Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PENGGUNAAN TEKNIK STRUCTURAL FAMILY THERAPY”

MATA KULIAH : Konseling Keluarga

Dosen Pengampu : Fatmawati, M. Ed

Disusun Oleh :

Mahmudah (12040223902)

Mira Tri Utami (12040224280)

Tiara Gusti Edellina (12040226232)

JURUSAN BIMBINGAN KONSLING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT.Kami memuji, memohon pertolongan, memohon
ampunan dan bimbingan, serta bertaubat kepada-Nya.Kami berlindung kepada-Nya dari
keburukan diri kami dan kejelekan kami. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Baginda Rasul, Muhammad Saw yang telah diutus oleh Allah untuk membimbing dan
memberi petunjuk.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya kami membutuhkan dukungan dan saran dari
teman-teman semua agar kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“PENGGUNAAN TEKNIK STRUCTURAL FAMILY THERAPY”

Kami selaku pemakalah mohon maaf apabila sekiranya dalam penyampaian dan penulisan
masih terdapat kesalahan. Kami berharap teman-teman bersedia memberikan kritik dan saran
kepada kami agar kedepannya kami bisa lebih maksimal dalah pembuatan makalah. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang bersedia membaca isi dari
makalah kami.

Pekanbaru, 14 Oktober 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................

PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan................................................................................................

BAB II...........................................................................................................

PEMBAHASAN............................................................................................

A. Sejarah Penggunaan Teknik Structural Family Therapy...................


B. Pengertian Penggunaan Teknik Structural Family Therapy..............
C. Tahapan Penggunaan Teknik Family Therapy..................................
D. Prinsip Dasar Teknik Structural Family Therapy..............................
E. Teknik Structural Family Therapy....................................................

BAB III...........................................................................................................

PENUTUP.......................................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebuah keluarga adalah suatu sistem sosial yang alami, dimana seseorang
menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara mendiskusikan
pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan berbagai kegiatan dengan lebih
efektif. Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa keluarga adalah suati unit yang
berfungsi sesuai atau tidak sesuai menurut tingkat persepsi peran dan interaksi
diantara kinerja peran dari macam-macam anggota keluarga.
Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang,
memahami perilaku, perkembangan dan cara pemecahannya. Biasanya permasalahan
yang sering terjadi dalam keluarga berkaitan dengan masalah sosial ekonomi,
ketatnya persaingan hidup dan masalah psikologis yang berasal dari keluarga itu
sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah penggunaan teknik Structural Family Therapy.?
2. Jelaskan pengertian teknik Structural Family Therapy.?
3. Bagaimana tahapan penggunaan teknik Structural Family Therapy.?
4. Jelaskan prinsip dasar teknik Structural Family Therapy.?
5. Apa saja teknik Structural Famliy Therapy.?

C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui tujuan sejarah penggunaan teknik Structural Family Therapy.
2. Dapat mengetahui pengertian teknik Structural Family Therapy.
3. Dapat mengetahui tahapan penggunaan teknik Structural Family Therapy.
4. Dapat menegtahui prinsip dasar teknik Structural Family Therapy.
5. Dapat mengetahui teknik Structural Family Therapy.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Penggunaan Teknik Structural Family Therapy


Structural Family Therapy (SFT) dapat ditemukan asal usulnya jika kembali
melihat pada tahun 1960-an yang awalnya ketika Salvador Minuchin sedang
melakukan terapi, pelatihan, dan penelitian disekolah Wiltwyck for Boys di New
York. Beberapa fase dari hidup Minuchin dapat disebut sebagai titik awal
pembentukan Structural Family Therapy (SFT). Minuchin adalah seorang dokter yang
bertugas di angkatan darat israel. Ia menyelesaikan studi lanjut di bidang psikiatri di
New York dan bertugas puluhan tahun di Wiltwyck School. Penghuni Wiltwyck
terdiri dari gabungan anak laki-laki yang tidak teratur, memiliki multi-problem dan
berasal dari keluarga miskin. Oleh sebab itu pada tahun 1960 Minuchin mula
mengembangkan penggunaan teknik Structural Family Therapy (SFT) dan
mengajarkan kepada para psikolog, konselor dan psikiater untuk menangani masalah
keluarga.
Penggunaan teknik Structural Family Therapy (SFT) berbasis pada paradigma
ketiga, yaitu model organismik. Jika seorang individu bermasalah, maka masalahnya
bukan terletak dalam diri individu, melainkan dalam interaksi individu dengan
lingkungan sosial keluarganya. Ada dua orang tokoh dalam Structural Family
Therapy (SFT), yaitu Gregory Betson dan Salvador Minuchin. Betson dianggap
sebagai pendahulu Structural Family Therapy (SFT) dan ia berpendapat bahwa
interaksi khusus dalam keluarga dapat menjadi pemicu suatu gangguan psikologis.
Pittman dan Saputro berpendapat bahwa Salvador Minuchin adalah tokoh utama
yang mengembangkan Structural Family Therapy (SFT). Ia mengembangkan
Structural Family Therapy (SFT) sebagai wujud kepeduliannya untuk memahami
penderitaan individu dalam keluarga, masalah relasi antar individu dalam keluarganya
dan intervensi klinis secara sistematis dan natural di lingkungan keluarga.
Pada tahun 1970 penggunaan teknik Structural Family Therapy (SFT) menjadi
salah satu teknik terapi keluarga yang sangat berpengaruh dalam dunia psikologi dan
psikiatri serta dipraktikkan di berbagai negara termasuk indonesia. Keberadaan
Structural Family Therapy (SFT) semakin kokoh dan meyakinkan dunia psikiatri dan
psikologi klinis dengan diterbitkannya buku karya Salvador Minuchin yang berjudul
“Keluarga dan Terapi Keluarga” tahun 1974. Pada tahun 1978 Minuchin bersama
Baker menerbitkan buku “Keluarga-Keluarga Psikosomatis”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 52 orang remaja anorexia yang mengikuti Structural Family
Therapy (SFT) secara tuntas selama 2 s/d 7 tahun, sebanyak 86% menunjukkan fungsi
psikologis yang baik. Pada tahun 1980 Structural Family Therapy (SFT) ditetapkan
sebagai model terapi keluarga.

B. Pengertian Teknik Structural Family Therapy


Structural Family Therapy (SFT) adalah metode yang dikembangkan oleh
Salvador Minuchin yang menangani masalah-masalah dalam fungsi keluarga. Struktur
keluarga yang terdiri dari susunan yang mengatur transaksi diantara anggota keluarga.
Konteks kehidupan keluarga merupakan supra sistem yang terdiri dari keluarga besar,
tetangga lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal, dan lingkungan sekolah.
Structural Family Therapy (SFT) adalah subset dalam terapi keluarga yang
memperlakukan seluruh keluarga sebagai satu unit, dan bekerja untuk menciptakan
perilaku, dinamika, pola, dan hierarki yang lebih sehat, lebih efektif dalam sebuah
keluarga.
Structural Family Therapy berjuang untuk masuk, atau bergabung dengan sistem
keluarga dalam terapi untuk memahami aturan-aturan tak terlihat yang mengatur
fungsinya, memetakan hubungan antara anggota keluarga atau antara subset dari
keluarga dan akhirnya mengganggu hubungan disfungsional dalam keluarga.
Meskipun ada banyak jenis terapi keluarga, Structural Family Therapy (SFT)
adalah teknik yang paling populer, melalui penggunaan basis seluruh keluarga,
daripada mencoba untuk mencari tahu masalah individu terlebih dahulu, kemudian
bergerak maju dengan terapi kelompok. Structural Family Therapy (SFT) paling
umum digunakan dengan keluarga beresiko seperti, keluarga campuran, dan keluarga
orang tua tunggal.

C. Tahapan Penggunaan Teknik Structural Family Therapy


1. Pengembangan Rapport, merupakan suasana hubungan konseling yang akrab,
jujur, saling percaya sehingga menimbulkan keterbukaan. Upaya pengembangan
rapport ini ditentukan oleh aspek-aspek diri konselor yakni kontak mata, perilaku
nonverbal, dan bahasa lisan atau verbal yang baik.
2. Pengembangan apresiasi emosional, dimana munculnya kemampuan untuk
menghargai perasaan masing-masing anggota keluarga, dan keinginan mereka
agar masalah yang mereka hadapi dapat terselesaikan.
3. Pengembangan alternatif modus perilaku, dalam tahap ini baik konseli maupun
anggota keluarga mengembangkan dan melatihkan perilaku-perilaku baru yang
disepakati berdasarkan hasil diskusi dalam konseling.
4. Fase membina hubungan konseling, adanya acceptance, unconditional positive
regard, understanding, genuine, empathy memperlancar tindakan pasitif.

D. Prinsip Dasar Teknik Structural Family Therapy


Ada tiga prinsip utama dalam teori system, yaitu penyebab sirkular,
ekuipotensialitas dan komplementer. Penyebab sirkular mengatakan bahwa satu
pemicu masalah akan menimbulkan masalah pertama dan masalah pertama akan
menimbulkan masalah kedua, begitupun seterusnya. Ekuipotensialitas mengatakan
bahwa setiap bagian dari suatu system akan mempengaruhi bagian yang lainnya.
Komplementer adalah setiap tingkah laku akan melengkapi tingkah laku yang lain.
Prinsip pertama ialah mengubah system interaksi dalam keluarga, sebab yang
menjadi sumber masalah adalah interaksi antar anggota keluarga. Ketika system
interaksi antar anggota dalam keluarga berubah, maka posisi atau kedudukan anggota
keluarga akan ikut menyesuaikan diri dan mengalami perubahan juga.
Prinsip kedua ialah keseimbangan yang mengatakan bahwa suatu system secara
perlahan-lahan akan mengalami perubahan dan berubah menjadi lebih rumit,
kemudian akan kembali menjadi stabil secara perlahan-lahan pula.
Prinsip ketiga ialah pentingnya konteks masa kini. Sosial konteks keluarga dapat
meliputi keluarga inti, keluarga yang diperluas (extended family), teman-teman,
lingkungan sekolah, maupun lingkungan fisik yang berinteraksi dengan klien dan
keluarganya. Konteks masa kini menunjuk pada diri (self) klien, yaitu menunjuk pada
ekspresi karakteristik diri klien sekarang bukan perilaku dan emosi yang
diekspresikan pada masa lalu dan dipengaruhi oleh faktor genetik biologis.
Prinsip keempat ialah setiap keluarga memiliki struktur. Menurut Minuchin,
structural keluarga adalah tuntutan dan fungsi yang dijalankan oleh setiap anggota
keluarga dalam berinteraksi. Struktur ini tampak samar-samar, bahkan tidak terlihat
ketika keluarga dalam keadaan seimbang. Struktur ini menjadi nyata apabila timbul
gejolak dan masalah dalam keluarga.

E. Teknik Structural Family Therapy


1. Boundary-making
Adalah teknik structural, dimana fungsi psikologis dan fisik diberi jarak dalam
sistem terapi keluarga yang kepentingannya sebagai proses diferensiasi.
Tujuannya adalah mengurangi keterlibatan “overinvolvement” dalam sistem
keluarga dengan kontruksi yang baru dan batas fungsional antara sub sitem
keluarga.
2. Joining
Adalah seperangkat teknik dimana seorang terapis mencoba masuk dalam
sistem keluarga dan menyusun tipe hubungan dengan keluarga. Memposisikan diri
dalam keluarga mengizinkan terapis untuk merubah transaksi disfungsional
keluarga, dan mereduksi konflik dan tekanan.
3. Tracking
Dihubungkan dengan kehati-hatian terapis, serta keseriusan terapis pada saat
mendengar dialog yang terjadi dalam keluarga, baik menyangkut tingkah laku
dalam ibadah, dan komunikasi. Tracking memberikan informasi tentang interaksi
yang terjadi dalam keluarga, struktur, peran, proses, dan konteks masalah.
4. Mimesis
Adalah adopsi tentang gaya komunikasi keluarga, akibat dari humor, cara
berbicara, tempo dan tingkatan manusia, usaha ini dilakukan untuk
mengakomodasikan sekaligus kerjasama dengan keluarga.
5. Family mapping
Menggambarkan struktur disfungsional keluarga.
6. Actualization
Dihubungkan dengan proses pembuatan atau memainkan kembali pola
transaksi keluarga secara terpisah dalam beberapa sesi.
7. Intensity
Teknik ini mencoba mencari tema-tema penting dalam keluarga atau
penekanannya pada sebuah harapan yang pada akhirnya sebagai modifikasi dari
interaksi keluarga.
8. Unbalancing
Teknik ini mencoba untuk memecahkan konflik yang buntu dan disfungsi
hirarki antara anggoya keluarga dalam sebuah subsistem.
9. Reframing or Relabing
Teknik ini digunakan oleh terapis structural, strategis, dan teknik keluarga
behavioral. Dalam teknik reframing, terapis merubah informasi yang dihadirkan
oleh keluarga untuk menerima sesuatu yang baru dan makna yang lebih
membantu.
10. Use of Cognitif Contructions
Teknik ini dihubungkan dengan providing keluraga dengan gambaran
alternatif sebagai bagian dari pengalaman mereka.
BAB III

PEMUTUP
A. Kesimpulan
Structural Family Therapy (SFT) dapat ditemukan asal usulnya jika kembali
melihat pada tahun 1960-an yang awalnya ketika Salvador Minuchin sedang
melakukan terapi, pelatihan, dan penelitian disekolah Wiltwyck for Boys di New
York. Beberapa fase dari hidup Minuchin dapat disebut sebagai titik awal
pembentukan Structural Family Therapy (SFT).
Penggunaan teknik Structural Family Therapy (SFT) berbasis pada paradigma
ketiga, yaitu model organismik. Jika seorang individu bermasalah, maka masalahnya
bukan terletak dalam diri individu, melainkan dalam interaksi individu dengan
lingkungan sosial keluarganya. Ada dua orang tokoh dalam Structural Family
Therapy (SFT), yaitu Gregory Betson dan Salvador Minuchin.
Pada tahun 1970 penggunaan teknik Structural Family Therapy (SFT) menjadi
salah satu teknik terapi keluarga yang sangat berpengaruh dalam dunia psikologi dan
psikiatri serta dipraktikkan di berbagai negara termasuk indonesia.
Structural Family Therapy (SFT) adalah subset dalam terapi keluarga yang
memperlakukan seluruh keluarga sebagai satu unit, dan bekerja untuk menciptakan
perilaku, dinamika, pola, dan hierarki yang lebih sehat, lebih efektif dalam sebuah
keluarga.
Tahapan penggunaan teknik Structural Family Therapy :
1. Pengembangan rapport.
2. Pengembangan apresiasi emosional.
3. Pengembangan alternatif modus perilaku.
4. Fase membina hubungan konseling.
Prinsip pertama ialah mengubah system interaksi dalam keluarga, sebab yang
menjadi sumber masalah adalah interaksi antar anggota keluarga.
Prinsip kedua ialah keseimbangan yang mengatakan bahwa suatu system secara
perlahan-lahan akan mengalami perubahan dan berubah menjadi lebih rumit,
kemudian akan kembali menjadi stabil secara perlahan-lahan pula.
Prinsip ketiga ialah pentingnya konteks masa kini. Sosial konteks keluarga dapat
meliputi keluarga inti, keluarga yang diperluas (extended family), teman-teman,
lingkungan sekolah, maupun lingkungan fisik yang berinteraksi dengan klien dan
keluarganya.
Prinsip keempat ialah setiap keluarga memiliki struktur. Menurut Minuchin,
structural keluarga adalah tuntutan dan fungsi yang dijalankan oleh setiap anggota
keluarga dalam berinteraksi.
Teknik Structural Family Therapy:
1. Boundary-making
2. Joining
3. Tracking
4. Mimesis
5. Family mapping
6. Actualization
7. Intensity
8. Unbalancing
9. Reframing or Relabing
10. Use of Cognitif Contructions
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan teman-teman dapat
memberikan kritik dan sarannya terhadap hasil penulisan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/441636013/makalah-bk-keluarga-3

https://muhammadslamet01.wordpress.com/2015/02/28/struktural-terapi-
keluarga-sft/

https://id.lifehackk.com/what-is-structural-family-therapy

Anda mungkin juga menyukai