Tarif Klaim Pasien Rawat Jalan Menggunakan Tarif INA-CBG

10
- Tarif Klaim Pasien Rawat Inap Tarif Klaim Pasien = a+ ((n.b)-a)-c
Keterangan: Tarif klaim pasien adalah tarif INA-CBG ditambah jumlah LOS
pasien dikalikan cost per hari
a = Tarif INA-CBG
n = Jumlah LOS
b = Top Up per Hari (Cost per Day)
c = APD dan obat-obatan dari bantuan

Gambar 2.1 Tarif APD dan Obat-Obatan

11
b. Besaran Tarif INA-CBG
- Besaran tarif INA-CBG untuk pelayanan COVID 19 pelayanan rawat jalan
menggunakan tarif rumah sakit kelas A regional 1.
- Besaran tariff INA-CBG untuk pelayanan COVID-19 pelayanan rawat inap
menggunakan tarif rumah sakit kelas A regional 1 dan Kelas Perawatan
Kelas 3. Untuk rumah sakit yang melakukan rujukan untuk COVID-19 ke
rumah sakit lain (rumah sakit rujukan dan rumah sakit lain yang memberikan
pelayanan COVID19 besaran a (Tarif INA-CBG) adalah sesuai dengan
norma pembayaran pada angka 8 (huruf a sampai dengan huruf d) di bawah.
c. Top UP per hari (Cost per Day), mencakup komponen:
- Administrasi Pelayanan;
- Akomodasi di ruang rawat inap;
- Jasa dokter;
- Pelayanan rawat jalan dan rawat inap, di ruang gawat darurat, ruang isolasi
biasa, ruang isolasi ICU dengan ventilator, ruang isolasi tekanan negatif non
ventilator;
- Pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium dan radiologi sesuai
indikasi medis);
- Obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai;
- Alat Pelindung Diri (APD);
- Ambulans Rujukan;
- Pemulasaran jenazah.

6. Nilai Top UP per hari (Cost per Day)

12
Gambar 2.2 Tarif Rawat Inap Perhari

Bagi rumah sakit yang mendapatkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD)
dan obat-obatan dari pemerintah akan dilakukan pengurangan dari klaim yang
diterima. Untuk Alat Pelindung Diri (APD) dan obat-obatan yang dibeli rumah
sakit harus melampirkan faktur pembelian dan bantuan sumber lainnya.

7. Rumah sakit yang merujuk pasien COVID-19 ke rumah sakit rujukan dan rumah
sakit lain yang memberikan pelayanan pasien COVID-19 diberlakukan norma
pembayaran sebagai berikut:

13
a. Merawat ≤ 6 jam, dibayar tarif INA-CBG rawat jalan.
b. Merawat > 6 jam-2 hari, dibayar 70 % dari tarif klaim.
c. Merawat > 2-5 hari, dibayar 80 % dari tarif klaim.
d. Merawat > 5 hari, dibayar 100% dari tarif klaim.

Pasien COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh (status pulang) dengan


bukti pemeriksaan laboratorium (sesuai dengan buku pedoman pencegahan dan
pengendalian COVID-19), untuk penyakit penyerta yang masih memerlukan
perawatan maka manfaat pelayanan selanjutnya berubah menjadi pelayanan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan/atau pelayanan umum.

8. Norma Pengkodingan
a. Proses input menggunakan aplikasi E-klaim INA-CBG v5 dengan memilih
model pembayaran “Jaminan COVID-19”
- Nomor Peserta diisi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau
nomor identitas lain.
- Penginputan variabel lain mengikuti aplikasi E-klaim INA-CBG v5.
b. Koding Dalam pengajuan klaim pasien COVID-19 diklaimkan menggunakan
software INA-CBG. Ketentuan koding yang digunakan sebagai berikut:
- Seluruh pasien dengan hasil pemeriksaan penunjang positif Covid19
menggunakan kode B34.2 (Coronavirus Infection, Unspecified Site)
sebagai diagnosis utama.
- Untuk pasien ODP dan PDP menggunakan kode Z03.8 (Observation
for other suspected diseases and conditions) sebagai diagnosis utama.
- Untuk bayi baru lahir dengan hasil pemeriksaan penunjang positif
Covid-19 menggunakan kode P39.8 (Other specified infections
specific to the perinatal period) sebagai diagnosis utama.
- Untuk bayi baru lahir dengan status ODP atau PDP menggunakan kode
P96.8 (Other specified conditions originating in the perinatal period)
sebagai diagnosis utama.
- Jika terdapat diagnosis selain COVID-19, ODP dan PDP maka
dikoding sebagai diagnosis sekunder.

14
Gambar 2.3 Diagnosis dan Prosedur Rawat Inap dan Rawat Jalan

9. Peran dan Fungsi


- Kementerian Kesehatan
 Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan akan
melakukan penggantian biaya perawatan pasien COVID-19.
 Melakukan pembayaran kepada rumah sakit yang melakukan pelayanan
COVID-19.
- BPJS Kesehatan

15
 Melakukan pengelolaan administrasi klaim dengan menyelenggarakan
tata kelola data dan berkas klaim atau tagihan dari rumah sakit yang
melakukan pelayanan COVID-19 secara transparan dan akuntabel.
- Melakukan verifikasi tagihan pelayanan kesehatan dari rumah sakit yang
melakukan pelayanan COVID-19.
- Melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dalam rangka proses
pembayaran tagihan klaim kepada rumah sakit yang telah dilakukan proses
verifikasi.
- Hasil proses verifikasi berupa Berita Acara diserahkan kepada Kementerian
Kesehatan.
- Rumah Sakit
 Melakukan rekapitulasi data pasien COVID-19 yang dilayani.
 Melakukan pengajuan klaim biaya perawatan pasien COVID-19 secara
berkala.
 Menandatangani Surat Perintah Kerja pembayaran klaim.
 Melengkapi berkas-berkas klaim sesuai dengan pelayanan yang
diberikan, meliputi: resume medis, jenis ruang perawatan, bukti
pelayanan (hasil laboratorium, rontgen dan lainnya), kartu identitas,
TXT encrypted hasil keluaran aplikasi E-Klaim INACBG v5.
 Menerima pembayaran klaim.

10. Tata Cara Pengajuan Klaim


a. Rumah sakit mengajukan klaim penggantian biaya perawatan pasien COVID-
19 secara kolektif kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan cq. Direktur
Pelayanan Kesehatan Rujukan ditembuskan ke BPJS Kesehatan untuk
verifikasi dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melalui email.
1) Email Kementerian Kesehatan: pembayaranklaimcovid2020@gmail.com
2) Email Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota setempat.
3) Email Kantor Cabang BPJS Kesehatan.
b. Berkas klaim penggantian biaya perawatan pasien COVID 19 yang dapat
diajukan rumah sakit adalah pasien yang dirawat sejak tanggal 28 Januari
2020.

16
c. Berkas klaim yang diajukan rumah sakit dalam bentuk soft copy hasil
scanning/Foto berkas klaim (berkas klaim hardcopy di simpan di rumah sakit)
untuk di-upload secara online.
d. Pengajuan klaim dapat diajukan oleh rumah sakit setiap 14 (empat belas) hari
kerja.
e. BPJS Kesehatan mengeluarkan Berita Acara Verifikasi Pembayaran Klaim
Tagihan Pelayanan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak klaim diterima oleh
BPJS Kesehatan.
f. Kementerian Kesehatan akan membayar ke rumah sakit dalam waktu 3 (tiga)
hari kerja setelah diterimanya Berita Acara Hasil Verifikasi Klaim dari BPJS
Kesehatan.
g. Kasus dispute akan dilakukan klarifikasi dan verifikasi ulang.

11. Kelengkapan Berkas Klaim

Berkas klaim yang di perlukan dalam proses verifikasi klaim COVID-19


adalah dalam bentuk soft copy hasil scanning/foto berkas yaitu:

a. Rumah sakit membuat Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) yang


ditandatangani oleh pimpinan rumah sakit untuk menyatakan akan
bertanggungjawab apabila dikemudian hari ditemukan kerugian negara karena
ketidaksesuaian jumlah klaim pada pemeriksaan/audit dari Audit Aparat
Internal Pemerintah (APIP)/BPK/BPKP/Inspektorat Jenderal sesuai dengan
formulir 1.
b. Rumah sakit membuat usulan permohonan pembayaran klaim pasien disertai
dengan rekapitulasi pasien yang ditandatangani oleh pimpinan rumah sakit
sesuai dengan formulir.
c. Rumah sakit membuat Surat Perintah Kerja (SPK) Pembayaran Klaim Tagihan
Pelayanan yang ditandatangani oleh pimpinan rumah sakit bersama Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) sesuai dengan formulir 3.
d. Pimpinan rumah sakit menandatangani Berita Acara Verifikasi Pembayaran
Klaim Tagihan Pelayanan bersama BPJS Kesehatan sesuai dengan formulir 4.
e. Kelengkapan tanda tangan pada berkas dapat digantikan dengan tanda tangan
elektronik.
f. Tata cara verifikasi klaim oleh BPJS Kesehatan

17
Verifikasi Administrasi
- Tim verifikator melakukan pemeriksaan administrasi terhadap kelengkapan
berkas klaim yang disampaikan oleh rumah sakit dengan cara memeriksa
kesesuaian berkas klaim dengan berkas yang dipersyaratkan.
- Mencocokan tagihan yang diajukan dengan bukti pendukung yang
dilampirkan.
- Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kelengkapan dan keabsahan berkas
maka rumah sakit melengkapi kekurangan berkas yang diperlukan.

Verifikasi Pelayanan pasien


- Verifikator wajib memastikan kelengkapan berkas klaim.
- Verifikator melakukan perhitungkan biaya pelayanan dan lama perawatan
sesuai dengan pelayanan yang telah diberikan pihak rumah sakit kepada
pasien.
- Pelayanan dan lama perawatan adalah satu rangkaian pengambilan Swab,
administrasi pelayanan, akomodasi (kamar dan pelayanan di ruang gawat
darurat, jenis ruang rawat inap, jenis ruang perawatan intensif, dan jenis
ruang isolasi), jasa dokter, tindakan di ruangan, pemakaian ventilator, bahan
medis habis pakai, pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium dan
radiologi sesuai dengan indikasi medis), obat-obatan, alat kesehatan termasuk
penggunaan APD di ruangan, rujukan, pemulasaran jenazah, dan pelayanan
kesehatan lain sesuai indikasi medis.
- Hasil verifikasi oleh BPJS Kesehatan dalam bentuk Berita Acara Hasil
Verifikasi Klaim disampaikan kepada Direktur Jenderal Pelayanan
Kesehatan cq. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, dengan ditembuskan
ke Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk pengawasan
fungsional terhadap berkas klaim.
- Dalam hal diperlukan, verifikasi dapat dilakukan di rumah sakit yang
mengajukan klaim.
g. Tata Cara Pembayaran Klaim oleh Kementerian Kesehatan
 Biaya klaim akan ditransfer ke rekening rumah sakit pemohon, setelah
memperhitungkan uang muka yang diberikan. - 27 - 2. Klaim yang diajukan
belum pernah diklaim pada program apapun (tidak ada klaim ganda) dan
tidak ditanggung oleh pasien atau keluarga yang bersangkutan. Dalam hal
18
pasien sudah membayar biaya perawatan, maka rumah sakit harus
mengembalikan. 3. Alat kesehatan termasuk APD, obat-obatan, dan bahan
medis habis pakai yang merupakan bantuan tidak dapat diklaimkan.
 Uang Muka Kementerian Kesehatan dapat memberikan uang muka paling
banyak 50% (lima puluh persen) dari setiap jumlah klaim yang diajukan oleh
rumah sakit. Masa Kadaluarsa Klaim Masa kadaluarsa klaim adalah 3 (tiga)
bulan setelah penetapan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai
jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat dicabut
oleh Pemerintah Pusat. Pembinaan dan Pengawasan Kementerian Kesehatan,
Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan, Dinas Kesehatan Daerah Provinsi, dan Dinas Kesehatan
Daerah Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan Juknis Klaim PIE sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Sumber Pembiayaan Sumber pembiayaan berasal dari DIPA Badan Nasional
Penanggulangan Bencana dan/atau sumber lainnya yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

E. Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Tahun Tujuan Metode Hasil


1. Fitrutan Tinjauan 2016 Untuk Analisis Terdapat
i Lubis Ketidaklengkapan mengetahui deskriptif pengaruh
Penulisan Resume tinjauan kuantitatif ketidaklengkapan
Medis Rawat Inap ketidaklengkap berkas resume
Di Rumah Sakit an resume medis pasien
Umum Imelda medis pasien rawat inap dengan
Pekerja Indonesia rawat inap mutu pelayanan.
(IPI) Medan Tahun
2016
2. Fera Kelengkapan 2015 Untuk Mix Hasil
Retno Resume Medis mengetahui method menunjukkan
Mange Dan Kesesuaina tingkat menggunak karakteristik
ntang Penulisan kelengkapan an dokter
Diagnosis resume medis kuantitatif berhubungan

19
Berdasarkan ICD- desain dengan
10 Sebelum Dan potong kelengkapan dan
Sesudah JKN Di lintang dan kesesuaian
RSU Bahteramas kualitatif penulisan
diagnosis
berdasarkan ICD-
10.
3. Yul Beban Kerja 2020 Untuk Kualitatif Rumah sakit
Asrianti Pelayanan Rekam mengetahui Selogiri di masa
,S.Psi., Medis Di Masa pelayanan di pandemic sudah
M.P.H Pandemic COVID- unit rekam menuju
19 medis di masa digitalisasi
pandemic menggunakan
COVID-19, aplikasi
melihat beban telemedicine dan
kerja petugas website serta
rekam medis whatsapp
4. Risa Analisis beban 2017 Untuk Kuantitatif Hasil work
Rahayu kerja petugas di mengetahui dengan sampling
, Ayun unit BPJS center produktifitas pendekatan menujukkan
Sriatme rumah sakit administrator deskriptif produktifitas
, Septo Krakatau medika dan beban observasio administrator
Pawela kota cilegon kerja nal dan adalah 80,81%
s Arso dengan metode work kegiatan produktif
work sampling sampling langsung dan
tidak langsung.
Beban kerja
tertinggi untuk
aktifitas
memeriksa dan
mengurutkan
kelengkapan yaitu
aktifitas input
klaim pasien

20
rawat pada
software INA-
CBGs dan sistem
informasi pasien
RS
5. Agus Penundaan klaim Untuk Survey Identitas data
Sarjono BPJS rawat inap mengetahui analitik berpengaruh
, disebabkan pengaruh dengan secara signifikan
Endang ketidaklengkapan kelengkapan pendekatan terhadap
Ruswan rekam medis (studi rekam medis causalitas pengajuan klaim
ti kasus di rumah (identitas data, BPJS. Terjadinya
sakit sari asih peningkatan penundaan klaim
karawaci keamanan obat BPJS adalah
tangerang) dan kepastian karena
prosedur) ketidaklengkapan
terhadap rekam medis
pengajuan terutama data
klaim BPJS penunjang,
diagnosa dokter
6. Libriant Analisa pengisian 2019 Untuk Deskriptif Kelengkapan
i, Dr. rekam medis mengetahui kualitatif berkas rekam
dr. dalam rangka sejauh mana medis sangat
Grace proses pentingnya penting dan vital
Rumen kelengkapan klaim rekam medis didalam proses
engan, BPJS di RSUD dr. dalam pengklaiman
MARS, chasbullah menunjang BPJS. Agar
. abdulmajid kota proses proses
Fresley bekasi 2018 pengklaiman pengklaiman
Hutape BPJS lancar, sebaiknya
a, SH, dilaporkan
MH, feedback rekam
MARS medis yang tidak
lengkap setiap 2
minggu ke DPJP

21
dan berkas tidak
lengkap
ditembuskan ke
Komite Medik.
Bila dalam waktu
3-7 hari belum
ada perbaikan
maka diadakan
pendekatan
persuasive oleh
direktur dengan
memanggil DPJP
yang belum
lancar.

22
BAB III

METODE ATAU LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PBL II

A. Tempat Atau Lokasi Pengalaman Belajar Lapangan II


Pelaksaan PBL II direncanakan akan dilaksanakan pada instansi :
Nama instansi : RSUP Fatmawati Jakarta Selatan
Alamat Instansi : Jl. RS. Fatmawati Raya No. 4, RT.4/RW.9, Cilandak
Bar., Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12430.

B. Waktu Dan Lama Pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan II


PBL II dilakukan selama 25 hari kerja yaitu senin-sabtu yang dimulai pada
tanggal 23 November 2020 sampai dengan 22 Desember 2020 (13 hari melakukan
kegiatan efektif di Rumah Sakit dan 12 hari dilakukan kegiatan dirumah/daring.)
C. Langkah Atau Tahapan Pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan II
1. Pembukaan dan Pembekalan PBL II
Dalam tahap perbekalan ini semua pihak terkait dalam PBL II seperti
Tim Pembimbing bekerja secara aktif untuk melakukan kegiatan, yaitu:
a. Pembukaan PBL II dan pembekalan pertama berupa penjelasan
pedoman dan tata tertib pelaksanaan PBL oleh Panitia PBL II.
b. Perbekalan kedua berupa penjelasan kerjasama tim, format penyusunan
proposal dan laporan, serta rencana kegiatan Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL).
2. Pembuatan Proposal dan Administrasi Lainnya
Pembuatan proposal merupakan bagian dari persiapan kegiatan PBL II,
tujuan pembuatan proposal yaitu untuk mengetahui gambaran tujuan, rencana,
dan hasil yang akan dicapai dari PBL II.
Pembuatan administrasi lainnya yaitu membuat surat izin
melaksanakan kegiatan PBL II yang dibuat oleh pihak fakultas dan ditujukan
kepada Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan.
3. Bimbingan PBL II
Bimbingan PBL II diikuti oleh mahasiswa yang bertujuan untuk
mendapatkan arahan dari pembimbing fakultas dan pembimbing lapangan

23
nantinya, tujuan lain bimbingan PBL ini yaitu untuk mengkonsultasikan apa
yang harus dipersiapkan mahasiswa sebelum pelaksanaan dan sesudah PBL II.
4. Persiapan Pelaksanaan PBL II
Satu bulan sebelum pelaksanaan, mahasiswa menghubungi pihak diklit
RSUP Fatmawati dan memberikan proposal serta surat izin dari kampus yang
ditujukan kepada direktur utama dan diserahkan melalui satpam dan
diserahkan ke pihak sekretaris direktur RSUP Fatmawati. Selanjutnya kami
bertemu dengan Komite Koordinasi Pendidikan (komkordik) terkait tata cara
pelaksanaan PBL II, dari Komkordik diarahkan kebagian Pendidikan dan
penelitian (Diklit) untuk mendapatkan informasi terkait administrasi PBL II.
5. Pelaksanaan PBL II
Mahasiswa melakukan kegiatan PBL II di bagian UPPJ (Unit
Pelayanan Pasien Jaminan) RSUP Fatmawati selama 25 hari kerja yang
dilakukan secara offline/ tatap muka (13 hari) dan online (12 hari) dari pukul
09.30 sampai dengan 16.00. Dalam pelaksanaan PBL II ini kami juga ingin
mengetahui kendala apa yang dihadapi, maka kami melakukan penilaian yang
dilakukan oleh kelompok dan Unit UPPJ serta wawancara mendalam kami
menentukan prioritas masalah di Unit UPPJ, sehingga masalah yang timbul
sejalan dengan wawancara narasumber terkait yaitu unit UPPJ.
6. Tahap Pemantauan PBL II
Pemantauan PBL II dilakukan oleh dosen pembimbing yaitu Ibu Meita
Veruswati, M.K.M Pemantauan atau supervisi pertama dilakukan pada
tanggal 14 Desember 2020 serta pemantauan dari pembimbing lapangan PBL
II selama PBL II berlangsung.
7. Penyusunan Laporan Hasil PBL II
Penyusunan laporan dilakukan pada saat melakukan kegiatan PBL II.
Penyusunan laporan dibimbing oleh dosen fakultas dan pembimbing
lapangan.
8. Tahap Evaluasi dan Presentasi Laporan PBL II
Evaluasi hasil PBL oleh pembimbing fakultas, kemudian
dipresentasikan oleh mahasiswa yang bersangkutan dengan melibatkan
pembimbing fakultas dan pembimbing lapangan dari Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati. Presentasi dilakukan 2 kali yaitu presentasi di Rumah Sakit
dan Presentasi / Sidang PBL II di kampus UHAMKA Limau.
24
BAB IV
HASIL

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati


RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Rumah Sakit Badan Layanan Umum (BLU)
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor: 1243/MENKES/SK/VIII/2005
tanggal 11 Agustus 2005 tentang Penetapan 13 Eks Rumah Sakit Perusahaan Jawatan
(Perjan) Menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Dengan
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana dimksud, RSUP Fatmawati dengan
pengelolaan keuangan BLU menyelenggarakan kegiatan :
1. Pelayananan kesehatan kepada masyarakat baik dalam bentuk pelayanan promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif secara paripurna.
2. Pengembangan pelayanan pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan dengan layanan
unggulan Spine dan Trauma.
3. Pelayanan kesehatan terpadu lainnya.
4. Pendidikan, penelitian, dan usaha lain dalam bidang kesehatan
RSUP Fatmawati dalam pelayanannya selalu berfokus pada mutu dan keselamatan
pasien sehingga dalam pengembangannya diarahkan untuk menjadi Rumah Sakit yang
melayani secara terpadu dan holistik berbasis penelitian dengan melakukan perbaikan
mutu secara terus menerus. Berupaya menjadikan rumah sakit sebagai institusi
pemerintah yang dikelola secara efektif dan efisien. Dengan demikian rumah sakit akan
mampu memberikan pelayanan yang bermutu tetapi tetap terjangkau serta tidak
meninggalkan peran sosialnya.

1. Visi, Misi. Motto, Nilai dan Tujuan


a) Visi
“Menjadi Rumah Sakit dengan Pelayanan Multidisiplin yang Handal bagi
Masyarakat"
b) Misi
1) Memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang berfokus
pada pasien, berkualitas dan berintegrasi.

25
2) Meningkatkan Inovasi dan produktivitas kinerja berbasis kendali
mutu kendali biaya.
3) Menyelenggarakan tata kelola klinis dan manajemen yang baik.
4) Mengembangkan sarana prasarana sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan terkini.

c) Falsafah RSUP Fatmawati


1. Bertakwa kepada Tuhan YME
2. Menjunjung tinggi kehidupan dan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
3. Menghargai pentingnya persatuan dan kerjasama .
4. Menjunjung keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
5. Kebersamaan dalam kemajuan dan kesejahteraan.

d) Nilai
PROAKTIF:
1. Peduli: selalu tanggap terhadap kebutuhan pelanggan.
2. PROfesional: melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, sikap dan peka budaya).
3. IntegritAs: selalu bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dank ode
etik.
4. Komitmen: dalam bekerja pikiran fokus diarahkan pada tugas dan
usahanya dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang
maksimal.
5. Teamwork: dalam melakukan pekerjaan selalu saling mengerti dan
mendukung satu sama lain.
6. InovatIF: dalam melakukan kegiatan selalu berupaya untuk
menciptakan hal yang baru.

e) Tujuan
1) Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang memenuhi
kaidah keselamatan pasien (Patient Safety).
2) Terwujudnya pelayanan Rumah Sakit yang bermutu tinggi dengan tarif
yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

26
3) Mewujudkan pengembangan berkesinambungan dan akuntanbilitas bagi
pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian.
4) Terwujudnya SDM yang profesional dan berorientasi kepada pelayanan
pelanggan.
5) Terwujudnya kesejahteraan yan adil dan merata bagi seluruh sumber
daya manusia rumah sakit.

2. Fasilitas Pelayanan
1. Pelayanan IGD
a) Gawat Darurat Umum
b) Gawat Darurat Kebidanan
c) Gawat Darurat Nuklir
d) Ruang Boarding
e) Unit Luka Bakar
f) Ruang Isolasi
g) Radiologi
h) Depo Farmasi
i) Laboratorium
j) Pelayanan Ambulans Ekstension 1118
k) Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) ekstension 1199
2. Pelayanan Klinik Amarylis
3. Pelayanan Medical Check Up
4. Pelayanan Sentra Vaksinasi Umroh
5. Klinik Wijaya Kusuma
Pelayanan yang ada di Klinik Wijaya Kusuma :
a) VCT / PITC
b) Terkait konseling dan test HIV, konseling keluarga, konseling
pasangan, konseling pra ARV, konseling kepatuhan ARV.
c) Management Medis infeksi HIV
d) Terkait penanganan medis terhadap infeksi opportunistik (IO),
pemberian ARV
e) Konsultasi pada spesialis terkait IO.
f) Manajemen Non Medis infeksi HIV

27
g) Terkait dampak psikologis pada klien yang baru terdiagnosa sebagai
ODHA.
h) Dilibatkannya Kelompok Dukungan Sebaya Wijaya Kusuma yang
menempati ruangan tersendiri di klinik Wijaya Kusuma.
i) Monitoring dan evaluasi ARV
j) Effek samping ARV, subtitusi ARV, switch ARV dan Kepatuhan
ARV.
k) Penelitian (Research)
6. Klinik Tumbuh Kembang
Poliklinik ini menangani masalah gangguan tumbuh dan gangguan
perkembangan
7. Pelayanan Tulang Belakang Terpadu
8. Rawat Jalan Eksekutif Griya Husada
Pelayanan Rawat Eksekutif Griya Husada merupakan pelayanan kesehatan
yang bersifat komprehensif :
Pelayanan kuratif dan rehabilitatif.
a) Bedah Umum.
b) Bedah Digestif.
c) Bedah Tumor.
d) Bedah Urologi.
e) Bedah Plastik.
f) Bedah Orthopaedi dan Trauma.
g) Bedah Saraf.
h) Bedah Thorak.
i) Bedah Vaskuler.
j) Endometriosis Center
k) Spine Center
l) Pain Klinik.
m) Pelayanan penunjang ( Radiologi, Laboratorium dan Farmasi )
9. Pelayanan Hemodialisa
10. Pelayanan Unit Transfusi Darah
11. Pelayanan Rawat Inap
a) R. Perawatan Ibu
b) Perawatan Bayi (Perinatologi)
28
c) Perawatan Bedah
d) Perawatan Penyakit Dalam
e) Perawatan Jantung/ Saraf
f) Stroke Center
g) Perawatan Bedah Orthopaedi dan Bedah Umum (klas II dan I)
h) Perawatan Rehab Medis (klas Khusus, Klas I, dan klas III)
i) Perawatan Kelas VIP dan VVIP
j) High Care Unit
k) Ruang Suite Room
l) Ruang VIP
m) Ruang VIP dan Kelas 1
12. Pelayanan Orthopaedi dan Rehabilitasi Medik
13. Endometriosis Center
14. Rehabilitasi Medis
15. Pelayanan Patologi (Laboraturium)
16. Pelayanan Diagnostik Khusus
17. Pelyanan Radiologi
a) Ultrasonografi (USG)
 Whole Abdomen
 Toraks
 Brain
b) CT Scan
 Whole Abdomen
 Toraks
 Brain
c) Konvensional Radiologi
 Panoramic
 Mammografi
 Kontras / Non Kontras
 Dental X-Ray
18. Pelayanan Rawat Jalan Umum
a) Poliklinik Jantung
b) Poliklinik Bedah Orthopaedi
c) Poliklinik Gigi dan Mulut
29
d) Poliklinik Medik Dasar
e) Poliklinik Bedah Plastik
f) Poliklinik Anestesi
g) Poliklinik Kebidanan dan Kandungan (Fatma Harmonia)
h) Poliklinik Saraf
i) Poliklinik Akupunktur
j) Poliklinik Rehabilitasi Medik
k) Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Edukasi Diabetik
l) Poliklinik Gizi
m) Poliklinik Anak
n) Poliklinik Anak
o) Poliklinik Bedah Saraf
p) Poliklinik PPKT
q) Poiiklinik Paru
r) Poliklinik Kulit dan Kelamin
s) Poliklinik Mata
t) Poliklinik THT (Klinik Snoring, Klinik Disfagia, Klinik Sleeping
Disorder)
u) Poliklinik Bedah
19. Pelayanan Klinik PTRM
20. Pelayanan Diinstalasi Forensik dan Pelayanan Jenazah
a) Kedokteran Forensik dan Medikolegal
b) Perawatan Jenazah
c) Bank Jaringan
d) Bidang Pendidikan
e) Rumah Duka

30
1. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

31
B. Struktur Unit UPPJ (Unit Pelayanan Pasien Jaminan) Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati

Direktur Utama RSUP Fatmawati

PLT dr Azhar Jaya, SKM, Mars

NIP

Direktur Keuangan RSUP Fatmawati

Erwin Susanto, SE

NIP 196504181994021001

Kepala Unit Pelayanan Pasien Jaminan

Didi Nurhadi, S. Sos

NIP 197708042008121003

Penanggungjawab
Penanggungjawab Klaim Penanggungjawab Klaim
Administrasi Pasien
Rawat Inap Rawat Jalan
Jaminan

Fajar Pujiarto, Amd Nanda Rachma Septiani, Yusrizal, SE


S.KM
NIP NIP
201601198045031032 NIP 197202212006031007
201601198509062044

Gambar 4.2 Struktur Unit UPPJ

32
C. Gambaran Alur Masuk dan Ruangan Pasien Rawat Inap COVID-19 di
RSUP Fatmawati

Pasien

IGD

(Pemilahan ruang
rawat)

Isolasi Isolasi Isolasi Non


Isolasi Non
Tekanan Tekanan Tekanan
Tekanan
ICU Dengan ICU Tanpa Negatif Negatif Negatif
Negatif
Ventilator Ventilator Dengan Tanpa Tanpa
Dengan
Ventilator Ventilator Ventilator
Ventilator

Gambar 4.3 Alur Masuk dan Alur Keluar Pasien

Alur masuk pasien COVID-19 di RSUP Fatmawati yaitu :


Pasien datang dengan menunjukkan gejala klinis (batuk, demam, sesak nafas,
kontak dengan orang positif COVID-19 melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat)
untuk proses pemilahan ruang rawat dan mendapat penanganan serta di test swab,
setelah itu pasien akan mendapat ruang dan penanganan sesuai beratnya gejala
yang dirasakan.
Menurut Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati No.
HK. 01.07/VIII.1/773/2020 Tentang Pemanfaatan Kapasitas Tempat Tidur
Operasional di Rumah Sakit Umum Fatmawati bahwa Rumah Sakit Umum Pusat
Fatmawati sebagai Rumah Sakit Umum Pemerintah Kelas A perlu menyediakan
ruang perawatan yang sesuai kebutuhan perawatan dan kemampuan pasien,
termasuk di kondisi sekarang dengan adanya peningkatan jumlah pasien COVID

33
yang memerlukan perawatan sehingga dianggap perlu melakukan penambahan
kapasitas tempat tidur di ruang perawatan.

Gambar 4.4 Kapasitas Tempat Tidur dan Ruang Rawat

34
Jumlah kapasitas tempat tidur operasional adalah jumlah tempat tidur ruang
rawat yang tersedia untuk menampung pasien yang memerlukan perawatan.
Fasilitas ruang perawatan adalah tersedianya fasilitas medik dan non medik yang
terdapat pada ruang perawatan sesuai kelas perawatan. Ruang perawatan dibagi
menjadi ruang perawatan intensif dan ruang perawatan khusus. Berdasarkan
gambar diatas menurut rekomendasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(KPPI) mengenai jarak standar tempat tidur, maka beberapa ruangan di Instalasi
Prof. Dr. Soelarto (GPS) dan Instalasi Teratai berkurang kapasitasnya. Dengan
ditetapkannya Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sebagai Rumah Sakit
Rujukan Penyakit Infeksi Emerging, dilakukan penyesuaian jumlah kapasitas
tempat tidur di ruang rawat dan melakukan pengembangan ruang sebagai Rumah
Sakit Rujukan Penyakit Infeksi Emerging.
Ruang perawatan isolasi khusus yang dipergunakan untuk perawatan pasien
Penyakit Infeksi Emerging :
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD) lantai 1 dan lantai 2 serta ruang eks OK Cito Lama
yaitu M1 (ruang isolasi tekanan negatif) dengan 1 tempat tidur, M2 (ruang isolasi
tekanan negatif) dengan 10 tempat tidur, dan M3 (ruang ICU tanpa ventilator)
dengan 21 tempat tidur.
2. Pengembangan ruang perawatan isolasi khusus di gedung Anggrek, yaitu lantai 2
(ruang isolasi tekanan negatif) dengan 46 tempat tidur, lantai 1 dan lantai 3 (ruang
isolasi non tekanan negatif) dengan 71 tempat tidur.
3. Pengembangan ruang rawat ICU isolasi tekanan negatif di gedung Anggrek lantai
6 yang terdiri dari ICU dengan ventilator dengan 9 tempat tidur, ICU tanpa
ventilator dengan 24 tempat tidur, NICU dengan 7 tempat tidur, dan PICU dengan
1 tempat tidur. Dan mengaktifkan kembali ruang M4 di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) dengan 2 tempat tidur, lantai 2 menjadi ruang isolasi VK dan Observasi
Pasien Kebidanan dengan 6 tempat tidur.
Total kapasitas tempat tidur untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati adalah 208 tempat tidur.

35
D. Gambaran Alur Berkas Klaim Pasien COVID 19 di RSUP Fatmawati

IGD (Instalasi
Gawat
Darurat)

Service Point

R. Perawatan

Billing

IRMIK

Verifikasi
UPPJ Scan Klaim
Tim UPPJ

Gambar 4.5 Gambaran Alur Berkas Klaim COVID-19

Gambaran alur pengumpulan berkas pasien covid-19 di RSUP Fatmawati seluruh pasien
COVID-19 yang ada di RUSP Fatmawati harus melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat)

1. Pasien di IGD akan dibuatkan surat masuk lalu keluarga harus mengurus berkas ke
service point dengan menyerahkan berkas administrasi pasien dengan syarat harus ada
KTP, KK, dan membuat surat pernyataan.
2. Berkas pasien COVID-19 yang sudah pulang di berikan ke perincian (billing) untuk
dibuatkan billing perincian rawat inap dan verifikasi billing oleh akutansi.
3. Dari billing lalu masuk ke IRMIK (Instalansi Rekam Medis) untuk dikoding dengan
kelengkapan (harus ada resume, swab, surat masuk pasien), setelah berkas di koding
kemudian berkas dikirimkan ke UPPJ untuk dilengkapi berkas laboratorium, radiologi
dan berkas-berkas lain yang dibutuhkan, berkas yang sudah siap kemudian
diverifikasi team UPPJ, setelah diverifikasi berkas akan di scan satu per satu dan
diinput di app E-klaim.

36
E. Gambaran Alur Pengajuan Berkas Klaim COVID-19 di RSUP Fatmawati

Gambar 4.6 Gambaran Alur Pengajuan Berkas Klaim COVID-19

Alur pengajuan klaim pasien COVID-19 di RSUP Fatmawati yaitu sesuai denganalur
yang ada pada rujukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu

1. Dari pihak Rumah Sakit akan mengajukan klaim secara kolektif menggunakan
aplikasi E-klaim INA-CBG v5 dengan pilihan pembayaran “Jaminan Covid-19”
rekapitulasi pasien dalam bentuk soft copy
2. Pihak Rumah Sakit akan mengajukan klaim ke BPJS Kesehatan untuk diverifikasi
klaim (administrasi & pelayanan) kemudian dari BPJS mengeluarkan BAP hasil
verifikasi pembayaran klaim tagihan pelayanan, dan ditebuskan ke Dinkes
3. Untuk klaim Covid-19 yang sudah berhasil di verifikasi BPJS akan di konfirmasi ke
Kemenkes Dirjen Yankes cq direktur yankes rujukan.
4. Setelah Kemenkes menerima BAP hasil pembayaran klaim tagihan yang sudah benar
maka Kemenkes akan membayar ke RS kurang lebih 3 hari dengan uang muka 50%.

37
5. Untuk kasus yang dispute akan diklarifiksi dan di verifikasi ulang di Kemenkes
bersama dengan beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan jika kasus dispute sudah ada
BAP hasil verifikasi maka Kemenkes akan membayarkan ke RS sesuai dengan
tagihannya dan akan dibayarkan kurang lebih 2-3 hari setelah Kemenkes menerima
BAP hasil pembayaran klaim tagihan pelayanan.

Jumlah pendaftaran pasien ada sekitar 2586 pasien dengan data yang didapat dari SIMRS
dengan jumlah berkas yang masuk ke dalam UPPJ berjumlah 2140 berkas dengan data yang
didapat dari sumber data berkas yang sudah masuk ke UPPJ per 14 Desember 2020 pada
pukul 07.30 WIB. Selisih pasien dan berkas 446 pasien/berkas. Selisih berkas dan pasien
yang dirawat berjumlah 276 berkas/pasien

Jumlah pengajuan klaim 1232 berkas (58%) per 04 Desember 2020, dengan jumlah
proses klaim 908 berkas. Proses pengajuan klaim 1232 berkas dengan jumlah BAV yang
sudah berhasil sebanyak 1063 berkas. Jumlah berkas yang dispute sebanyak 169 berkas,
dispute BPJS Kesehatan sebanyak 13 berkas dan dispute kemkes 156 berkas.

Proses klaim dispute:

1. Dispute Kemkes 7 berkas (sudah diajukan pada aplikasi E-Klaim)


2. Dispute Kemkes 54 berkas (masih menunggu aplikasi E-Klaim)
3. Dispute Kemkes 95 berkas (masih menunggu aplikasi E-Klaim)

Jumlah proses klaim 908 berkas dengan proses:

1. Berkas pasien belum lengkap 219 berkas (print hasil radiologi, resume dan
hasil swab/PCR hasil lab).
2. Berkas verifikasi casemanager 255.
3. Berkas selesai perbaikan resume dari casemaneger 53 berkas.
4. Verifikasi UPPJ 145 berkas.
5. Scan berkas pasien 62 berkas.
6. Berkas entry 30 berkas.
7. Berkas sudah di entry 144 berkas.

38
F. Kelengkapan Berkas Klaim Covid-19
1. Format Check List Kelengkapan Berkas
Unit Pelayanan Pasien Jaminan
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
Check List Kelengkapan Berkas Pasien Covid 19

Gambar 4.7 Check List Kelengkapan Berkas COVID-19

Pengumpulan berkas klaim COVID-19 di RS Fatmawati memiliki lembar


check list tersendiri, lembar ceklis ini ditaruh dipaling depan berkas dan memuat
informasi terkait berkas-berkas yang ada didalamnya, jika ada maka di ceklis, dan
diberi informasi-informasi yang dibutuhkan. Berkas ceklis memuat adanya berkas
perincian billing rawat inap, perincian obat, perincian biaya jenazah, hasil
laboratorium, hasil swab, hasil radiologi, resume medis, sertifikasi medis penyebab
kematian, laporan operasi/CPPT, surat masuk dan surat keterangan lahir,
KTP/BPJS/KK, dan berkas penunjang lainnya.

39
2. Perincian Billing Rawat Inap

Gambar 4.8 Perincian Billing Rawat Inap

Perincian Billing Rawat Inap sesuai dengan gambar diatas, berkas ini berisi
tentang nomor registrasi/RM pasien, kemudian ada nama pasien, tanggal masuk
pasien, dan cara bayar, yaitu dengan keterangan KLB COVID-19. Apabila ada mutasi,
billing perincian perawatan akan menyesuaikan. Di bagian akhir billing ada total,
tanggal cetak dan kolom TTD penanggung jawab billing.

40
3. Perincian Obat/Alkes

Gambar 4.9 Perincian Obat/Alkes

Perincian obat/alkes dengan judul instalasi farmasi Rumah Sakit RS


Fatmawati, dan berisi identitas nama pasien, alamat pasien, ruangan tempat pasien
dirawat, cara bayar, operator, tanggal dari biaya resep obat dari awal masuk sampai
keluar RS, nomor RM pasien, dan nomor pendaftaran. Apabila ada mutasi, billing
perincian perawatan akan menyesuaikan. Billing akan diverifikasi oleh bagian
akutansi.

41
4. Perincian Biaya Jenazah

Gambar 4.10 Perincian Biaya Jenazah

Dalam berkas perincian biaya jenazah berisi identitas yaitu nomor regristrasi/rekam medis
pasien, ruang/kelas, nama pasien, tanggal meninggal pasien, cara bayar perincian biaya
jenazah. Dalam hasil perincian jenazah berisi kode, lalu uraian pelaksanaan yaitu
(pemulasaraan jenazah,alat pelindung diri yang digunakan, peti jenazah, lalu ada total dan
tanggal keluarnya billing di validasi oleh instalasi tata usaha rawat inap.

42
5. Hasil Laboratorium

Gambar 4.11 Hasil Laboratorium

Dalam berkas hasil laboratorium pasien, berisi data yaitu nama pasien, alamat
rumah, kamar atau rangan yang ditempati, nomor laboratorium, tanggal terimanya
hasil laboatorium, nama dokter, tanggal lahir dan jenis kelamin pasien, nomor rekam
medis, tanggal di ACC nya hasil laboratorium, dan keterangan klinis. Lalu dikanan
bawah akan ada nama pencetak (bagian laboratorium) dan validasi oleh dokter terkait.
Dalam berkas hasil laboratorium berisi empat kolom yaitu :
- Pemeriksaan : yang berisi pemeriksaan apa saja yang di lakukan kepada
pasien misalnya (Hematologi, Hemostatis, VER/HER/KHER/RDW,
Hitung Jenis, Kimia Klinik, Fungsi Hati, Fungsi Ginjal, Diabetes, Sero-
Imunologi, SARS-COV-2)

43
- Motode : metode yang digunakan saat penelitian (Automatic, mekanik,
immunochromatografi, dll)
- Hasil : hasil dari pemeriksaan yang dilakukan
- Satuan : satuan dalam pengukuran pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan misalnya (%,detik, mg/dl,g/dl, dll)
- Satuan rujukan : hasil rujukan yang seharusnya dalam keadaan normal
atau ambang batas normal.

6. Hasil Swab

Gambar 4.12 Hasil Swab

Dalam berkas hasil laboratorium swab sama dengan bagian hasil laboratorium,
apabila swab nya dilakukan di RSUP Fatmawati. Namun apabila dilakukan di Rumah
Sakit lain (pasien rujukan) akan mengikuti format Rumah Sakit tersebut. Dalam
berkas hasil swab ini berisi nama pasien, alamat berisi data yaitu nama pasien, alamat

44
rumah, kamar atau rangan yang ditempati, nomor laboratorium, tanggal terimanya
hasil laboatorium, nama dokter, tanggal lahir dan jenis kelamin pasien, nomor rekam
medis, tanggal di ACC nya hasil laboratorium, dan keterangan klinis.

7. Hasil Radiologi

Gambar 4.13 Hasil Radiologi

Dalam hasil pemeriksaan radiologi, berisi judul yaitu Rumah Sakit Umum Pusat
Fatmawati Instalasi Radiologi dan judul pemeriksaan. Identitasnya berisi nomor
registrasi, nomor rekam medis, nama pasien, jenis kelamin/umur, rujukan, ruang/poli
yang ditempati, tanggal periksa, tanggal hasil, dokter pengirim dan lmat pengirim.
Lalu dijelaska hasil dari pemeriksaan laboraorium di paling bawah tetulis nama ahli
radiologi yang memvalidasi.

45
8. Resume Medis

Gambar 4.14 Resume Medis

Dalam berkas resume medis sesuai dengan gambar diatas berisi nomor RM,
nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal masuk, tanggal keluar, lama dirawat
berapa hari, ruang rawat, dokter penanggung jawab, rawat tim dokter (berapa dokter
yang merawat pasien tersebut). Sedangkan isi dari resume yang harus diisi yaitu:
alasan dirawat/diagnosis masuk, diagnosis utama (satu diagnosis), diagnosis sekunder
(penyerta atau komplikasi), penyebab kematian (secara klinis), pemeriksaan fisik
(pasien gelisah), pemeriksaan laboratorium (trombosit, hb), pemeriksaan radiologi,
pemeriksaan penunjang lain (hasil swab).

46
9. Sertifikat Medis Penyebab Kematian

Gambar 4.15 Sertifikat Medis Penyebab Kematian

Dalam berkas sertifikat medis penyebab kematian berisi bulan/tahun, nama


RS/Puskesmas, kode RS/Puskesmas, no rut pencatatan kematian, no rekam medis.
Dengan identitas jenazah yang harus diisi yaitu nama lengkap, NIK, jenis kelamin,
tempat/tanggal lahir, agama, alamat tempat tinggal,status kependudukan, hubungan
dengan kepala rumah tangga, waktu meninggal, tempat meninggal. Keterangan
khusus kasus kematian di rumah atau lainnya yaitu: status jenazah, nama pemeriksaan
jenazah, waktu pemeriksaan jenazah.Penyebab kematian yaitu: dasar diagnosis (dapat
lebih dari satu), kelompok penyebab kematian (penyakit/gangguan, cedera). Dan ada
tanda tangan dari pihak yang menerima.

47
10. CPPT/Laporan Operasi

Gambar 4.16 CPPT/Laporan Operasi

Di dalam berkas laporan operasi terdapat nomor RM, nama, tanggal lahir,
jenis kelamin, tanggal operasi, jam operasi dimulai, jam operasi selesai, lama operasi,
nama ahli bedah, nama asisten, nama perawat, nama ahli anestesi, jenis anestesi yang
digunakan, diagnosis sebelum operasi, diagnosis setelah operasi, macam operasi,
jaringan yang dieksisi/insisi, komplikasi/penyulit, jumlah darah yang keluar, implant,
pemeriksaan PA, laporan operasi da nada tanda tangan dari ahli bedah yang
menangani operasi tersebut.

48
11. Surat Masuk dan Surat Keterangan Lahir

Gambar 4.17 Surat Masuk RSUP Fatmawati

Dalam berkas surat masuk RSUP Fatmawati berisi nama, tanggal lahir,
pekerjaan, diagnosis masuk, ruang perawatan (umum, khusus, isolasi, NICU/PICU,
high care, ICU, stroke unit, ICCU, PACU), tanggal, waktu dan tanda tangan dokter
RSUP Fatmawati. Didalam surat masuk RSUP Fatmawati terdapat konfirmasi petugas
penerimaan pasien rawat inap yang berisi tanggal, waktu, ruang rawat penuh untuk
(VIP, executive, kelas 1, kelas 2, kelas 3, ICU, ICCU, NICU/PICU, isolasi, stroke
unit, high care, boarding dan tanda tangan serta nama dari petugas TPP.
Jika tempat penuh, konfirmasi DPJP untuk tindak lanjut sebagai berikut:
pasien akan dirujuk menunggu ruang rawat sementara di Boarding.Untuk
mengkonfirmasi pasien sudah dapat ruangan ada tanggal, waktu, pasien sudah bisa
dirawat diruang rawat apa, kelas, kamar nomor berapa da nada tanda tangan petugas
TPP nama/TTD.

49
Gambar 4.18 Surat Keterangan Kelahiran

Dalam surat keterangan kelahiran terdapat nomor registrasi, nomor rekam


medis, tanda tangan dokter/bidan RSUP Fatmawati, nama bayi, hari&tanggal lahir,
jenis kelamin, waktu lahir, panjang badan, nama ibu, nama bapak, kelahiran normal
(ya/tidak), alamat rumah, no. telpon, cap telapak kaki kiri dan kanan bayi, cap jempol
tangan kiri dan kanan ibu, tanda tangan dan nama jelas dokter/bidan.

50
12. KTP/BPJS/KK

Gambar 4.19 KTP/BPJS/KK

Kelengkapan gambar diatas terdiri dari KK, kartu BPJS dan KTP dari pasien
untuk melengkapi proses administrasi klaim.

51
13. Surat Pernyataan Pelunasan Biaya Perawatan

Gambar 4.20 Pernyataan Pelunasan Biaya Perawatan

Dalam surat pernyataan penyelesaian/pelunasan biaya perawatan yang mengisi


adalah pihak keluarga pasien yang berisi: nama, jenis kelamin, umur, alamat, no telp,
pekerjaan, no. KTP, hubungan dengan pasien (orang tua, anak, suami/istri, keluarga
dan lain-lain), jumlah tagihan, uan muka yang suda dibayar, sisa yang harus dibayar.
Lalu keluarga pasien memberikan pernyataan akan menyelesaikan/melunasi sisa biaya
perawatan yang belum lunas secara (tunai/angsuran pada tanggal) untuk data pasien
yang harus diisi yaitu nama, umur, alamat, no RM, no telp, ruang/kelas, dirawat
tanggal, status pulang (sembuh, pulang paksa, pindah rs, meninggal). Dengan tanda
tangan Duty Manager/Bag PMD, Ka. IP2AP dan tanda tangan keluarga pasien dengan
materai Rp. 6000.

52
G. Proses Mencetak Perincian Billing Pasien COVID-19
1. Menggunakan software “medisys”, klik pada medisys

Gambar 4.21 Proses Mencetak Perincian Billing

2. Lalu akan tampil seperti ini, masukan ID dan password nya lalu klik “OK”

Gambar 4.22 Proses Mencetak Perincian Billing

53
3. Lalu bisa klik bagian “transaksi”, disana terdapat banyak option, lalu klik
bagian “input data pelayanan”

Gambar 4.23 Proses Mencetak Perincian Billing

4. Lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini, lalu klik pada kolom “nomor
RM”

Gambar 4.24 Proses Mencetak Perincian Billing

54
5. Setelah dimasukkan nomor RM pasien, tampilan akan berubah, akan ada
pilihan penjabaran dari nomor daftar pasien, tangga masuk, no RM, nama
pasien, instalasi yang digunakan, poli yang digunakan, dan saat mencetak
billing pasien, harus dicetak semua selama pasien dirawat sampai pulang, dan
dicetak berdasarkan ruangan yang ditempati.

Gambar 4.25 Proses Mencetak Perincian Billing

6. Lalu klik “cetak” maka akan tampil seperti dibawah ini, pilih “layar”, lalu pilih
“rincian tagihan”

Gambar 4.26 Proses Mencetak Perincian Billing

55
7. Maka akan keluar tampilan dari rincian tagihan pasien, lalu klik “cetak”.

Gambar 4.27 Proses Mencetak Perincian Billing

H. Proses Mencetak Obat Pasien COVID-19


1. Dalam mencetak obat, sama halnya dengan mencetak billing, software yang
digunakan adalah “medisys”, Lalu bisa klik bagian “transaksi”, disana terdapat
banyak option, lalu klik bagian “input data pelayanan”, dan masukan nomor
rekam medis pasien. Tetapi setelah itu klik “obat”, lalu cek total billing nya.
Setelah itu masuk ke fatmahouse, untuk mencetak hasil billing obat.

56
Gambar 4.28 Proses Mencetak Obat

2. Masuk ke goggle lalu ketik “Fatma House”, lalu tampilan seperti dibawah ini,
dan bisa masukan user serta passwordnya.

Gambar 4.29 Proses Mencetak Obat

57
3. Setelah itu klik “list gabungan”

Gambar 4.30 Proses Mencetak Obat

4. Setelah itu tampilannya akan seperti ini, masukan nomor rekam medis pasien
pada bagian “Nomor RM”

Gambar 4.31 Proses Mencetak Obat

5. Lalu akan ada tampilan rincian seperti dibawah ini, pilih yang cara bayarnya
“keringanan” lalu klik “pilih”

58
Gambar 4.32 Proses Mencetak Obat

6. Lalu samakan dengan total di medisys, apabila sudah sama klik “cetak” jika
ada yang belum sama bisa cek di list resep, disamakan lalu dicetak.

Gambar 4.33 Proses Mencetak Obat

I. Proses Mencetak Biaya Jenazah Pasien COVID-19


1. Dalam mencetak perincian biaya jenazah bisa menggunakan “medisys”
dan masukan ID serta Password bagian pengurusan jenazah.

59
Gambar 4.34 Proses Mencetak Biaya Jenazah

2. Lalu tampilannya akan seperti ini, klik “Transaksi” lalu pilih


“pendaftaran masuk”

Gambar 4.35 Proses Mencetak Biaya Jenazah

3. Lalu masukkan nomor rekam medis pasien yang telah meninggal

60
Gambar 4.36 Proses Mencetak Biaya Jenazah

4. Lalu klik data nama pasien yang melakukan pembayaran dengan KLB
Covid

Gambar 4.37 Proses Mencetak Biaya Jenazah

5. Lalu akan muncul tampilan pendaftaran pasien dengan tindakannya,


seperti memandikan jenazah, adanya pembungkus sementara jenazah,
sertifikat medis penyebab kematian dan lain-lain. Lalu bisa diklik yang
dibutuhkan.

61
Gambar 4.38 Proses Mencetak Biaya Jenazah

6. Lalu pilih “cetak”, pilih “layar”, dan “bukti tagihan” seperti gambar
dibawah ini.

Gambar 4.39 Proses Mencetak Biaya Jenazah

62
7. Hasil akhir nya adalah review dari perincian pembayaran pemulasaraan
jenazah, alat pelindung diri dan peti jenazahnya, lalu klik “cetak”

Gambar 4.40 Proses Mencetak Biaya Jenazah

J. Proses Mencetak Hasil Laboratorium Pasien COVID-19


1. Hasil Laboratorium pasien Covid-19 menggunakan aplikasi Klaim
BPJS UUPJ

63
Gambar 4.41 Proses Mencetak Hasil Laboratorium

2. Masukkan username dan password untuk dapat masuk ke dalam


aplikasi Klaim BPJS UPPJ

Gambar 4.42 Proses Mencetak Hasil Laboratorium

3. Lalu akan muncul tampilan seerti gambar diatas, langkah pertama harus
memasukkan tanggal masuk dan tanggal keluar pasien setelah itu
memasukkan Nomor RM pasien Covid-19, klik cari.

64
Gambar 4.43 Proses Mencetak Hasil Laboratorium

4. Setelah klik cari, maka klik no. lab data sampel yang ada di sebelah
kiri, cetak sesuai urutan satu persatu sampai selesai. Jika ada hasil
glucometer yang banyak didalam hasil lab maka yang di print hanya
hasil glucometer yang pertama dan terakhir.

K. Proses Mencetak Hasil Radiologi Pasien COVID-19


1. Hasil Radiologi pasien Covid-19 menggunakan aplikasi MEDISys.
Masukkan id pemakaian dan kata kunci untuk masuk ke dalam aplikasi
MEDISys

65
Gambar 4.44 Proses Mencetak Hasil Radiologi

Gambar 4.45 Proses Mencetak Hasil Radiologi

2. Klik transaksi lalu klik input hasil radiologi

66
Gambar 4.46 Proses Mencetak Hasil Radiologi

3. Klik cari pada bagian atas sebelah kiri, klik Nomor RM, masukkan
Nomor RM pasien, lalu kik cari. Setelah itu kita harus mencocokkan
tanggal masu dan tanggal keluar pasien jika tanggal masuk pasien di
tanggal 26 November 2020 dan tanggal keluarnya tanggal 30
November 2020 maka yang harus dicetak duluan adalah tanggal 26
November 2020 lalu setelah itu cetak tanggal 30 November 2020.

67
Gambar 4.47 Proses Mencetak Hasil Radiologi

4. Setelah di klik pada tanggal 26 November 2020 maka hasilnya seperti


gambar yang ada diatas, setelah itu klik hasil.

Gambar 4.48 Proses Mencetak Hasil Radiologi

68
5. Setelah klik hasil akan keluar seperti dua gambar diatas, langkah
selanjutnya mencetak hasil radiologi pasien.

Gambar 4.49 Proses Mencetak Hasil Radiologi

L. Proses Verifikasi INA-CBGs

6. proses verifikasi INA-CBGs menggunakan aplikasi E-Claim INA-


CBGs lalu memasukan username dan password lalu login ke aplikasi E-
Claim INA-CBGs

69
Gambar 4.50 Proses Verifikasi INA-CBGs

7. Setelah login hasus memasukkan No. RM pasien dan klik cari, lalu klik
nama pasien.

Gambar 4.51 Proses Verifikasi INA-CBGs

70
8. Klik tanggal masuk pasien (15 November 2020)

Gambar 4.52 Proses Verifikasi INA-CBGs

9. Setelah di klik nama pasien akan muncul seperti gambar diatas yang
harus di :
- Mengganti jaminan/cara bayar menjadi “Jaminan Covid-19”
- Masukan NIK pasien, kalau pasiennya bayi baru lahir masukkan Nomor
Kartu Kelahirannya. Jika pasien belum memiliki KTP maka yang harus
dimasukkan adalah nomor KK nya.
- Tanggal masuk dan tanggal keluar harus sesuai dengan billing.
- Ruang rawat dan loss hari.
- Status Covid sesuai dengan resume medis (suspek, probable,
terkonfirmasi)
- Cek bagian komorbid dan co-insidens jika ada didalam resume medis

71
Gambar 4.53 Proses Verifikasi INA-CBGs

10. Cek cara pulang pasien (sembuh atau meninggal), Cek DPJP harus
sesuai dengan billing dan resume, Billing real Rumah Sakit, Faktor
penunjang terdiri dari Laboratorium dan Radiologi (jika tidak
dilakukan harus di ceklis, kalau dilakukan jadi faktor pengurang biaya
akhir)

72
Gambar 4.54 Proses Verifikasi INA-CBGs

11. Untuk pasien Covid-19 yang meninggal dunia, di gambar atas ada
beberapa pilihan yang bisa diceklis (pemulasaraan jenazah, plastic erat,
kantong jenazah, desinfektan jenazah, desinfektan mobil, peti jenazah,
transport mobil) jika keluarga membayar tunai untuk mobil jenazah
maka tidak perlu diceklis, yang diceklis hanya fasilitas apa saja yang
digunakan pasien.

Gambar 4.55 Proses Verifikasi INA-CBGs

12. Unggah berkas pendukung klaim yang terdiri dari: resume medis,
ruang perawatan, hasil laboratorium, hasil radiologi, hasil penunjang
lainnya (kalau ada), resep obat/alkes, tagihan (billing), kartu identitas,
lain-lain seperti surat pernyataan.

73
Gambar 4.56 Proses Verifikasi INA-CBGs

13. Cek coding sesuai dengan yang ada di resume, pasien COVID-19
dewasa yang terkonfirmasi memiliki kode B 34.2 , sedangkan yang
suspect/probable memiliki kode 203.8. Hal ini berbeda apabila pasien
bayi COVID-19, kode bayi adalah P96.8.

Gambar 4.57 Proses Verifikasi INA-CBGs

14. Simpan grouper dan kirim file online

74
Gambar 4.58 Proses Verifikasi INA-CBGs

Gambar 4.59 Proses Verifikasi INA-CBGs

75
Hasil output dari klaim aplikasi INA-CBGs

Gambar 4.60 Hasil Output Klaim INA-CBGs

76
BAB V

PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah
Pasien COVID-19 tidak ditagih biaya perawatan selama di rumah sakit. Biaya
perawatan pasien dapat diganti dengan cara pengajuan klaim oleh rumah sakit kepada
Kemenkes. Klaim pembiayaan ini berlaku bagi rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan Penyakit Infeksi Emerging tertentu. Pasien harus memenuhi kelengkapan
berkas untuk memperlancar proses pengklaiman. Klaim diajukan rumah sakit secara
kolektif kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan cq. Direktur Pelayanan
Kesehatan Rujukan akan menembuskan kepada Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan untuk diverifikasi dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota akan
ditembuskan melalui e-mail. Panjangnya alur pengklaiman pasien COVID-19 sering kali
menyebabkan dispute atau gagal klaim. Klaim biaya perawatan pasien COVID-19 terus
dipercepat untuk tetap menjaga cashflow (arus kas) dan mutu layanan rumah sakit. Dalam
hal ini Kementerian Kesehatan ingin menyelesaikan kasus dispute atau gagal klaim.
Dispute klaim adalah ketidaksepakatan antara BPJS Kesehatan dengan fasilitas kesehatan
atas klaim tersebut berdasarkan berita acara pengajuan klaim. Ada dua jenis dispute,
koding dan medis.

Prosedur klaim dimulai dari pengajuan klaim oleh rumah sakit, pengajuan tersebut
kemudian diverifikasi oleh BPJS Kesehatan, Kemenkes, dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Apabila terjadi dispute maka BPJS Kesehatan akan memverifikasi lagi
klaim yang diajukan setelah rumah sakit melakukan perbaikan terhadap kelengkapan
syarat yang dipersyaratkan. Jika masih dispute (yang kedua kali) maka hasil verifikasi
dispute tersebut ditarik lagi secara otomatis oleh Kemenkes (desk) untuk dilakukan
penetapan dispute penyelesaian. Penetapan dispute oleh Yankes dengan status
diterima/dibayar atau status ditolak akan dilakukan penyesuaian pada status klaim di
BPJS Kesehatan secara otomatis.

Pada masa pandemi ini Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati menerima
pelayanan dan perawatan pasien COVID-19, dalam proses pengklaiman biaya pasien
COVID-19 dilakukan oleh bagian Unit Pelayanan Pasien Jaminan (UPPJ). Menurut
sumber data SIMRS RSUP Fatmawati terhitung sampai 4 Desember 2020 jumlah
pendaftaran pasien COVID-19 sebanyak 2586 pasien, dengan jumlah berkas yang masuk

77
ke UPPJ berjumlah 2140 (Data UPPJ 14/12/2020 07.30 WIB) selisih pasien dan berkas
adalah 446 pasien/berkas. Jumlah pasien di Ruang Matahari 31 pasien, Ruang Anggrek
lantai 1,2 & 3 102 pasien, Ruang Anggrek lantai 6 34 pasien dengan total pasien COVID-
19 berjumlah 167 pasien. Selisish berkas dan pasien dirawat berjumlah 276 berkas/pasien.

Jumlah pengajuan klaim pasien COVID-19 sebanyak 1232 berkas (58%), jumlah
proses klaim sebanyak 908 berkas. Total proses pengajuan klaim 1232 berkas mencapai
Rp. 149.505.570.000 dengan total berkas BAV 1063 berkas Rp. 132.763.264.000 dan
berkas yang mengalami dispute sebanyak 169 berkas Rp. 22.702.186.000 yang terbagi
menjadi 2 yaitu dispute BPJS Kesehatan 13 berkas Rp. 2.091.800.000 dan dispute
Kementerian Kesehatan 156 berkas Rp. 20.610.386.000.

Proses klaim dispute yaitu dispute Kementerian Kesehatan 7 berkas Rp.


372.020.000 sudah diajukan pada aplikasi E-klaim dan 149 berkas menunggu aplikasi E-
klaim. Jumlah proses klaim sebanyak 908 berkas dengan 215 berkas pasien belum
lengkap (belum lengkapnya hasil radiologi, resume medis, hasil swab/PCR dan hasil
laboratorium). Berkas verifikasi casemanager sebanyak 255 berkas, berkas yang sudah
selesai perbaikan resume dari casemanager sebanyak 53 berkas. Berkas yang sudah
diverifikasi UPPJ sebanyak 145 berkas, berkas yang harus di scan sebanyak 62 berkas,
berkas yang harus di entry sebanyak 30 berkas dan berkas yang sudah di entry sebanyak
144 berkas.

Menurut data diatas, berikut beberapa kendala pada proses pengklaiman pasien
COVID-19 yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati:

1. Dalam melakukan pengumpulan berkas pasien COVID-19 salah satunya


adalah berkas resume pasien. Dalam berkas resume, dokter perlu menerangkan
selengkap-lengkapnya keadaan pasien, namun pada saat berkas resume sampai
di UPPJ, banyak resume yang kurang lengkap penulisannya resume oleh
dokter yang bersangkutan. Ini akan mengalami kendala saat proses
pengklaiman dan beresiko klaim dispute.
Penjelasan ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:
“Kendala yang sering terjadi ketidak lengkapan resume medis seperti masalah
ketidak lengkapan gejala. Gejala Covid-19 minimal ada batuk, pilek, sesak
demam. Biasanya juga ada keterangan domisili tempat tinggal, kalau di daerah

78
zona merah bisa memperkuat supaya klaim Covid-19 tidak dispute.” –
Penanggung jawab Klaim Rawat Jalan

2. Untuk hasil laboratorium swab, menurut keputusan KMK 446, saat pasien
COVID-19 hasilnya sudah negatif dalam 1x swab maka H+1pasien sudah
diperbolehkan untuk pulang, namun di RSUP Fatmawati masih ditemukan
pasien pulang dengan hasil swab negatif lebih dari satu kali.
Penjelasan ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:
“Sesuai dengan keputusan KEMENKES seharusnya pasien yang sudah di
swab dan hasilnya negative h+1 sudah boleh pulang, tetapi kalau di RSUP
Fatmawati pasien pulang bergantung dengan DPJP dan hasil penunjang pasien
lainnya seperti hasil laboratorium dan radiologi. Jika menurut DPJP hasil
penunjang lainnya belum cukup baik maka pasien akan tetap dirawat sampai
hasil penunjangnya baik dan diizinkan pulang.” – Penanggung jawab Klaim
Rawat Jalan

3. Kurang lengkapnya berkas administrasi seperti ketidak sesuian hasil loss rawat
di billing, tempat/ruangan yang digunakan, kelengkapan identitas pasien
seperti kartu tanda pengenal dan lain-lain.
Penjelasan ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:
“Ketidak lengkapan berkas administrasi seperti hari lamanya pasien Covid-19
dirawat dapat, tempat/ruangan yang digunakan, kelengkapan identitas pasien
seperti KTP, KK, BPJS dapat mempengaruhi hasil akhir billing. Sehingga
klaim Covid-19 mengalami dispute, dan team UPPJ harus merevisi secara
manual agar berkas dapat klaim.” – Penanggung jawab Klaim Rawat Jalan

Selain masalah mengenai klaim pasien rawat inap COVID-19, dalam


berjalannya proses pengklaiman pasien COVID-19 menyebabkan unit
pelayanan penjaminan pasien sering mengalami lembur, selama pandemi jam
kerja dimulai dari 07.30 WIB-19.30 WIB. Dalam hal ini, perlu menjadi
perhatian karena penting untuk tetap menjaga kesehatan, kenyamanan,
keberlangsungan bekerja dengan jam yang panjang di kondisi pandemi ini.
Dengan menambahnya kasus COVID-19 setiap harinya tentu bertambah juga
beban pekerjaan di unit ini.
79
B. Penentuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah adalah proses yang dilakukan dengan tujuan
untuk menentukan prioritas masalah yang paling penting sampai masalah yang kurang
penting. Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang paling penting karena
dengan hal tersebut dapat diketahui masalah mana yang harus diselesaikan terlebih
dahulu demi mencapai tujuan, visi dan misi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
Sehingga dapat diberikan alternatif pemecahan masalah tersebut agar tidak
menghambat kinerja serta pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan Unit Pelayanan Pasien
Jaminan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati t kami menemukan beberapa masalah
pada proses pengajuan klaim pasien COVID-19 yang dilakukan oleh unit UPPJ.
Untuk itu dalam menemukan prioritas masalah kami menggunakan kriteria materiks
atau (criteria matrix technic), bersama- sama untuk melakukan penentuan masalah.
Metode kriteria matriks dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Pentingnya Masalah (Importancy)
Adalah tingkat kepentingan masalah untuk segera diselesaikan. Beberapa hal
yang terjadi perlu dipertimbangkan dalam mengukur seberapa pentung suatu
masalah, adalah:
a. Prevalesi Masalah (Prevalency)
Adalah seberapa penting masalah tersebut terjadi atau ditemukan
dilapangan. Jika masalah tersebut sering ditemukan maka prevalency
tinggi dan masalah yang dimaksud layak untuk diprioritaskan, dengan
skala penilaian sebagai berikut:
1 = Masalah tidak pernah ditemukan
2 = Masalah sangat jarang ditemukan
3 = Masalah jarang ditemukan
4 = Masalah sering ditemukan
5 = Masalah sangat sering ditemukan
b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (Severity)
Adalah keseriusan dari akibat yang ditimbulkan jika masalah tersebut
tidak segara ditangani. Apabila dampak yang ditimbulkan oleh suatu
masalah lebih serius maka masalah tersebut layak diprioritaskan.

80
1 = Dampak tidak ada
2 = Dampak tidak serius
3 = Dampak cukup serius
4 = Dampak serius
5 = Dampak sangat serius
c. Kenaikan jumlah masalah (Rate Of Increase)
Adalah besarnya angka peningkatan masalah dari waktu ke waktu.
Apabila kenaikan jumlah masalah lebih tinggi dan lebih cepat jika
dibandingkan dengan periode sebelumnya, maka masalah tersebut
layak untuk diprioritaskan.
1 = Peningkatan masalah tidak cepat
2 = Peningkatan masalah kurang cepat
3 = Peningkatan masalah cukup cepat
4 = Peningkatan masalah cepat
5 = Peningkatan masalah sangat cepat
2. Teknologi yang tersedia untuk mengatasi masalah tersebut (Technical
Feasibility)
Teknologi adalah hal yang penting dalam penyelesaian masalah karena
masalah dapat terjadi akibat teknologi dalam rumah sakit tersebut tidak lagi
mengikuti perkembangan zaman yang ada pada saat ini, sehingga menghambat
proses pemecahan masalah dan dapat disimpulkan semakin tersedianya
teknologi tersebut, semakin diprioritaskan masalah yang dimaksud.
1 = Teknologi tidak tersedia
2 = Teknnologi kurang tersedia
3 = Teknologi cukup tersedia
4 = Teknologi tersedia
5 = Teknologi sangat tersedia
3. Sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah (Resource Availability)
Sumber daya yang dimaksud disini adalah mencakup dana (money), sarana
(material), dan tenaga (man). Apabila sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersedia, maka masalah tersebut layak untuk lebih
diprioritaskan.
Skala penilaiannya adalah sebagai berikut:
1 = Dana, sarana, tenaga tidak tersedia
81
2 = Dana, sarana, tenaga kurang tersedia
3 = Dana, sarana, tenaga cukup tersedia
4 = Dana, sarana, tenaga tersedia
5 = Dana, sarana, tenaga sangat tersedia

Penentuan Prioritas Masalah


Metode Kriteria Materiks Nilai
Masalah I IxTxR
T R
P S RI
 Ketidak lengkapan DPJP
5 5 4 1 4 400
dalam menulis resume medis
 Ketidak sesuaian administrasi
(Billing, Ruangan, Tanggal, 4 3 2 2 3 144
Dokter, Kelengkapan KTP)
 Hasil swab jika sudah positif
1x besoknya boleh pulang
menurut KEMENKES, namun 4 3 3 2 3 216
RS masih tergantung DPJP
dan hasil penunjang lainnya.
Tabel 5.1 Penentuan Prioritas Masalah

Dari hasil penilaian dengan metode matriks yang dilakukan oleh kelompok dan
Unit UPPJ serta melakukan wawancara mendalam kami menentukan prioritas masalah di
Unit UPPJ dalam proses klaim pasien COVID-19 ada pada poin resume medis.

82
C. Fishbone

Machine Man

 Teknologi E-Resume  Ketidak disiplinan DPJP


sudah ada namun  Masih menggunakan
masih dalam tahap resume manual atau tulis
pengembangan tangan

Ketidaklengk
apan DPJP
dalam
menulis
resume medis

Material Method
 Penyimpanan resume  DPJP hanya menulis
manual menggunakan beberapa gejala saja
container box dan lemari atau tidak lengkap

D. Alternatif Pemecahan Masalah


Setelah mengetahui prioritas masalah yang ditemui di RSUP Fatmawati maka
dari dapat dibuat alternatif pemecahan masalah yang terjadi agar tidak mengganggu
proses pengklaiman pasien COVID-19 pada RSUP Fatmawati.
Dalam sebuah masalah dapat ditemui beberapa alternatif pemecahan masalah
akan tetapi tidak semua dapat menyelesaikan sebuah masalah. Alterantif pemecahan
masalah dipilih salah satunya dengan memperhitungkan kemampuan yang dimiliki
oleh rumah sakit.

Alternatif Pemecahan Masalah


Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan
Masalah

83
 Ketidak disiplinan DPJP  Menggunakan
dalam input kelengkapan aplikasi RS E-
data resume pasien Resume dalam
 Sulitnya membaca tulisan menginput data
DPJP saat berkas resume pasien agar dapat
sampai di UPPJ karena memudahkan DPJP
masih menggunakan resume dan unit lainnya
manual. dalam menerima,
Ketidaklengkapan membaca dan
 Terlambatnya pengiriman
DPJD dalam memproses
berkas resume medis dari
menulis resume kelengkapan berkas
IRMIK ke UPPJ.
medis pasien.
 Mensosialisasikan
aplikasi E-Resume
kepada para dokter
agar bisa disiplin
menggunakannya.

Tabel 5.2 Alternatif Pemecahan Masalah

84
BAB VI

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada masa pandemi ini Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati menerima
pelayanan dan perawatan pasien COVID-19, dalam proses pengklaiman biaya pasien
COVID-19 dilakukan oleh bagian Unit Pelayanan Pasien Jaminan (UPPJ).
Alur masuk pasien COVID-19 di RSUP Fatmawati yaitu pasien datang dengan
menunjukkan gejala klinis (batuk, demam, sesak nafas, kontak dengan orang positif
COVID-19 melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat) untuk proses pemilahan ruang rawat
dan mendapat penanganan serta di test swab, setelah itu pasien akan mendapat ruang dan
penanganan sesuai beratnya gejala yang dirasakan.
Jumlah pengajuan klaim pasien COVID-19 sebanyak 1232 berkas (58%), jumlah
proses klaim sebanyak 908 berkas. Total proses pengajuan klaim 1232 berkas mencapai
Rp. 149.505.570.000 dengan total berkas BAV 1063 berkas Rp. 132.763.264.000 dan
berkas yang mengalami dispute sebanyak 169 berkas Rp. 22.702.186.000 yang terbagi
menjadi 2 yaitu dispute BPJS Kesehatan 13 berkas Rp. 2.091.800.000 dan dispute
Kementerian Kesehatan 156 berkas Rp. 20.610.386.000.
Terdapat beberapa kendala pada proses pengklaiman pasien COVID-19 yang ada
di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati salah satunya adalah kelengkapan dalam
penulisan resume medis pasien karena ketidak disiplinan DPJP dalam input kelengkapan
data resume pasien, sulitnya membaca tulisan DPJP saat berkas resume sampai di UPPJ
karena masih menggunakan resume manual dan terlambatnya pengiriman berkas resume
medis dari IRMIK ke UPPJ yang sangat berpengaruh dalam keberlangsungan klaim,
untuk meminimalisir terjadinya kasus dispute alternatif masalah dari ketidaklengkapan
penulisan resume adalah menggunakan aplikasi RS E-Resume yang sudah ada di RSUP
Fatmawati dalam menginput data pasien agar memudahkan DPJP dan unit lainnya dalam
menerima, membaca dan memproses kelengkapan berkas pasien serta mensosialisasikan
aplikasi E-Resume kepada para dokter agar bisa disiplin menggunakannya.
Melihat dari proses pengklaiman pasien ini memerlukan banyak tahapan apabila
ada yang terhambat maka dapat mempengaruhi persetujuan klaim dan sumber daya
manusia yang memadai sangat penting dibutuhkan agar terselenggaranya proses
pengklaiman pasien yang lancar. Penelitian terdahulu yang dilakukan (Risa Rahayu,

85
Ayun Sriatme & Septo Pawelas Arso 2017) , menyatakan produktifitas administrator
adalah 80,81% kegiatan produktif langsung dan tidak langsung. Beban kerja tertinggi
untuk aktifitas memeriksa dan mengurutkan kelengkapan yaitu aktifitas input klaim
pasien rawat pada software INA-CBGs dan sistem informasi pasien RS. Didukung
dengan penelitian (Agus Sarjono, Endang Ruswanti) bahwa identitas data berpengaruh
secara signifikan terhadap pengajuan klaim BPJS. Terjadinya penundaan klaim BPJS
adalah karena ketidaklengkapan rekam medis terutama data penunjang, diagnosa dokter.]
Menurut (Fitrutani Lubis 2016) menyatakan terdapat pengaruh ketidaklengkapan
berkas resume medis pasien rawat inap dengan mutu pelayanan salah satunya dalam
proses pelayanan pasien. Penelitian (Fera Retno Mangentang 2015) menunjukkan
karakteristik dokter berhubungan dengan kelengkapan dan kesesuaian penulisan diagnosis
berdasarkan ICD-10. Menurut (Yul Asrianti,S.Psi., M.P.H 2020) Rumah sakit Selogiri di
masa pandemic sudah menuju digitalisasi menggunakan aplikasi telemedicine dan
website serta whatsapp. Dilihat dari penelitian ini perlu digunakan teknologi dalam
memperlancar proses pelayanan rumah sakit. Menurut (Librianti, Grace Rumenengan &
Fresley Hutapea 2019) kelengkapan berkas rekam medis sangat penting dan vital didalam
proses pengklaiman BPJS. Agar proses pengklaiman lancar, sebaiknya dilaporkan
feedback rekam medis yang tidak lengkap setiap 2 minggu ke DPJP dan berkas tidak
lengkap ditembuskan ke komite medik. Dalam hal ini dilihat bahwa proses pengklaiman
pasien adalah hal vital untuk menjaga arus kas rumah sakit, baik itu klaim BPJS maupun
klaim pasien COVID-19.

B. Saran
- Mulai mendisiplinkan atau menggunakan teknologi atau aplikasi supaya
memudahkan proses kerja setiap unit termasuk E-Resume yang sebenarnya sudah
ada di RSUP Fatmawati namun belum mulai digunakan.
- Melihat jam kerja unit UPPJ dalam melayani proses klaim pasien COVID-19 dan
menghadapi kasus dispute yang lumayan banyak menyebabkan unit UPPJ harus
bekerja dua kali dan lebih keras lagi, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
sumber daya manusia adalah hal vital dalam suatu organisasi/perusahaan, alangkah
lebih baik jika unit UPPJ bisa tetap menyempatkan waktu bersama untuk melakukan
penyegaran fisik atau mengadakan kegiatan refreshing sederhana di ruangan atau
diluar ruangan dengan rutin seperti olahraga bersama untuk menjaga kebugaran
karena unit UPPJ sudah banyak melakukan pekerjaan dan lembur. Dengan kegiatan
86
ini pula mampu menambah ikatan kekeluargaan antara karyawan. Sehingga
hubungan tetap nyaman dalam bekerja dan tercapainya kerja sama dan hasil yang
baik dari segala pelayanan RS.

87
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Sri, 2017, “Pengaruh Penyelesaian Klaim Asuransi Terhadap Pencapaian


Target Penjualan Produk Asuransi AJB Bumiperta 1912 Cabang Bengkulu”,
Bengkulu, Ekonomi Review

A Junaldy Ganie, 2011, “Hukum Asuransi Indonesia”, Jakarta, Sinar Grafik

Herman Darmawi, 2001, “Manajemen Asuransi”, Jakarta, Bumi Aksara

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No HK.01.07/MENKES/328/2020


Tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) di Tempat Kerja Perkantoran Dan Industri Dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi

Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri, 2020,”Pedoman Umum Menghadapi Pandemi


COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan
Manajemen”, Jakarta, Kementrian Dalam Negeri

Radja, I. I., Kusnanto, H,. Hasanbasri, M, 2015,”Asuransi Kesehatan Sosial dan Biaya Out
Of Pocket di Indonesia Timur”, Nusa Tenggara Timur, Jurnal Kebijakan Kesehatan
Indonesia

Mariyam Siti, 2018,”Sistem Jaminan Sosial Nasional Melalui Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan (Perspektif Hukum Asuransi)”, Semarang,
Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Abdulkadir Muhammad, 2011,”Hukum Asuransi Indonesia”, Jakarta, Pt. Bina Aksara

Suryono, Arief, 2009,”Asuransi Kesehatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun


1992”, Purwokerto, Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Suryono, Arief, 2008,”Asuransi Kesehatan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun


1991”, Purwokerto, Universitas Jenderal Soedirman

Sembiring, R., Saidin., Chairi, Z. 2020,”Peningkatan Pemahaman Peran BPJS Kesehatan


Pada Masyarakat Di Masa Pandemic COVID-19 (Lokasi: Kelurahan Sidomulyo,
Medan Tuntungan”, Sumatera Utara, Jurnal Hukum Dan Dinamika Masyarakat

Widada, T., Pramusinto, A., & Lazuardi, L, 2017.”Peran Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan Dan Implimentasinya Terhadap Kesehatan
Masyarakat(Studi Di RSUD Hasanuddin Damrah Kabupaten Bengkulu Selatan,
Provinsi Bengkulu”, Jurnal Ketahanan Nasional, 23(2),75.
https://doi.org/10.22146/jkn.26388

88
Manaida, R. J,. Rumayar, Adisti A,. Kandou, Grace D, 2016,”Analisis Pengajuan Klaim
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado”, Manado, E-Journal Health

Malonda, T. D, 2015,”Analisi Pengajuan Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


(BPJS) Kesehatan Di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. JIKMU, (online), Volume
5, Nnomor 2b, April 2015.
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jimu/article/viewFile/7852/7909)

Depkes RI, 2013, “Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan”, Jakarta,
Departemen Kesehatan RI

Kompas.com.(20 Januari 2021).Ruang Perawatan Pasien Covid-19 di RS Fatmawati Hampir


100 persen Terisi. Diakses pada 30 Januari 202, dari
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/20/12192331/ruang-perawatan-
pasien-covid-19-di-rs-fatmawati-hampir-100-persen-terisi

RSUP Fatmawati, 2020, “Rencana Strategis Bisnis 2020-2024”, Jakarta, Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia

BPJS Kesehatan, 2014,”Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim”, Jakarta, Direktorat Pelayanan

Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2009 No 36. Jakarta : Sekretariat
Negara

Pemerintah Indonesia. 1984. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984


Tentang Wabah Penyakit Menular. Lembaran Negara RI Tahun 2009 No. 4. Jakarta :
Sekretariat Negara

MediaIndonesie.com(30 September 2020). Dispute Klaim Layanan Pasien COVID-19


Hanya Bisa Dua Kali. Diakses pada 17 Januari 2021, dari
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/349063/dispute-klaim-layanan-pasien-
covid-19-hanya-bisa-dua-kali

89
LAMPIRAN

Lampiran 1

90
Lampiran 2

91
92
Lampiran 3

93
94
95
96
Lampiran 4

Lampiran 5 Surat Izin PBL-2


97
Lampiran 6

98
Surat Balasan Izin PBL-2

99
Lampiran 7

Gambar 7.1 Supervisi Dosen Pembimbing Fakultas dengan Pembimbing Lapangan

100
Gambar 7.2 Ruangan Unit UPPJ RSUP Fatmawati

Gambar 7.3 Presentasi Hasil PBL-2 di RSUP Fatmawati

Gambar 7.4 Penyerahan Plakat dan Setelah Presentasi

101
102
Gambar 7.5 Foto Bersama Staff UPPJ RSUP Fatmawati

103

Anda mungkin juga menyukai