Anda di halaman 1dari 8

MODEL MODEL KONSELING

1. Psikoanalisis
Tokohnya Sigmund Freud. Konsep teori menurut Freud kepribadian manusia terdiri dari
3 unsur
a. Id (Das Es) --- ketidaksadaran. Id juga bisa di definisikan perasaan naluriah yang ada
sejak manusia lahir yang perasaan itu jika di lakukan atau direalitakan maka prinsip
kesenangannya akan tersalurkan. Contohnya seperti orang yang merasakan lapar dan
haus ia pasti berpikir untuk makan.
b. Ego ( Das Ich) --- sadar. Ego ini mengontrol jalan-jalan yang ditempuh, memilih
kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi dan cara-cara memenuhinya, serta memiliki
obyek yang dapat memenuhi kebutuhan. Di dalam menjalankan fungsi ini sering kali
Ego harus mempersatukan pertentangan antara Id dan Super Ego serta dunia luar.
Sebagai contoh, ketika anak belajar dengan terbiasa diberikan imbalan atau
penghargaan dari orang tua, maka merekapun akan berpikir untuk melakukan apa yang
seharusnya mereka lakukan supaya mereka mendapatkan hadiah kembali dan tidak
mendapatkan hukuman.
c. Super Ego. – ketidaksadaran. Superego tidak punya kontak dengan dunia luar sehingga
tuntutan Superego akan kesempurnaanpun menjadi tidak realistis.Superego berisikan
dua hal, yaitu : Conscienta yang berarti menghukum orang dengan memberikan rasa
dosa dan Ego ideal yang menghadiahi seseorang dengan rasa bangga akan dirinya.
Secara sederhana Super ego ini dikendalikan berdasaekan prinsip-prinsip moralitas
dan idealis yang mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian.
Teknik pendekatan:
a. Asosiasi bebas yaitu konseli diupayakan untuk menjernihkan atau menikis alam
pikirannya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari – hari sekarang ini, sehingga
konseli mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya.
b. Interpretasi adalah teknik yang digunakan oleh konselor untuk menganalisis asosiasi
bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi konseli. Konselor menetapkan, menjelaskan,
dan bahkan mengaajar konseli tentang makna perilaku yang termanifestasi dalam
mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan transferensi konseli.
c. Analisis mimpi yaitu suatu teknik untuk membuka hal –hal yang tak disadari dan
memberi kesempatan konseli untuk memilik masalah – masalah yang belum
terpecahkan.
d. Analisis Resistensi. Konselor meminta perhatian konseli untuk menafsirkan resistensi.
Penafsiran analisis atas resistensi ditujukan untuk membantu konseli agar menyadari
alasan – alasan yang ada di balik resistensi sehingga dia bisa menanganinya.
e. Analisis Tansferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis sebab mendorong
konseli untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi.

2. Adler
Tokohnya Aflred Adler. Konsep kunci teorinya: Ada tujuh prinsip yang terkandung dari
teori Psikologi Individual Adler, yaitu:
1. Prinsip Rasa Rendah Diri (Inferiority Principle. Adler meyakini bahwa manusia
dilahirkan disertai dengan perasaan rendah diri, ia merasa rendah diri akan perannya
dalam lingkungan. Individu melihat bahwa banyak makhluk lain yang memiliki
kemampuan meraih sesuatu yang tidak dapat dilakukannya. Perasaan rendah diri ini
mencul ketika individu ingin menyaingi kekuatan dan kemampuan orang lain.
Misalnya, anak merasa diri kurang jika dibandingkan dengan orang dewasa. Karena itu
ia terdorong untuk mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Jika telah
mencapai taraf perkembangan tertentu, maka timbul lagi rasa kurang untuk mencapai
taraf berikutnya. Demikian seterusnya, sehingga individu dengan rasa rendah dirinya
ini tampak dinamis mencapai kesempurnaan dirinya.
2. Prinsip Superior (Superiority Principle). Dorongan superior ini sangat bersifat
universal dan tak mengenal batas waktu. Bagi Adler tak ada pemisahan antara drive
dan need seperti yang diungkapkan oleh Murray. Bagi Adler hanya ada satu dorongan,
yakni dorongan untuk superior sebagai usaha untuk meninggalkan perasaan rendah
diri. Namun perlu dicatat bahwa superior disini bukanlah kekuatan melebihi orang
lain, melainkan usaha untuk mencapai keadaan superior dalam diri dan tidak selalu
harus berkompetisi dengan orang lain. Superioritas yang dimaksud adalah superior
atas diri sendiri. Jadi daya penggerak yang utama dalam hidup manusia adalah
dinamika yang mengungkapkan sebab individu berperilaku, yakni dorongan untuk
mencapai superior atau kesempurnaan.
3. Prinsip Gaya Hidup (Style of Life Principle). Usaha individu untuk mencapai
superioritas atau kesempurnaan yang diharapkan, memerlukan cara tertentu. Adler
menyebutkan hal ini sebagai gaya hidup (Style of Life). Gaya hidup yang diikuti
individu adalah kombinasi dari dua hal, yakni dorongan dari dalam diri (the inner self
driven) yang mengatur arah perilaku, dan dorongan dari lingkungan yang mungkin
dapat menambah, atau menghambat arah dorongan dari dalam tadi. Dari dua dorongan
itu, yang terpenting adalah dorongan dalam diri (inner self) itu. Bahwa karena peranan
dalam diri ini, suatu peristiwa yang sama dapat ditafsirkan berbeda oleh dua orang
manusia yang mengalaminya. Dengan adanya dorongan dalam diri ini, manusia dapat
menafsirkan kekuatan-kekuatan di luar dirinya, bahkan memiliki kapasitas untuk
menghindari atau menyerangnya
4. Prinsip Diri Kreatif (Creative Self Principle). Diri yang kreatif adalah faktor yang
sangat penting dalam kepribadian individu, sebab hal ini dipandang sebagai penggerak
utama, sebab pertama bagi semua tingkah laku. Dengan prinsip ini Adler ingin
menjelaskan bahwa manusia adalah seniman bagi dirinya. Ia lebih dari sekedar produk
lingkungan atau makhluk yang memiliki pembawaan khusus. Ia adalah yang
menafsirkan kehidupannya. Individu menciptakan struktur pembawaan, menafsirkan
kesan yang diterima dari lingkungan kehidupannya, mencari pengalaman yang baru
untuk memenuhi keinginan untuk superior, dan meramu semua itu sehingga tercipta
diri yang berbeda dari orang lain, yang mempunyai gaya hidup sendiri, namun diri
kreatif ini adalah tahapan di luar gaya hidup. Gaya hidup bersifat mekanis dan kreatif,
sedangkan diri kreatif lebih dari itu. Ia asli, membuat sesuatu yang baru yang berbeda
dari sebelumnya, yakni kepribadian yang baru. Individu mencipta dirinya.
5. Prinsip Diri yang Sadar (Conscious Self Principle). Kesadaran menurut Adler, adalah
inti kepribadian individu. Meskipun tidak secara eksplisit Adler mengatakan bahwa ia
yakin akan kesadaran, namun secara eksplisit terkandung dalam setiap karyanya. Adler
merasa bahwa manusia menyadari segala hal yang dilakukannya setiap hari, dan ia
dapat menilainya sendiri. Meskipun kadang-kadang individu tak dapat hadir pada
peristiwa tertentu yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu, tidak berarti Adler
mengabaikan kekuatan-kekuatan yang tersembunyi yang ditekannya.
6. Prinsip Tujuan Semu (Fictional Goals Principle). Meskipun Adler mangakui bahwa
masa lalu adalah penting, namun ia mengganggap bahwa yang terpenting adalah masa
depan. Yang terpenting bukan apa yang telah individu lakukan, melainkan apa yang
akan individu lakukan dengan diri kreatifnya itu pada saat tertentu. Dikatakannya,
tujuan akhir manusia akan dapat menerangkan perilaku manusia itu sendiri.
7. Prinsip Minat Sosial (Sosial Interest Principle). Setelah melampaui proses evolusi
tentang dorongan utama perilaku individu, Adler menyatakan pula bahwa manusia
memiliki minat sosial. Bahwa manusia dilahirkan dikaruniai minat sosial yang bersifat
universal. Kebutuhan ini terwujud dalam komunikasi dengan orang lain, yang pada
masa bayi mulai berkembang melalui komunikasi anak dengan orang tua. Dimulai
pada lingkungan keluarga, kemudian pada usia 4-5 tahun dilanjutkan pada lingkungan
pendidikan dasar dimana anak mulai mengidentifikasi kelompok sosialnya. Individu
diarahkan untuk memelihara dan memperkuat perasaan minat sosialnya ini dan
meningkatkan kepedulian pada orang lain. Melalui empati, individu dapat belajar apa
yang dirasakan orang lain sebagai kelemahannya dan mencoba memberi bantuan
kepadanya

Teknik:

a. Assessment yaitu proses pengumpulan informasi tentang konseli/konseli melal


questioner. Informasi yang dikumpulkan itu meliputi aspek-aspek deskripsi gejala-
gejala masalah dan faktor penyebabnya: keberfungsian (peranan konseli dalam
hubungannya dengan keluarga, teman bermain/sekolah, kolega kerja, dan suami/ istri;
keluarga konseli (dinamika dan konstelasi), masalah kesehatan, termasuk penggunaan
alkohol, dan obat-obatan; dan terapi atau konseling sebelumnya, dan sikap konseli
terhadap konselor.
b. Socratic questionig yaitu teknik pertanyaan-pertanyaan Sokrates sebagai bidan yang
melahirkan ide-ide baru. Dalam hal ini, konselor berupaya untuk membidani lahimnya
pendekatan-pendekatan baru dalam kehidupan konseli, Konselor berperan sebagai
“cothinker” (yang membantu konseli berpikiri, bukan seorang ahli ) expert yang serba
bisa.
c. Guided and eidetic imagery jelas (vivid tetapi tidak nyata (unreal, terutama ingatan-
ingatan masa kecil. Proses konseling melahirkan perasaan-perasaan baru konseli, dan
konseli mungkin memerlukan tindakan lebih lanjut untuk mengungkap atau mengubah
perasaan-perasaan tersebut.
d. Role playing. Konseli mungkin kehilangan pengalaman yang sangat berharga bagi
dirinya, seperti kasih sayang dari orang tuanya. Teknik ini dimaksudkan untuk
mengatasi defisiensi (kekurangan) ini. Melalui teknik ini, konseli berlatih tingkah-
tingkah baru di bawah supervisi konselor.
3. Existensial
Tokohnya Rollo May. Konsep kunci:
a. Kesadaran diri Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu
kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan
memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin
besar pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk memilih alternative
– alternatif yakni memutuskan secara bebas di dalam kerangka pembatasnya adalah
suatu aspek yang esensial pada manusia.
b. Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan. Kesadaran atas kebebasan dan tanggung
jawab dapat menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia.
Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan
atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati.
c. Penciptaan Makna. Manusia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan
menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Pada
hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam
suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional.
Teknik :
a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini konselor membantu klien dalam hal
mengidentifikasi dan mengklasifikasi asumsi mereka terhadap dunia.
b. Tahap Pertengahan Di tahap tengah dari konseling eksistensial, klien
didorong semangatnya untuk lebih dalam lagi meneliti sumber dan otoritas dari
sistem nilai mereka.
c. Tahap akhir berfokus pada menolong klien untuk dapat melakukan apa yang telah
dipelajari tentang diri mereka sendiri.

4. Client Centered
Tokohnya: Carl Rogers. Konsep kunci:
a. Self- Actualization. Rogers percaya bahwa semua orang memiliki kebutuhan
yang melekat untuk tumbuh dan mencapai potensi mereka. Kebutuhan untuk
mencapai aktualisasi diri ini, menurutnya adalah salah satu motif utama yang
mendorong perilaku.
b. Unconditional Positive Regard. Agar psikoterapi berhasil, rogers menyarankan,
sangat penting bagi terapis untuk memberikan unconditional positive regard kepada
klien. Ini berarti bahwa terapis menerima klien apa adanya dan memunginkan
mereka untuk mengekspresikan perasaan positif ke negatif tanpa penilaian atau
celaan.
d. Development of the Self. Rogers percaya bahwa pembentukan konsep diri yang
sehat adalah proses berkelanjutan yang dibentuk oleh pengalaman hidup seseorang.
Orang dengan rasa percaya diri yang stabil cenderung memiliki kepercayaan diri
yang lebih besar dan mengatasi tantangan hidup secara lebih efektif. \
e. Congruence. Rongers juga menyarankan bahwa orang cenderung memiliki
konsep “diri ideal” mereka. Masalahnya adalah citra kita tentang siapa kita
seharusnya tidak selalu sesuai dengan persepsi kita tentang siapa kita hari ini. Ketika
citra diri kita tidak sejalan dengan diri ideal kita, kita berada dalam keadaan
inkongruensi. Rogers percayabahwa dengan menerima penghargaan positif tanpa
syarat dan mengejar aktualisasi diri, bagaimanapun, orangnya bisa mendekati
mencapai keadaan kongruensi.
f. The fully-Functioning person. Rogers menyarankan bahwa orang-orang yang
terus berusaha untuk memenuhi kecenderungan aktualisasi mereka bisa menajadi apa
yang dia sebut sebagai berfungsi penuh. Orang yang berfungsi penuh adalah orang
yang bener-bener kongruen dan hidup pada saat ini.
Teknik :
1. Acceptance artinya konselor menerima konseli sebagaimana adanya dengan segala
masalahnya. Jadi sikap konselor adalah menerima secara netral,\
2. Congruence artinya karakteristik konselor adalah perkataan serta perbuatannya
konsisten,
3. Understanding artinya konselor harus mampu memahami dunia batin konseli secara
akurat, dan
4. Nonjudgmental artinya tidak memberi penilaian terhadapkonseli, akan tetapi konselor
selalu objektif.

5. Behaviour
Tokohnya B.F Skinner, Iva Pavlov,Albert Bandura. Konsep kunci: Konsep dasar
konseling behavioral adalah manusia sebagai makhluk reaktif yang tingkah lakunya
dikontrol oleh faktor-faktor luar. Perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga
dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar. Manusia
memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi
ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.
B.F. Skinner memusatkan pada operant conditioning. Operant conditioning itu dapat
dipergunakan untuk mendorong peserta didik memberikan respon yang berupa tingkah
laku. Peristiwa terjadinya tingkah laku itu disebut respon belajar (operant learning).
Operant conditioning untuk respon belajar dikontrol dengan diiringi suatu tingkah laku
dan stimulus.
Pengkondisian operan (Operant conditioning) terdiri dari dua konsep utama, yaitu:
a. Penguatan (Reinforcement). Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
1. Penguatan positif adalah sebuah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk
penguatan positif adalah berupa hadiah, perilaku (senyum, bertepuk tangan,
mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dan sebagainya).
2. Penguatan negatif adalah sebuah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dan lainnya.
b. Hukuman (Punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya
suatu perilaku atau apa saja yang menyebabkan sesuatu respon atau tingkahlaku menjadi
berkurang atau bahkan langsung dihapuskan atau ditinggalkan.
Teknik :
1. Teknik Behavioral Contract. Behavioral contract yaitu sebuah persetujuan yang
dilakukan antara konselor dan konseli (bisa lebih) untuk bisa mengubah perilaku tertentu
yang ada pada konseli. Dan menurut Lutfi Fauzan behavioral contract adalah suatu
perjanjian antara dua orang dan bisa lebih untuk bisa melakukan perilaku dengan cara-
cara tertentu dan dapat menerima reward dalam melakukan perilaku itu.
2. Teknik relaksasi yakni keadaan pada mana seseorang berada dalam keadaan tenang,
dalam suasana emosi yang tenang, tidak sebaliknya yakni misalnya tegang atau
bergelora.
3. Teknik Self Management. Self management melibatkan pemantauan diri, penguatan yang
positif, kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri dan penguasaan terhadap rangsangan.
Self management bertujuan untuk membantu konseli menyelesaikan masalah, teknik ini
menekankan pada perubahan tingkah laku konseli yang dianggap merugikan orang lain.
Jadi, self management merupakan upaya individu untuk melakukan perencanaan,
pemusatan perhatian, dan evaluasi terhadap aktivitas yang dilakukan.
6. Analisis transaksional
Tokohnya Eric Berne. Konsep kunci teori: Analisis transaksional merupakan salah satu
pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional.
Transaksional yang dimaksud yakni hubungan komunikasi antara seseorang dengan
orang lain. Adapun yang dianalisis meliputi bagaimana bentuk, cara dan isi dari
komunikasi mereka, dari hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi
tersebut berjalan secara tepat atau tidak. Bentuk, cara dan isi komunikasi tersebut dapat
menggambarkan apakah orang tersebut bermasalah atau tidak. Analisis transaksional
didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa seseorang mampu memahami keputusan-
keputusannya pada masa lalu yang kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali
atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah diambil. Berne dalam pandangannya
meyakini bahwa manusia memiliki kapasitas untuk memilih dan dalam tingkat
kesadaran individu mampu menjadi mandiri dalam menghadapi persoalan- persoalannya.
Eric Berne menemukan seorang klien yang kadang-kadang berfikir, berperasaan, dan
berperilaku seperti halnya anak-anak, namun juga terlihat seperti dewasa atau orang tua.
Manusia memiliki berbagai bentuk kondisi ego, bahwa perilaku seseorang dipengaruhi
oleh Ego state yang terbentuk berdasarkan pengalaman pada diri seseorang yang
membekas pada dirinya sejak kecil.Setiap orang cenderung memilih salah satu dari
kemungkinan posisi hidup Sehingga pada dasarnya satu orang dapat memiliki tiga
ego states. Adapun Ego states menurut Eric Berne antara lain:
a. Ego Orang Tua (Ego State Parent). Kepribadian yang menunjukkan sifat-sifat
orang tua berisi perintah (harus dan semestinya), Misalnya: membimbing,
menasihati, membantu, mengarahkan, menyayangi, mengontrol, mengkritik,
melarang, mencegah, mengomando. Secara verbal: awas, jangan, cepat. Sedangkan
non-verbal: merangkul, melotot, membelai, memukul. Status ego orang tua
merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip
dengan bagaimana orang tua atau terdahulu penampilan yang terikat kepada
sistem nilai, moral dan serangkaian kepercayaan bahwa individu merasa dan
bertingkah laku terhadap dirinya.
b. Ego Dewasa (Ego State Adult). Kepribadian yang objektif, stabil, tidak
emosional, logis, rasional, selalu berusaha untuk menggunakan informasi
yang bersedia untuk menyelesaikan permasalahan dan memiliki solusi.Berisi hal-
hal produktif, objektif, tegas, dan tanggung jawab dalam menghadapi
kehidupan.Selain itu kata-kata yang sering digunakan yaitu benar, salah, praktis
c. Ego Anak-Anak (Ego State Child). Kepribadian menunjukkan ketidakstabilan,
intuitif, adaptif, reaktif, humor, kreatif, inisiatif, terbentuk apabila terlihat bahwa
tingkah laku pada masa anak-anak ketergantungan pada orang lain. Berisi perasaan,
tingkah laku, berfikir berdasarkan ketika masih kanak-kanak dan berkembang
bersamaan dengan pengalaman masa kanak-kanak. Kata-kata yang sering
digunakan adalah wah, iya, tidak, tidak mau, tidak bisa.
Teknik pendekatan :
1. Analisis struktural merupakan perangkat yang bisa membuat manusia menjadi sadar
akan isi dan berfungsinya orang tua, orang dewasa, dan anak-anak yang ada pada
mereka. Klien AT belajar cara mengidentifiksi status ego mereka sendiri. Analisis
struktural menolong mereka untuk menyelesaikan pola yang dirasakan telah
menjeratnya. Analisis itu menjadikan mereka dapat menemukan pada status ego
yang mana dia berpijak, dengan mengetahui itu ia bisa menentukan pilihan yang
akan diambil.
2. Analisis transaksional. Analisis transaksional pada dasarnya adalah suatu deskripsi
tentang apa yang dikerjakan dan dikatakan orang itu tentang dirinya sendiri dan
tentang orang lain. Apapun yang terjadi antar manusia akan mellibatkan transaksi
antara status ego mereka manakala pesan disampaikan maka diharapkan adanya
tanggapan
3. Pemodelan Keluarga. Pemodelan keluarga, satu pendekatan lagi yang dipakai dalam
analisis struktural, terutama berguna untuk menangani Orang Tua Konstan, Orang
Dewasa Konstan, ataupun Anak-anak Konstan. Kllien diminta untuk membayangkan
suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin orang signifikan dimasa lewat,
termasuk menetapkan situasinya dan menggunakan anggota lain sebagai pengganti
anggota keluarga. Klien menempatkan mereka seperti yang dia lakukan pada situasi
yang diingatnya.
4. Analisis dari Ritual dan Waktu Senggang. Analisis atas suatu transaksi mencakup
identifikasi ritual dan masa enggang yng digunakan untuk menstrukturkan waktu.
Penstrukturan waktu merupakan materi yang penting untuk diskusi dan pengujian,
oleh karena penstrukturan itu memantulkan keputusan dari suratan tentang bagaimana
bertransaksi dengan orang lain dan bagaimana caranya untuk mendapat stroke.
5. Analisis dari permainan dan raket merupakan aspek penting untuk memahami
transaksi dengan orang lain. Berne (1964) melukiskan sebuah permainan sebagai
“urut-urutan transaksi tersembunyi yang komplementer yang terus-menerus berjalan
maju kearah terciptanya hasil yang tertata baik dan bisa diramalkan. Bagi sebagian
besar permainan, yang telah menjadimklimaks adalah perasaan “tidak enak” yang
dialami si pemain. Penting untuk diamati dan dipahami mengapa semua itu
dimainkan, klimaks apa yang dihasilkan, stroke apa yang diterima, dan bagaimana
permainan ini tetap menjaga jarak serta mengganggu keakraban.
6. Analisis suratan. Tidak adanya otonomi seseorang berpangkal pada komitmen lain
sering kali memiliki depresi sebagai pembayaran upahnya pada penyuratan
dirinya yaitu, pada rencana hidup yang telah ditetapkan dimasa usia dini. Aspek
penting dari dari suratan hidup adalah pemaksaan kualitas yang menggiring orang
untuk memainkannya.
7. Gestalt
Tokohnya Frederick Pearls atau Frederick Soloman Pearls. Konsep dasar teori: Konsep
Gestalt dimaknai sebagai sesuatu yang sungguh ada (an entity) atau keseluruhan yang
sempurna, lebih dari sekedar bagian-bagian dari komponen yang memiliki suatu nilai
tingkatan khusus dari struktur dan yang tetap dapat dikenal sebagai sesuatu yang
lengkap sepanjang hubungan di antara bagian-bagian bersifat tetap (Bloom, 2006: 18).
Teori Gestalt merupakan terapi eksistensial yang menekankan kesadaran saat ini.
Dimana fokus utamanya terletak pada apa dan bagaimana tingkah laku dan pada
peran urusan yang belum selesai di masa lampau sehingga menghambat kemampuan
individu untuk bisa berfungsi secara efektif. Sasaran utama dari terapi ini yakni
menantang klien untuk beralih dari dukungan lingkungan kepada diri. Tujuan dasarnya,
perluasan kesadaran yang dipandang kuratif pada dirinya. Adanya kesadaran diharapkan
klien mampu mendamaikan polaritas dan dikotomi yang ada dalam dirinya sendiri
sehingga bergerak menuju reintegrasi segenap aspek dari dirinya. Dalam teori gestalt
perilaku asumsi tingkah laku bermasalah pada individu terjadi karena pertentangan
antara kekuatan “top dog” dan “under dog”. Top dog yaitu posisi kuat yang menuntut,
mengancam sedangkan under dog sendiri adalah keadaan membela diri, tidak berdaya
dan pasif.
8. Spiritual
Tokohnya Imam Al Ghazaali. Konsep kunci teori: Pendekatan spiritual adalah
pendekatan dalam konseling melalui norma- norma dan nilai-nilai agama, yang secara
fitrah merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Imam Al-ghazali
membagi kecerdasan spiritual menjadi 4 aspek yaitu hati (al-qalb), ruh (al-ruh),
akal (al-aql), dan jiwa (an-nafs). Kemudian bentuk-bentuk konsep kepribadian
menurut Imam Al-Ghazali dalam proses konseling yaitu mengenali diri, memperbaiki
Diri Agar Tercapai Tingkatan Jiwa Muthma’innah dan mengajarkannya kepada klien.
Teknik konseling psiko- spiritual al-Ghazali yang diperkenalkan oleh Yatimah dan
Mohd Tajudin, antara lain teknik pertanyaan mengenal diri, teknik perenungan,
teknik cermin, teknik perumpamaan. Adapun langkah-langkahnya antara lain
pengenalan dan pembinaan hubungan, mengenal diri dan bimbingan tujuan hidup,
mengenal punca dan jenis masalah dan memberi obat yang sesuai dengan jenis
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai