Anda di halaman 1dari 13

KONSELING KELUARGA DAN PERKAWINAN

“Dasar – dasar Konseling keluarga”

Dosen Pengampu : Alucyana, M.Psi

Disusun Oleh :

Fahrurrozy Kurniawan

208110087

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Dasar- dasar
konseling keluarga dengan tepat waktu. Dan semoga sholawat serta salam selalu tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW.

Kami mengakui bahwa kami hanyalah manusia biasa yang memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna
begitu pula dengan makalah ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna
dalam penulisan makalah ini. Kami melakukan semaksimal mungkin dan dengan kemampuan
yang kami miliki.

Dengan menyelesaikan makalah ini kami berharap makalah Dasar dasar konseling
keluarga ini bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat
membantu kita dalam memahami dan mengamalkannya dalam penelitian demi kesejahteraan
masyarakat.

PEKANBARU, 14 April 2023

FAHRURROZY KURNIAWAN

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 3

BAB I………………………………………………………………………………………. 4

LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….. 4

RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….. 4

TUJUAN…………………………………………………………………………………… 5

BAB II……………………………………………………………………………………... 6

SEJARAH KONSELING KELUARGA…………………………………………………. 6

PENGERTIAN KONSELING KELUARGA…………………………………………….. 7

HAKIKAT DAN ASUMSI KONSELING KELUARGA……………………………….. 8

TUJUAN KONSELING KELUARGA…………………………………………………… 10

TEORI KONSELING KELUARGA……………………………………………………… 11

BAB III……………………………………………………………………………………..12

PENUTUP…………………………………………………………………………………. 12

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu sama salin
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1987).Dalam keluarga peran orang tua
berpegang utuh dalam mnegatur anggota keluarga. Peran orang tua sangat berkesinambungan
dalam pembelajaran anak, terutama dalam memotivasi belajar mereka. Besar kecil kontribusi
seorang orang tua di dalam keluarga sangat berpengerahu pada anggota keluarga yang lainnya.
Dengan demikian peran keluarga sangat diperlukan dalam poses pembelajaran anak.
Konseling merupakan upaya pemberian bantuan yang di lakukan oleh seorang ahli
(konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (konseli) dengantujuan teratasinya
masalah yang di hadapi tersebut. Konseling bisa dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan.
Termasuk pada ruang keluarga yang merupakan unit terkecil dari tata kehidupan sosial, pasti
menghadapi masalah-masalah dalam keberlangsungannya. Manusia makhluk yang tidak pernah
lepas dari suatu permasalahan dalam hidupnya, karena manusia sebagai makhluk yang bersifat
sosial dimana dalam kehidupannya pasti bertemu dengan namanya suatu permasalahan, adanya
permasalahan tentunya ada sebuah solusi untuk memperbaiki suatu masalah tersebut, dengan itu
perlu bantuan dari seseorang yang mampu untuk menyelesaikan suatu permasalahannya yang
berbentuk pribadi maupun dalam membentuk keluarga.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah dari konseling keluarga
2. Apa pengertian konseling keluarga
3. Bagaimana hakikat dan asumsi konseling keluarga
4. Apa tujuan dari konseling keluarga
5. Apa saja teori konseling keluarga

4
C.TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dari konseling keluarga
2. Untuk mengetahui apa pengertian dari konseling keluarga
3. Untuk mengetahui hakikat dan asumsi konseling keluarga
4. Untuk mengetahui tujuan dari konseling keluarga
5. Untuk mengetahui teori-teori konseling keluarga

5
BAB II
PEMBAHASAN

A.SEJARAH KONSELING KELUARGA


Sejarah konseling keluarga dimulai pada awal abad ke-20, ketika para psikolog dan
psikiater mulai tertarik untuk mempelajari dinamika keluarga sebagai faktor yang mempengaruhi
kesehatan mental individu. Salah satu tokoh penting dalam sejarah konseling keluarga adalah
John Bowlby, seorang psikiater inggris yang mengembangkan teori ikatan pada tahun 1950-an.
Bowlby percaya bahawa ikatan emosional antara orang tua dan anak sangat penting dalam
membentuk pola dan perilaku anak di masa depan.
Pada tahun 1940-an dan 1950-an, beberapa terapis mulai mengembangkan teknik
konseling keluarga yang lebih formal. Salah satu terapis yang terkenal adalah virginia satir, yang
memperkenalkan teknik keluarga reflektif pada tahun 1960-an. Teknik ini melibatkan
pemahaman mendalam tentang dinamika keluarga, serta keterampilan dalam mengidentifikasi
dan menangani konflik antar anggota keluarga.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, gerakan terapi keluarga mulai berkembang pesar di
amerika serikat dan eropa. Gerakan ini menekankan pentingnya melibatkan seluruh anggota
keluarga dalam proses konseling, bukan hanya individu yang mengalami masalah. Salah satu
pendekatan terapi keluarga yang terkenal pada saat itu adalah terapi struktural oleh salvador
minuchin.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, gerakan terapi keluarga semakin beragam di seluruh
dunia. Beberapa pendekatan terapi keluarga yang baru dikembangkan pada saat itu meliputi
terapi naratif, terapi solusi fokus dan terapi keluarga berbasis sistem. Pada tahun 1990-an,
american association for marriage and family therapy (AAMFT) didirikan dan menjadi
organisasi profesional utama untuk terapis keluarga di amerika serikat.
Dalam dekade terakhir, terjadi kemajuan dalam bidang konnseling keluarga melalui
penggunaan teknologi dan perluasan cakupan praktek. Terapis keluarga menggunakan video
telekonferensi dan media sosial untuk melaksanakan sesi konseling, dan praktek konseling
keluarga mulai menjangkau kelompok-kelompok yang sebelumnya terabaikan seperti keluarga
dengan anggota LGBT dan keluarga imigran.
Kini, konseling keluarga terus berkembang dan mengalami perubahan yang dinamis.

6
Namun, prinsip-prinsip dasar konseling keluarga seperti melibatkan seluruh keluarga, memahami
dinamika keluarga, dan memperkuat ikatan emosional antara anggota keluarga tetap menjadi
pijakan dalam praktek konseling keluarga

B.PENGARTIAN KONSELING KELUARGA


Konseling keluarga adalah proses membantu anggota keluarga untuk mengembangkan
pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan anggota keluarga lainnya, serta
mengembangkan keterangan dan strategi untuk mengatasi masalah dan konflik dalam
keluarga.konseling keluarga juga dapat membantu keluarga dalam meningkatkan komunikasi,
memperbaiki hubungan dan membangun ikatan emosional yang lebih kuat antara anggota
keluarga.
Dalam konseling keluarga, terapis bekerja sama dengan seluruh keluarga untuk
mengeksplorasi perasaan, pemikiran dan perilaku yang mucul dalam konteks keluarga. Terapis
juga membantu keluarga untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang terkait dengan
dinamika keluarga, seperti konflik antar anggota keluarga, masalah komunikasi, ke-tidak
harmonisan dalam hubugan dan masalah pengasuhan anak.
Konseling keluarga didasarkan pada gagasan bahwa masalah individu seringkali berasal
dari dinamika keluarga yang tidak sehat atau tidak memadai, dengan melibatkan seluruh anggota
keluarga dalam proses konseling, anggota keluarga dapat mengembangkan pemahaman yang
lebih baik tentang satu sama lain dan mengatasi masalah bersama-sama. Konseling keluarga juga
dapat membantu mencegah masalah dalam keluargam dengan membatu keluarga untuk
meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi dan membangun hubungan yang sehat.

7
C.HAKIKAT DAN ASUMSI KONSELING KELUARGA

Hakikat konseling keluarga


Hakikat konseling keluarga adalah membantu keluarga untuk mengatasi masalah dan
konflik dalam keluarga dengan memahami dinamika keluarga dan memperkuat ikatan emosional
antara anggota keluarga. Konseling keluarga melibatkan seluruh keluarga dalam proses
konseling, bukan hanya individu yang mengalami masalah. Hal ini dikarenakan masalah dalam
keluarga sering kali berasal dari dinamika keluarga yang tidak sehat atau tidak memadai.

Pada dasarnya, hakikat konseling keluarga adalah memahami bahwa keluarga adalah
sistem yang kompleks, dan setiap anggota keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh
karena itu, dalam konseling keluarga, terapis bekerja sama dengan seluruh keluarga untuk
mengeksplorasi perasaan, pemikiran, dan perilaku yang muncul dalam konteks keluarga. Terapis
juga membantu keluarga untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang terkait dengan
dinamika keluarga, seperti konflik antaranggota keluarga, masalah komunikasi,
ketidakharmonisan dalam hubungan, dan masalah pengasuhan anak.
Selain itu, hakikat konseling keluarga juga melibatkan kerja sama antara terapis dan
keluarga untuk mencapai tujuan tertentu, seperti meningkatkan komunikasi, memperbaiki
hubungan, dan membangun ikatan emosional yang lebih kuat antara anggota keluarga. Terapis
juga dapat memberikan keterampilan dan strategi yang berguna bagi keluarga dalam mengatasi
masalah dan konflik.
Secara keseluruhan, hakikat konseling keluarga adalah membantu keluarga untuk
mencapai kesehatan dan kebahagiaan yang lebih baik dengan memperkuat ikatan emosional
antara anggota keluarga dan meningkatkan keterampilan dalam mengatasi masalah dan konflik
dalam keluarga

Asumsi konseling keluarga


Asumsi konseling keluarga adalah pandangan atau keyakinan yang mendasari pendekatan
konseling keluarga. Beberapa asumsi konseling keluarga yang umum meliputi:

1.Keluarga adalah sistem yang kompleks: Keluarga dianggap sebagai sistem yang

8
kompleks, di mana setiap anggota keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena
itu, masalah dalam keluarga seringkali berasal dari dinamika keluarga yang tidak sehat atau tidak
memadai.
2.Masalah individu terkait dengan dinamika keluarga: Masalah individu seringkali terkait
dengan dinamika keluarga. Oleh karena itu, dalam konseling keluarga, individu dianggap
sebagai bagian dari keluarga dan masalah individu dipahami dalam konteks keluarga.
3.Perubahan keluarga merupakan hasil dari perubahan yang dilakukan oleh anggota
keluarga: Perubahan dalam keluarga dapat terjadi ketika setiap anggota keluarga berkomitmen
untuk mengubah pola perilaku atau pola interaksi yang tidak sehat. Oleh karena itu, konseling
keluarga berfokus pada pengembangan keterampilan dan strategi yang berguna bagi seluruh
keluarga dalam mengatasi masalah dan konflik.
4.Keterlibatan seluruh keluarga dalam proses konseling: Konseling keluarga melibatkan
seluruh keluarga dalam proses konseling, bukan hanya individu yang mengalami masalah. Hal
ini dikarenakan masalah dalam keluarga sering kali berasal dari dinamika keluarga yang tidak
sehat atau tidak memadai.
5.Terapis berperan sebagai fasilitator: Terapis bertindak sebagai fasilitator untuk
membantu keluarga dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah serta memperkuat ikatan
emosional antara anggota keluarga. Terapis tidak memberikan solusi atau memberikan penilaian
terhadap keluarga, melainkan membantu keluarga dalam menemukan solusi yang tepat bagi
mereka.

Dengan memahami asumsi-asumsi konseling keluarga ini, terapis dapat membangun hubungan
yang baik dengan keluarga dan memfasilitasi proses konseling yang efektif.

9
D.TUJUAN KONSELING KELUARGA
Tujuan konseling keluarga adalah membantu keluarga untuk mengatasi masalah dan
konflik dalam keluarga dengan memahami dinamika keluarga dan memperkuat ikatan emosional
antara anggota keluarga. Beberapa tujuan konseling keluarga yang lebih spesifik meliputi:
1.Meningkatkan komunikasi: Konseling keluarga bertujuan untuk meningkatkan
komunikasi yang efektif antara anggota keluarga, sehingga anggota keluarga dapat saling
mendukung dan memahami satu sama lain.
2.Memperbaiki hubungan: Konseling keluarga bertujuan untuk memperbaiki hubungan
antara anggota keluarga yang rusak, sehingga tercipta suasana harmonis dalam keluarga.
3.Meningkatkan keterampilan pengasuhan: Konseling keluarga bertujuan untuk
membantu orang tua dalam mengembangkan keterampilan pengasuhan yang baik dan
memperbaiki pola pengasuhan yang tidak sehat.
4.Menyelesaikan masalah keluarga: Konseling keluarga bertujuan untuk membantu
keluarga dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah keluarga yang muncul, seperti
konflik antaranggota keluarga, masalah komunikasi, dan masalah pengasuhan anak.
5.Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga: Konseling keluarga bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan, sehingga setiap
anggota keluarga merasa dihargai dan dicintai.

Secara keseluruhan, tujuan konseling keluarga adalah membantu keluarga dalam mencapai
kesehatan dan kebahagiaan yang lebih baik dengan memperkuat ikatan emosional antara anggota
keluarga dan meningkatkan keterampilan dalam mengatasi masalah dan konflik dalam keluarga.

10
E.TEORI KONSELING KELUARGA

Beberapa teori konseling keluarga yang populer adalah:

1.Teori Sistem Keluarga: Teori ini menganggap keluarga sebagai suatu sistem, di mana setiap
anggota keluarga saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Teori ini menekankan
pentingnya memahami dinamika keluarga dan pola interaksi antar anggota keluarga dalam
mengatasi masalah keluarga.

2.Teori Komunikasi Keluarga: Teori ini menekankan pentingnya komunikasi dalam keluarga,
sehingga keluarga dapat saling mendukung dan memahami satu sama lain. Teori ini juga
memperhatikan jenis dan kualitas komunikasi dalam keluarga, dan bagaimana komunikasi yang
buruk dapat menyebabkan masalah dalam keluarga.

3.Teori Perkembangan Keluarga: Teori ini mengacu pada tahapan-tahapan perkembangan


keluarga, dari pasangan yang baru menikah hingga keluarga dengan anak dewasa. Teori ini
menekankan bahwa setiap tahap perkembangan keluarga memiliki tantangan dan masalah yang
berbeda, dan bagaimana keluarga dapat mengatasi tantangan ini untuk memperkuat hubungan
dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

4.Teori Ekologi Keluarga: Teori ini memperhatikan konteks ekologi keluarga, seperti lingkungan
fisik, budaya, dan sosial. Teori ini menekankan bahwa keluarga tidak dapat dipahami secara
terpisah dari konteks sosial dan budaya yang lebih luas, dan bagaimana faktor-faktor ekologi
dapat memengaruhi keluarga dan hubungan antar anggota keluarga.

5.Teori Resiliensi Keluarga: Teori ini menekankan pada kekuatan dan kemampuan keluarga
dalam mengatasi masalah dan konflik, dan bagaimana keluarga dapat berkembang secara positif
melalui pengalaman krisis dan tantangan.

Setiap teori konseling keluarga menawarkan pandangan yang berbeda terhadap keluarga dan
masalah dalam keluarga, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi
konseling yang efektif.

11
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Konseling keluarga merupakan suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam
mencapai kondisi psikologis yang serasi atau seimbang sehingga semua anggotakeluarga bahagia
Ini berarti bahwa sebuah keluarga membutuhkan pendekatan yang beragam untuk menyelesaikan
masalah yang dialami oleh anggota keluarga .

Oleh karena itu, Virginia Satir mengembangkan teknik-teknik konseling keluarga yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggota keluarga dalam berkomunikasi dengan cara
yang sehat dan efektif.Beberapa teknik konseling keluarga yang dikembangkan oleh Virginia
Satir antara lain: Kontribusinya dalam pengembangan teori dan praktik konseling keluarga telah
mempengaruhi banyak praktisi konseling dan membantu banyak keluarga dalam memperbaiki
hubungan dan meningkatkan komunikasi mereka.

12
DAFTAR PUSTAKA

NurjamanZ. O. Konseling Keluarga[Online]Tersedia


http://zientanurjaman.wordpress.com/konseling/konseling-keluarga/ Februari 2014)

WillisS(2009)Konseling Keluarga (Family Counseling)Bandung: ALFABETA

https://eprints.umm.ac.id/46998/3/BAB%20II.pdf

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21808306089.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai