Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN KONSELING KELUARGA

Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

KONSELING KELUARGA

Dosen Pengampu:

Siti Ernawati, S.Sos.I, M.Pd.I

Di susun oleh:

Kelompok 1

1. Ana Alfiatul Khusnia (1903402021011)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengertian konseling keluarga”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Konseling
Keluarga. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah
yang lebih baik lagi untuk masa mendatang. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Jember, 20 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian konseling keluarga


1.2 Sejarah dan latar belakang konseling keluarga
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai perilaku sosial yang berbeda
yang dimiliki oleh setiap individu yang berada di dalam sebuah keluarga tersebut. Individu yang
berada dalam sebuah keluarga yang harmonis terdiri atas seorang ayah, seorang ibu dan anak-
anak. Kehidupan masyarakat khususnya keluarga, tidak akan pernah lepas dari masalah, konflik
dan situasi/kejadian yang tidak menyenangkan terkait dengan diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan sekitar. Ini merupakan hal yang wajar sebagai suatu tahapan dari pengalaman hidup
dan perkembangan diri seseorang.

Ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah/ krisis keluarga. Ada
dengan cara tradisional dan ada pula dengan cara modern atau yang sering disebut dengan cara
ilmiah. Pemecahan masalah keluarga dengan cara tradisional terbagi dua bagian. Pertama,
kearifan atau dengan cara kasih sayang, kekeluargaan. Kedua orang tua dalam menyelesaikan
krisis keluarga terutama yang berhubungan dengan masalah anak dan istri. Cara ilmiah adalah
cara konseling keluarga. Cara ini telah dilakukan oleh para ahli konseling diseluruh dunia. Ada
dua pendekatan yang dilakukan dalam hal ini: 1). Pendekatan individual atau disebut juga
konseling individual yaitu upaya menggali emosi, pengalaman dan pemikiran klien. 2).
Pendekatan kelompok (konseling keluarga). Yaitu diskusi dalam keluarga yang dibimbing oleh
konselor keluarga.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian konseling keluarga?
b. Bagaimana sejarah dan latar belakang konseling keluarga?
1.3 Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pengertian konseling keluarga
b. Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang konseling keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konseling Keluarga

Keluarga merupakan bagian terkecil dalam sebuah organisasi yang berada di tengah-tengah
masyarakat. Dengan adanya individu, keluarga maka akan terlahirlah sebuah komunitas
masyarakatsehingga membuat sebuah sistem yang di anut oleh masyarakatsesuai dengan
tempatnya masing-masing. Hal ini didasarkan pad sebuah pemahaman dan kebutuhan manusia
untuk hidup saling berdampingan dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Gerdald &
Gerdald menerangkan bahwa sebagian besar manusia lebih suka memilih untuk menjalani
kehidupan secara berkeluarga dibandingkan dengan hidup secara sendirian. 1

Sebelum mengartikan tentang konseling keluarga, maka terlebih dahulu kita definisikan
tentang apa yang dimaksud dengan keluarga. Keluarga adalah satuan terkecil yang ada dalam
masyarakat yang terdiri dari: ayah, ibu dan anak. Dalam hal ini ada tiga bentuk keluarga yaitu:
Nuclear Family, Extended Family dan Blended Family (Namora,2011). Nuclear family atau yang
seringkali disebut dengan keluarga inti yaitu terdiri dari ayah, ibu dan anak extended Family atau
sering disebut dengan keluarga besar yang terdiri dari: ayah, ibu, anak, nenek, kakek, paman atau
bibi. Sedangkan Blended Family atau sering disebut dengan keluarga Trah/bani (Jawa) yaitu
terdiri dari keluarga inti ditambah dengan anak dari pernikahan suami atau istri sebelumnya.
Klien adalah bagian dari salah satu bentuk keluarga tersebut, oleh karena itulah konseling
keluarga memandang perlu memahami permasalahan klien secara keseluruhan dengan cara
melibatkan anggota keluarganya.

Menurut Golden dan Sherwood (dalam Latipun, 2001) konseling keluarga adalah metode
yang dirancang dan difokuskan pada masalah-masalah keluarga dalam usaha untuk membantu
memecahkan masalah pribadi klien. Masalah ini pada dasarnya bersifat pribadi karena dialami
oleh klien sendiri. Akan tetapi, konselor menganggap permasalahan yang dialami klien tidak
semata disebabkan oleh klien sendiri melainkan dipengaruhi oleh system yang terdapat dalam
1
Nasution Syarqawi, Kaulan Karima, & Dina Nadira. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling.
(. Jakarta : Grup Media Prenada, 2020), 115-118
keluarga klien sehingga keluarga diharapkan ikut serta dalam menggali dan menyelesaikan
masalah klien.

Berbeda halnya dengan Crane (dalam Latipun, 2001) yang mendefinisikan konseling
keluarga sebagai proses pelatihan yang difokuskan kepada orang tua klien selaku orang yang
paling berpengaruh menetapkan system dalam keluarga. Hal ini dilakukan bukan untuk
mengubah kepribadian atau karakter anggota keluarga yang terlibat akan tetapi mengubah
system keluarga melalui pengubahan perilaku orang tua. Apabila perilaku orang tua berubah
maka akan mempengaruhi anggota-anggota dalam keluarga tersebut, sehingga maksud dari
iraian tersebut orang tualah yang perlu mendapat bantuan dalam menentukan arah prilaku
anggota keluarganya.2

Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang pembimbing (konselor) kepada
seorang konseli atau sekelompok konseli (klien, terbimbing, seseorang yang memiliki problem)
untuk mengatasi problemnya dengan jalan wawancara dengan maksud agar klien atau
sekelompok klien tersebut mengerti lebih jelas tentang problemnya sendiri dan memecahkan
problemnya sendiri sesuai dengan kemampuannya dengan mempelajari saran-saran yang
diterima dari konselor. Sedangkan arti dari keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerpan konseling pada siatuasi yang
khusus. Konseling keluarga ini secara khusus berfokus pada masalah-masalah yang berhubungan
dengan situasi keluarga, yang penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga.

Hal ini sejalan dengan pendapat (Bramer dan Shostrom, 1982). Mereka memandang bahwa
konseling keluarga secara keseluruhan yakni setiap anggota keluarga adalah bagian yang tidak
mungkin dipisahkan dari klien baik dalam melihat permasalahanya maupun penyelesaiannya.
Sebagai suatu sistem, permasalahan yang di alami seorang anggota keluarga akan efektif di atasi
2
Noer Laela, Faizah. Bimbingan Konseling Keluarga Dan Remaja. (Surabaya : UIN Sunan
Ampel Press Anggota IKAPI, 2015), hlm. 24-28
jika melibatkan anggota keluarga lain. Pada mulanya konseling keluarga terutama diarahkan
untuk membantu anak agar dapat beradaptasi lebih baik untuk mempelajari lingkungannya
melalui perbaikan lingkungan keluarganya. Orang yang menjadi klien adalah orang yang
memiliki masalah pertumbuhan di dalam keluarga.

Pada masa lalu, menurut Moursund (1990), Konseling keluarga terfokus pada salah satu atau
dua hal yaitu keluarga terfokus pada anak yang mengalami bantuan yang berat seperti, gangguan
perkembangan dan skizofrenia, yang menunjukkan jelas-jelas mengalami gangguan dan keluarga
yang salah satu atau kedua orang tua tidak memiliki kemampuan, menelantarkan anggota
keluarganya, salah dalam mengelola anggota keluarga, dan biasanya memiliki sebagai masalah.

Konseling keluarga juga didefinisikan sebagai upaya bantuan yang diberikan kepada
individu anggota keluarga melalui sistem keluarga (pembenahan komunikasi keluarga) agar
potensinya berkembang seoptimal mungkin dan permasalahannya dapat diatasi atas dasar
kemauan membantu anggota keluarga berdasarkan kerelaan dan kecintaan kepada keluarga.3

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan Konseling keluarga
adalah penerpana konseling pada siatuasi yang khusus yakni berbagai upaya untuk membantu
individu anggota keluarga dalam memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
siatuasi kelaurag dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga inti dengan
menggunakan pendekatan sistem, agar potensi setiap anggota keluarga berkembang seoptimal
mungkin dan masalahnya dapat diatasi atas dasar kemampuan membantu anggota keluarga
berdasarkan kerelaan dan kecintaan kepada keluarga.

Setelah peperangan ke II terjadi di Amerika, peningkatan angka perceraian meningkat secara


tajam sehingga pada waktu itu terciptalah beberapa jenis keluarga yaitu:

a. Keluarga orang tua tunggal


b. Keluarga yang menikah lagi
c. Keluarga karier ganda

3
Satriah Lilis. Bimbingan Konseling Keluarga Untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah
Mawaddah Warahmah. (Bandung: Fokusmedia, 2017), hlm. 61-62
d. Keluarga tanpa anak
e. Keluarga lansia
f. Keluarga lesbian
g. Keluarga multikultural
Dalam beberapa jenis Keluarga bahwasanya ketimpangan interaksi tercipta dalam sebuah
Keluarga akan menghasilkan krisis Keluarga, sehingga menjadi tujuan Keluarga menjadi tidak
terarah, tidak teratur, tidak mempunyai tujuan dan berjalan tanpa adanya orientasi yang jelas.
Berbagai fenomena tentang Keluarga ini terjadi di akibatkan karena sistem yang dibentuk tidak
jelas sehingga membutuhkan berbagai penyususnan sistem agar kehidupan Keluarga manusia
dapat berjalan dengan sempurna.4

2.2 Sejarah Dan Latar Belakang Konseling Keluarga

Kehidupan masyarakat khususnya keluarga, tidak akan pernah lepas dari sistem nilai
yang ada di masyarakat. Berbagai sistemnya yang ada di masyarakat yaitu: nilai agama,
degradasi nilai adat istiadat, degradasi nilai-nilai sosial dan degradasi kesakralan keluarga. Ini
membuktikan bahwa sejarah atau perkembangan konseling keluarga kini sudah berkembang.

Sejarah perkembangan Konseling keluarga didunia berasal dari Eropa dan Amerika pada
tahun 1919 yakni sesudah perang dunia I, Mgnus Hirschfeld mendirikan klinik pertama untuk
pemberian informasi dan nasehat tentang masalah seks di Berlin Institut for Sexual Science.
Pusat informasi dan advice yang sama didirikan pula di Vienna pada tahun 1922 oleh Karl
Kautsky dan kemudian pusat lain didirikan lagi di Berlin padahun 1924. Di Amerika serikat ada
dua penentu yang masing-masing berkaitan dalam perkembangan gerakannya yaitu: 1. Adanya
perkembangan pendidikan keluarga yang diusahakan secara akademik, dan kemudian menjadi
pendidikan orang dewasa. 2. Munculnya konseling perkawinan dan keluarga terutama dalam
masalah-masalah hubungan diantara anggota keluarga (suami, istri dan anak-anak) dalam
konteks kemasyarakatan. Tokoh yang ulung dalam bidang pendidikan kehidupan perkawinan
dan keluarga pada awal sejarah masa lalu adalah Ernest Rutherford Gover (1877-1984)

4
Nasution Syarqawi, Kaulan Karima, & Dina Nadira. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling.
(. Jakarta : Grup Media Prenada, 2020), 115-118
Perbedaan yang mencolokantara konseling Amerika serikat dan Eropa adalah amerika
serikat berorientasi teoritis (academic setting) misalnya dengan menganut aliran-aliran psikologi
terkenal, sedangkan eropa hanya berawal dari praktisi (para dokter terutama dokter kandungan)
tanpa memikir aspek teoritisnya.

Adapun istilah family conseling (konseling keluarga) sama dengan family theraphy.
Kemudian family theraphy lebih populer di AS. Pada masa perkembangan selanjutnya,
Konseling keluarga lebih banyak digarap oleh para terapis di bidang psikiatri. Sebelumnya di AS
lebih terkenal istilah family conseling (konseling keluarga). Karena pelopornya adalah para
psikolog seperti Grover.

Konseling keluarga ini distimulasi oleh penelitian mengenai keluarga yang anggotanya
mengalami schizophernia. Konseling keluarga berkembang mencapai kemajuan pada tahun
1950-an. Pada tahun 1960-an para pelopor Konseling keluarga memutuskan untuk bekerja sama
dengan para konselor yang berorientasi individual.

Teknik-teknik dalam Konseling keluarga berkembang dengan pesat memasuki tahun


1970-an. Inovasi teknik teurapeutik diperkenalkan termasuk pendekatan behavioral yang
dikaitkan dengan masalah-masalah keluarga. Pada tahun 1980-an konseling perkawinan dan
Konseling keluarga menjadi satu. Para praktisi dari berbagai disiplin keahlian bergabung
menangani Konseling keluarga sebagai ciri profesional mereka. Pada saat sekarangKonseling
keluarga lebih menekankan pada penanganan masalah-masalah secara kontektual daripada secara
terpisah dengan individu-individu.

Tantangan yang dihadapi oleh Konseling keluarga pada tahun 1980-an adalah
mengintregasikan berbagai pendekatan Konseling keluarga dan menggunakan kombinasi-
kombinasi dari teknik-teknik yang dibutuhkan untuk populasi-populasi yang berbeda. 5

Perkembangan Konseling keluarga di Indonesia sendiri tertimbun oleh maraknya


perkembangan bimbingan dan konseling disekolah. Bimbingan dan konseling di sekolah pada
masa tahun 60-an bahkan sampai pada saat ini dirasakan sebagai suatu kebutuhan, karena banyak
5
Juntika Nurikhsan, Ahmad. Bimbingan Dan Konseling Berbagai Latar Kehidupan. (Bandung:
Rafika Aditama, 2006), hlm. 53-54
sekali masalah-masalah siswa, seperti kesulitan belajar, penyesuaian sosial, dan masalah-masalah
perilaku siswa yang tidak dapat dipecahkan oleh guru biasa. Jadi diperlukan guru BK untuk
membantu siswa.

Namun sejak awal, lulusan BK ini memang sangat sedikit, sehingga sekolah mengambil
kebijakan menjadikan guru biasa merangkap BK. Hal ini telah mencemarkan nama BK karena
banyak perlakuan “Guru BK” yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip BK. Seperti memarahi
siswa, bahkan ada yang memukul siswa.

Mengenai kasus keluarga, banyak juga ditemukan di sekolah seperti siswa yang
menyendiri, dan suka termenung. Setelah ditelusuri barulah diketahui ternyata keluarganya
berantakan misalnya ayah ibu bertengkar dan bercerai.

Dalam proses perkembangan konseling keluarga terdapat dua dimensi orientasi yaitu: 1.
Orientasi praktis yakni kebenaran tentang perilaku tertentu diperoleh dari pelaksanaan proses
konseling di lapangan. Gaya kepribadian konselor praktis dengan gaya konduktor,
kepribadiannya hebat, giat, dapat menguasai audence sehingga mereka terpana. Selanjutnya
dengan gaya reaktor yaitu kepribadian konselornya cenderungnya tidak menguasai,
menggunakan taktik secara dinamika kelompok di keluarga. 2. Orientasi teoritis, cara yang
ditempuh adalah dengan cara penelitian.

Selanjutnya pengelompokkan konselor keluarga yaitu, terdapat dua tipe yaitu:

1. Pengelompokkan konselor
a. Menurut Guerin 1976 yang dalam praktiknya, sering memandu anggota keluarga
karah diskusi-diskusi tentang pengalaman, waktu, ruang, ruang dalam sesi-sesi
terapi.
2. Kelompok yang berorientasi pada sistem. Guerin 1976 ia mengamati bahwa ada tiga
para meter penting dalam Konseling keluarga model ini.
a. Fokus terapetik yaitu gejala atau pertumbuhan
b. Derajat optimisme untuk melunakan perilaku manusia.
c. Tipe pendidikan yang ditekankan.
Perkembangan Konseling keluarga selanjutnya. Dimulai dari tahun 80-an ditandai dengan
adanya pengorganisasian dalam Konseling keluarga dan bermunculannya literatur yang makin
banyak dalam bidang tersebut. Susan Jones dalam bukunya “ family Theraphy” menggunakan
perbandingan-perbandingan pendekatan dalam konseling keluarga yakni: 6

a. Integratif (Ackerman)
b. Psikoanalitik (Farmo, steirlin, Grotjan)
c. Bowenian (Bowen)
d. Struktural (Minuchin)
e. Interaksional (Jakson, Watslawick, Haley, Satir)
f. Sosial Network ( Speck, Attinev, Rueveni)
g. Behavioral (Patterson)

Adapun beberapa tokoh koseling keluarga sebagi berikut:

a. Virginia satir
b. Jay haley
c. Salvadore minuchin
Pertumbahan dalam konseling Keluarga meliputi: rentang masalah, para pakar/praktisi,
publikasi dan training.7 Akhir-akhir ini banyak keluarga terganggu oleh berbagai masalah seperti
masalah ekonomi, masalah perselingkuhan, masalah kejenuhan, masalah menurunnya
kewibawaan orang tua karena mereka memperlihatkan perilaku yang kurang terpuji seperti
mabuk-mabukan, berjudi sehingga membuat suami istri saling bermusuhan.

6
Satriah Lilis. Bimbingan Konseling Keluarga Untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah
Mawaddah Warahmah. (Bandung: Fokusmedia, 2017), hlm. 61-62

7
Sofyan & S. Willis. Konseling Keluarga (Family Counseling).( Bandung : Galang Press, 2009),
hlm. 24-31
BAB III

PENDAHULUAN

3.1 KESIMPULAN

Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerpan konseling pada siatuasi yang
khusus. Konseling keluarga ini secara khusus berfokus pada masalah-masalah yang berhubungan
dengan situasi keluarga, yang penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga.

Setelah peperangan ke II terjadi di Amerika, peningkatan angka perceraian meningkat secara


tajam sehingga pada waktu itu terciptalah beberapa jenis keluarga yaitu:

a. Keluarga orang tua tunggal


b. Keluarga yang menikah lagi
c. Keluarga karier ganda
d. Keluarga tanpa anak
e. Keluarga lansia
f. Keluarga lesbian
g. Keluarga multikultural

Sejarah perkembangan Konseling keluarga didunia berasal dari Eropa dan Amerika pada
tahun 1919 yakni sesudah perang dunia I, Mgnus Hirschfeld mendirikan klinik pertama untuk
pemberian informasi dan nasehat tentang masalah seks di Berlin Institut for Sexual Science.
Pusat informasi dan advice yang sama didirikan pula di Vienna pada tahun 1922 oleh Karl
Kautsky dan kemudian pusat lain didirikan lagi di Berlin padahun 1924. Di Amerika serikat ada
dua penentu yang masing-masing berkaitan dalam perkembangan gerakannya yaitu: 1. Adanya
perkembangan pendidikan keluarga yang diusahakan secara akademik, dan kemudian menjadi
pendidikan orang dewasa. 2. Munculnya konseling perkawinan dan keluarga terutama dalam
masalah-masalah hubungan diantara anggota keluarga (suami, istri dan anak-anak) dalam
konteks kemasyarakatan. Tokoh yang ulung dalam bidang pendidikan kehidupan perkawinan
dan keluarga pada awal sejarah masa lalu adalah Ernest Rutherford Gover (1877-1984).
3.2 SARAN

Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, hal itu tidak lain karena keterbatasan kemampuan penulis sebagai
seorang manusia biasa, tentunya untuk lebih meningkatkan kualitas pada makalah berikutnya
penulis berharap saran dan kritik dari bapak atau ibu dosen pengampu.
DAFTAR PUSTAKA

Juntika Nurikhsan, Ahmad.2006. Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Bandung: Rafika Aditama

Noer Laela, Faizah. 2015. Bimbingan Konseling Keluarga Dan Remaja. Surabaya : UIN Sunan
Ampel Press Anggota IKAPI

Nasution Syarqawi, Kaulan Karima, & Dina Nadira. 2020. Dasar-Dasar Bimbingan Dan
Konseling. Jakarta : Grup Media Prenada

Satriah Lilis. 2018. Bimbingan Konseling Keluarga Untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah
Mawaddah Warahmah. Bandung: Fokusmedia

Sofyan & S. Willis. 2009. Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung : Galang Press

Anda mungkin juga menyukai