Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Model dan Teori Bimbingan dan Konseling Keluarga :


Strategic Family Therapy
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah : bimbingan dan Konseling keluarga
Dosen Pengampu : Tiara Agustine, S.Pd., M.Ed.St

Disusun oleh :

Candra Dwi Gustiana (20010008)


Mardliyah Azda Putri Basyari (20010250)
Muhammad Fajar ZaelanI (20010154)
Indriawati Lailatul Khoeriah (20010199)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI
2023
Daftar Isi

A. Pengertian Strategic Family Therapy.................................................................................

B. Manfaat dan Tujuan Strategic Family Therapy..................................................................

C. Teknik strategic family therapy..........................................................................................

D. Teknik Tambahan...............................................................................................................

E. Peran Konselor....................................................................................................................

F. Kelebihan dan Keterbatasan Strategic Family Therapy.....................................................

G. Kesimpulan.........................................................................................................................

2
A. Pengertian Strategic Family Therapy

Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan


seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara
pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan
tidak memerlukan orang lain, konselor keluarga mengusahakan supaya
keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan
yang lain berbeda (Almasitoh, 2012). Intervensi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pola komunikasi dalam keluarga adalah strategic family
therapy.

Strategic family therapy adalah pengobatan terapi keluarga jangka


pendek yang sering digunakan untuk keluarga dengan anak-anak atau remaja
yang berurusan dengan masalah perilaku. Jenis terapi ini berusaha
mengidentifikasi dan mengubah pola interaksi struktural yang membentuk
lingkungan keluarga. Dengan menangani perilaku dan interaksi keluarga yang
berkontribusi pada perilaku bermasalah, pendekatan ini membantu keluarga
berfungsi lebih baik sehingga anak dapat mengatasi masalah yang mereka
alami.

Strategic family therapy dirumuskan sebagai model yang


menggabungkan teknik terapi keluarga struktural dan strategis untuk
mengatasi sistemik/ relasional (terutama keluarga) dalam interaksi yang
berkaitan dengan masalah perilaku remaja yang salah (Szapocznik et
al.,2012). Strategic family therapy berdasarkan konsep Cybernatics yaitu
studi yang mempelari bagaimana sistem pemrosesan informasi
dikarenakannya ada umpan balik (feedback). Studi ini berasumsi bahwa jika
terjadi perilaku psikotik pada salah satu anggota keluarga akan masuk akal
ketika keluarga memiliki komunikasi yang patologis pula. Menurut Jay Haley
& Cloe Madanes (2016) keluarga bermasalah akibat dinamika dan struktur
keluarga yang disfungsional. Perilaku yang bermasalah merupakan usaha
individu untuk mencapai kekuasaaan dan rasa aman (Olson & Blair, 2007).
Strategic family therapy memberikan keluarga dengan cara mengurangi faktor

3
risiko individu dan keluarga melalui intervensi terfokus yang meningkatkan
hubungan keluarga bermasalah dan strategi keterampilan untuk membangun
dan memperkuat hubungan keluarga. Salah satu target intervensi adalah
hubungan keluarga yang bermasalah

B. Manfaat dan Tujuan Strategic Family Therapy

Strategic family therapy dapat bermanfaat bagi keluarga dalam


berbagai cara. Beberapa manfaat utama dari jenis terapi ini adalah:

- Meningkatkan komunikasi antar anggota keluarga


- Membantu membentuk, memperkuat, atau menegakkan batasan yang sehat
- Meningkatkan pola asuh yang positif
- Memperkuat keterampilan resolusi konflik
- Membangun kekompakan keluarga

Dasar dari strategic family therapy adalah bagaimana keluarga


berfungsi dan berinteraksi memainkan peran penting dalam gejala anak.
Dengan mengubah fungsi keluarga, perawatan ini mengurangi faktor risiko
yang berkontribusi terhadap masalah perilaku dan membantu melindungi
anak-anak dari masalah yang mungkin timbul di masa mendatang.

Fleksibilitas adalah manfaat penting lainnya dari strategic family


therapy. Karena dapat disesuaikan, dapat digunakan dalam berbagai situasi
keluarga termasuk rumah tangga dengan orang tua tunggal, rumah tangga
multigenerasi, dan keluarga tiri.

Tujuan dari strategic family therapy adalah meningkatkan dan


menciptakan pola komunikasi yang baik dalam keluarga sehingga keluarga
dapat bekerja sama mendorong untuk menciptakan keluarga agar berfungsi
lebih baik (Santisteban etal., 2003). Karena perubahan yang dibawa dalam
pola interaksi keluarga, perubahan-perubahan dalam fungsi keluarga lebih
mungkin untuk bertahan setelah pengobatan berakhir, karena beberapa
anggota keluarga telah mengubah cara mereka berperilaku satu sama lain
(Szapocznik et al.,2012).

4
C. Teknik strategic family therapy

Strategic Family Therapy disesuaikan dengan situasi dan struktur unik


setiap keluarga. Di bawah ini adalah beberapa teknik yang dapat digunakan
oleh konselor keluarga strategis saat mereka bekerja dengan keluarga.

a. Joining/Bergabung

Langkah pertama melibatkan menciptakan aliansi terapeutik


dengan keluarga. Hubungan ini melibatkan saling menghormati dan
pertimbangan.

Joining/Bergabung adalah sikap terapeutik yang memungkinkan


konselor memasuki sistem keluarga, menunjukkan kepada keluarga bahwa
konselor ada di pihak mereka, dan memberi kesempatan kepada anggota
keluarga untuk mencari dan memulai perubahan.

b. Tracking and Diagnosing/Melacak dan Mendiagnosis

Setelah hubungan terapeutik terjalin, konselor kemudian akan


bekerja untuk mempelajari lebih lanjut tentang pola dan masalah perilaku
keluarga. Dengan demikian, mereka dapat mengidentifikasi kekuatan dan
pola interaksi maladaptif yang akan memungkinkan mereka
mengembangkan rencana perawatan.

c. Restrukturisasi

Restrukturisasi melibatkan berbagai teknik yang dirancang untuk


mendukung keluarga dalam mengubah cara mereka merespons satu sama
lain. Beberapa intervensi yang dapat digunakan konselor SFT meliputi:

- Memberlakukan pola transaksional: Meminta anggota keluarga


memerankan pola satu sama lain, tanpa menjelaskan atau
mengungkapkannya secara verbal

5
- Menciptakan kembali saluran komunikasi: Membuat anggota keluarga
berbicara langsung satu sama lain — bukan tentang satu sama lain
dengan konselor atau anggota keluarga lainnya
- Memanipulasi ruang: Memperhatikan siapa yang duduk di mana
dalam sesi dan memindahkannya
- Meningkatnya stres: Meningkatkan pengalaman stres keluarga, untuk
melihat bagaimana mereka mengelolanya dan membantu mereka
mempraktekkan strategi koping yang lebih efektif.
- Menetapkan tugas: Mengubah dan mempraktikkan pola komunikasi
yang berbeda, seperti memberikan pekerjaan rumah kepada keluarga
untuk mengubah cara duduk mereka saat makan malam
- Membingkai ulang: Membantu keluarga mengubah definisi masalah
dengan hormat dan jujur
- Ketidakseimbangan: Konselor secara singkat bergabung dengan
subkelompok atau individu dalam keluarga dan menggunakan otoritas
mereka untuk mengubah dinamika relasional

Tujuan restrukturisasi adalah untuk membantu praktik dan


mendukung interaksi yang lebih produktif dan konstruktif yang
mendorong perubahan.

D. Teknik Tambahan

Beberapa teknik tambahan SFT meliputi:

a. Arahan/Directive : konselor memberikan instruksi langsung tentang apa


yang harus diubah dan bagaimana caranya. Konselor membimbing peserta
intervensi untuk menciptakan perilaku yang berbeda dari sebelum
intervensi, sehingga memperoleh pengalaman subjektif yang berbeda. Di
sesi ini pula peserta intervensi diberikan penugasan untuk melakukan hal-
hal yang sesuai dengan hasil diskusi sebelumnya. Semakin jelas rumusan
masalah dan tujuan terapi, semakin mudah untuk merancang dan
mengimplementasikan arahan. konselor campur tangan untuk mengubah
struktur keluarga disfungsional dengan menetapkan pekerjaan atau tugas

6
angota keluarga. Direktif mungkin sederhana, yang melibatkan satu atau
dua orang, atau kompleks, yang melibatkan seluruh keluarga.
b. Perubahan terselubung : Konselor memberikan saran yang lebih halus atau
umpan balik tidak langsung untuk mendorong perubahan dalam sesi
keluarga (seperti memuji perilaku yang diinginkan atau mengabaikan
perilaku yang tidak diinginkan).
c. Teknik pura-pura/pembalikan : Keluarga didorong untuk bertindak
"seolah-olah"—atau membayangkan rangkaian keadaan lain untuk
bertindak berbeda dari biasanya.
d. Berhipotesis : Keluarga didorong untuk mengajukan pertanyaan "Apa
yang akan terjadi jika...?"
e. Pertanyaan melingkar : Konselor mengajukan pertanyaan yang sama
kepada banyak anggota keluarga untuk mengilustrasikan berbagai
perspektif dari masalah atau masalah yang sama.

E. Peran Konselor

Konselor akan berperan aktif dalam merencanakan strategi dan


mengarahkan jalannya terapi, terlibat langsung dalam mencapai tujuannya
untuk mengurangi dan menghilangkan permasalahan-permasalahan yang ada
dalam keluarga atau perilaku yang tampak (Goldenberg, 2008).

Dalam praktiknya, konselor memiliki prosedur Strategic family


therapy tersendiri sebagai berikut:

1. Social stage yaitu menghadirkan seluruh anggota keluarga dimana setiap


keluarga diminta untuk memberikan pendapat yang dihadapi. Konselor
menciptakan suasana yang nyaman dimana tidak ada aksi balas dendam
dan mengintimidasi.
2. The problem stage yaitu menjelaskan kepada keluarga alasan kenapa
mereka harus hadir, memberikan kesempatan kepada masing-masing
keluarga untuk berbicara dimulai pada anggota keluarga yang netral yaitu
suami.
3. The interaction stage yaitu meminta komentar dari setiap anggota keluarga
yang hadir kemudian meminta keluarga untuk membicarakan masalah

7
bersama-sama
4. Defining desired changes yaitu konselor menyampaikan permasalahannya
apa, setelah semua anggota keluarga mengetahui permasalahan yang
terjadi. Kemudian konselor menanyakan perubahan seperti apa yang
diharapkan.
5. Ending the interview, yaitu setelah dicapai kesepakatan bersama mengenai
definisi masalah kemudian melanjutkan pada sesi pertemuan selanjutnya
pemberian tugas.
6. Directive directive yaitu menciptakan perilaku berbeda yang selama ini
tidak pernah dilakukan sehingga memperoleh pengalaman subjektif yang
berbeda.
7. Reframing yaitu bahwa apa yang dilakukan anggota keluarga dengan
interpretasi negatif dan di-refrom dengan interpretasi positif.
8. Evaluasi.

F. Kelebihan dan Keterbatasan Strategic Family Therapy

Beberapa kelebihan dari terapi ini adalah:

- Terapi ini dapat membantu keluarga mengatasi masalah komunikasi,


konflik, perilaku buruk anak, dan masalah lainnya.
- Terapi ini bersifat singkat dan terfokus pada solusi.
- Terapi ini melibatkan seluruh anggota keluarga dalam proses terapi.
- Terapi ini dapat meningkatkan hubungan antar anggota keluarga dan
kesejahteraan keluarga.

Beberapa keterbatasan dari terapi ini adalah:

- Terapi ini membutuhkan kerja sama dan keterbukaan dari seluruh


anggota keluarga.
- Terapi ini mungkin tidak cocok untuk keluarga yang mengalami
kekerasan, penyalahgunaan zat, atau gangguan psikologis berat.
- Terapi ini mungkin tidak memperhatikan faktor-faktor sosial, budaya,
atau agama yang mempengaruhi dinamika keluarga.

G. Kesimpulan

8
Strategic family therapy merupakan pendekatan terapi keluarga yang dapat
memberikan manfaat dalam meningkatkan komunikasi antar anggota keluarga,
membentuk batasan yang sehat, meningkatkan pola asuh positif, memperkuat
keterampilan resolusi konflik, dan membangun kekompakan keluarga. Terapi ini
juga memiliki fleksibilitas yang memungkinkannya digunakan dalam berbagai
situasi keluarga. Tujuan dari strategic family therapy adalah untuk meningkatkan
pola komunikasi dalam keluarga sehingga keluarga dapat berfungsi lebih baik,
dan perubahan yang terjadi dalam interaksi keluarga memiliki potensi untuk
bertahan setelah pengobatan selesai.

Daftar Pustaka

Goldenberg, I., (2008). Family therapy (an overvierw, seventh Edition).


USAlThomson Brooks/Cole

Olson & Blair, R,. (2007). Strategic family therapy for dysfunction Parent.
Academic Forum.

9
Santisteban, D.A., Coatsworth, J.D., Perez-Vidal, A., Kurtines, W.M., Schwartz,
S.J., & LaPerriere, A., et al. (2003). The efficacy of brief
strategic/structural family therapy in modifying behavior problems and an
exploration of the mediating role that family functioning plays in behavior
change. Journal of Family Psychology, 17, 121– 133.

Szapocznik J, Seth J. Schwartz, Joan A. Muir, & C. Hendricks B. (2012). Brief


Strategic Family Therapy: An Intervention to Reduce Adolescent Risk
Behavior.Couple and Family Psychology: Research and Practice,
American Psychological Association 1, (2), 134 –145

10

Anda mungkin juga menyukai