Anda di halaman 1dari 1

KOMPAS.

com - Hewan tembiluk atau tambelo adalah cacing pengerek kayu yang bisa
dimakan. Hewan tembiluk menjadi daya tarik tersendiri di Papua bagi orang-orang yang
mencari kuliner ekstrem. Hewan tembiluk Hewan tembiluk memiliki nama latin
Bactronophorus thoracites. Hewan ini sebenarnya termasuk ke dalam kelompok
moluska atau kewan invertebra bercangkang. Namun, karena banyak hidup di dalam
kayu yang sudah busuk, maka hewan ini sering di sebut dengan cacing. Tambelo
memiliki penampakan mirip dengan cacing tanah, namun dengan ukuran yang lebih
besar. Hewan ini memiliki dua taring yang khas. Warnanya putih dan berlendir.
Tambelo banyak ditemukan wilayah Pasifik Barat, Papua, dan Sulawesi.

Kandungan hewan tembiluk Cacing tambelo dianggap sebagai salah satu kuliner
ekstrem yang wajib dicoba ketika di Papua. Anda bisa mencobanya jika mengunjungi
Timika. Warga setempat menganggap cacing tambelo sebagai camilan bergizi tinggi,
bahkan sebagai obat tradisional. Cacing tambelo biasa dikonsumsi mentah atau
dibersihkan dulu tanpa dimasak. Menurut orang-orang yang sudah mencoba kuliner
ekstrem ini, rasanya seperti kerang dengan cita rasa asin dan manis. Warga setempat
percaya bahwa hewan tembiluk ini bisa digunakan sebagai obat malaria, nafsu makan,
dan meningkatkan air susu ibu. Hal ini sudah menjadi kepercayaan budaya di Papua,
walaupun belum terbukti secara ilmiah. Menurut Institut Pertanian Bogor, kandungan
nutrisi hewan tembiluk adalah 82,51 persen air. Selain itu, tembiluk mengandung
protein sebanyak 8,21 persen, lemak 3,34 persen, dan karbohidrat sebanyak 3,67
persen.

Anda mungkin juga menyukai