Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam keluarga hewan bertulang belakang atau vertebrata, ikan menempati
jumlah terbesar, sampai sekarang terdapat sekitar 25.000 species yang tercatat,
walaupun perkiraannya ada pada kisaran 40.000 spesies, yang terdiri dari 483
famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut
yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) besar di perairan laut, dapat dimengerti karena
hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1%
merupakan perairan tawar (Burhanuddin, 2008). Ikan merupakan salah satu jenis
hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis, memiliki ciri khas pada tulang
belakang, insang dan siripnya sertatergantung pada air sebagai medium untuk
kehidupannya. Ikan memilikikemampuan di dalam air untuk bergerak dengan
menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak
tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin
(Wahyuningsih dan Ternala, 2006). Ilmu fisiologi adalah ilmu yang mempelajari
fungsi organ tubuh makhluk hidup yang normal. Kelompok-kelompok sel tersebut
meliputi sistem gastrointestinal untuk mencerna dan menyerap makanan, sistem
pernapasan untuk mengambil O2 dan mengeluarkan CO2, sistem kemih untuk
membuang zat sisa, sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O2,
dan produk-produk metabolisme, sistem reproduksi untuk memperbanyak spesies,
dan sistem saraf serta endokrin untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
fungsi-fungsi sistem lain (Munawarrah, 2010).
Jantung adalah suatu organ yang berupa benda berongga dan terletak dalam
rongga ruang mediastinal atau bagian posterior lengkung insang. Organ
inimerupakan suatu pompa yang terdiri atas otot licin yang secara ritmis
berkontraksi untuk memompa darah dari vena ke arteri. Untuk melaksanakan
fungsi ini jantung mempunyai suatu sistem klep yang menyebabkan darah
mengalir ke satu arah. Jantung pada ikan dibangunkan oleh dua ruangan yang
terletak di bagian posterior lengkung insang, di bagian depan rongga badan.
Kedua ruang tersebut ialah atrium (auricle) yang berdinding tipis dan ventricle
yang berdinding tebal. Ruangan ini berurutan dari belakang ke depan,yaitu sinus
venosus adalah ruang tambahan atau kantung yang berdinding tipis,hampir tidak
mengandung jaringan otot. Dinding kaudalnya bersatu dengan bagian depan dari
septum transversum, yang memisahkan rongga pericardial dari rongga
pleuroperitoneal (Burhanuddin, 2008). Jantung merupakan organ sirkulasi darah
yang essensial. Jantungmerupakan suatu pembesaran otot yang spesifik dari
pembuluh darah atau suatu struktur muscular berongga yang bentuknya
menyerupai kerucut dan dilingkupiatau diselimuti oleh kantung perikardial. Pada
ikan terdapat di bagian rostral hati dan bagian ventral dari rongga mulut. Denyut
jantung secara umum terdapat duatipe yaitu neurogenik dan miogenik. Jantung
neurogenik denyutnya akan tetapritmis meskipun hubungan dengan syaraf
diputuskan. Berbeda dengan jantung miogenik yang bila hubungan syaraf dengan
jantung diputuskan, jantung akan berhenti berdenyut. Jantung miogenik terdapat
pada jaringan otot jantung khususyang membuat simpul (nodal tissue) yang
merupakan alat pacu jantung. Pada ikan dan amphibi letaknya di sinus venosus
(Gonawi, 2008). Organ jantung dilapisi oleh selaput tipis yang disebut
perikardium. Jantung terbagi atas dua ruang yakni atrium atau aurikel yang
berdinding tipis danventrikel yang berdinding tebal (Rahardjo, 2011).
Peranan jantung sangat penting dalam hubungannya dengan
pemompaandarah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah. Sirkulasi darah
adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim, zat
nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi, senyawa N dari tempat
asal keseluruh bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk
menjaminaliran darah sampai ke bagian jaringan-jaringan didalam tubuh (Kusrini,
2011). Laju detak jantung ikan tersebut dapat mengekpresikan laju aliran darah
proses metabolisme dan respirasi pada ikan. Selain itu, laju detak jantung
ikanketika ikan berenang atau bergerak pada kecepatan dan kisaran yang berbeda
juga dapatmengambarkan kemampuan dan tingkat stress pada ikan ketika
berenang atau bergerak pada laju atau kecepatan dan kisaran renang ikan yang
berbeda-beda (Armen, 2013).

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tentang kontraksi otot jantung
pada ikan lele (Clarias sp).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika dan Morfologi Ikan Lele (Clarias sp)


Klasifikasi ikan lele menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
kingdom :Animalia
sub kingdom :Metazoa
filum :Chordata
sub filum :Vertebrata
kelas :Pisces
sub kelas :Teleostei
ordo :Ostariophysi
sub ordo :Siluroidea
famili :Clariidae
genus :Clarias
spesies :Clarias sp

Gambar 2.1 Ikan Lele (Clarias sp)

Ikan lele (Clarias sp) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yangsudah
dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Ikan lelememiliki
prospek cukup cerah dan sangat potensial untuk dikembangkan diIndonesia. Lele
merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat dengan rasayang lezat, daging
empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macammenu masakan.
Selain itu, ikan lele merupakan ikan yang dapat dikonsumsidengan harga yang
sangat terjangkau bagi kalangan apa saja. Di Indonesia, ikan leletermasuk ikan
yang paling mudah diterima masyarakat karena memiliki banyakkelebihan,
diantaranya pertumbuhannya yang cepat memiliki adaptasai terhadaplingkungan
yang tinggi seperti dapat ditebar dengan kepadatan tinggi per satuan luas kolam
dan bisa hidup di air dengan kadar oksigen yang rendah, rasanya enakdan
kandungan gizinya tinggi (Hermawan et al, 2012). Ikan lele memiliki kulit tubuh
yang licin, berlendir, tidak bersisik dan mempunyai organ arborescent, yaitu alat
yang membuat lele dapat hidup di lumpur atau air yang hanya mengandung
sedikit oksigen. Ikan lele berwarnakehitaman atau keabuan memiliki bentuk
badan yang memanjang pipih ke bawah(depressed), berkepala pipih dan memiliki
empat pasang kumis yang memanjang sebagai alat peraba. Ikan lele mempunyai
jumlah sirip punggung D.68-79, sirip dada P.9-10, sirip perut V.5-6 dan jumlah
sungut sebanyak empat pasang, satu pasang diantaranya lebih panjang dan besar.
Sirip dada dilengkapi dengan sepasang duritajam atau patil yang memiliki panjang
mencapai 40 mm terutama pada ikan leledewasa, sedangkan pada ikan lele yang
sudah tua sudah berkurang racunnya.Panjang baku 5-6 kali tinggi badan dan
perbandingan antara panjang baku danpanjang kepala adalah 1: 3-4. Ukuran mata
sekitar 1/8 panjang kepalanya. Giginya berbentuk viliform dan menempel pada
rahang (Rahardjo dan muniarti, 1984).

2.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Lele (Clarias sp)


Ikan lele dapat di temukan pada hampir semua perairan tawar misalnya
danau, genangan air dan rawa. Di sungai ikan ini lebih banyak dujumpai pada
tempat-tempat yang aliran airnya tidak terlalu deras (Susanto, 1988). Habitatnya
di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang
tergenang air. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di
tempattempat gelap (Akbar, 2010). Ikan lele memiliki sifat nocturnal yaitu hewan
yang lebih aktif beraktivitas dan mencari makanan di malam hari, sehingga ikan
lele menyukai tempat-tempat yang terlindung atau gelap (Bachtiar, 2006).

2.3 Jantung Pada Ikan Lele (Clarias sp)


Ikan mempunyai organ sirkulasi darah dalam tubuh yang disebut jantung dan
terletak pada ruang perikardial di sebelah posterior insang. Kontraksi otot jantung
ikan merupakan sarana untuk mengkonversi energi kimiawi menjadi energi
mekanik dalam bentuk tekanan dan aliran darah. Praktikum kontraksi otot jantung
bertujuan untuk mengamati bagaimana kerja otot jantung tanpa pengaruh organ
tubuh lain dan membuktikan bahwa otot jantung adalah otot lurik tetapi bekerja
seperti otot polos, serta mengetahui ketahanan jantung ikan diluar (Putra, 2014).

2.4 Sistem Peredaran Darah Pada Ikan Lele (Clarias sp)


Secara umum sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang
terdiri atas sebuah pompa, pipa, katup, dan cairan. Meskipun, jantung teleostei
terdiri atas empat bagian. Namun pada kenyataanya mirip dengan satu silinder
atau pompa piston tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka
daerah dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari
tekanan arteri, dan tekanan arteri lenih besar dari tekanan arterionale. Akibat
adanya perbedaan tekanan maka aliran darah dapat terjadi (Soewolo, 2005 : 225).
Ada dua jenis energi yang disalurkan ke darah pada setiap kontraksi jantung,
yaitu: (1) energi kinetik yang menyebabkan darah mengalir dan (2) energi
potensial yang tersimpan dalam pembuluh darah dan menimbulkan tekanan darah.
Selain itu, aliran darah juga dipengaruhi oleh viskositas darah. Bila viskositas
darah meningkat maka aliran darah akan melambat.Kontrol terhadap jantung,
didasarkan pada dua mekanisme, yakni adrenergik dan cholinergik. Adrenergik
merangsang jantung berkontraksi, sedangkan cholinergik menyebabakan
relaksasi. Kedua proses yang saling bertentangan ini menyebabkan jantung dapat
memompa darah dan mengisinya kembali. Darah dipompa keluar selama
kontraksi ventrikel (systole) dan diikuti oleh periode relaksasi dan pengisian
kembali (diastole) ( Sukiya, 2005 : 14-15 ).Sistem peredaran darah ikan bersifat
tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Start dari
jantung, darah menuju insang untuk melakukanpertukaran gas. Selanjutnya, darah
dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap organ-organ tubuh melalui
saluran-saluran kecil. Selain itu, sebagian darah dari insang kadang langsung
kembali ke jantung. Hal ini terjadi bilamana tidak semua output cardiac
dibutuhkan untuk menuju ke dalam dorsal aorta dan pembuluh eferen yang lain.
Pada bagian lain, yaitu berawal dari insang pertama, sebelum dihubungkan ke
sistem vena. Peranan kedua organ ini mungkin sebagai ventilasi kontrol dan untuk
sekresi gas ke cairan mata ( Soewolo, 2005 : 244 ).
2.5 Larutan Fisiologis
Larutan garam fisiologi merupakan larutan isotonis yang memiliki banyak
kegunaan dalam bidang medis dan laboratorium, dan umumnya larutan garam
fisiologi memiliki kisaran konsentrasi 0.9% (b/v) NaCl. Berbagai kegunaan
larutan garam fisiologi pengenceran konsentrasi mikrob (Arddhiagung, 2010).

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Otot Jantung


Setelah dibedah, detak jantung ikan dihitung tiap menit hingga tidak berdetak
lagi. Pada tabel dan grafik hasil praktikum terlihat bahwa waktu bertahan otot
jantung ikan besar di luar tubuh lebih lama daripada ikan kecil. Hal ini
dikarenakan pada ikan besar, energi yang terkandung dalam darah lebih banyak
dibanding ikan kecil. Jantung ikan memiliki jeda waktu untuk berdenyut karena
jangka waktu yang diperpanjang itu memungkinkan pemompaan darah keluar dari
ventrikel dan mengisinya lagi sebelum denyut berikutnya. Namun, karena jantung
terputus dari organ lain maka tidak ada pengisian kembali ke jantung sehingga
terjadi repolarisasi. Perbedaan waktu bertahan disebabkan oleh jenis spesies yang
berbeda, ukuran, umur dan berat ikan (berat jantung ikan hampir 0,5 berat
tubuhnya) serta larutan fisiologisnya (Prabowo, 2010).

2.7 Sistem Pencernaan Makanan


Dalam proses pencernaan makanan, makanan yang dicerna dipecah menjadi
molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah diserap melalui dinding
usus dan masuk ke dalam aliran darah. Pencernaan merupakan proses yang
berlangsung terus menerus. Kemampuan ikan untuk mencerna baku pakan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, sifat kimia air, suhu air, jenis pakan,
ukuran, umur ikan, kandungan gizi pakan, frekuensi pemberian pakan, sifat fisika
dan kimia pakan serta jumlah dan macam enzim pencernaan yang terdapat dalam
saluran pencernaan pakan. Kemampuan ikan dalam mencerna makanan sangat
bergantung pada kelengkapan organ pencernaan dan ketersediaan enzim
pencernaan (Fitriliyani, 2011).

2.8 Laju Pengososngan Lambung pada Ikan Lele (Clarias Batrachus)


Bentuk dari ususnya pendek dan tebal, hal ini terjadi karena dipengaaruhi
oleh jenis makanan dari ikan lele, diketahui bahwa ikan lele merupakan hewan
omnivora yang cenderung ke karnivora, dimana ikan lele memakan daging dan
tumbuhan tetapi lebih cenderung ke daging.Jika suatu Ikan diberi makan secara ad
libitum. Seiring dengan waktu, perlahan-lahan lambung akan kosong karena
proses pencernaan dimana makanan diangkut ke usus untuk diserap tubuh.
Berdasar pengamatan yang telah dilakukan, terlihat semakin lama periode, bobot
isi saluran cerna semakin kecil. Hal itu membuktikan bahwa laju pengosongan
lambung sedang terjadi. Semakin kecil bobot isi saluran cerna mengartikan bahwa
lambung ikan tersebut semakin kosong. Namun ada beberapa kelompok yang
semakin lama periode bobot isi saluran cernanya bertambah. Hal itu bisa jadi
dikarenakan human error, seperti seharusnya ikan yang telah diberi makan secara
ad libitum tidak diberi makan lagi justru diberi makan, sehingga bobot isi saluran
cernanya bertambah.

2.9 Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Pengosongan Lambung


Jika makanan yang dimakan kasar, maka pengosongan lambung pada ikan
akan lambat. Kondisi tekanan osmotik lambung yang meningkat akan
menyebabkan laju pengosongan lambung yang cepat. Sebaliknya apabila
viskositas lambung meningkat maka pengosongan akan lambat. Hal ini
disebabkan karena lemak mengakibatkan empedu meningkat sehingga
enterogastron mengalami peningkatan dan gerak lambung akan menurun. Jika
volume meningkat (semakin asam), maka pengosongan akan lambat sebab kontak
usus dengan asam lambung akan terjadi reflek inhibisi usus. Jika lemak dalam
lambung meningkat, maka pengosongan lambung berjalan lambat pada ikan patin
tersebut (Zonneveld 2010).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 19 November 2020
pukul 14.20 s/d selesai.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum kali ini
adalah :
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah :
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Gunting 1 Sebagai alat bantu untuk
membedah
2. Pinset 1 Sebagai alat bantu untuk
membedah
3. Wadah 1 Sebagai alat bantu untuk
membedah

3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah :
No Nama Bahan Jumlah Keterangan
1. Ikan lele (Clarias sp) 1 Sebagai objek
2. Infus NaCl 1 Cairan untuk
mempertahankan detak
jantung ikan

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja praktikum kali ini adalah :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Siapkan wadah, kemudian isi wadah dengan cairan infus NaCl.
3. Bedah ikan lele (Clarias sp).
4. Kemudian, ambil jantung ikan dengan menggunakan pinset.
5. Letakkan jantung ikan di wadah berisi cairan infus NaCl tadi.
6. Hitung detak jantung ikan dan lama waktu jantung ikan tersebut berdetak.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
ORGAN BENTUK HASIL PENGAMATAN
JANTUNG Seperti kepalan Jantung masih berdetak saat dikasih cairan
tangan infus selama 40/60
USUS Seperti tali Panjang usus lebih panjang lebih tubuhnya
memanjang karena ikan lele termasuk ikan omnivora
cenderung karnivora tetapi usus ikan
herbivora akan lebih panjang karena
mencerna serat akan jauh lebih lama
LAMBUNG Kurang lebih seperti Lambung menyatu dengan usus dan
usus tetapi bentuknya bentuknya seperti tabung
lebih besar dan
pendek dan seperti
kantung

4.2 Pembahasan
Pengamatan mengenai kontraksi otot jantung pada ikan lele (Clarias
Batrachus) yang dilakukan telah dengan menghitung jumlah detak jantung dari
ikan lele setelah dikeluarkan dari tubuh dan menghitung lama waktu dari otot
jantung ikan lele (Clarias Batrachus) sampai berhenti berdetak. Pengamatan
dilakukan dengan tiga perlakukan yang berbeda, dimana tiga jantung ikan lele
yang berbeda masing-masing dimasukkan kedalam cawan petri yang diisi larutan
infus, larutan aquades, dan tanpa perlakuan. Setelah diamati selama 30 menit
dengan total detak jantung 90 kali pada larutan infus, 30 kali pada larutan
aquades, dan 600 kali tanpa perlakuan. Ikan lele dengan perlakukan menggunakan
larutan infus berdetak sebanyak 585 kali selama 32 menit dan detak jantung mulai
melambat hingga akhirnya berhenti. Berdasarkan teori, seharusnya detak jantung
dengan menggunakan larutan infus lebih banyak dengan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan perlakuakn lain karena larutan infus (Nacl) sama dengan
larutan yang ada di dalam tubuh kita, sehingga walalupun telah dikeluarkan dari
tubuh, jantung ikan lele masih dapat berdetak lebih lama dengan larutan infus
(Nacl). Tetapi, pada praktikum yang telah dilakukan justru detak jantuk dengan
tanpa perlakuan yang paling banyak dan paling lama, hal ini dapat disebabkan
oleh kelalaian dalam menghitung selama perngamatan berlangsung.
Pengamatan mengenai laju pengosongan lambung dilakukan dengan membedah
lambung ikan dan mengamati bentuk dari lambung serta usus dari ikan lele
(Clarias Batrachus), setelah diamati didapatkan bahwa bentuk dari lambung ikan
lele lonjong, panjang dan tipis. Sedangkan, bentuk dari ususnya pendek dan tebal,
hal ini terjadi karena dipengaaruhi oleh jenis makanan dari ikan lele, diketahui
bahwa ikan lele merupakan hewan omnivora yang cenderung ke karnivora,
dimana ikan lele memakan daging dan tumbuhan tetapi lebih cenderung ke
daging.Jika suatu Ikan diberi makan secara ad libitum. Seiring dengan waktu,
perlahan-lahan lambung akan kosong karena proses pencernaan dimana makanan
diangkut ke usus untuk diserap tubuh. Berdasar pengamatan yang telah dilakukan,
terlihat semakin lama periode, bobot isi saluran cerna semakin kecil. Hal itu
membuktikan bahwa laju pengosongan lambung sedang terjadi. Semakin kecil
bobot isi saluran cerna mengartikan bahwa lambung ikan tersebut semakin
kosong. Namun ada beberapa kelompok yang semakin lama periode bobot isi
saluran cernanya bertambah. Hal itu bisa jadi dikarenakan human error, seperti
seharusnya ikan yang telah diberi makan secara ad libitum tidak diberi makan lagi
justru diberi makan, sehingga bobot isi saluran cernanya bertambah.Hasil yang
didapat setiap kelompok berbeda. Hal itu karena bentuk dan ukuran lambung yang
berbeda-beda, sehingga derajat kepenuhan lambung akan berbeda. Perbedaan
daya cerna seperti enzim pun mempengaruhi waktu laju pengosongan lambung.
Lama waktu laju pengosongan lambung dipengaruhi oleh jenis pakan dan faktor
lingkungan. Laju pengosongan lambung dipengaruhi oleh aktivitas daya pompa
pylorus yang diatur oleh sinyal lambung pada ikan yang kemudian mengeluarkan
hormone gastrin dari antrum lambung.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesmipulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam proses pencernaan makanan, makanan yang dicerna dipecah menjadi
molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah diserap melalui
dinding usus dan masuk ke dalam aliran darah.
2. Ikan mempunyai organ sirkulasi darah dalam tubuh yang disebut jantung dan
terletak pada ruang perikardial di sebelah posterior insang.
3. Kontraksi otot jantung ikan merupakan sarana untuk mengkonversi energi
kimiawi menjadi energi mekanik dalam bentuk tekanan dan aliran darah.
4. Alur proses digesti diawali dengan pengambilan makanan dan berakhir
dengan pembuangan sisa makanan.
5. Kondisi tekanan osmotik lambung yang meningkat akan menyebabkan laju
pengosongan lambung yang cepat. Sebaliknya apabila viskositas lambung
meningkat maka pengosongan akan lambat.

5.2. Saran
Saran kami pada praktikum kali ini adalah agar praktikumnnya diawasi lagi
lebih baik sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar dan efisien, serta para
asisten dapat memberikan penjelasan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R, dan Tang U.M. 2002. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru : Unri Press.
Halwatiah.Fisiologi. Makassar: Alauddin press, 2009.
Hansotto. 2011. Blog Sifat Khusus Otot Jantung dan Kontraksi Otot Jantung.
http://hansottopratamayohan.blogspot.com/2011/08/sifat-khusus-otot-
jantung-dan-kontraksi.html (2014).
Tang. U.M. dan R Affandi. Biologi Reproduksi Ikan. Pekanbaru: Unri Press, 2002
Murniyati. 2002. Biologi Perikanan. Tegal : Penebar Swadaya.
Wahyuningsih, H dan T. A. Barus. 2006. Buku Ajar : Ikhtiologi. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai