Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Keong Sawah Atau Tutut Yang

Perlu Anda Ketahui


Amin Shidiq Minggu, 16 Oktober 2016

Pengertian Keong Sawah Atau Tutu

Keong sawah atau tutut (Pila ampullacea) merupakan hewan yang memiliki cangkang
sebagai rumah atau tempat berlindung saat dirinya terancam bahaya. Tutut banyak ditemukan
di area persawahan. Karena hal inilah masyarakat sekitar menyebut keong ini dengan sebutan
keong sawah. Sudah sejak lama masyarakat yang tingga di dekat area perairan atau persawan
memanfaatkan keong sawah atau tutut ini untuk dikonsumsi. Walaupun bentuknya yang
kecil, namun tutut memiliki gizi yang sangat tinggi. Selain memiliki gizi yang tinggi tutut
juga mempunyai manfaat yang sangat luar bisa. Sehingga masyarakat sekitar tidak ragu untuk
mengkonsumsinya.

Keong sawah atau tutut memiliki nama latin (Pila ampullacea). Hewan ini termasuk dalam
kelompok Operculata yang hidup di perairan dangkal dengan aliran air yang tenang atau
lamban misalnya area persawahan, pinggiran danau, pinggiran sungai bahkan banyak juga di
temukan di rawa-rawa. Walaupun siput sawah atau tutut suka hidup di area persawahan
namun tutut tidak suka dengan air yang kotor. Sehingga tutut jarang kita jumpai melata atau
bersembunyi di balik lumpur persawahan seperti jenis keong yang lain. Namun tutut akan
kita temukan dengan mudah menempel pada batang atau ranting kecil yang ada di dalam air
jernih.

Baca juga: Manfaat Siput Sawah Untuk Ibu Hamil Yang Perlu Anda Ketahui

Berdasarkan marga bellamya, siput sawah atau tutut dibagi menjadi dua jenis yaitu tutut Jawa
(Bellamya javanica) dan tutut Sumatra (Bellamya sumatrensis). Tutut Jawa banyak
menyebar di negara Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia dan Filipina. Sedangkan tutut
sumatra daerah penyebarannya meliputi Thailand, Kamboja, Malaysia dan Indonesia.

Ciri- Ciri Keong Sawah Atau Tutut (Pila ampullacea)


Keong sawah atau tutu ini, tinggi cangkangnya bisa mencapai 40 mm sedangkan diameternya
15-25 mm. Jika dilihat dari ukurannya keong jenis ini lebih kecil bila di bandingkan dengan
jenis keong yang lain. Keong sawah ini memiliki cangkan yang berbentuk seperti kerucut
membulat. Sedangkan warnanya mulai dari hijau- kecoklatan hingga kuning kehijauwan.
Memiliki jumlah seluk sebanyak 6-7, sedikit cembung dan seluk yang terahir memiliki
ukuran yang lebih besar. Ujung cangkangnya berbentuk runcing, dan menyiku tumpul pada
keong sawah yang masih muda.

Keong jenis ini memiliki bentuk mulut yang membundar, tepinya bersambung dan tidak
melebar umumnya memiliki warna hitam. Keong ini memiliki bentuk operculum yang agak
bundar telur, agak cekung dan tipis dan warnanya coklat kehitaman.

Kandungan Gizi Keong Sawah Atau Tutut

Mengenai kandungan gizi, keong ini sudah tidak diragukan lagi. Karena berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Deviance Resource Centre dalam 100 gram keong sawah
atau tutu ini memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi diantaranya kalsium sebanyak 217
mg, protein 12% , 81 grm air dan rendah kolesterol.

Selain itu keong ini juga mengandung banyak vitamin yang sangat di butuhkan oleh tubuh
kita diantaranya Niacin, Vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, vitamin E yang baik
untuk kulit, folat yang baik untuk ibu hamil dan perkembangan janin. Ditambah lagi keong
sawah atau tutut ini juga mengandung mikronutrien yang berupa mineral dan kalsium yang
sangat di butuhkan oleh manusia untuk membantu proses pertumbuhan tulang dan gigi.
Selain mengandung mikronutrien tutut juga mengandung makronutrein. Jika tutut diolah
dengan baik dan benar, sebenarnya tutut bisa menjadi alternatif makanan sumber protein
hewani dengan harga yang sangat terjangkau bila di bandingkan dengan daging ayam,
kambing atau sapi.

Walaupun kandungan gizinya sangat tinggi, kita tetap harus berhati-hati dalam mengolahnya.
Karena tutut juga merupakan inang dari beberapa penyakit parasit. Selain itu, pengunaan
pestisida yang berleih juga akan mempengaruhi siput. Namun kita tidak perlu cemas, jika
tutut di masak dengan cara yang benar, maka kita akan bisa menikmatinya daging tutut yang
lezat dengan aman.

Keong Sawah Atau Tutut-Pengertian Tutut Jawa (Bellamya Javanica)


Tutut Jawa (Bellamya Javanica) adalah sejenis siput air tawar anggota suku Viviparidae.
Keong ini banya banyak di temukan di area persawahan, pinggir sungai kecil, parit dan rawa-
rawa. Keong ini seja dulu sudah di jadikan makanan sumber protein yang harganya sangat
terjangkau. Terutama di daerah pedesaan di pulau Jawa.

Ciri-ciri Tutut Jawa (Bellamya Javanica)

Tutut jawa ini memiliki tinggi cangkang sekitar 40 mm dan diameter 15-25, bentuknya bulat,
mengerucut dan agak tipis. Warnanya kuning kehijauwan, coklat kemerahan atau hijau
kecoklatan dan bergaris-garis. Biasanya dihiasi dengan 3- 5 garis lingkar coklat kehitaman
yang indah. Pada keong yang masih muda cangkangnya menyiku tumpul sedangkang pada
keong dewasa cangkangnya agak runcing namun rombang. Memiliki jumlah seluk 6-7
dengan seluk yang ahir memiliki ukuran yang lebih besar. Keong ini memiliki tutup
cangkang (operkulum) sedikit bundar telur, tipis, sedikit cekung, berwarna coklat kehitaman,
bergaris-garis, dengan inti letaknya agak ketepi. Sedangkan Pusar (Umbilikus) memiliki
ukuran yang sempit dan biasanya di batasi dengan lunas. Mulut cangkang miring dan
bentuknya bundar.

Baca juga: Fakta Unik Mengenai Keong Sawah Yang Beracun

Tutut ini biasanya banyak di temukan pada dinding-dinding batu, ranting pohon yang berada
di dalam air. Selain itu tutut ini juga biasanya bersembunyi di balik lumut. Tutut jawa ini
banyak kita temukan di persawahan, sungai, parit, kolam, danau dan rawa-rawa.

Khususnya masyarakat di pulau Jawa sering mengumpulkan tutut ini untuk di konsumsi
secara peribadi. Selain di konsumsi tutut ini juga banyak di jual di pasar-pasar tradisional,
dengan cara di jual mentahan atau di jual dengan bentuk olahan.

Tutut Jawa juga mengandung gizi tinggi seperti keong sawah yang sudah di jelaskan di atas.
Sehingga keong ini juga bisa di jadikan makanan sebagai sumber protein hewani. Tetapi tetap
saja, kita harus selau waspas jika ingin mengkonsumsi tutut jenis ini. Tutut jawa ini
merupakan salah satu inang bagi cacing parasit Echhinostoma yang dapat menyebabkan
penyakit radang usus pada manusia. Salah satu cara agar kita dapat menyantap tutut jawa ini
dengan aman adalah merebusnya dengan baik dalam waktu yang cukup lama. Sehingga
larva-larva cacing Echinostoma yang berada dalam daging tutut bisa mati.
Itulah tadi informasi mengenai keong sawah atau tutut yang bisa saya bagikan. Saya
mengucapkan terimakasih banyak telah berkunjung ke sini. Semoga informasi ini bisa
bermanfaat untuk kita serta orang-orang yang kita cintai.
0
inShare

Subscribe to receive free email updates:

Anda mungkin juga menyukai