PRAKTIKUM IV
SISTEM URAT DAGNG
OLEH:
A. Latar Belakang
Iktiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari ikan
secarah ilmiah dengan penekanan pada taksonomi dan aspek- aspek lainnya.
Iktiologi berasal dari dua kata yaitu ichtio yang berarti ikan dan logos yang berarti
ilmu. Jadi iktiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang ikan baik mengenai
Otot merupakan sistem organ tubuh yang mempunyai peranan sentral dalam
gerak ikan. Dilihat dari struktur histologis otot, ikan mempunyai tiga macam otot,
yakni otot bergaris, otot licin dan otot jantung. Otot bergaris terutama mencangkup
sebagian besar otot pada badan dan ekor, otot ini menempel pada rangka (skeletal).
Dua otot yang lain tidak melekat pada rangka (non-skeletal). Selain otot sebagai
organ utama, gerak ikan yang dilakukan secara aktif melibatkan berbagai organ
Sistem urat daging adalah organ tubuh yang mempunyai peran sentral dalam
gerak ikan.Sistem urat daging atau sistem otot pada ikan secara fungsional
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak
dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging
berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot
jantung.
Berdasarkan uraian diatas mengenai sistem urat daging ikan, maka perlunya
dilakukan praktikum ini agar kita dapat mengetahui bentuk urat daging dari ikan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengamati letak dan jenis-jenis
urat daging yang terdapat dalam tubuh ikan serta bentuk dari pada urat otot dan dan
Manfaat dari praktikum ini yaitu untuk menambah wawasan dan ilmu
pelamis).
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Phylum: Vetebrata
Class: Ostechtes
Order: Percioformes
Family: Trichinus
Genus: Trichinus
Spesies: K. pelamis
menggunakan sirip dan umumnya bernafas dengan insang. Setiap jenis ikan
memiliki ciri-ciri taksonomi biologis dan ekologis yang spesifik meskipun ada
beberapa kemiripan ikan yang merupakan objek dalam mata kuliah iktiologi, dalam
Struktur internal dan eksternal ikan memberi gambaran bentuk tubuh dan bagian
tubuh ikan yang akan menunjukkan pola makan, membedakan jenis kelamin, dan
dan agak bulat penampang bulat, lateral line melengkung ke bawah tepat di bawah
sirip punggung kedua, sirip dada pendek dan berbentuk segitiga. Warna tubuh pada
saat ikan masih hidup adalah biru baja (steel blue), Sebagian dari badannya
termasuk bagian abdomen, berwarna putih hingga kuning muda (Rahardjo, 2014).
Ikan cakalang (K. pelamis) bersifat epipelagis dan oseanik, peruaya jarak
jauh. Ikan cakalang sangat menyenangi daerah dimana terjadi pertemuan arus atau
arus konvergensi yang banyak terjadi pada daerah yang mempunyai banyak
pulau.Selain itu, cakalang juga menyenangi pertemuan antara arus panas dan arus
Samudra Hindia (perairan Barat Sumatra, selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara),
Perairan Indonesia bagian Timur (Laut Sulawesi, Maluku, Arafuru, Banda, Flores
dan Selat Makassar) dan Samudra Pasifik (perairan Utara Irian Jaya) (Manik, 2007).
meliputi daerah tropis dan sub tropis dengan daerah penyebaran terbesar terdapat
disekitar 40º LU - 30º LS. Sebagian dari perairan Indonesia merupakan lintasan
ikan cakalang yang bergerak menuju kepulauan Philipina dan Jepang. Penyebaran
cakalang secara vertikal terdapat mulai dari permukaan sampai kedalaman 260 m
pada siang hari, sedangkan pada malam hariakan menuju permukaan (migrasi
Ikan cakalang mulai memijah ketika panjang sekitar 40 cm. Setiap kali
permusim pada ikan betina dengan ukuran fork length 41-48 cm antara 8.000 –
musim semi sampai awal musim gugur di daerah sub tropis, dan waktu pemijahan
akan semakin pendek dengan semakin jauh dari khatulistiwa. Pemijahan cakalang
sangat dipengaruhi oleh perairan panas, sebagian besar larva cakalang ditemukan
tersebut. Perbedaan ukuran cakalang pertama kali matang gonad dipengaruhi oleh
ketersediaan makanan, suhu perairan, letak lintang dan bujur serta kecepatan
makan, jumlah cakalang dalam suatu gerombolan berkisar beberapa ekor sampai
ribuan ekor. Individu suatu schooling cakalang mempunyai ukuran yang relatif
sama, ikan yang berukuran lebih besar berada pada lapisan yang lebih dalam dengan
schooling yang kecil, sedangkan ikan yang berukuran kecil berada pada lapisan
permukaan dengan kepadatan yang besar. Ikan cakalang mencari makan
pada pagi hari, kemudian menurun pada tengah hari dan meningkat pada waktu
utama, yaitu ikan, crustacea dan moluska. Golongan ikan dapat dikelompokkan
pula menjadi dua kelompok yaitu ikan umpan (ikan yang di pakai selama
penangkapan) dan ikan lain selain ikan umpan. Ikan umpan yang sering digunakan
Dengan mengetahui ikan umpan yang digunakan pada saat penangkapan, maka isi
lambung selain ikan umpan dapat digolongkan sebagai makanan alami ikan
Otot ikan yang tampak merupakan kesatuan yang tersusun dari komponen-
myatome disebut “myosepta”, otot yang terdapat pada tubuh ikan terbagi oleh
“Horizontal steletogeneus septrum” menjadi otot bagian atas (epaxial) dan otot
Beberapa sistem urat daging juga ada yang menarik adalah organ listrik
pada beberapa ikan yang pada vertebrata lainnya tidak ada Urat daging sirip tunggal
berfungsi untuk menggerakkan sirip-sirip terebut. Urat daging licin terdapat pada
usus, arteri, mata dan pada saluran eksresi, sedangkan pada urat daging jantung
berwarna tua dengan kontraksi otot bersifat involuntary (tidak dibawah ransangan
Ikan cakalang (K. pelamis) pada prinsipnya mempunyai tiga macam urat
daging, yaitu urat daging bergaris, urat daging licin dan urat daging jantung. Secara
fungsional urat daging dibedakan menjadi dua tipe yaitu urat daging bergaris dan
yang ada dibawah ransangan otak ialah urat daging licin dan urat daging jantung.
Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu urat daging yang
menempel pada rangka ialah urat daging bergaris dan yang tidak menempel pada
rangka ialah urat daging licin dan urat daging jantung (Rahardjo, 2011).
G. Nilai Ekonomis
penduduk Indonesia, ikan cakalang juga menyumbang sebanyak 12% dari total
40% ekspor produk perikanan. Limbah ikan cakalang dapat digunakan sebagai
alternative bahan pakan lokal sumber prtein hewani untuk pakan ayam kampong.
(Achmar.,2012).
III. METODE PRAKTIKUM
13:00 - 15:00 WITA dan bertempat di Laboratorium Oseanografi, GIS, dan Remote
Sensing, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo, Kendari.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
di berikut.
Adapun prosedur kerja pada praktikum sistem urat daging dapat dilihat di
bawah ini:
- Meletakan ikan diatas baki, lalu mengamatai bagian-bagian luar ikan yang
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan jenis dari ikan yang diamati dari ikan
cakalang (K. pelamis) didapatkan bentuk otot secara horizontal dan penampang
Keterangan :
1
1. apaxial
2. hypaxial
2
1 Keterangan :
2
1. Supracarinalis
3 2. Myoseptum
3. Corpus vertebrae
4 4. Septum Horizontale
5. Infracerinalis
5
Berdasakan hasil pengamatan dari prktikum sistem urat daging atau sistem
otot pada ikan secara fungsional terbagi atas dua yaitu hypaxial yang merupakan
bagian bawah, apaxial yaitu bagian atas dari urat daging tersebut, septum verticale,
myomer yang merupakan blok dari urat daging, myocommata (myotone), corpus
pemisah dari urat daging apaxial dan hypaxial. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Rahardjo (2010) bahwa urat daging yang terdapat dikedua sisi ikan dapat dibedakan
menjadi dua bagian yaitu bagian epaxial yaitu bagian atas dan bagian hypaxial yaitu
bagian bawah.
Sistem otot pada ikan berperan sebagai alat gerak aktif dan menempel pada
rangka ikan. Otot bergerak secara sadar dan tidak sadar. Otot memiliki bagian-
bagian yang disebut myotom dan kumpulan dari myotom disebut myosepta.
Pengamatan sistem urat daging yaitu pada ikan cakalang (K. pelamis)
pertama ikan disiram dengan air panas agar terlihat bagian-bagian otot dari ikan
tersebut. Pada pengamatan ikan cakalang (K. pelamis), urat daging yang dimiliki
ikan ini tampak tidak jelas dikarenakan ikan yang digunakan saat praktikum layu
dan tidak segar sehingga sulit untuk menganalisa urat daging yang terdapat pada
Berdasarkan hasil pengamatan menyatakan bahwa urat daging atau otot dari
ikan ini terdiri dari apaxial dan hypaxial. Dimana apaxial merupakan bagian
punggung ikan dan atau dibagian atas sedangkan hypaxial merupakan bagian perut
dari ikan dan dibatasi oleh herizontal skeletogenous spetum. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Rahardjo (2011), yang menyatakan bahwa otot yang terdapat pada
tubuh ikan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu, bagian atas ( epiksial) dan bagian
bawah (hepiksial). Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh sebuah selaput yang
Urat daging/otot ikan ikan cakalang (K. pelamis) juga terlihat seperti
tersusun atas kepingan-kepingan kecil atau biasa disebut myoseptum, selain itu juga
nampak adanya red lateral musec, supracerinalis yang terdapat di bagian punggung
ikan, infracerinals terdapat di bagian perut yang merupakan tulang belakang dari
A. Simpulan
cakalang (K. pelamis) bahwa urat daging ikan cakalang (K. pelamis) terbagi
menjadi Horizontal steletogenesus septum yang tediri dari urat daging bagian atas
(apaxial) dan urat daging bagian bawah (hypaxial). Sedangkan berdasarkan posisi
penampang melinang otot ikan cakalang (K. pelamis) terlihat jelas memiliki sistem
urat dagingnya yang terdiri dari musculi ventralis dan musculi dorsalis.
B. Saran
dituntun terus oleh asisten akan tetapi pelaksanaannya praktikum dilakukan oleh