Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH STUDI ISLAM II

PUASA
DosenPengampu: AHMAD LUVIADI, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Afrisa Eviliani
Ardelia

Ghiyats Al-Baqir

Zahra Vidya

Jurusan : Psikologi
Semester :2
Prodi : Psikologi A

UNIVERITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG


TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT.yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ PUASA ”. Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen Ahmad Luviadi,
M.Pd.I pada mata kuliah Studi Islam II.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang puasa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ahmad Luviadi, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah
Studi Islam II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah kami selanjutnya.

Penyusun

(Kelompok 3)

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................I


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... II
BAB 1 ....................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 1
BAB II ...................................................................................................................................................... 2
PUASA ..................................................................................................................................................... 2
A. Hakikat Puasa ................................................................................................................................ 2
B. Mengapa Allah Mewajibkan Puasa .............................................................................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat Puasa .......................................................................................................... 3
D. Hikmah Puasa ............................................................................................................................... 4
E. Puasa dan Pembentukan Insan Berkarakter ............................................................................... 5
BAB III..................................................................................................................................................... 7
PENUTUP ................................................................................................................................................ 7
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 7

II
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam adalah agama yang rahmatan lil’aalamiin, mempunyai syariat yang harus
dilaksanakan oleh pemeluknya. Kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan syariat tersebut
tentunya terdapat banyak hikmah di dalamnya. Semua yang diciptakan oleh Allah swt. tidak ada
yang sia-sia. Demikian pula dengan urusan ibadah dan muamalah, baik yang diperintah maupun
yang dilarang, semua mengandung hikmah meskipun di antara hikmah-hikmah tersebut belum
terungkap oleh manusia.
Salah satu ibadah yang mengandung banyak hikmah adalah ibadah puasa.
Ibadah puasa merupakan ibadah yang diperintahkan Allah swt. kepada seluruh agama langit yang
pernah hadir di muka bumi ini. Tidak mengherankan apabila puasa telah dipraktikkan oleh manusia
sepanjang sejarah peradabannya, terlepas dari perbedaan tata cara pelaksanaannya. Di samping itu,
puasa juga telah dilakukan manusia dengan berbagai motivasi yang berbeda. Ada orang yang
berpuasa untuk memperoleh kesehatan, mengurangi berat badan, mendapatkan ilmu tertentu bahkan
lebih jauh dari itu ada yang berpuasa untuk mencapai kedalaman spiritual dengan mensucikan jiwa
dari kecenderungan hawa nafsu.

B. Rumusan Masalah

• Apa itu Puasa ?


• Mengapa Allah Mewajibkan Puasa ?
• Apa tujuan dan manfaat berpuasa ?
• Apa Hikmah yang terkandung dalam puasa ?
• Bagaimana puasa dapat membentuk karakter seseorang ?

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah studi
islam II dan agar pembaca lebih dapat memahami hakikat berpuasa.

1
BAB II
PUASA

A. Hakikat Puasa

Secara syariat tata cara fiqiyah, puasa ialah kewajiban bagi muslimin-muslimat yang memenuhi
syarat, yakni muslim, suci dari hadas besar, badan sehat, sudah baligh, berakal sehat, untuk
mencegah makan dan minum selama beberapa waktu yang ditentukan. Diawali niat dan ditutup
dengan berbuka puasa pada waktu yang ditentukan. Di luar ketentuan itu, ibadah puasa dianggap
tidak sah atau batal.
Secara substansial, puasa yang baik harus bisa mengantar diri kita lebih spiritual dalam makna
bahwa situasi lapar dan dahaga itu dapat mempercepat proses mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Berpuasa tidaklah sebatas menjaga nafsu dan syahwat. Namun lebih dari itu berpuasa adalah
menjaga diri agar tidak melakukan berbagai hal yang dibenci oleh Allah, baik yang bisa dilakukan
oleh mata, lisan, telinga, atau bagian tubuh yang lain. Menjaga diri agar tidak berkata hal-hal yang
sia-sia, juga agar tidak mendengar apa yang diharamkan oleh Allah untuk dilakukan termasuk
dalam makna luas puasa. Menjaga nafsu dan syahwat memang sudah cukup bagi ulama fiqh untuk
memenuhi syarat sah puasa. Namun ulama ahli hikmah memaknai sahnya puasa lebih dari itu.
Puasa yang sah adalah puasa yang diterima. Puasa yang diterima adalah puasa yang maksudnya
tercapai. Lalu apa maksud dari berpuasa?
Rasulullah SAW bersabda “Lima hal ini bisa membuat puasa seseorang tidak sah: berbohong,
menggunjing, mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat dengan syahwat”. Tidak satu pun dari
lima hal ini menunjukkan perilaku makan, minum, atau berhubungan suami istri. Namun mengapa
kelimanya bisa membuat puasa seseorang tidak sah? Ini tentu berkaitan dengan makna sah itu
sendiri; terwujudnya maksud puasa, untuk berakhlak mulia, dalam diri sang sa’im (orang yang
berpuasa). Jika seseorang telah melakukan puasa dengan sah, maka ketika ia menghadapi orang lain
yang mengajaknya bercekcok atau sekedar menghinanya, ia hanya akan mengatakan pada dirinya
“aku sedang berpuasa”. Selanjutnya, ia akan menunjukkan akhlak mulia pada orang tersebut.
Sebagaimana dikatakan dalam Al Qur’an : Wa iza khatabahumul jahilu qalu salama (dan ketika
seorang bodoh berbicara pada mereka, kaum beriman, mereka hanya mengatakan ‘damai’,
menunjukkan sikap-sikap/respon-respon yang mendamaikan).

2
B. Mengapa Allah Mewajibkan Puasa

Puasa pada bulan suci Ramadhan menjadi kewajiban bagi seluruh umat Muslim yang
sanggup melaksanakannya.
Betapa pentingnya berpuasa pada bulan suci Ramadhan ini, sampai menjadi bukti keislamannya
seseorang.Puasa pada bulan suci Ramadhan menjadi kewajiban bagi seluruh umat Muslim yang
sanggup melaksanakannya. Puasa pun termasuk dalam Rukun Islam.
Ramadhan hanya tinggal beberapa hari lagi, ibadah yang dilakukan setahun sekali ini menjadi
kebahagiaan tersendiri bagi orang yang beriman.
Lalu mengapa ibadah puasa menjadi kewajiban pada seorang muslim?
Allah telah mewajibkan ibadah puasa ini sebagaimana yang tertera dalam Al-Quran pada surah Al-
Baqarah ayat 183.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah : 183).

C. Tujuan dan Manfaat Puasa

Salah satu tujuan bepuasa adalah untuk membentuk pribadi Muslim yang bertakwa kepada
Allah. Yakni, mengerjakan semua perintah Allah, dan menjauhi semua yang dilarang Allah.
Berkaitan dengan hal ini, Rasul SAW menegaskan bahwa sesungguhnya puasa itu ada tiga
tingkatan. Yakni,
1 Puasanya orang awam,
2. Puasa khawas, dan
3. Puasanya khawasul khawas.
Puasanya orang awam (umum) adalah sekadar menahan haus dan lapar dari terbit fajar sampai
terbenamnya matahari.
Sedangkan puasanya orang khawas adalah menahan makan dan minum serta semua perbuatan
yang membatalkannya. Misalnya mulutnya ikut berpuasa dengan tidak berkata kotor, mencaci,
mengumpat, atau mencela orang lain. Demikian juga dengan tangan dan kakinya, dipergunakan
untuk perbuatan yang baik dan terpuji. Sementara telinganya hanya dipergunakan untuk
mendengarkan hal-hal yang baik. Puasa khawas ini adalah puasanya orang yang alim dan fakih.
Adapun puasanya khawasul khawas adalah tidak hanya sekadar menahan makan dan minum serta
hal-hal yang membatalkannya, termasuk menahan seluruh anggota pancaindera, tetapi hatinya juga
ikut berpuasa. Menurut para ulama, inilah jenis puasanya para Nabi dan Rasul Allah.
3
Manfaat Puasa

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar kesehatan yang meliputi empat dimensi, yaitu
sehat fisik, psikis, sosial, dan spiritual.
Dan ternyata, ibadah puasa dapat memenuhi semua dimensi standar kesehatan yang ditetapkan oleh
WHO itu.
Ahmad Syarifuddin dalam bukunya puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis mengungkapkan, rumusan
kesehatan psikis yang ditetapkan WHO ini bisa dipenuhi dengan puasa yang dilakukan secara baik.
Dalam beberapa hal puasa bahkan memiliki keunggulan dan nilai lebih. Secara kejiwaan, sikap
takwa sebagai buah puasa, mendorong manusia mampu berkarakter ketuhanan (rabbani).

D. Hikmah Puasa

Hikmah Puasa adalah agar manusia menjadi insan yang bertakwa. Disamping itu ibadah puasa
ramadhan memiliki beberapa hikmahdan manfaat adalah melatih diri untuk:
(1) Mendekatkan diri kepada Allah, untuk menggapai takwa.
(2) Mengendalikan hawa nafsu, terhindar dari berbagai keinginan, fokus untuk menjalan amalan-
amalan ibadah.
(3) Membiasakan hidup teratur dalam kehidupan.
(4) Disiplin waktu, orang yang menjalankan puasa lebih kreatif mengatur waktu agar tetap fit dan
kuat dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
(5) Melatih kasih sayang, sikap orang yang menjalankan puasa selalu berinfak dan bershadaqah.
(6) persamaan dalam melaksakan ibadah puasa baik miskin maupun kaya, antara rakyat dan raja
tidak terdapat perbedaan, artinya semuanya sama-sama
diwajibkan menjalankan puasa.
(7) melatih mendisain ulang untuk mengembangkan karakter dan akhlak mulia.
(8) melatih kecerdasan emosional,spiritual bagi yang menjalankan puasa ramadhan.

4
E. Puasa dan Pembentukan Insan Berkarakter

Bulan Ramadaan merupakan bulan untuk menempa karakter, perilaku kaum muslimin. Mereka
selama satu bulan dilatih baik jiwa maupun raga untuk tunduk dan patuh pada ketentuan Sang
Pencipta, Allah SWT

Makna yang bisa diperoleh dari puasa adalah bahwa aspek tazkiyah al-Nafs (pensucian jiwaartinya
aspek pembangunan watak lebih kuat. Puasa memiliki makna yang luar biasa sebagai media
pendidikan karakter manusia mengubah pribadinya, menjadi orang-orang yang berkualitas baik
secara pribadi maupun secara sosial.

Puasa yang dikerjakan akan mampu mengantarkan menjadi pribadi yang bertaqwa ketika semua
aturan yang ada dalam puasa dipatuhi dengan sebaik-baiknya dan akan membuat diri kita menjadi
pribadi yang berkomitmen .ini akan menjadi semua pekerjaan kita menjadi lebih berkualitas.

Dalam ibadah puasa ada kita kenal istilah imsak. Imsak itu berkaitan dengan waktu untuk mulai
menahan diri dari makan dan minum serta semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Semua
orang yang berpuasa harus memperhatikan waktu imsak ini jika ingin puasa yang dikerjakannya
mendapat nilai dari Allah SWT. Ini mengajarkan bahwa kita juga harus memperhatikan
waktu/disiplin dalam melaksanakan tugasnya.

Puasa mendidik manusia untuk bertindak sabar dalam melaksanakan kebaikan dan sabar dalam
menahan diri dari berbagai perilaku yang menyimpang yang tidak dibenarkan agama Islam dan
akal sehat. Dengan kata lain, puasa mampu melahirkan berbagai macam sifat kebaikan yang harus
dimiliki oleh setiap manusia yang beriman, misalnya ikhlas, sabar, dermawan, tolong menolong,
tidak rakus/tamak, toleransi dan lain sebagainya. Dengan demikian, tercipta harmonisasi dalam
siklus kehidupan.

Beberapa aspek yang terbentuk dari orang yang berpuasa

1. Aspek religius, ketika anak dilatih untuk puasa sejak dini secara otomatis akan semakin
memperkuat rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, karena puasa merupakan salah satu
rukun Islam dan ketika dijalankan akan mendapat pahala.

2. Aspek jujur dan tanggung jawab, dengan puasa anak dilatih untuk menahan haus dan lapar sejak
dari waktu sahur sampai dengan berbuka puasa. Keutamaannya dapat melatih sikap jujur dan
5
tanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain. Karena bisa jadi ketika di luar anak bilang sedang
puasa pada temannya, namun ketika sampai di rumah karena tidak ada pembiasaan sejak dini dan
keteladanan dari orang tua anak tersebut lalu makan, karena merasa tidak ada yang melihat.

3. Aspek peduli, melalui puasa di bulan ramadhan anak dilatih untuk memiliki sikap toleransi, dan
meningkatkan rasa empati, serta simpati kepada sesama. Anak dilatih untuk toleransi terhadap
orang lain yang sedang berpuasa. Selain itu, dengan menahan haus dan lapar, anak dilatih untuk
merasakan bagaimana rasanya hidup kekurangaan tidak bisa dengan mudah makan dan minum
seperti biasanya Sehingga tumbuh rasa bersyukur, dan semakin peduli untuk berbagi pada sesama
yang kurang mampu.

Konteks puasa, tidak hanya menahan makan dan minum saja, akan tetapi menahan untuk tidak
berkata bohong, menahan diri untuk tidak berbuat curang, menahan diri untuk tidak berkata kotor,
terlebih lagi adalah menahan seluruh anggota tubuh untuk senantiasa tunduk dan patuh dalam
menjalankan puasa, seperti mata, dilarang melihat sesuatu yang haram dilihat, tangan dilarang
untuk melakukan tindakan tercela, mulut, hidung dan kemaluan, semuanya ikut berpuasa atau
menahan diri untuk tidak melakukan tidakan buruk.Karena terdapat korelasi positif antara puasa
dengan pendidikan karakter, mari kita manfaatkan puasa Ramadan sebagai sarana pembentukan
karakter bangsa, seiring dengan hal tersebut kita berupaya meningkatkan puasa sesuai tuntutan
syariat, sehingga rutunitas puasa kita bukan sekedar menahan lapar dan haus sehingga tidak
memiliki dampak dalam hablum minallah dan hablum minannas.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ibadah puasa merupakan ibadah yang diperintahkan Allah swt. kepada seluruh agama langit yang
pernah hadir di muka bumi ini. Tidak mengherankan apabila puasa telah dipraktikkan oleh manusia
sepanjang sejarah peradabannya, terlepas dari perbedaan tata cara pelaksanaannya. Di samping itu,
puasa juga telah dilakukan manusia dengan berbagai motivasi yang berbeda. Ada orang yang
berpuasa untuk memperoleh kesehatan, mengurangi berat badan, mendapatkan ilmu tertentu bahkan
lebih jauh dari itu ada yang berpuasa untuk mencapai kedalaman spiritual dengan mensucikan jiwa
dari kecenderungan hawa nafsu.

DAFTAR PUSTAKA

Puasa dan Pembentukan Karakter. Jurnal Asia. Published June 10, 2016. Accessed March 29, 2021.
https://www.jurnalasia.com/medan/puasa-dan-pembentukan-karakter

Dr. Nurcholish Madjid. Puasa Membentuk Karakter Berkualitas | Bincang Syariah. BincangSyariah
| Portal Islam Rahmatan lil Alamin. Published May 13, 2019. Accessed March 29, 2021.
https://bincangsyariah.com/kalam/puasa-membentuk-karakter-berkualitas

Anda mungkin juga menyukai