Anda di halaman 1dari 7

BAB I

KONSELING KELUARGA

A. Konseling Keluarga
1. Pengertian Konseling Keluarga
Konseling dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
orang-orang yang mengalami masalah atau kesulitan untuk keluar dari
masalah yang sedang dihadapinya. Sedangkan yang dimaksud dengan
konseling keluarga yaitu upaya yang dilakukan seorang konselor atau
pembimbing keluarga untuk membantu kliennya yang mengalami masalah
atau kesulitan yang menghadapi gejolak atau masalah dalam rumah
tangganya. (Abd. Rahman, 2005). Konseling keluarga merupakan bentuk
konseling yang melibatkan bagian dari keluarga. Berbeda dengan konseling
individual yang lebih menekankan pada permasalahan klien, sehingga
memandang klien sebagai pribadi yang otonom, maka konseling keluarga
menekankan permasalahan klien sebagai masalah sistem yang ada dalam
keluarga, sehingga memandang klien sebagai bagian dari kelompok tunggal
atau satu kesatuan dengan keluarganya. Konseling keluarga adalah
penerapan konseling pada situasi yang khusus. Konseling keluarga
memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga
dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga. (John Suban Tukan,
1986). Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan bahwa
permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi
jika melibatkan anggota keluarga yang lain. (Howard Clinebell, 2002).
Menurut Latipun (2008), konseling keluarga adalah metode yang
dirancang dan difokuskan pada masalah-masalah keluarga dalam usaha
untuk membantu memecahkan masalah pribadi klien. Willis (2009)
menyatakan bahwa, konseling keluarga adalah upaya bantuan yang diberikan
kepada individu anggota keluarga melalui sistem keluarga (pembenahan
komunikasi keluarga) agar potensinya berkembang seoptimal mungkin dan
masalahnya dapat di atasi atas dasar kemauan membantu dari semua anggota
keluarga berdasarkan kerelaan dan kecintaan terhadap keluarga.  Sedangkan
menurut Kamus Bimbingan dan Konseling (1997), konseling keluarga
adalah konseling yang berkenaan dengan masalah-masalah keluarga (ayah,
ibu, anak), peranan dan tanggungjawab masing-masing anggota keluarga.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa, konseling
keluarga adalah upaya bantuan yang diberikan konselor kepada anggota
keluarga (ayah, ibu, anak) untuk mengatasi atau berkenaan dengan masalah-
masalah, peranan atau tanggung jawab dalam keluarga.
Salah satu model konseling keluarga adalah terapi
keluarga atau family therapy. Terapi ini mulai dikembangkan sejak tahun
1950. Terapi keluarga merupakan suatu metode yang menggunakan
pendekatan struktural dalam menanggani masalah keluarga. Titik tolak dari
pendekatan ini ialah pendapat bahwa keluarga merupakan suatu
sistem sosial terkecil. (John Suban Tukan, 1986). Jadi, jika salah seorang
anggota keluarga mengalami masalah-masalah yang mengganggu
keseimbangan dirinya atau penampilan tingkah lakunya maka seluruh
keluarga yang lain akan juga mengikuti gangguan atau goncangan itu.
2. Tujuan Konseling Keluarga
Tujuan konseling keluarga pada umumnya tidak jauh berbeda dengan
tujuan konseling pada umumnya. Tujuan konseling pada umumnya adalah
untuk membantu pemecahan masalah, pengentasan masalah dan pengobatan
(kuratif) atau terapi. Konseling keluarga juga bertujuan untuk memberi
bantuan pemecahan, pengobatan dan pengentasan masalah yang khusus yang
menangani persoalan yang terjadi di rumah tangga.
Dr. Sayekti mengemukakan tujuan konseling keluarga diantara lain :
a. Membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika
kekeluargaan merupakan hasil pengaruh hubungan antar anggota
keluarga.
b. Membantu keluarga dapat menerima kenyataan bahwa bila salah satu
anggota keluarga memiliki permasalahan, mereka dapat memberi
pengaruh tidak baik terhadap persepsi, harapan dan interaksi anggota
keluarga yang lain.
c. Memperjuangkan dengan gigih dalam proses konseling, sehingga
anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang guna mencapai
keseimbangan dan keselarasan.
d. Mengembangkan rasa penghargaan diri seluruh anggota keluarga pada
anggota keluarga yang lain.
Secara khusus konseling keluarga bertujuan sebagai berikut :
a. Mendorong anggota keluarga agar memiliki toleransi pada anggota
keluarga yang lain.
b. Agar anggota keluarga mampu memberi motivasi, dorongan semangat
pada anggota keluarga yang lain.
c. Agar orang tua memiliki persepsi yang realistis dan sesuai dengan
persepsi keluarga yang lain.
Dengan demikian konseling keluarga bertujuan untuk memberikan
bantuan dan usaha pemecahan masalah-masalah yang terjadi pada diri
individu dalam keluarga demi terbebasnya masing-masing individu dari
berbagai masalah demi terwujudnya tatanan keluarga yang bahagia.
Sofyan S. Will dalam bukunya mengemukakan bahwa tujuan khusus
dari konseling keluarga adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan toleransi dan dorongan anggota-anggota keluarga
terhadap cara-cara yang istimewa atau keunggulan-keunggulan.
b. Mengembangkan toleransi terhadap anggota-anggta keluarga yang
mengalami prustasi/ kecewa, konflik, dan rasa sedih yang terjadi karena
faktor sistem keluarga atau diluar sistem keluarga.
c. Mengembangkan motivasi dan potensi-potensi, setiap anggota keluarga
dengan cara mendorong, memberi semangat dan mengingatkan anggota
keluarga tersebut.
d. Mengembangkan keberhasilan persepsi orang tua secara realistik dan
sesuai dengan anggota-anggota lain.
Dengan demikian dapat disimpukan bahwa tujuan konseling keluarga
adalah memberikan bantuan kepada klien atas permasalahan yang sedang
dihadapi dalam rumah tangga atau pemecahan masalah-masalah dalam
keluarga agar terwujudnya keluarga yang bahagia dunia dan akhirat
3. Fungsi Dan Manfaat Bimbingan Konseling Dalam Keluarga
Adapun fungsi dan manfaat bimbingan konseling dalam keluarga
adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan yang membantu klien agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya dan lingkungan.
b. Fungsi Preventif
Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada klien
tentang cara menghindarkan diri dari perbutan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya.
c. Fungsi Perkembangan
Yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
klien.
d. Fungsi Perbaikan
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
klien yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir.
e. Fungsi Penyaluran
Dalam melaksanakan fungsi ini, perlu bekerja sama dengan
pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga.
f. Fungsi Penyesuaian
Yaitu bimbingan dalam membantu klien agar dapat menyesuaikan
diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Sedangkan manfaat pelaksanaan bimbingan konseling dalam keluarga
adalah sebagai berikut :
a. Menurunkan bahkan mengilangkan stres dalam diri anggota keluarga
b. Membuat diri lebih baik, tenang, nyaman, dan bahagia
c. Lebih memahami diri sendiri dan orang lain khususnya anggota
keluarga yang lain
d. Merasa kepuasan dalam hidup
e. Mendorong perkembangan sosial
f. Membangkitkan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh,
berkarakter, dan percaya diri
g. Anggota keluarga lebih merasa dirinya dipedulikan dan diperhatikan
serta lebih dihargai perannya dalam keluarga
h. Lebih menghargai makna dan hakikat kehidupan dan menerima semua
kenyataan yang terjadi dalam kehidupannya
i. Mengurangi bahkan menghilangkan/ konflik atau tekanan batin yang
mengejolak dalam diri individu dan dalam keluarga tersebut
j. Meningkatkan hubungan yang lebih efektif dengan anggota keluarga
yang lain bahkan dengan orang lain diluar keluarganya (Ifdil, 2007).
4. Prinsip-prinsip Konseling Keluarga
Adapun prinsip-prinsip konseling keluarga adalah sebagai berikut :
a. Bukan metode baru untuk mengatasi human problem
b. Setiap anggota adalah sejajar, tidak ada satu yang lebih penting dari
yang lain
c. Situasi saat ini merupakan penyebab dari masalah keluarga dan
prosesnyalah yang harus diubah
d. Tidak perlu memperhatikan diagnostik dari permasalahan keluarga,
karena hal ini hanya membuang waktu saja untuk ditelusuri
e. Selama intervensi berlangsung, konselor/terapist merupakan bagian
penting dalam dinamika keluarga, jadi melibatkan dirinya sendiri
f. Konselor/terapist memberanikan anggota keluarga untuk mengutarakan
dan berinteraksi dengan setiap anggota keluarga dan menjadi “intra
family involved”.
g. Relasi antara konselor/ terapist merupakan hal yang sementara. Relasi
yang permanen merupakan penyelesaian yang buruk
h. Supervisi dilakukan secara riil/nyata (conselor/ therapist center) (Perez,
1979).
5. Peran Intervensi pada Konseling Keluarga
a. Sebagai penilai mengenai; masalah, sasaran intervensi, kekuatan dan
strategi keluarga, kepercayaan dan etnik keluarga. Eksplorasi pada:
reaksi emosi keluarga terhadap trauma dan transisi, komposisi, kekuatan
dan kelemahan, informasi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan keluarga,
kesiapan untuk intervensi dan dirujuk pada ahli lain
b. Pendidik/pemberi Informasi agar keluarga siap beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan
c. Pengembang sistem support, mengajarkan support dan selalu siap
dihubungi
d. Pemberi tantangan
e. Pemberi fasilitas prevensi (pencegahan) dengan mempersiapkan
keluarga dalam menghadapi stres
6. Proses Konseling keluarga
a. Melibatkan keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga konselor
mendapat informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat
merancang strategi yang cocok untuk membantu pemecahan problem
keluarga
b. Penilaian problem/ masalah yang mencakup pemahaman tentang
kebutuhan, harapan, kekuatan keluarga dan riwayatnya
c. Strategi-strategi khusus untuk pemberian bantuan dengan menentukan
macam intervensi yang sesuai dengan tujuan
d. Follow up, dengan memberi kesempatan pada keluarga untuk tetap
berhubungan dengan konselor secara periodik untuk melihat
perkembangan keluarga dan memberikan support.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II Landasan Teoritis. Diakses pada tanggal 3 Mei 2022 dari :


https://pustakauinib.ac.id/repository/files/original/5

Muchlisin Riadi. (2022). Konseling Keluarga. Diakses pada tanggal 3 Mei 2022 dari :
http://www.kajianpustaka.com/2022/10/konseling-keluarga.html

Upi.edu. Konseling Keluarga. Diakses pada tanggal 3 Mei 2022 dari :


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19550516198
1011-MUSYAFAK_ASSYARI/Konseling_ABK/bundel_konseling.pdf

Wikipedia. org. (2022). Konseling Keluarga. Diakses pada tanggal 3 Mei 2022 dari :
https://id.wikipedia.org/konseling_keluarga

Anda mungkin juga menyukai