Anda di halaman 1dari 4

BAB I

1.1 Latar Belakang

Teknik membangun hubungan konseling sangatlah penting untuk mencapai tujuan


konseling Adlerian. Teknik-teknik tertentu membantu meningkatkan proses ini. Konselor
Adlerian mencoba untuk mengembangkan suatu hubungan yang hangat, suportif, bersahabat,
empati, dan setara dengan kliennya. Konseling dipandang sebagai upaya kolaboratif.
Konselor mendengarkan secara aktif dan menanggapi dengan cara yang sama seperti yang
dilakukan konselor yang berpusat pada manusia.
Setelah hubungan terbangun, konselor berkonsentrasi pada analisis gaya hidup klien,
termasuk memeriksa konstelasi keluarga, kenangan awal, mimpi, dan prioritas. Seperti
dicacat sebelumnya, konstelasi keluarga mempunyai dampak yang sangat besar pada
perkembangan dan tingkah lakunya. Sering kali klien bisa mendapatkan pencerahan dengan
mengenang kembali kenangannya, khusunya peristiwa sebelum usia 10 tahun. Adler (1931)
menyebutkan bahwa orang mengigat kenangan masa kanak-kanak yang konsisten dengan
sudut pandanganya masa kini tema aupun detail spesifik di dalam rekoleksi tersebut. Figuran
di masa lalu diperlakukan sebagai prototipe alih-alih individu yang spesifik. Mimpi di masa
lalu dan masa kini juga merupakan bagian dari analisis gaya hidup. Teori Adlerian
menyebutkan bahwa mimpi adalah latihan awal bagi tindakan di masa depan. Mimpi yang
berulang sangat penting. Memperhatikan apa yang menjadi prioritas bagi klien akan sangat
membantu dalam memahami gaya hidupnya. Klien dapat tetap mempertahankan gaya
hidupnya yang dominan, seperti misalnya selalu mencoba untuk memuaskan orang, kecuali
ditantang untuk berubah.
Usaha konselor ysng berikutnya adalah membantu klien untuk mengembangkan
pencegahan, khususnya dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan membuat intepretasi.
Pertanyaan terbuka membuat klien dapat mengeksplorasi pola-pola di dalam kehidupan
mereka yang terlewatkan. Interpretasi sering kali mengambil bentuk tebakan intuitif.
Kemampuan empati sangat penting pada proses ini, karena konselor harus dapat merasakan
bagaimana rasanya menjadi klien saat ini. Di lain waktu, interpretasi didasarkan pada
pengetahuan umum konselor mengenai posisi ordinal dan konstelasi keluarga.
BAB II

PEMBAHASAN

Teknik-teknik konseling Adlerian

a) Assesment: proses pengumpulan informasi tentang konnseli melalui quistioner. Informasi


yang dikumpulkan itu meliputi aspek-aspek (1) deskripsi gejala-gejala masalah dan faktor
penyebabnya; (2) keberfungsian (peranan) konseli dalam hubungannya dengan keluarga,
teman bermain/sekolah, kolega kerja, dan suami/ istri (3) keluarga konseli (dinamika dan
konstelasi), (4) masalah kesehatan, termasuk penggunaan alkohol dan obat-obatan; (5) terapi
atau konseling sebelumnya dan sikap konseli terhadap konselor.
b) Socratic Questioning, yaitu teknik pertanyaan-pertanyaan socrates sebagai bidang yang
melahirkan ide-ide baru. Dalam hal ini konselor berupaya untuk membidani lahirnya
pendekatan-pendekatan baru dalam kehidupan konseli. Konselor berperan sebagai
“cothinker” (yang membantu konseli berpikir), bukan seorang ahli atau expert yang serba
bisa. Karakteristik pertanyaan sokrates adalah :
1. Memungkinkan konseli memperoleh wawasan melalui serangakian pertanyaan
2. Gayanya yang ramah, sopan dan diplomatik
3. Penuh persahabatan
4. Pada tahap pertama dilakukan pengumpulan informasi, klarifikasi makna, dan eksplorasi
perasaan
5. Pada tahap pertengahan diajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap perasaan cara
berpikir dan tujuan yang tidak disadari
6. Dampak perasaan cara berpikir atau tujuan terhadap kehidupan pribadi dan sosial, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang
7. Melahirkan dan mengevaluasi pilihan-pilihan baru
8. Pada tahap akhir pertanyaan yang diajukan itu membimbing konseli unutk bertanggung jawab
dalam mengambil keputusan.
c) Guided and eidetic imagery
Yaitu jelas tetapi tidak nyata terutama ingatan-ingatan masa kecil. Proses konseling
melahirkan perasaan-perasaan baru konseli dan konseli mungkin memerlukan tindakan lebih
lanjut untuk megungkap atau mengubah perasaan-perasaan tersebut. Terknik ini membantu
konseli untuk mengungkap emosinya yang tersembunyi. Teknik ini juga digunakan untuk
mengungkap imajinasi simbolik tentang manusia atau situasi yang membangkitkan emosi
yang sangat kuat. Konseli mungkin memiliki perasaan dan imajinasi yang negatif tentang
anggota keluarga. Melalui teknik ini konseli di bantu untuk menyembuhkan perasaan benci,
rasa bersalah, dan rasa takut.
d) Role playing
Konseli mungkin kehilangan pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya, seperti kasih
sayang dari orang tuanya. Teknik ini dimaksudkan untuk mengatasi devisiensi (kekurangan ).
Melalui teknik ini konseli berlatih tingkah-tingkah baru dibawah supervisi konselor .

e) Dorongan. Dorongan memperkuat keyakian dalam diri seseorang. Konselor mendorong klien
agar merasa nyaman dengan dirinya sendiri dan orang lain (Adler 1931). Konselor
menyatakan kyakinannya bahwa perubahan perilaku dapat dilakukan oleh klien. Dorongan
adalah kunci untuk membuat suatu pilihan gaya hidup yang produktif dalam belajar dan
hidup.
f) Bertindak “seandainya”. Klien diinstruksikan untuk bertindak “seandainya” dia menjadi
seseorang yang dia inginkan, contohnya sosok ideal yang dilihatnya di dalam mimpinya.
Adler pada awalnya mendapatkan ide bertindak seandainya dari Hans Vaihinger (1911), yang
menuliskan bahwa manusi menciptakan dunia tempat mereka hidup melalui asumsi yang dia
buat tentang dunia
DAFTAR PUSTAKA

Gladding, Muel. Konseling Profesi yang Menyeluruh, PT Indeks Permata Puri Media: Jakarta 2012

Yusuf, Syamsu. Konseling Individual Konsep Dasar dan Pendekatan, PT Refika Aditama: Bandung
2016

Anda mungkin juga menyukai