Anda di halaman 1dari 58

PEMBERDAYAAN

KELUARGA,TERAPI KELUARGA
& TERAPI KOMPLEMENTER

Luluk Fauziyah J, S.Kep.,Ns


PEMBERDAYAAN KELUARGA
 Pemberdayaan merupakan proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi transformatif kepada keluarga
 Pemberdayaan merupakan upaya mobilisasi
keluarga mampu berperan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan strategis, juga merupakan
upaya fasilitas agar keluarga mengenal masalah
yang dihadapi, memecahkan masalah dan
memanfaatkan potensi keluarga sesuai kebutuhan
( Hitchock, schubert dan Thomas,1999)
Fokus Pemberdayaan
 Promosi Kesehatan
 Preventif
 Rehabilitatif
Faktor yang mempengaruhi
1. Lingkungan
2. Kelompok yang dajak kerja sama
3. Situasi sosial politik
4. Pengalaman keluarga
5. Sumber daya manusia yang terampil
6. Sumber dana
Strategi Pemberdayaan
1. Menumbuhkembangkan potensi yang ada dalam
keluarga seoptimal mungkin
2. Berprinsip meningkatkan kontribusi keluarga
3. Mengembangkan kegiatan keluarga melalui
fasilitas
4. Memotivasi dengan memperkuat sumber daya
keluarga
5. Memanfaatkan potensi yang ada
TERAPI KELUARGA
Pengertian
 Suatu metode terapi dimana anggota keluarga memperoleh
pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan
komunikasi, dan meningkatkan fungsi dari setiap individu
dalam keluarga.

 Terapi keluarga menghadirkan suatu bentuk intervensi yang


mana anggota keluarga dibantu untuk mengidentifikasi dan
merubah masalah maladaptif, menjadi lebih sehat.

 Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada


keluarga secara keseluruhan.
Prinsip Terapi Keluarga
Terapi keluarga mempunyai 2 prinsip:
 Konsep keluarga sebagai sistem perilaku dengan

sifat yang unik dengan keseluruhan karakteristik


individu dari semua anggota
 Diasumsikan bahwa hubungan dekat tercipta

karena cara keluarga berfungsi sebagai kelompok


dan adaptasi emosional dari anggotanya
Tujuan Terapi Keluarga

1. meningkatkan keterampilan interpersonal dan


perilaku
2. mengembangkan komunikasi secara terbuka
3. meningkatkan fungsi keluarga secara optimal
4. memfasilitasi perubahan positif dalam keluarga.
Indikasi Terapi Keluarga
 Masalah yang muncul seperti konflik perkawinan, konflik
sibling, konflik antar generasi
 Berbagai tipe kesulitan dan konflik muncul di antara individu
dan anggota keluarga
 Keluarga mengalami masa transisi, misalnya keluarga baru
menikah, kelahiran anak pertama, remaja
 Terapi individu yang perlu melibatkan anggota keluarga yang
lain
 Tidak ada perkembangan yang muncul dengan psikoterapi
individu yang adekuat
 Individu dalam terapi tidak mampu menggunakan terapi individu
untuk menyelesaikan masalah
PENDEKATAN TERAPI KELUARGA

Banyak teori-teori yang digunakan dalam


pendekatan terhadap terapi keluarga. Pendekatan
atau kerangka kerja ini meliputi : Cognitive
behavioral, Family system, Experimental,
Humanistic, Integrative, Brief therapy, systemic,
narratif, psychodinamic, psychoanalytical,
psychoeducational, solution-focused, strategic,
structural, transgenerational, development, gender,
organozational, cultural, functional, conflict, dan
ecological.
Tahap Terapi Keluarga
1. Initial interview
 Terapis membuat kontrak pertemuan dengan keluarga

dan mengumpulkan data.


 Selama tahap ini terapis memfasilitasi proses

penentuan masalah yang diidentifikasi oleh keluarga.


 Proses ini meliputi :

a. Engagement stage : pertemuan keluarga dan

menjelaskan apa yang mereka inginkan


b. Assessment stage : identifikasi masalah yang

menjadi perhatian keluarga


Tahap Terapi Keluarga
c. Exploration stage : terapis dan keluarga
mengeksplorasi masalah lain yang berkaitan
dengan masalah utama
d. Goal-setting stage : terapis mensistesis semua
informasi, dan anggota keluarga menetapkan apa
yang ingin mereka ubah
e. Termination stage : akhir fase initial review,
menetapkan kontrak untuk pertemuan berikutnya
dan siapa saja anggota keluarga yang harus hadir
dalam pertemuan tersebut.
Tahap Terapi Keluarga
2. Fase Kerja
 Tujuan dari fase ini adalah untuk membantu

keluarga menerima dan menyesuaikan diri


dengan perubahan.
 Selama fase ini terapis mengidentifikasi

kekuatan dan permasalahan keluarga. Kekuatan


keluarga berguna dalam membantu keluarga
untuk tetap stabil
 Biasanya setiap sesi dilakukan 1xseminggu

dengan waktu lebih kurang 1 jam.


Tahap Terapi Keluarga
12 kekuatan yang dimiliki oleh keluarga, yaitu;
1. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, dan spiritual dari

setiap anggota keluarga


2. Kemampuan untuk menjadi sensitif terhadap kebutuhan anggota keluarga

3. Kemampuan untuk mengkomunikasikan perasaan, emosi, keyakinan, dan

nilai-nilai yang efektif


4. Kemampuan untuk memberikan dukungan, keamanan, dan dorongan

untuk meningkatkan kreatifitas serta kemandirian


5. Kemampuan untuk memulai dan mempertahankan pertumbuhan

hubungan yang produktif dengan dan tanpa sistem keluarga


6. Kapasitas untuk mempertahankan dan menciptakan komunitas hubungan

yang konstruktif dan penuh tanggung jawab dengan tetangga, sekolah,


kota dan pemerintahan lokal atau pusat.
Tahap Terapi Keluarga
7. Kemampuan untuk tumbuh dengan dan melalui anak
8. Kemampuan untuk membantu diri sendiri dan kemampuan
untuk menerima bantuan yang sesuai
9. Kemampuan untuk menampilkan peran keluarga yang fleksibel
10. Kemampuan untuk memperlihatkan rasa hormat yang
menguntungkan untuk individual dan kemandirian bagi setiap
anggota keluarga
11. Kemampuan untuk menggunakan sebuah krisis sebagai makna
untuk berubah
12. Kemampuan untuk memiliki perhatian pada unit keluarga dan
setia, serta untuk kerjasama antar anggota keluarga.
Tahap Terapi Keluarga
3. Fase Terminasi
 Kadang terminasi dapat terjadi sebelum waktunya.

Hal ini biasanya terjadi jika keluarga merasa


perubahan yang terjadi mengancam fungsi keluarga
yang sudah ada.
 Pada keadaan ini terapis harus melakukan review

masalah yang telah teridentifikasi dengan keluarga


dan menegoisasikan kembali kontrak dan jumlah sesi-
sesi keluarga.
 Jika keluarga sudah mencapai tujuan dan masalah

sudah terselesaikan, maka terminasi harus dilakukan


TERAPI MODALITAS
KEPERAWATAN KOMUNITAS
 Keperawatan modalitas, merupakan keyakinan
bahwa individu adalah pusat penyembuhan
mereka sendiri.
 Perawat harus mempunyai kemampuan atau
kompetensi yang lebih, dari sekedar merawat,
yaitu pelayanan keperawatan alternatif-
komplementer (Mayer, 1971; CNPS, 2004;
Nova, 2005).
Inner Power
20
 Keperawatan modalitas, merupakan tindakan
lebih mengutamakan pada pemberayaan klien
(inner power) dan ini yang harus lebih di
tingkatkan oleh perawat.
 Perkembangan terapi komplementer (gabungan
nursing unconventional dengan modern) saat ini
menjadi sorotan banyak negara.

Estimasi di AS pengguna terapi alternatif 627 juta


orang dan yg menggunjungi paktek konvensional 386
juta orang (Smith, Duell, Martin, 2004)
Data peningkatan dari th 91 (33%) dan th 97 42% di
AS yg menggunakan terapi komplementer (Eisenberg,
1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002).
03/20/2024
TERAPI MODALITAS
 Adalah berbagai pendekatan penanganan
klien khususnya klien gangguan jiwa yang
bervariasi, yang bertujuan untuk mengubah
perilaku klien dengan perilaku mal
adaptifnya menjadi perilaku yang adaptif
Terapi Modalitas
( Perko & Kreigh, 1988)
 Suatu tehnik terapi dengan menggunakan pendekatan
secara spesifik
 Suatu sistem erapi psikis yang keberhasilannya sangat
tergantung pada adanya komunikasi atau perilaku
timbal balik antara pasien dan terapis
 Terapi yang diberikan dalam upaya mengubah
perilaku mal adaptif menjadi perilaku adaptif
PRINSIP PELAKSANAAN
 Perawat sebagai
terapis
mendasarkan
potensi yang
dimiliki pasien
sebagai titik tolak
terapi atau
penyembuhan
DASAR PEMBERIAN TERAPI MODALITAS
( Azas Psikodinamika dan Psikososial )
 Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian
atau perilaku manusia
 Tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan dan
dibina ke arah kondisi yang mengandung
reaksi( respon yang baru )
 Tingkah laku manusia selalu mengindahkan ada atau
tidak adanya faktor-faktor yang sifatnya
menimbulkan tekanan sosial pada individu sehingga
reaksi indv tersebut dapat diprediksi ( reward dan
punishment )
Lanjutan….
 Sikap dan tekanan sosial dalam kelompok sangat
penting dalam menunjuang dan menghambat perilaku
individu dalam kelompok sosial
 Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik
mental emosional dan sosial ke arah keutuhan pribadi
yang dilakukan secara holistik
JENIS TERAPI MODALITAS
 Terapi individual
 Terapi lingkungan ( milleau terapi )
 Terapi Biologi atau terapi somatic
 Terapi kognitif
 Terapi keluarga
 Terapi kelompok
 Terapi Perilaku
 Terapi bermain
TERAPI INDIVIDUAL
 Hubungan terstruktur yang dijalin antara perawat –
klien uutuk merubah klien
 Untuk mengembangkan pendekatan unik
penyelesaian konflik, meredakan penderitaan
emosional, mengembangkan cara yang cocok untuk
memenuhi kebutuhan
 Melalui 3 fase yang overlap ( oerientasi, kerja dan
terminasi )
TERAPI LINGKUNGAN
 Perawat menggunakan semua lingkungan rumah
sakit dalam arti terapeutik
 Perawat memberi kesempatan tumbuh dan berubah
perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik
dalam aktivitas dan interaksi
 Memberi kesempatan dukungan, pengertian,
berkembang sebagai pribadi yang bertanggung
jawab .
Lanjutan ……
 Klien dipaparkan pada peraturan, harapan, tekanan
peer, dan interaksi sosial.
 Perawat mendorong komunikasi dan pembuatan
keputusan, meningkatkan harga diri, belajar
ketrampilan dan perilaku baru.
 Tujuan : memampukan klien dapat hidup di luar
lembaga yang diciptakan melalui belajar kompetensi
yang diperlukan untuk beralih dari rumah sakit ke
komunitas.
TERAPI BIOLOGIS
 Didasarkan pada model medikal : memandang
gangguan jiwa sebagai penyakit
 Tekanan: pengkajian spesifikbdan pengelompokan
gejala dalam sindroma spesifik.
 Perilaku abnormal akibat penyakit atau organisme
tertentu dan akibat perubahan ttt
 Jenisnya: medikasi psikoaktif, intervensi nutrisi,
fototerapi, ECT, bedah otak
Psikofarmaka
 Salah satu terapi
somatic gangguan jiwa
 Didasarkan pada model
medical dimana
gangguan jiwa
dipandang sebagai
penyakit
TERAPI KOGNITIF
 Strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang
mempengaruhi perasaan dan perilaku klien
 Proses : membantu mempertimbangkan stressor dan
mengidentifikasi pola pikir dan keyakinan yang
tidak akurat
 Fokus asuhan : reevaluasi ide, nilai, harapan dan
memulai menyusun perubahan kognitif
Tujuan Terapi Kognitif
 Mengembangkan pola pikir yang rasional
 Menggunakan pengetesan realita
 Membantu perilaku dengan pesan internal

Intervensi :
 Mengajar substitusi pikiran
 Penyelesaian masalah
 Memodifikasi percakapan diri negatif
Pelaksanaan terapi kognitif
 Mengajarkan untuk
mensudtitusikan pikiran
pasien, belajar
menyelesaikan masalah
dan memodifikasi
percakapan diri negatif.
TERAPI KELUARGA
 Seluruh keluarga disertakan sebagai unit
penanganan
 Semua masalah keluarga diidentifikasi dan
kontribusi dari masing-masing anggota terhadap
masalah yang dialami
 Terdiri 3 fase : Fase 1 ( perjanjian ), fase 2 ( kerja )
dan fase 3 ( terminasi )
 Tujuan : meningkatkan fungsi keluarga
Pelaksanaan terapi keluarga
 Keluarga
dipersiapkan juga
untuk memberikan
perawatan pasien
selama di rumah
Terapi kelompok
 Perawat berinteraksi dengan sekelompok klien
secara teratur
 Tujuan : meningkatkan kesadaran diri,
meningkatkan hubungan interpersonal, merubah
perilaku maladaptif
 Ada 3 tahap : tahap pemulaan, fase kerja dan tahap
terminasi
PELAKSANAAN TAK
Komunikasi terapeutik dalam
kelompok
TERAPI PERILAKU
 Premis : perilaku dipelajari, perilaku sehat dapat
dipelajari dan disubsitusi dari perilaku tidak sehat
 Tehnik dasar terapi perilaku :
1. Role model
2. Kondisioning operan
3. Disensitiasi sistematis
4. Pengendalian diri
5. Terapi aversi ( reflek kondisi )
TERAPI BERMAIN
 Premis : anak-anak akan berkomunikasi dengan
baik melalui permainan dari pada dengan
kemampuan verbal
 Perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan,
status emosional, hipotesa diagnostik, intervensi
terapeutik
PRINSIP TERAPI BERMAIN
 Terapis membina hubungan yang hangat
 Merefleksikan perasaan anak
 Mempercayai anak dapat menyelesaikan masalah
 Interpretasi perilaku anak
 Indikasi : anak depresi, anak cemas, anak abuse,
dewasa dengan stres pasca trauma.
Terapi mainan
Prinsip Terapi Bermain
 Mempercayakan
anak bahwa anak
dapat
menyelesaikan
masalahnya
TERAPI KOMPLEMENTER
Latar belakang
46
 Alasan klien yang menggunakan komplemeter dan atau
modalitas diantaranya adalah filosofi holistik
 Pengobatan selalu menimbulkan efek samping. 82%
klien mengeluh reaksi efeksamping
 Modalitas dan atau komplementer lebih membuat
sinergi dalam tubuh (Snyder & Lindquis, 2002).

Penyakit infeksi : Dulu semua penyakit infeksi bisa


selesai dg penisilin, sekarang telah mencapai
cephalosporin generasi 4 masih ada penginfeksi yang
resistant
03/20/2024
Basic principles of Complementary &
Alternative Modalities

1.The healing Power of Nature


2. Treat the Whole Person
3. First Do No Harm
4. Identify and Treat the Cause
5. Prevention

47 03/20/2024
Donald W. Novey, MD dalam bukunya
“Complementary and Alternative Modalities” dan
“WHO Traditional Medicine Strategy 2002-2005”,
dan UU No.38/2014 Pasal 30 ayat 2) huruf m, maka
diklasifikasikan menjadi CARA

1. Intervensi Tubuh dan Pikiran


Hypnocaring, meditasi, relaksasi,
penyembuhan spiritual, doa, yoga, dsbnya.

2. Sistem Pelayanan Pengobatan Alternatif


Acupressure, Acupuncture, Herbal care,
48
Homeopathy, Naturopathic, dsbnya.
Joni Haryanto, S.Kp., M.Si., CH., CHt - Complementary 03/20/2024
3. Intervensi Manual
Chiropractic, Massage care, Reiki, Touch
Care, dsbnya.
4. Pengobatan Farmakologi dan Biologi
Intervening Chelating, Intervention Enzyme,
Flowers Essence, Herbal Medicine/Fitofarmaca,
dsbnya.
5. Diet &Nutrisi utk pencegahan dan penyembuhan
Macro Nutrients, Micro Nutrients, Orthomolecular,
dsbnya.
6. Cara Lain dalam Diagnosa dan Pengobatan
Aroma care, Colon Hydrocare, Detoxifikasi, Puasa, Juice,
Iridology, EECP (Enhanced External Counter Pulsation),
Ozone, Hyperbaric, Laser, dsbnya.
49 Joni Haryanto, S.Kp., M.Si., CH., CHt - Complementary 03/20/2024
Filosofi
50
Air Udara Nutrisi
Tidur Aktivitas

Istirahat Eliminasi
Manusia
Keyakinan (Seperangkat Kebutuhan) Tg.Jawab

Kebersihan Kenyamanan
Keselamatan Keamanan

Komunikasi Aktualisasi

Mother instinct (Sifat Asuh, Sifat Asih, Sifat Asah)


03/20/2024
Joni Haryanto, S.Kp., M.Si., CH., CHt - Complementary
“Hancurlah suatu kaum bila tidak
51
diserahkan kepada ahlinya”.
Separangkat Kemampuan Pemenuhan
Kebutuhan Hidup Kebutuhan

Neraca
Kehidupan

Manusia Sehat
SAKIT SEHAT

Rentang
Kehidupan 03/20/2024
uha
e n
P em
ua n a n
p utu h
m
e ma K e b
52 K
Pengobatan harus ditangani oleh ahlinya dan
Keperawatan harus dilakukan oleh Perawat

kat p Neraca
ng du
a r a H i
Sep uhan Kehidupan
ut
b
Ke

Manusia Sakit
SAKIT SEHAT

Rentang
Kehidupan 03/20/2024
Keperawatan
53
 Merupakan asuhan terhadap individu
pada semua usia, keluarga, kelompok,
dan komunitas yang sakit dan sehat
pada semua tatanan pelayanan secara
otonomi atau mandiri atau
berkolaborasi yang meliputi promosi
kesehatan, pencegahan penyakit dan
asuhan kep kepada yang sakit tidak
memiliki kemampuan dan menghadapi
kematian.
 Permenkes No. 17 tahun 2013
tentang ijin penyelanggaraan
praktek perawat

Joni Haryanto, S.Kp., M.Si., CH., CHt - Complementary 03/20/2024


Credentialing
54  Punya Kompetensi Ners
 Bantuan Hidup Dasar /BTCLS / PPGD
 Wound care
 Kompetensi Kep. komplementer-alternatif

 STR
 SIPP
 dll

Joni Haryanto, S.Kp., M.Si., CH., CHt - Complementary 03/20/2024


CAM
 Category of CAM is mind and body medicine,
55

which is concerned with the interactions


between the brain, mind, body, and behavior.
 This can include meditation, acupuncture,
yoga, deep-breathing exercises, guided
imagery, hypnotherapy, progressive
relaxation, and tai chi.
 Mind and body techniques are among the
most popular CAM practices for adults
(National Center for Complementary and
Alternative Medicine, 2011).

Joni Haryanto, S.Kp., M.Si., CH., CHt - Complementary 03/20/2024


Paradigma
56

Paradigm Nursing

Health Illness
Human
Manusia
Environments adalah
Komunikasi
makhluk
bio-
mempunyai peran
psiko-
penting sosio-
Joni Haryanto, S.Kp., M.Si., CH., CHt - Complementary spiritual
03/20/2024
TERIMA KASIH
 Sampai jumpa
DAFTAR PUSTAKA
 Anderson, E.T. (2000). Community as partner: theory and practice in nursing. (3rd ed). Philadelphia:
Lippincott
 Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary nursing knowledge: analysis and evaluation of nursing
models and theories. (2nd ed). Phialdelphia: F.A. Davis Company
 Fitzpatrick, J.J & Whall, A.L. (1989). Conceptual models of nursing: analysis and application. (2nd ed).
California: Appleton & Lange
 Hamid, A.Y.S. (2003). Asuhan keperawatan jiwa pada korban tindak kekerasan dalam keluarga dan
komunitas : bahan pengajaran mata ajaran keperawatan jiwa II. Tidak dipublikasikan
 Nies, M.A & McEwen, Melanie. (2001). Community health nursing: promoting the health of population.
(3rd ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company
 Shives, L.R. (1998). Basic concept psychiatric – mental health nursing. (4th ed). Philadelphia: Lippincolt.
 Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th edition). St.Louis :
Mosby
 Townsend, M.C. (2005). Essentials of psychiatric mental health nursing. (3rd ed.) Philadelphia: F.A.Davis
Company
 Tomey, A. M. (1998). Nursing theories and their work. (4th ed). St.Louis: Mosby

Anda mungkin juga menyukai