Disusun oleh :
Kelompok 5
Sehubungan dengan itu, maka penting sekali bagi guru menguasai dan
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Disamping itu, menguasai dan memanfaatkan
TIK dalam pembelajaran adalah tuntutan kompetensi guru sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Kualifikasi dan
Kompetensi Guru, bahwa guru harus memiliki kompetensi profesional, pedagogik,
kepribadian dan sosial. Pada kompetensi profesional dijelaskan bahwa sekurang-
kurangnya seorang guru harus, diantaranya, menguasai dan memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran. Dikatakan dalam prinsip pembelajaran kurikulum 2013 bahwa
pemanfaatan TIK untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
TIK merupakan salah satu kekuatan pendorong dalam menciptakan pendidikan yang
berkualitas tinggi. TIK dapat meningkatkan mutu pengajaran, pembelajaran dan
manajemen di sekolah dan sehingga membantu meningkatkan standar (Livingstone,
2012)[3]. Saat ini, seiring dengan perkembangan dan kemajuannys, TIK mampu
memberikan solusi dan layanan baru untuk kegiatan pendidikan. TIK dapat menawarkan
alat baru untuk meningkatkan pengetahuan. Penggunaan TIK dalam pendidikan telah
meningkatkan minat peserta didik. Meskipun alat TIK semakin populer, banyak guru
masih memiliki tantangan untuk mengintegrasikan alat TIK dalam kegiatan pembelajaran
(Nikolopoulou dan Gialamas, 2016)
Kendati TIK sekarang menjadi alat yang berguna di kelas, banyak guru masih
berjuang untuk mengintegrasikan teknologi dalam praktik mengajar mereka.
Pertanyaannya, apasaja probelmatika TIK dalam pembelajaran/ pemberian layanan BK?
Bagaimana upaya/solusi untuk mengatasi kendala problematika TIK dalam pembelajaran/
pemberian layanan BK ?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sebagai salah satu profesi yang memberikan layanan sosial atau layanan kemanusiaan
maka secara sadar atau tidak keberadaan profesi bimbingan konseling berhadapan dengan
perubahan realitas baik yang menyangkut perubahan-perubahan pemikiran, persepsi,
demikian juga nilai-nilai. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong
konselor perlu mengembangkan awareness, pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku
serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi
kebutuhan yang serupa. Konselor akan menjadi agen perubahan serta pembelajar yang
bersifat kontinyu.
Layanan Bimbingan dan Konseling menjadi sangat penting karena langsung
berhubungan langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin berkembang pada
hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua / keluarga, dan teman-
teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan pembelajarannya di
sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di rumah. Dan tentu saja
dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik.
Berarti layanan bimbingan dan konseling harus didukung sistem yang baik sehingga
Layanan ini bisa dilaksanakan dengan lebih komprehensif. Dukungan layanan ini dapat
diperoleh dari tersedianya data yang akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila
data tersebut didapatkan dari system komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh
masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien
dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT atau dengan kata lain harus melibatkan teknologi
informasi, khususnya teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling.
Dunia teknologi telah merajai dunia, siapa yang menguasai teknologi maka ia
menguasai dunia. Nampaknya juga BK harus mensinergiskan dengan teknologi yang sedang
berkembang. Pesatnya komputer dan penyebarannya ternyata tidak berbanding lurus dengan
perkembangan dunia konseling. Berbagai masalah dan tantangan dalam menggunakan ICT
dalam dunia konseling dapat dikemukakan oleh pendapatnya Rahardjo (2000), Hardhono
(2002) dalam (Nurhudaya : 2005) antara lain :
1. Keragamaan teknologi
2. Kurang mampu membeli ICT
3. Kurang kesadaran akan ketepatan penggunaan ICT
4. Informasi yang kurang komperhensif
5. Terlalu terikat dengan menu pokok
6. Keamanan
7. Kolaborasi.
Batsudin, 2020 menyampaikan Kendala utama dalam pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran yang dihadapi guru di sekolah adalah sarana dan prasarana pendukung yang
terbatas. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah komputer, laptop, dan infokus. Kendala
berikutnya yang cukup tinggi mempengaruhi guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran
adalah ketersediaan jaringan internet dan sinyal. Selanjutnya kendala berikutnya adalah
ketersediaan listrik. Pengetahuan teknis guru tentang teknologi informasi dan komunikasi
yang terbatas menjadi kendala berikutnya dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di
kelas. Kemudian, ketakutan dan pertimbangan dampak negatif dari penggunaan alat berupa
HP dan laptop di sekolah menjadi kendala guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran di
kelas. Atas pertimbangan ketakutan penyalahgunaan alat TIK tersebut, sekolah mengeluarkan
kebijakan melarang guru membawa HP ke sekolah. Kendala terkecil penghambat guru
memanfaatkan TIK adalah terkait pengelolaan data.
Dari penjelasan diatas jadi dapat disimpulkan bahwa probelmatika yang terjadi dalam
pemanfaatan TIK dalam BK adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran dari konselor untuk menguasai ilmu TIK.
2. Minimnya sarana dan prasarana yang kuraang memadai seperti tersedianya
computer yang layak dan tersedianya jaringan internet/wifi.
3. Kurangnya dukungan dari stakeholder yang masi berfikir dampak negative dari TIK
tanpa memikirkan dampak positifnya.
BAB III
SOLUSI