Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MASALAH KELUARGA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah konseling
keluarga

Dosen Pengampu:
Siti Ernawati, S.Sos.I., M.Pd.I

Oleh:
Uswatun : 1903402021027

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang mana telah
memberikan kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah berjudul
“Masalah Keluarga” dapat selesai seperti waktu yang telah ditentukan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberi bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Siti Ernawati, S.Sos.I., M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Bimbingan
Konseling TK SD di Universitas Islam Jember.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
bentuk penyusunan maupun materi. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Jember, 23 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Pembelajaran....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masalah keluarga.......................................................................5
2.2 Program bimbingan konseling dalam keluarga............................................9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

3
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelurga merupakan guru pertama dalam beradaptasi dengan lingkungan,
keluarga merupakan lingkungan pertama untuk bertumbuh dalam menjalani
kehidupan, Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan
investasi awal untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan
bermasyarakat secara luas menjadi lebih baik. Sebab, di dalam keluarga
internalisasi nilai-nilai dan norma-norma sosial jauh lebih efektif dilakukan
daripada melalui institusi lainnya di luar lembaga keluarga. Peran aktif orang
tua terhadap perkembangan anak sangat diperlukan terutama pada saat mereka
masih berada dibawah usia lima tahun. Seorang bayi yang baru lahir sangat
tergantung dengan lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga khususnya orang
tua ayah dan ibunya (Diana, 2010: 86).1 Peran aktif orang tua merupakan
sebuah usaha yang secara langsung dalam memberikan sosialisasi terhadap
anak dan juga menciptakan lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang
pertama dijumpai oleh anak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan yang dialami keluarga?
2. Apa saja upaya penyelesaian masalah dalam keluarga?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu menjelaskan apa saja yang menjeadi masalah dalam
keluarga .
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tindakan apa saja untuk menyelesaikan
permasalaham keluarga
3. Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa program untuk menyelesaikan
permasalahan keluarga.

4
BAB II.

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masalah Keluarga


Dewasa ini telah banyak permasalahan yang terjadi di dalam
keluarga itu sendiri, padahal keluarga berperan sebagai pembentuk
kepribadian anak yang utama dan pertama dalam perkembangan anak
di masa mendatang. Dalam kehidupan masyarakat di mana pun juga,
keluarga merupakan unit terkecil yang peranannya sangat besar.
Peranan yang sangat besar itu disebabkan oleh karena keluarga
mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
bermasyarakat. Apabila fungsi keluarga tidak berjalan dengan baik
maka timbul ketidakserasian dalam hubungan antara anggota keluarga,
dapat dikatakan keluarga itu mempunyai masalah.
Masalah keluarga atau dikenal dengan krisis keluarga merupa
kan kondisi kehidupan keluarga yang dalam keadaan kacau, tidak
terarah. Menurut Sofyan Willis1 krisis keluarga adalah suatu kondisi
yang sangat labil di keluarga, dimana komunikasi dua arah dalam
keadaan demokratis sudah tidak ada. Masalah tersebut pun bisa berdiri
sendiri tetapi kecenderungannya saling berkaitan satu sama lain.1
Beberapa diantaranya masalah keluarga adalah sebagai berikut:
a. Masalah Perekonomian
Keluarga miskin masih besar jumlahnya di negeri ini. Berbagai
cara diusahakan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Akan
tetapi tetap saja kemiskinan tidak terkendali. Terakhir pemerintah
memberikan bantuan langsung tunai (BLT) pada tahun 2007 dan 2008.
Kemiskinan jelas berdampak terhadap keluarga. Jika kehidupan
1
Sofia Willis

5
emosional suami istri tidak dewasa, maka akan timbul pertengkaran.
Sebagian istri banyak menuntut hal-hal di luar makan dan minum
Padahal penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanya dapat memberi
makan dan rumah petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau.
Akan tetapi yang namanya manusia sering bernafsu contohnya ingin
memiliki televisi, radio dan sebagainya sebagaimana layaknya sebuah
keluarga normal. Karena suami tidak sanggup memenuhi tuntutan
isteri dan anak-anaknya akan kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan
tadi, maka timbullah pertengkaran suami istri yang sering menjurus
kearah perceraian. Suami yang egois dan tidak dapat menahan
emosinya lalu menceraikan isterinya Akibatnya terjadilah kehancuran
sebuah keluarga sebagai dampak kekurangan ekonomi.
Adapun faktor-faktor penyebab dari masalah perekonmian,
adalah sebagai berikut:
a. Keadaan ekonomi keluarga yang lemah berpengaruh pada
sandang, pangan, papan yang baik.
b. Penghasilan istri yang lebih besar.
C. Gaya hidup yang berbeda.
2.1.1 Masalah Kesehatan
Kesehatan sangatlah penting bagi diri kita karena jika diantara
anggota keluarga kita sering sakit-sakitan maka pengeluaran untuk
dokter, obat-obatan dan rumah sakit akan bertambah. Apalagi jika
salah satu anggota keluarga terjangkit penyakit menular itu akan
membutuhkan pengeluaran yang lebih banyak lagi. Masalah gizi buruk
menghantui banyak keluarga miskin di Indonesia dan Kurang
kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin menambah parahnya
masalah kesehatan keluarga. Contohnya dalam sebuah keluarga ada
yang mudah sakit karena mungkin kekurangan gizi yang tidak baik
Faktor-faktor penyebab dari masalah seksual adalah sebagai
berikut:

6
a. Biaya kesehatan semakin mahal tidak sebanding dengan
pendapatan percapita
b.Beragam penyakit semakin bermunculan bersamaan dengan
makin maju nya ilmu kedokteran.
2.1.2 Masalah Seksual
Hubungan seksual yang tidak harmonis menjadi salah satu
pemicu konflik dalam kehidupan rumah tangga, Banyak pasangan
tidak menyadari pentingnya hubungan seksual ini. Bahkan banyak
diantara pasangan menjalani hubungan seksual sebagai hal rutinitas
semata. Sekedar menjalankan kewajiban, tidak ada nuansa keindahan
di dalamnya. Sering kita baca di surat kabar bahwa suatu masalah yang
rumit untuk di kaji adalah masalah perselingkuhan yang dilakukan
oleh suami atau isteri karena masalah seksual.
Faktor-faktor penyebab masalah seksual adalah sebagai berikut :
a.Kurang puas terhadap pelayanan dari pasangan.
b. Hubungan seks tidak dapat dikendalikan mengakibatkan
pertambahan anggota keluarga.
2.1.3 Masalah Pendidikan
Masalah pendidikan sering merupakan penyebab terjadi nya
masalah di dalam keluarga. Jika pendidikan suami-istri tinggi,
wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka.
Sebaliknya pada suami-istri yang pendidikannya rendah sering tidak
dapat memahami liku-liku keluarga. Akibatnya selalu terjadi
pertengkaran yang mungkin berujung menjadi perceraian. Jika
pendidikan agamanya baik, mungkin sekali kelemahan dibidang
pendidikan akan dapat diatasi. Artinya suami-isteri akan dapat
mengekang nafsu masing masing sehingga pertengkaran dapat
dihindari. Mengapa demikian? karena agama Islam mengajarkan agar
orang bersabar dan shalat di dalam menghadapi gejolak hidup rumah
tangga.

7
Faktor-faktor penyebab masalah pendidikan adalah sebagai
berikut:
a.Pendidikan yang tidak seimbang antara suami dan istri.
b. Pasangan yang sama-sama memiliki pendidikan yang rendah.
2.1.4 Masalah Pekerjaan
Peluang kerja semakin terbatas sehingga tidak sebanding dengan
jumlah pencari kerja. Persaingan dalam dunia kerja dan dunia usaha
juga semakin tajam menambah makin beratnya beban keluarga
adakalanya pasangan suami-isteri terpaksa bekerja serabutan atau
bekerja di luar kompetensinya dem memperoleh penghasilan,
Persoalan pekerjaan di kantor sering berimbas pada rumah tangga.
Kesibukannya terfokus pada pekerjaan atau pencarian materi yaitu
harta dan uang menjadi faktor penyebab munculnya masalah dalam
keluarga.
Faktor-faktor penyebab masalah pekerjaan adalah sebagai
berikut:
a. Orang tua sibuk dengan pekerjaan-pekerjaannya.
b.Tidak punya pekerjaan atau baru di PHK (Pemutusan Hak
Kerja).
2.1.5 Masalah Agama
Agama sangat penting peranannya dalam membangun keluarga
bahagia. Termasuk dalam hal menentukan arah keluarga, pernikahan
yang dibangun atas dasar kesamaan agama terkadang dapat timbul
masalah keluarga, apalagi dengan pernikahan yang beda agama
kemungkinan munculnya masalah dalam keluarga semakin terbuka.
Faktor-faktor penyebab masalah agama adalah sebagai berikut:
a Perbedaan agama antara suami dan istri.
b. Jauh dari agama hanya mementingkan materi dan duniawi
semata Masalah Komunikasi.

8
Masalah komunikasi merupakan masalah fundamental yang
menentukan kebahagiaan keluarga, kesenjangan komuni kasi sering
memicu timbulnya permasalahan lain yang lebih kompleks dan perlu
disadari bahwa apapun permasalahan dalam proses permasalahan
dalam keluarga (suami-isteri dan anak) solusinya melalui proses
komunikasi yang baik. Komunikasi interpersonal yang dilandasi sikap
keterbukaan, pemahaman, penerimaan mem buka peluang sukses bagi
pemecahan masalah keluarga. Setiap anggota keluarga harus
menyadari setiap kata dan tindakannya betapa berpengaruh pada orang
lain. Semuanya perlu belajar berkomunikasi yang baik demi keutuhan
keluarga. Contohnya seperti diantara salah satu orang tua mereka
pulang hampir malam, karena jalan macet. Badan capek, sampai di
rumah mata sudah mengantuk dan tertidur. Tentu orang tua tidak
punya kesempatan untuk berdiskusi atau berkomunikasi dengan suami
atau istri dan anak-anaknya.
Faktor-faktor penyebab masalah komunikasi adalah sebagai
berikut :
a. Anak yang takut kepada orang tua.
b. Orang tua sering cekcok.
C Kakak adik tidak cocok.
d. Orang tua tidak adil.
e. Tidak cocok antara mertua dan menantu.
2.2. Program Bimbingan dan Konseling Keluarga Ber dasarkan Masalah
dalam Keluarga
2.2.1 Upaya Mengatasi Krisis Keluarga
Setiap masalah seharusnya ada jalan keluar untuk penyelesaiannya.
Demikian pula dengan krisis keluarga yang merupakan masalah keluarga yang
amat rumit. Karena harus dicari akar masalahnya, lalu ditemukan solusinya. Akar
masalah dari krisis keluarga bersumber pada: (1) suami, (2) isteri, (3) anak-anak,
(4) ibu, bapak, mertua, atau orang lain. Jika persoalan keluarga bersumber dari
bukan dari internal (ayah, ibu, anak), maka persoalan akan sulit untuk dipecah

9
kan. Sebagai contoh, adanya pihak ketiga antara suami isteri yaitu orang yang
mencintai suami/isteri, yang dikenal dengan selingkuh. Hal ini sulit untuk
dibicarakan dengan selingkuhan nya itu, karena dipastikan akan mengelak atau
menghilang.Jika dia terus terang maka akan berbahaya bagi dirinya terancam
sebagai pengacau rumah tangga.
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesa krisis keluarga. Ada
dengan cara-cara tradisional dan ada pula dengan cara modern atan yang sering
disebut dengan cara ilmiah (Solyan S Willis, 2011:21)2
Cara pemecahan masalah keluarga dengan sifat tradisional terbagi dua
bagian Pertama, kearifan kedua orang tua dalam menyelesaikan krisis keluarga,
terutama yang berhubungan dengan masalah anak dan isteri. Istilah kearifan
adalah cara cara yang penuh dengan kasih sayang, kekeluargaan, memelihara
jangan sampai ada yang terluka hatinya oleh sikap dan atau perbuatan orang tua.
Akan tetapi cara ini memerlukan beberapa media yaitu di meja makan dan tempat
shalat berjamaah di rumah yang dipimpin oleh ayah. Jika ayah dan ibu memiliki
kesibukan untuk mencari nafkah keluarga, Keduanya pulang malam hari dalam
keadaan badan telah lelah dan amat mengantuk. Media ini tidak dapat diadakan
karena yang terjadi hanyalah kurangnya komunikasi dalam keluarga, dan
terjadilah sikap individualistik masing-masing anggota keluarga. Dengan
perkataan lain kearifan orang tua dapat terjadi jika: (1) punya banyak waktu di
rumah; (2) selalu menciptakan suasana rumah yang harmonis penuh kasih sayang
dan perhatian; (3) kedua orang tua seharusnya memiliki pengetahuan psikologi
anak dan remaja serta cara-cara membimbing anak.
Kedua, bantuan orang bijak seperti ulama atau ustadz, masalahnya mereka
cukup kearifan dan bimbingan agama, akan tetapi kurang faham psikologi dan
cara-cara membimbing. Mereka akan langsung menasehati jika terjadi
penyimpangan perilaku pada anak dan remaja. Nasihat kadang-kadang dapat
menyinggung perasaan.
Cara Ilmiah adalah cara konseling keluarga (family counseling) Cara ini
adalah yang telah dilakukan oleh para ahli konseling di seluruh dunia. Ada dua
pendekatan dilakukan dalam hal ini: (1) pendekatan individual disebut juga

10
individual konseling yaitu upaya untuk menggali emosi, pengalaman, dan
pemikiran klien. ika dia terus terang maka akan berbahaya bagi dirinya terancam 2
sebagai pengacau rumah tangga yang amat penting adalah mendekati secara
individual dengan individual counseling (konseling individual) individu yang
bermasalah (sumber masalah). Tujuannya adalah (1) agar klien dapat
mengekspresikan perasaan-perasaan yang mengganjal, menyakitkan,
menyedihkan, dan yang melukal hatinya. Hal ini penting, karena perasaan seperti
inilah yang menyebabkan individu berperilaku salah suami (maladjusted
behaviour) seperti menjadi nakal, lari dari rumah, minum minuman keras,
bergaul dengan anak-anak berandalan dan membuat perilaku yang
memalukan seperti mencuri, dan lain-lain, agar kedua orang tuanya menjadi malu.
Kalau hal ini terjadi maka remaja tersebut menjadi puas. Jika perasaan perasaan
negatif itu dapat diungkapkannya di dalam konseling individual, maka klien akan
menjadi lega, puas, dan tenang (2) setelah muncul perasaan lega dan agak tenang,
maka tugas konselor adalah mengungkapkan pengalaman-pengalaman klien yang
berhubungan dengan perasaan negatif dalam dirinya. Tujuannya adalah agar
konselor memahami perilaku apa yang ada diantara orang tua, saudara, terhadap
dirinya. Dengan demikian, akan mudah bagi konselor untuk memberi pengarahan
di dalam konseling keluarga nanti, terutama terhadap sikap-sikap orang tua dan
saudaranya terhadap diri klien. (3) selanjutnya konselor berusaha memunculkan
pikiran pikiran sehat klien agar tercipta suatu keluarga bahagia dan utuh.
Konseling keluarga dilakukan setelah masalah-masalah yang rawan pada diri-diri
anggota keluarga (bermasalah) telah dapat diselesaikan oleh konselor secara
konseling individual. Dengan cara demikian tugas konselor keluarga akan lebih
ringan dalam membantu keluarga menyelesaikan masalahnya dan menciptakan
keluarga yang utuh, setelah lancarnya komunikasi diantara mereka. Di dalam
proses konseling keluarga, konselor berupaya sekuat tenaga yang terlibat emikiran
klien. (2) pendekatan kelompok (family counseling) yaitu diskusi dalam keluarga
yang dibimbing oleh konselor Sebelum memasuki family counseling (konseling
keluarga).

2
Solyan S Willis, 2011;21

11
yang amat penting adalah mendekati secara individual dengan individual
counseling (konseling individual) individu yang bermasalah (sumber masalah).
Tujuannya adalah (1) agar klien dapat mengekspresikan perasaan-perasaan yang
mengganjal, menyakitkan, menyedihkan, dan yang melukal hatinya. Hal ini
penting, karena perasaan seperti inilah yang menyebabkan individu berperilaku
salah suami (maladjusted behaviour) seperti menjadi nakal, lari dari rumah,
minum minuman keras, bergaul dengan anak-anak berandalan dan membuat
perilaku yang memalukan seperti mencuri, dan lain-lain, agar kedua orang tuanya
menjadi malu. Kalau hal ini terjadi maka remaja tersebut menjadi puas. Jika
perasaan perasaan negatif itu dapat diungkapkannya di dalam konseling
individual, maka klien akan menjadi lega, puas, dan tenang (2) setelah muncul
perasaan lega dan agak tenang, maka tugas konselor adalah mengungkapkan
pengalaman-pengalaman klien yang berhubungan dengan perasaan negatif dalam
dirinya. Tujuannya adalah agar konselor memahami perilaku apa yang ada
diantara orang tua, saudara, terhadap dirinya. Dengan demikian, akan mudah bagi
konselor untuk memberi pengarahan di dalam konseling keluarga nanti, terutama
terhadap sikap-sikap orang tua dan saudaranya terhadap diri klien. (3) selanjutnya
konselor berusaha memunculkan pikiran pikiran sehat klien agar tercipta suatu
keluarga bahagia dan utuh.
Konseling keluarga dilakukan setelah masalah-masalah yang rawan pada
diri-diri anggota keluarga (bermasalah) telah dapat diselesaikan oleh konselor
secara konseling individual. Dengan cara demikian tugas konselor keluarga akan
lebih ringan dalam membantu keluarga menyelesaikan masalahnya dan
menciptakan keluarga yang utuh, setelah lancarnya komunikasi diantara mereka.
Di dalam proses konseling keluarga, konselor berupaya sekuat tenaga yang
terlibat dan dapat berbicara bebas menyatakan perasaan, pengalaman dan
pemikiran tentang ayah, ibu, dan saudara-saudaranya Misalnya, A anak pertama
dari lia bersaudara, dia bermasala karena selalu bolos dari sekolah (kelas II SMA)
dan bermain dengan anak anak nakal sehingga dia terlibat berbagai masalah
seperti menenggak alkohol sehingga sering pulang dalam keadaan mabuk
Disamping itu, A terlibat perkelahian dengan orang lain di sebuah night club (klub

12
malam). Polisi menangkap semua yang terlibat perkelahian tersebut termasuk A
yang anak orang kaya sibuk tersebut. Polisi menelpon orang tuanya yang
kebetulan baru pulang dari luar negeri. Ayah itu kaget dan marah besar, karena dia
tidak menyangka anaknya senakal itu sampai ditahan polisi.
Apa sebab masalah ini sehingga A menjadi demikian? Kurang perhatian
dan kasih sayang dari orang tua, karena mereka keduanya super sibuk. Orang tua
mengira bahwa dengan uang yang berlimpah keadaan anak akan aman. Pemikiran
tersebut bertolak belakang dengan kebutuhan utama anak yakni perhatian dan
kasih sayang dari orang tua. Hal itu tidak akan didapat pada keluarga dimana
orang tua super sibuk mengurus bisnis yang tak habis-habisnya.
Penyelesaian kasus A adalah: (1) dilakukan konseling individual yang
dapat mengungkap semua perasaan, pengalaman, dan pemikirannya terhadap
situasi orang tua dan keluarga: 2) setelah A tenang, dia dilibatkan dalam diskusi
konseling keluarga agar dia dapat mengajukan perasaan, dan asal-usulnya untuk
perbaikan keluarga dan dirinya. Berarti A telah sadar akan kelemahannya, dan
mempunyai ide dan pemikiran tentang perbaikan komunikasi didalam
keluarganya (Solyan S. Willis, 2011:23).3
ladi, dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mengatasi krisis atau masalah
keluarga dapat ditempuh dengan dua cara yaitu cara tradisional dan cara ilmiah.
Cara tradisional terbagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut: kearifan kedua
orang tua dalam menyelesaikan masalah.
Maksud dari kearifan tersebut adalah orang tua memberi an kasih sayang,
kekeluargaan, memelihara komunikasi yang baik terhadap anggota keluarga baik
anak, ibu, bapak. saudara dan anggota keluarga lainnya
Bantuan orang bijak, dalam arti orang-orang yang mem punyai ilmu
pengetahuan agama yang luas, seperti para ulama maupun ustadz. Hal ini
dilakukan karena mereka dapat membimbing agama kepada keluarga yang
memilika masalah, dan membantu permasalahan keluarga berdasar kan sudut
pandang islam baik dari Al-Qur'an dan Hadits.

3
Sofyan S. Willis, 2011;23)

13
Sedangkan cara ilmiah dilakukan dengan dua cara. yakni dengan
melakukan pendekatan konseling individu dan konseling kelompok. Pertama,
Konseling individu dilakukan dengan cara konselor menggali emosi, pengalaman,
pemikiran terhadap situasi permasalahan yang dihadapi oleh klien. Hal ini
dilakukan agar klien dapat meluapkan seluruh perasaannya agar klien dapat
merasa tenang dan tentram tanpa ada yang mengganjal didalam hati klien. Kedua,
konseling keluarga (family counseling) dalam hal ini klien dilibatkan dalam
konseling keluarga agar klien dapat meluapkan seluruh perasa annya dan asal-usul
terjadinya permasalahan dalam keluarga, sehingga klien dan anggota keluarga
lainnya dapat introspeksi diri masing-masing. Hal ini diharapkan agar klien dan
anggota keluarga lainnya dapat menjalin komunikasi dengan baik.
2.2.2 Upaya Mengatasi masalah perekonomian
a. Terbuka Hal pertama yang harus dilakukan untuk menghindari
keuangan adalah bersikap terbuka. Baik pasangan sama-sama mencari
uang atau hanya salah satu saja yang menghasilkan uang, seharusnya tak
ada yang disembunyikan masalah pengeluaran. Selalu diskusikan semua.
keputusan yang menyangkut keuangan, seperti pengeluaran, pemasukan,
tabungan, dan lainnya.
b. Tentukan tujuan jangka panjang dalam hal keuangan, Anda juga harus
cermat dan bijak dalam melihat masa depan. Tentukan beberapa hal di
masa depan yang membutuhkan banyak uang. Misalkan biaya pendidikan
anak, liburan dan lainnya. Ini akan membantu Anda menyimpan barang
dan tak kewalahan ketika saatnya tiba.
c.Menabung Anda tak harus menabung banyak di bank namun sediakan
tabungan kecil di rumah yang bisa Anda isi setiap minggu. Mungkin
terdengar remeh, namun yang terkumpul bisa jadi sangat berguna saat
dibutuhkan
d.Sisihkan uang senang-senang Sisakan sedikit uang unt hiburan atau
bersenang Jangan banyak-banyak agar tida terlalu boros. Anda bisa
menggunakan uang tersebu untuk makan malam bersama, nonton him,

14
atau membel sesuatu untuk keluarga. Anggap saja uang ini adalah sebuah
reward atas kerja keras Anda dan pasangan.
e.Bekerjasama untuk mengatur keuangan Pastikan Anda dan pasangan
saling bekerjasama untuk mengatur keuangan. Jangan terlalu mendominasi
atau malah pasif jika berkaitan dengan pengeluaran atau pengaturan
keuangan. Mungkin awalnya akan canggung, namun jika dibiasakan Anda
akan mendapatkan manfaat mengatur keuangan sebagai tim bersama
pasangan.
f.Memiliki usaha sampingan Mungkin dengan isteri bekerja membuka
toko sembako, maka sedikit demi sedikit keluarga tersebut tidak
kekurangan kebutuhan ekonomi karena saling membantu antara suami dan
isteri.
2.2.3 Upaya Mengatasi Masalah Kesehatan
a.Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi dengan baik
Ajarkan anak hidup sehat dimulai dari "diri sendiri". Dapat dikatakan
bahwa kesehatan yang kita miliki adalah karena "upaya kita sendiri.
b. Makan makanan sehat Makan merupakan kebutuhan penting, tidak saja
bagi penyediaan energi untuk tubuh, tetapi juga merupakan kebutuhan
penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup.
C.Memelihara Kesehatan Lingkungan
Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan yang sehat, karena itu,
kondisi lingkungan perlu benar benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan.
Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung kesehatan keluarga dan
setiap orang yang hidup di sekitarnya. Memelihara berarti menjaga kebersihannya.
Lingkungan kotor dapat menjadi sumber penyakit 4.Upaya Mengatasi Masalah
Seksual
a. Komunikasi, Hilangkan rasa sungkan dan malu. Bicarakan semua
masalah seks yang Anda rasakan bersama pasangan, biar pasangan tahu
problem seks yang sedang Anda alami.

15
b. Menahan emosi seks. Salah satu penyebab ejakulasi dini. adalah tidak
bisa menahan emosi seks ketika bersetubuh.Kebanyakan pria selalu ingin
cepat ejakulasi.
c. Menghalangi semua permasalahan terbawa ke tempat tidur. Hindari
berhubungan seks bila amarah dan kejeng kelan masih bersemayam di
hati.
d. Luangkan waktu untuk berduaan dengan istri. Kesibukan seringkali
menghalangi suami-istri untuk bersama, hingga tidak bisa menikmati
kehidupan secara pribadi.
e.Peliharalah kesehatan dengan mengatur pola makan dan tetap
berolahraga. Selain itu hindarilah minuman beralkohol secara berlebihan.
2.2.4 Upaya Mengatasi Masalah Pendidikan
Untuk masalah pendidikan dalam keluarga memiliki arti yang sangat
komplek, karena pada dasarnya pendidikan di indonesia tergantung pada latar
belakang masing-masing keluarga, tetapi tinggal bagaimana masing-masing
keluarga menerapkannya, diantaranya:
a. Mengikuti wajib belajar 9th.
b. Memprogram dan merencanakan pendidikan dengan baik untuk
keluarga
c Memberikan kebebasan memilih pendidikan yang ditempuh anggota
keluarga.
d. Menyiapkan dana atau tabungan pendidikan sedinim kin untuk
merealisasikan pendidikan yang akan ditempu
e.Menyiapkan solusi jika mungkin pilihan pendidikan kita inginkan tidak
tercapai.
2.2.5 Upaya Mengatasi Masalah Pekerjaan
a Adanya komunikasi dan interaksi hubungan yang ba antar keluarga
masalah pekerjaan agar salah satu antara suami atau isteri dapat mengerti
dan mematu beban pekerjaan masing-masing yang sedang dijalanka
sehingga tidak ada kesalahpahaman.

16
b. Sebelum kita memutuskan untuk menikahi pasangan kita pasti kita
sudah melihat dari segi pekerjaan, jadi saat kita sudah memutuskan untuk
menikah pun berarti kita sudah menerima pekerjaan pasangan dan berjalan
bersama memelihara dan mencintai pekerjaan pasangan kita.
2.2.6 Upaya Mengatasi Masalah Agama
a. Luangkan waktu untuk selalu berintropeksi diri.
b. Lebih memahami agama masing-masing pasangan sehing ga tidak
muncul permasalahan diantara pasangan. Berusaha selalu mendekatkan
diri kepada sang pencipta.
2.2.7 Upaya Mengatasi Masalah Komunikasi dan Luangkan waktu untuk
mendengarkan.
a. Luangkan waktu untuk mendengarkan.
b. Berusaha untuk komunikasi intens dengan anggota keluarga lainnya.
c. Buat tradisi keluarga
d. Pergi berlibur bersama.
2.2.8 Pentingnya Bimbingan Konseling dalam Keluarga
Bimbingan konseling memiliki arti penting untuk dilaksanakan karena alasan
berikut:
a Makin kompleksnya permasalahan pada keluarga modern
b. Adanya perbedaan iindividual antara suami-isteri serta anggota keluarga
yang mengakibatkan timbulnya per masalahan dalam keluarga.
c.Makin meningkatnya kebutuhan manusia sementara sumber pemenuhan
terbatas.
d. Adanya perkembangan individu akibat pengaruh luar yang berdampak
bagi perilaku manusia dalam keluarga

17
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lingkungan sosial dan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam menentukan
sikap dalam menentukan sikap dan perilakuy anak dalam berinteraksi dengan
lingkungan sosial terutama denan masyarakat sekitar dan berusaha memahami
peran peran yang di bebankan kepada mereka dan mampu menyesuaikan
dengan dirinya. Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak,
mengenal keadaan anak dan sebagai tempat untuk meluapkan segala
masalah,informasi dan berbagi kasih sayang.
Peran dari konselor itu sendiri misalnya apa pun masalah nya hendaknya
di selesaikan dengan kepala dingin dalam artian jangan terbawa emosi
agar semua masalah itu bisa teratasi dan tidak berdampak kepada
kesehatan mental anak anak.

18
DAFTAR PUSTAKA

Satriah L. 2018. Bimbingan Konseling Keluarga. Jl Mekar No 2:FOKUSMEDIA

19

Anda mungkin juga menyukai