Anda di halaman 1dari 41

APLIKASI TEORI-TEORI

KONSELING
DR. SULASTRI,S.Psi.,M.HI
A. Pendekatan Terpusat pada Klien
 Rogers dalam Willis (2009) menulis tentang implikasi konseling
terpusat pada klien terhadap kehidupan keluarga, dalam bukunya
“On Becoming a Person”
 Menekankan:
1. Hubungan dalam keluarga dapat dihidupkan atas suatu dasar
yang wajar, jujur, dan asli
2. Klien secara individual dalam keanggotaan kelompok akan
mencapai kepercayaan diri, (anggota-anggota keluarga dapat
mempercayai dirinya). Hal ini bisa terjadi jika kondisi-kondisi
utama ada yakni: kejujuran, keaslian, memahami, menjaga
(caring), menerima, menghargai secara positif dan belajar aktif.
 Sebagian anggota keluarga yang datang
untuk konseling, pada mulanya bersikap
defensif dan tidak ditemukan pernyataan-
pernyataan. Sehingga konseling keluarga
harus dengan iklim terbuka, bebas,
dan jujur, (diterapkan sampai di rumah)
 sebagian anggota keluarga merasa tidak dilayani
atau dihargai sebagai pribadi unik yang berbeda
dengan orang lain. Kadang-kadang terjadi bahwa
suatu penerimaan dan kasih sayang dari orang tua
harus bersyarat. Situasi ini akan muncul dalam
konseling keluarga terutama pada sesi-sesinya,
karena itu harus diusahakan muncul ke
permukaan.
Sikap konselor (Rogers)
 Fungsi konselor adalah sebagai fasilitator, yaitu
untuk memudahkan membuka dan mengarahkan
jalur- jalur komunikasi apabila ternyata dalam
kehidupan keluarga tersebut pola-pola komunikasi
yang telah berantakan bahkan terputus sama sekali.
 hubungan terapeutik. sikap konselor sangat
menentukan terhadap keterbukaan anggota
keluarga dalam setiap sesi
 Konselor berusaha untuk menggali surnber-
sumber yang ada di dalam keluarga , bahwa
anggota keluarga mempunyai potensi untuk
berkembang.
 Konselor memperlihatkan respek (rasa hormat)
yang tinggi bagi potensi keluarga yang digunakan
untuk menentukan dirinya sendiri
B. Pendekatan Eksistensial Dalam Konseling Keluarga

 Walter Kempler dalam Wilis (2009) dalam bukunya


experiential Psychotherapy mengemukakan pertama
kali pendekatan Gestalts terhadap konseling keluarga
 Berpendapat:
1. pendekatan ini amat dekat dengan pendekatan
eksistensial fenomenologis
2. Menekankan perhatiannya pada perjuangan
(encounter) atau interaksi interpersonal dalam
situasi terapeutik di sini-dan-sekarang (here-and-
now)
3. konselor harus mengembangkan tujuan
konseling dengan cara berpartisipasi penuh
sebagai manusia (person)
4. Hal-hal yang mendasar dalam situasi
terapeutik dalam konseling keluarga adalah
aspek-aspek seperti membuat pilihan-
pilihan, menerima tanggung jaweb
secara bebas, penggunaan kreatif
terhadap kecemasan, dan penelitian
terhadap makna dan nilai
 Prinsip yang dipakai: Pendekatan yang bersifat
grounded atau apa yang terjadi sebenarnya (yang
ada, exist)
 Menggunakan metode- metode kognitif,
behavioral, dan berorientasi kepada perbuatan.
e
h na
i al
d gu
u ai
p -
a tp
n ei
Asumsi dasar dari
n keluarga nl
y ai
a gh
a
s n
a l-
t up
ai
 Keluarga yang datang kepada konselor adalah
dalam keadaan pola-pola destruktif atau
mengalami hambatan-hambatan dalam eara- cara
kehidupan bersama, atau yang sedang menghadapi
konfhk yang tidak dapat diatasi. Keadaan ini
diharapkan dapat diatasi anggota keluarga dengan
adanya kemauan untuk mengubah diri dalam
situasi hubungan interpersonalnya
C. KONSELING KELUARGA PENDEKATAN
GESTALT

 Konseling keluarga:
sebagai suatu model
difokuskan pada saat
sekarang ini (present
moment) dan pada
pengalaman keluarga yang
dilakukannya dalam sesi
sesi konseling (Kempler
dalam Willis, 2009)
1. Apa yang dikatakan anggota
keluarga

Teori 2. Bagaimana mereka


gestal mengatakannya
memberi-
kan 3. Apa kejadian ketika mereka
perhatian berkata (bgmn ucapannya jika
kepada dihubungkan dg perbuatannya

4. Apakah mereka berusaha


untuk menyelesaikan
perbuatannya
 Menggunakan sesi-sesi konseling keluarga
sebagai ajang agar anggota keluarga dapat
berpartisipasi secara aktif dan peduli terhadap
apa dan bagaimana perilaku yang harus
dilakukan terhadap situasi yang ada di
keluarga
 Keterlibatan konselor dalam keluarga.

sebagai orang
sebagai partisipan yang dipercaya
sebagai sahabat
penuh dalam perjumpaan
antar sesama.
 Konselor membawa kepribadian,
reaksi dan pengalaman hidupnya
kedalam perjumpaan konseling
keluarga
 Konselor akrab dengan mereka dan berusaha
memahami dan merasakan isi hati mereka.
Konseling yang jujur dan asli (genuine) akan
terjadi jika individu-individu yang terlibat di
dalamnya giat berusaha untuk menempatkan
diri dan memahami orang lain sebagaimana
adanya.
D.Pendekatan Menurut
Aliran Adler

 Pendekatan yang UNIK yaitu


Memberikan perhatian khusus terhadap
hubungan-hubungan antara saudara kandung dan
posisi seseorang di dalam keluarga
 Adler beranggapan bahwa problem seseorang pada
hakekatnya adalah bersifat sosial, karena itu
diberi kepentingan yang besar terhadap
hubungan-hubungan antara manusia, yang terjadi
sebagai dinamika psikis dari individu- individu,
yang biasanya merupakan kasus dalam keluarga
Hal-hal yang berhubungan dengan Konseling
ADLER

Tujuan Konseling Keluarga

Tanggung Jawab Anggota


Keluarga Dalam proses
Konseling

Teknik-teknik konseling
1. Tujuan Konseling Keluarga Menurut Aliran Adler

Tujuan dasar :
1. untuk mempermudah Perbaikan hubungan anak-
anak dan menigkatkan hubungan di dalam
keluarga.
2. Mengajarkan anggota keluarga bagaimana
menyesuaikan diri Yang lebih baik terhadap
anggota keluarga yang lainnya dan bagaimana
hidup bersama dalam keluarga sosial yang
sederajat (sesama manusia)
2. Tanggung Jawab Anggota Keluarga Dalam Proses
Konseling (Adler)

 Tanggung Jawab Anggota Keluarga Dalam Proses


Konseling
 Anggota keluarga diharapkan mengunjungi
rentetan sesi-sesi konseling dan terlibat secara
sungguh-sungguh dalam penyelesaian tugas-tugas
rumah.
 Orang tua diharapkan ikut dalam studi kelompok
dimana hasilnya bisa dimanfaatkan bagi
penyelesaian masalah-masalah keluarga.
 Anggota Keluarga belajar bagaimana
memfokuskan isu-isu yang merebak dalam
keluarga dan bagaimana mencapai persetujuan-
persetujuan baru atau membuat usaha kompromi
dan srcara aktif berpartisipasi dalam mengambil
keputusan yang baik
3. Teknik-teknik konseling

Interpretasi (Penafsiran)

Interview awal Role Playing (bermain peran)


Interview Awal
 Tujuannya adalah

1. Membantu
2. Mengevaluasi
konselor
metode orang tua
mendiagnosis tujuan
dalam mendidik anak
anak-anak

3. Memahami 4. Dapat membuat


rekomendasi khusus
iklim di bagi perubahan dalam
Fokus Interview awall adalah

Memperkuat
Usaha memberikan
semua anggota
keberanian
keluarga

Yang paling utama adalah pembentukan Rapport yang


memungkinkan usaha produktif tercapai
Konstelasi keluarga menjadi perhatian
khusus bagi konselor dalam wawancara

1. Anggota keluarga ditanya bagaimana mereka


melalui hari-harinya dalam kehidupan
keluarga
2. Orang tua ditanya tentang pandangan yang

mengenai situasi keluarga,


Sebagai contoh: Orang tua ditanya bagaimana
keperduliannya terhadap anak-anak mereka
Role Playing (Bermain Peran)
Bermain peran dan metode-metode lain
yang berorientasi kepada perbuatan
yang tampak

Sering merupakan bagian dari sesi-


sesi konseling keluarga
Perbuatan yang tampak adalah hasil
interaktif anggota keluarga di dalam
keluarga
Interpretasi (Penafsiran)
 Merupakan bagian penting dalam konseling
 Tujuannya
1. untuk menimbulkan insight (pemahaman bagi anggota
keluarga, memberi pemahaman tentang apa yang telah
dilakukannya
2. Mendorong mereka untuk menterjemahkan apa yang
mereka peljari dan diterapkan bagi perilakunya sehari-
hari
3. Seseorang anggota keluarga memberikan tafsiran
terhada perilakunya terhadap anggota lain
E. Pendekatan Transactional Analysis

 Erskin dalam Wellis (2009) menyatakan bahwa


prosedur TA dapat diadaftasikan kepada berbagai
masalah dalam keluarga
 TA menysedaikan unsur-unsur terapeutik bagi yang
mengadapi masalah kognitif, afektif dan secara
perilaku nyata (behavioral)
 Sebagian klien lebih baik memiliki informasi
kognitif dulu sebelum berusaha terhadap perubahan
perilaku nyata
lanjutan
 Klien yang lain membeutuhkan untuk menyatakan
perasaan2annya yang selama ini disimpan sebelum
membuka diri untuk perubahan kognitif dan perilaku
 Yang lain ingin melihat perubahan khusus perilakunya
sebelum feeling dan kognisinya bekerja
 Konselor Transactional analysis mempunyai metode
dalam terapi keluarga untuk mengungkap ketiga
dimansi pengalaman manusia (parent, adult dan child)
Tahapan Konseling TA/
Transactional Analysis
a. Tahapan •Anggota keluarga membuat
Awal kontrak dengan konselor

•Tugas konselor: mengudentifikasi klien,


mengenal masalahnya, fokusnya adalah
memperjelas masalah klien

•Bagaimana anggota keluarga


tersebut berinteraksi
Lanjutan: Tahapan Konseling
 Tahapan kedua
1. Terjadi proses terapeutik
2. Sudah terlihat dinamika individual dalam
konseling
3. Konselor telha memulai inisatif untuk menyeleksi
anggota keluarga yang mempunyai kekuatan
yang amat besar dalam keluarga
Lanjutan: Tahapan Konseling TA
 Tahapan Ketiga
1. Tujuannya untuk mengadakan reintegrasi terhadap keseluruhan
keluarga
2. Konselor menuju pada aspek2 keributan-keributan, perintah-
perintah, keputusan-keputusan, dan sejarah hidup dari individu2
anggota keluarga
3. Tujuan selanjutnya mengembangkan struktur keluarga di mana
setiap anggota keluarga akan memehami dan saling memenuhi
kebutuhan anggota keluarga lainnya dan tercapailah keromantisan
dalam keluarga
 Artinya dalam keluarga tercapai interdependensi atau saling
membutuhkan, saling ketergantungan.
F. Aplikasi Konsep-konsep Psikoanalitik dalam
konseling keluarga

 Konsep Psikoanalitik mengajarkan konselor


untuk:
1. Memahami tentang ketakberfungsian pola-pola
keluarga yang telah menyebabkan isu-isu
pribadi yang tak terpecahkan di antara ayah,
ibu, dan anaknya.
2. Di dalam konseling keluarga situasi yang tak
menentu itu merupakan pola masa lalu yang
terungkap di masa sekarang di dalam keluarga
lanjutan
 Tantangan besar bagi konselor adalah
1. Untuk membantu anggota keluarga agar
menyadari keadaannya dan mengambil tanggung
jawab dalam menanggulangi proyeksi dan
tranferensinya
2. Memahami bahwa masalah keluarga masih saja
berlarut-larut, seandainya mareka terus menerus
berorientasi secara tak sadar kepada kehidupan
masa lalunya
 Pendekatan Psikoanalitis ini menunjukkan
bahwa suatu kekuatan yang ditempuh untuk
memecahkan masalah keluarga sebagai suatu
sistem dg tujuan mencapai perubahan struktur
kepribadian kedua orang tua
Kemungkinan terbuka bagi orang tua
untuk mencapai perubahan bagi pribadinya
dan situasi keluarga, jika

Jika mereka sadar Jika mereka sadar akan


tentang kebutuhan hubungan yang dinamik
dan motivasi2 yang antara pengalaman-
taj disadari, sebagai pengalamannya sgbg
mana yang dialami anakanak serta perannya
masa lalu dalam sekarang sebagai orang
“luka” psikis tua
G. Konseling Keluarga Rational-Emotif

 Tujuan:
1. Anggota keluarga dibantu untuk melihat bahwa mereka
bertanggung jawab dalam membuat gangguan bagi diri
mereka sendiri melalui perilaku anggota lain secara serius.
2. Keluarga didorong untuk memeprtimbangkan bagaimana
akibat perilaku, pikiran, emosi yang telah membuat orang
lain dalam keluarga menirunya
3. RET mengajar anggota keluarga untuk bertanggung jawab
terhadap perbuatannya dan berusaha untuk mengubah
reaksinya terhadap situasi keluarga.
Penekanan dari usaha konseling RET

1. Keluarga hanya memiliki sedikit saja kekuatan untuk


mengubah secara langsung orang lain
2. Anggota keluarga ditunjukkan sebagai suatu
keluarga, di mana mereka mempunyai kekuatan
untuk mengontrol pikiran2 dan perasaan2 secara
individual.
3. Setiap individu di dalam keluarga berada dalam
keadaan mengawasi perubahan perilaku sendiri yang
secara tidak langsung akan mengubah situasi
kehidupan keluarga secara keseluruhan.
TEKNIK2 KONSELING RET
1. Teknik Kognitif (The
Cognitive Techniques

2. Teknik Emotif
(Emotive Techniques

3. Teknik Behavioral
(Behavioral Techniques
Teknik • Dengan cara luas menggali ggn emosi dan perilaku, yg
Kogniti disebabkan persepsi dan interpretasi hd situasi keluarga,
sehingga terjadi ggn emosi
f

• Didesain untuk menunjukkan kepada nggota keluarga


bahwa perasaan2 mereka adalah hasil dr pemikiran
Teknik mereka
Emotif • Klen disuruh mengkhayalkan perasaan2 yang jelek
(marah, sedih, putus asa, kemudian digantikan dg
perasaan2 tenang, sabar dan optimisme

• Bagian dasar dari RET


Teknik • Ang keluaga diberi tugas2 pekerjaan rumah yg
Behavaiora harus dikerjakann pd situasi nyata di keluarga
• Untuk menghindari keluarga yg tidak
l menyenangkan
H. APLIKASI TEORI BEHAVIORAL DALAM
KONSELING KELUARGA

Tugas dan Teknik Konseng Keluarga (Libermen dalam Willis,


2009)

Kreasi dari gabungan terapeutik yang positif

Membuat analisa fungsional terhadap masalah2 dalam


keluarga

Implementasi prinsip2 behavioral yakni reinforcement dan


modelling di dalam konteks interaksi dalam keluarga

Anda mungkin juga menyukai