c. Interpretasi (Penafsiran)
tujuan : untuk menumbuhkan insight dan
mendorong mereka nenerjemahkan apa yang
mereka pelajari dan diterapkan bagi
perilakunya sehari-hari.
Pendekatan Transactional Analysis (TA)
dalam Konseling Keluarga
TA menyediakan unsur-unsur yang berkaitan
dengan kognitif, afectif, dan secara perilaku
nyata.
Anggota keluarga diharapkan
bertanggungjawab terhadap perilakunya dan
memikirkan bagaimana akibatnya terhadap
keluarga secara keseluruhan.
1. Tahapan-tahapan Konseling
McClendon (1977)
a. Tahapan Awal
1) membuat kontrak dengan konselor
2) konselor mengidentifikasi klien, mengenal
masalahnya & memperjelas masalahnya
3) konselor menjelaskan bagaimana suatu
perilaku itu muncul dan dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain.
Cont...
b. Tahapan kedua
- Terjadinya proses teraupetik dengan setiap
anggota keluarga.
- konselor mengamati terjadinya dinamika
intrapsikis.
Cont...
c. Tahapan Ketiga
- mengadakan reinterasi terhadap keseluruha
anggota keluarga.
- Tujuan : mengembangkan struktur keluarga
di mana setiap anggota keluarga memahami
dan saling memenuhi kebutuhan anggota
keluarga.
Aplikasi Konsep-konsep Psikoanalitik
Aliran Psikoanalitik dalam konseling keluaraga
memberi penjelasan tentang latar belakang
kehidupan keluarga sebagai pemahaman
terhadap pola-pola intrapsikik.
Pada bagian ini akan didiskusikan mengenai
dinamika proyeksi dan transferensi di dalam
keluarga.
Konsep psikoanalitik dimaksudkan untuk
memahami ketidakberfungsian pola-pola
keluarga yang menyebabkan isu pribadi antara
ayah, ibu, dan anak.
Tujuan :
Dalam konseling keluarga pada dasarnya sama dengan yang
berlaku dalam konseling individual atau kelompok.
Mereka didorang untuk mempertimbangkan
bagaimana akibat perilakunya, pikirannya, emosinya
telah membuat orang lain dalam keluarga menirunya.
Penekanan dari usaha konseling adalah bahwa
keluarga memiliki sedikit saja kekuatan untuk
mengubah secara langsung orang lain.
1. Teknik Kognitif
Yang sesuai dengan kehidupan anggota keluarga
ialah dengan cara luas menggali gangguan emosi dan
perilaku.
Ada individu yang menganggap bahwa orang tuanya
tak sepantasnya miskin, karena orang tua tak mau
bekerja keras, sehingga keluarganya berantakan.
Ide anak seperti ini menyebabkan ia terganggu
emosionalnya sehingga berperilaku yang merugikan
diri dan keluarganya, misalnya malas sekolah,
merokok, dan sebagainya.
Konselor mengadakan pendekatan orang tua ini
dengan tantangan bahwa mereka tak akan dapat
merubah pikiran anaknya secara langsung, tetapi
dapat merubah reaksi emosionalnya terhadap anak
sehingga terganggu perilakunya.
Perbaiki reaksi negatif orang tua, dengan reaksi manis
yang positif membangun dengan cara berdiskusi
dengan anak.
Menunjukkan kepada anggota keluarga bahwa
perasaan-perasaan mereka adalah hasil dari pemikiran
mereka.
Teknik evokatifdan dramatik adalah cara yang bisa
dilakukan untuk mengubah filsafat dan keyakinan
seseorang.
Pada teknik ini klien disuruh mengkhayalkan
perasaan-perasaan yang jelek (misalnya : kengerian,
kearahan, keputus-asaan). Kemudian digantikan
dengan perasaan tenang, sabar, dan optimisme.
Anggota keluarga diberi tugas pekerjaan rumah yang
harus dikerjakan pada situasi nyata di keluarga, dan
bukan hanya dikhayalkan saja.
Untuk menghindari keluarga yang tidak
menyenangkan, maka orang tua mengusahakan agar
anggota keluarga menghadapi situasi dan mencoba
untuk mengubah cara-cara yang tidak sesuai.
Mereka mengemukakan bahwa prosedur-prosedur
belajar yang telah digunakan untuk mengubah
perilaku, dapat diaplikasikan untuk mengubah
perilaku yang bermasalah didalam suatu keluarga.
Liberman (1981) menjelaskan strategi behavioral yang
khusus didalam keluarga. Pertama kali, bagaimana
anggota keluarga berinteraksi satu sama lainnya, dapat
diterjemahkan kedalam behavioral dan belajar,
dengan memfokuskannya pada akibat-akibat perilaku,
atau kemungkinan-kemungkinan reinforcement.
Teknik yang menandai ciri utama dari aplikasi
behavioral terhadap konseling keluarga.
Liberman (1981) mengemukakan tiga kepedulian
teknis bagi konselor :
a. Kreasi dari gabungan terapeutik yang positif
b. Membuat analisa fungsional terhadap masalah-
masalah dalam keluarga
c. Implementasi prinsip-prinsip behavioral yakni
reinforcement dan modeling didalam konteks
interaksi dalam keluarga
Liberman menekankan tentang peranan aliansi
terapeutik sehingga konselor dapat mengfungsikan
dirinya sevagai katalisator bagi mempercepat
perubahan dalam sistem keluarga.
Liberman memandang konselor itu sebagai seorang
Guru, yakni orang yang dapat menyediakan model
bagi perubahan perilaku, mengusahakan perubahan
dengan menyediakan struktur dan bimbingan dan
mempertunjukkan kepedulian yang (wajar,asli) dan
yang memahami.
Dalam membuat penilaian ini , konselor dan keluarga
bekerjasama untuk mengemukakan pertanyaan sbb :
Perilaku apakah yang menjadi masalah?apakah
perilaku itu menjadi meningkat atau menurun?
Gabungan lingkungan dan interpesonal manakah
yang menyebabkan perkembangan perilaku
maladaptif?
Menurut Liberman cara yang bernilai untuk
memikirkan tentang strategi-strategi ini ialah sebagai
eksperimen-eksperimen perubahan perilaku dimana
keluarga dengan bimbingan konselor
memprogramkan kembali kontingengsi reinforcement
dalam keluarga.
Konselor membantu keluarga untuk menemukan
kondisi dimana reinforcement sosial seperti
memberikan perhatian dan persetujuan ,dibuat
kontingen perilaku yang diininginkan dan adaptif.
Kehidupan keluarga menemukan titik tolak
perkembangan anak.
Orang tua merupakan orang yang paling utama
menjadi pedoman bagi anak-anak.
Anak-anak yang dilatih oleh orang tua serba
kemewahan, maka masa dewasanya nanti mereka
menganggap bahwa materilah makna terpenting bagi
kehidupan.
Konselor sebaiknya mengusahakan agar anggota
keluarga menemukan makna yang baik baginya dalam
hubungan interpersonal.