Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERKEMBANGAN ORIENTASI KELUARGA


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konseling Keluarga

Dosen pengampu:
Sitti Ernawati, S.Sos.I.Mpd.I
Disusun oleh :
Dwi Yuwanda Mufida (1903402021009)

PROGRAM STUDIPENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
2.1 Pengertian Keluarga, Orientasi, Dan Perkembangan........................................................................5
2.2 Perkembangan Orientasi Konseling Keluarga...................................................................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Disadari atau tidak, setiap keluarga mengalami perkembangan kedewasaan seperti halnya
manusia secara individu. Kondisi ini dikenal juga dengan tahap perkembangan keluarga yang
secara garis besar dapat dibagi ke dalam delapan fase.

Tahap perkembangan keluarga adalah tantangan emosional dan intelektual yang harus dihadapi
oleh sebuah keluarga. Sebuah keluarga akan berkembang dari segi usia pernikahannya maupun
penambahan anggota keluarga baru lewat hadirnya keturunan.Anggota keluarga harus
mempelajari skill tertentu dalam setiap tahap perkembangan keluarga. Masalahnya, tidak semua
tahap keluarga dapat dilalui dengan mulus, terutama jika ada situasi yang memberatkan keluarga,
misalnya masalah finansial, penyakit kronis yang menyerang anggota keluarga, hingga kematian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian orientasi, perkembangan, dan keluarga?
2. Apa itu orientasi perkembangan keluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui orientasi, perkembangan, dan keluarga
2. Untuk mengetahui orientasi perkembangan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keluarga, Orientasi, Dan Perkembangan.
Pengertian definisi keluarga ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang menurut sri lestari adalah
sebagai berikut :
1. Definisi struktural. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran
anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan
pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul
pengertian tentang keluarga sebagai asal usul (families of origin), keluarga sebagai
wahana melahirkan keturunan (families of procreation), dan keluarga batih (extended
family).

2. Definisi fungsional. Keluarga didefinisikan dengan penekanan pada terpenuhinya


tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-fungsi tersebut mencakup perawatan,
sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran-peran tertentu.
Definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga.

3. Definisi transaksional. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang


mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas
sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun
cita-cita masa depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan
fungsinya1.

Orientasi dalam KBBI orientasi/ori·en·ta·si/ /oriéntasi/ n 1 peninjauan untuk menentukan sikap


(arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar; 2 pandangan yang mendasari pikiran,
perhatian atau kecenderungan; berorientasi/ber·o·ri·en·ta·si/ v 1 melihat-lihat atau meninjau
(supaya lebih kenal atau lebih tahu); 2 mempunyai kecenderungan pandangan atau
menitikberatkan pandangan2.

Secara umum, perkembangan adalah proses berkembangnya sesuatu. Perkembangan dapat


mengacu pada beberapa hal berikut: Biologi perkembangan - studi tentang bagaimana organisme

1
Sri lestari, Psikologi keluarga,(Jakarta:PT.Grasindo, 2011)
2
KBBI
tumbuh dan berkembang. Psikologi perkembangan - salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari perkembangan manusia sejak lahir sampai dewasa (Wikipedia)3.

2.2 Perkembangan Orientasi Konseling Keluarga


Family counseling atau konseling keluarga disebut juga terapi keluarga (family therapy) yang
pada masa lalu terutama awal abad ke-2) sampai tahun 60-an memperlihatkan orientasi klinis
atau terapeutik. Saat itu kegiatan konseling keluarga didominasi oleh para dokter, khususnya
dokter kandugan dan dokter psikiatri (psikiater). Hal itu beralasan karena merekalah tempat
mengadu para orang tua khususnya ibu-ibu sambil berobat fisik. Para dokter melihat masalah
keluarga dari aspek individu-individu anggotanya. Kurang melihat masalah anggota keluarga
dari sistem keluarga yang terganggu.
Namun sajak tahun 60-an itu pula muncul saingan para dokter, yakni para sosiolog dan
educasionis yang berorientasi pada siswa, keluarga. Mereka melihat masalah keluarga bukanlah
masalah individual akan tetapi masalah sistem keluarga. Pendekatan Sudah diakui pula oleh
sebagian besar para dokter yang mengani masalah keluarga.
Buku ini dikembangkan berdasarkan kenyataan dan kebutuhan bahwa:
1. banyak potensi para siswa kurang berkembang kareng keluarga tidak dapat menghargai
potensi tersebut, bahkan ada ya menganggap kecil
2. banyak remaja yang masih sekolah mengalang gangguan emosional karena sistem
keluarga juga sedang menderiz gangguan, misalnya konflik ayah-ibu, orientasi materi
yang mengabaikan tugas mendidik anak, kurang perhtian orang tua karen karir, dan
sebagainya.
Melihat kenyataan pincangnya sistem keluarga, maka kasus anak dan remaja bukanlah ditangani
secara individual akan tetapi memberikan konseling keluarga untuk seluruh anggota keluarga
dan sistem keluarga. Alasannya adalah bahwa penyimpangan perilaku dan gangguan emosional
pada anak dan remaja disebabkan karena sistem keluarga yang terdiri dari anggota keluarga
(komponen sistem) sedang terganggu.
Perez (1979:19) dalam buku sofyan (2017) melakukan pendekatan sistem dalam menangani
kasus anggota keluarga. Lebih jelas dia mengatakan:
“It is the systems approach to family therapy which is very much in vogue. This vogue approach
focuses on the family's current problems (the now is the issue). How family members interact in
ciosely observed by systcms therapist or counselor. Neurosis, cven psychosis in a member of
family is viewed asa function of the iteraction between and among the various family members.
The belief is that an individual ill helath is the result of his adaptation to the sick environment
created by the family”4.

3
Wikipedia.org
4
Prof. Dr. H. Sofyan S. Willis, Konseling keluarga,( Bandung , AL FABETA, 2017)90.
Di samping gangguan terhadap anggota keluarga yang dipandang sebagai bersumber dari sistem
yang terganggu, maka potensi anggota keluarga yang berkembang dengan hebat juga disebabkan
sistem keluarga yang mampu mengembangkannya.
Dalam masa pembangunaan konseling keluarga sewajarnya diorientasikan bagi perkembangan
potensi anggota keluarga. Walaupun demikian jika terdapat gangguan omosional pada anggota
keluarga tentu diutamakan penyelesaiannya melalui konseling dengan pendekatan sistem, sebab
akan sulit mengembangkan potensi karens potensi tersebut sedang tertutup oleh gangguan
emosional.
Sakitnya anggota keluarga adalah hasil adaptasi atau interaksi dengan lingkungan keluarga
(sistem keluarga) yang sakit yang diciptakan sistem itu. Penanganan keluarga dengan pendekatan
sistem menuntut agar konselor professional, berwawasan sosial-budaya dan agama. Sebab jika
konselor hanya mengandalkan keterampilan konseling saja, maka dia kurang memahami latar
belakang atau hikmah (rahasia) suatu perilaku anggota keluarga dalam sistem keluarga yang
sekarang ini. Banyak sistem keluarga berlandaskan suatu adat atu filosofis agama tertentu.
Karena itu seorang konselor yang bijaksans sebaiknya dia memperdalam ilmu di bidang
sosiologi, antropologi, agama, dan budaya local suatu masyarakat.
Di sekolah, jarang dapat dilakukan konseling keluarga karena kadang-kadang kemampuan guru
pembimbing kurang memadai. Mereka biasanya dilatih konseling individual. Akan tetapi
terhadap kasus siswa yang bersumber dari krisis keluarga, seharusnya siswa dibantu menyatakan
perasaan-perasaan, stress, dan keinginannya. Hal seperti ini dapat dilakukan oleh guru
pembimbing. Walaupun demikian guru pembimbing tidak dapat mengabaikan potensi siswa
untuk mencoba berusaha agar masalah keluarganya bisa dia tolong.
Artinya, guru pembimbing berusaha menyembuhkan siswa ini. Akan tetapi ini hal yang sulit,
karena itu guru pembimbing sekolah perlu diberi bekal ilmu baru yaitu konseling keluarga dan
dilengkapi dengan keterampilannya. Tujuannya adalah:
1. Untuk kekuatan dalam melakukan kunjungan rumah siswa untuk menemui orang tuanya
(home visit) .
2. Untuk bekal guru pembimbing yang memanggil orang tua siswa bermasalah, yaitu
mengadakan pertemuan antara guru pembimbing, orang tua siswa, dan siswa yang
bermasalah tersebut5.
Yang paling ideal adalah mahasiswa S1, dan S2, atau S3 jurusan bimbingan dan konseling yang
telah dibekali pengetahuan dan keterampilan konseling keluarga, mau terjun ke sekolah dan
universitas, dimana banyak terjadi kasus siwa dengan latar belakang gangguan keluarga (psikis,
ekonorni, komunikasi).

5
Ibid
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan orientasi keluarga dilatar
belakangi oleh masalah yang dialami peserta didik dalam keluarganya. Berbagai permasalahan
muncul pada keluarga tetapi ini diakibatkan oleh system keluarga yang kurang baik seperti,
orang tua terlalu memikirkan karirnya sampai lupa akan tugas utama orangtua kepada anaknya
yang seharusnya orngtua harus bisa mendidk anaknya, orangtua harus bisa menjadi patner bagi
anaknya.

3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca dan juga penulis. Penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis berharap adanya saran yang
bersifat membangun agar penulisan makalah bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Pengembangan Bahasa. Merk 1&2. Dalam KBBI (Online) di akses tanggal 20-
september-2021 melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/
H. Sofyan S wiliss. 2017, Konseling keluarga, Bandung :AL FABETA.

Lestari sri,.2011, Psikologi keluarga, Jakarta :PT.Grasindo.


Perkembangan, melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan#:~:text=Secara%20umum
%2C%20perkembangan%20adalah%20proses,manusia%20sejak%20lahir%20sampai
%20dewasa

Anda mungkin juga menyukai