Anda di halaman 1dari 9

Nama : Aulia Mutia Supardi

NIM : 190103040186
Prodi : Psikologi Islam
Mata Kuliah : Teori Teori Kepribadian
Dosen Pengampu : Mubarak, MA
Hari/Tanggal : Kamis, Desember 03, 2020

Alfred Adler (Individual Psychology)


Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 9 Pebruari 1870, Dia menyelesaikan studinya dalam
lapangan kedokteran pada Universitas Wina pada tahun 1895. Alfred Adler adalah
seorang psikolog, dokter, terapis, sekaligus pendiri awal aliran psikolog individual. Ia
menekankan terhadap pentingnya perasaan inferior dianggap elemen penting dalam yang
mengembangkan teori psikologi individual. Alfred Adler menganggap manusia adalah individu
utuh, bukan seperangkat elemen. Adler adalah orang pertama yang menekankan pentingnya
elemen sosial dalam mengatur proses individual dan yang membawa psikiatri pada komunitas
psikolog. Sebuah survei dari review of general psychology meletakkan Adler pada peringkat 67
sebagai psikolog yang teorinya paling banyak dikutip di abad 20.

Adler semula anggota bahkan ketua Masyarakat Psikoanalisis Wina yang menjadi
organisasi pengembang teori Freud, namun kemudian memisahkan diri karena mengembangkan
ide-idenya sendiri. Dia kemudain membentuk kelompoknya sendiri, yakni Individual Psychology.1
Perbedaan prinsip Adler dengan Freud adalah sebagai berikut:

1. Freud memandangan komponen kehidupan yang sehat adalah kemampuan “mencintai dan
berkarya”. Bagi Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya
mencintai dan berkarya, tetapi juga merasakan kebersamaan dengan orang lain dan
memperdulikan kesejahteraan mereka. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial, bukan
dorongan seksual. Dorongan sosial adalah sesuatu yang dibawa sejka lahir, meskipun
kekhususan hubungan dengan orang dan pranata sosial ditentukan oleh pengalaman

1
Alwisol, Psikologi Kepribadian(Malang: UMM Press, 2009), hal. 63
bergaul dengan masyarakat. Dalam satu segi, Adler sama dengan Freud dan Jung, yakni
kepribadian memiliki sifat biologik, kodrat inheren membentuk kepribadian manusia.
2. Freud memandangan kepribadian sebagai proses biologik-mekanistik, sedang Adler
termasuk pelopor ego kreatif (ego-creative). Ego adalah sistem subyektif yang sangat
dipersonafikasikan, yang menginterpretasi dan membuat pengalaman organisme menjadi
penuh makna. Ego juga aktif mencari dan menciptakan pengalaman baru untuk membantu
pemenuhan gaya hidup pribadi yang unik.
3. Adler menekakan adanya keunikan pribadi. Setiap pribadi merupakan konfigurasi unik
dari motif-motif, sifat, minat, dan nilai-nilai; setiap perbuatan dilakukan orang secara khas
gaya hidup orang itu.
4. Adler memandang kesadaran sebagai pusat kepribadian, bukan ketidaksadaran.
5. Adler keras berpendapat bahwa semua kehidupan selalu bergerak. Dia memilih tidak
berfikir dalam kerangka struktur dan perkembangannya, karena konsep semacam itu
dianggapnya cenderung membuat kongkrit sesuatu yang abstrak.

Bagi Adler, manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah tak berdaya. Kondisi
ketidak berdayaan itu menimbulkan perasaan inferiorita dan ketergantungan kepada orang lain.
Psikologi Individual memandang individu sebagai makhluk yang saling tergantung secara sosial.
Perasaan bersatu dengan orang lain (interes sosial) ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi
syarat utama kesehatan jiea. Pokok-pokok teori Adler mencakup enam hal berikut:

1. Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia adalah


perjuangan untuk sukses atau menjadi superior (striving for superiority).
2. Persepsi subyektif (subjective perception) individu membentuk tingkahlaku dan
kepribadian.2
3. Semua fenomena psikologis disatukan (unity of personality) didalam diri individu dalam
bentuk self.
4. Manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial (social
interest).
5. Semua potensi manusia dikembangankan sesuai dengan gaya hidup (life of style) dari self.

2
Alwisol, Psikologi Kepribadian(Malang: UMM Press, 2009), hal. 64
6. Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kreatif (creative power) individu.

PANDANGAN ALFRED ADLER TENTANG PERILAKU MANUSIA

Ada tujuh prinsip yang terkandung dari teori Psikologi Individual Adler, yaitu:

1. Prinsip Rasa Rendah Diri (Inferiority Principle)


Prinsip rasa rendah diri Adler meyakini bahwa manusia dilahirkan disertai dengan perasaan
rendah diri. Seketika individu menyadari eksistensinya, ia merasa rendah diri akan
perannya dalam lingkungan. Karena itu ia terdorong untuk mencapai taraf perkembangan
yang lebih tinggi. Jika telah mencapai taraf perkembangan tertentu, maka timbul lagi rasa
kurang untuk mencapai taraf berikutnya. Demikian seterusnya, sehingga individu dengan
rasa rendah dirinya ini tampak dinamis mencapai kesempurnaan dirinya. Adanya stress
menyebabkan organ lemah ini terganggu.
2. Prinsip Superior (Superiority Principle)
Memandang prinsip superior terpisah dari prinsip inferior sesungguhnya keliru. Dorongan
superior ini sangat bersifat universal dan tak mengenal batas waktu. Bagi Adler hanya ada
satu dorongan, yakni dorongan untuk superior sebagai usaha untuk meninggalkan perasaan
rendah diri. Superioritas yang dimaksud adalah superior atas diri sendiri. Jadi daya
penggerak yang utama dalam hidup manusia adalah dinamika yang mengukapkan sebab
individu berperilaku, yakni dorongan superior atau kesempurnaan.
3. Prinsip Gaya Hidup (Style of Life Principle)
Usaha individu untuk mencapai superioritas atau kesempurnaan yang
diharapkan, memerlukan cara tertentu. Adler menyebutkan hal ini sebagai gaya
hidup. Gaya hidup yang diikuti individu adalah kombinasi dari dua hal, yakni dorongan
dari dalam diri yang mengatur arah perilaku, dan dorongan dari lingkungan yang mungkin
dapat menambah, atau menghambat arah dorongan dari dalam. Akan tetapi ada
karakteristik umum yang berasal dari sumber lain di luar dirinya yang turut menentukan
keunikan kepribadian individu, yakni kehadiran kondisi sosial, psikologis, dan fisik yang
unik pada setiap manusia.3
4. Prinsip Diri Kreatif (Creative Self Principle)

3
Sidiq, Zulkifli. Psikologi Individual Alfred Adler. Retreived December, 2012, 5: 2012.
Diri yang kreatif adalah faktor yang sangat penting dalam kepribadian individu, sebab hal
ini dipandang sebagai penggerak utama, sebab pertama bagi semua tingkah laku. Individu
menciptakan struktur pembawaan, menafsirkan kesan yang diterima dari lingkungan
kehidupannya, mencari pengalaman yang baru untuk memenuhi keinginan untuk
superior, dan meramu semua itu sehingga tercipta diri yang berbeda dari orang lain, yang
mempunyai gaya hidup sendiri. namun diri kreatif ini adalah tahapan di luar gaya hidup.
5. Prinsip Diri yang Sadar (Conscious Self Principle)
Kesadaran menurut Adler, adalah inti kepribadian individu. Meskipun tidak secara
eksplisit Adler mengatakan bahwa ia yakin akan kesadaran, namun secara eksplisit
terkandung dalam setiap karyanya. Manusia dengan tipe otak yang dimilikinya dapat
menampilkan banyak proses mental dalam satu waktu. Hal-hal yang tidak tertangkap oleh
kesadarannya pada suatu saat tertentu tak akan diperhatikan dan diingat oleh
individu. Adler tidak menerima konsep ambang sadar dan alam tak sadar Freud. Hal ini
dianggap sebagai mistik.
6. Prinsip Tujuan Semu (Fictional Goals Principle)
Meskipun Adler mangakui bahwa masa lalu adalah penting, namun ia mengganggap
bahwa yang terpenting adalah masa depan. Tujuan semu yang dimaksud oleh Adler ialah
pelaksanaan kekuatan-kekuatan tingkah laku manusia. Melalui diri keratifnya manusia
dapat membuat tujuan semu dari kemampuan yang nyata ada dan pengalaman pribadinya.
7. Prinsip Minat Sosial (Social Interest Principle)
Proses sosialisasi membutuhkan waktu banyak dan usaha yang berkelanjutan. Melalui
empati, individu dapat belajar apa yang dirasakan orang lain sebagai kelemahannya dan
mencoba memberi bantuan kepadanya. Namun individu yakin bahwa masyarakat yang
kuat dan sempurna akan dapat membantunya mencapai pemenuhan perasaan
superior. Gaya hidup dan diri kreatif melebur dalam prinsip minat sosial yang pada
akhirnya terwujud tingkah laku yang ditampilkan secara keseluruhan. 4

PERKEMBANGAN ABNORMAL

4
Sidiq, Zulkifli. Psikologi Individual Alfred Adler. Retreived December, 2012, 5: 2012.
Menurut Adler, minat social yang tidak berkembang menjadi factor yang melatarbelakangi
semua jenis maladjustment, antara lain:

1. Factor Eksternal Maladjusment


a. Cacat fisik yang buruk; dapat dibawa dari lahir atau akibat kecelakaan atau
penyakit. Setiap orang dapat mengembangkan perasaan inferior yang berlebihan,
tetapi anak yang lahir cacat fisik mempunyai peluang lebih besar untuk menjadi
maladjustment disbanding anak yang lahir sehat secara jasmani.
b. Gaya hidup manja; anak yang manja mempunyai minat social yang kecil dan
tingkat aktivitas yang rendah. Mereka mengharap orang lain memperhatikan,
melindungi dan memuaskan semua keinginannya yang mementingkan diri sendiri.
c. Gaya hidup diabaikan; anak yang merasa tidak dicintai dan tidak dikehendaki akan
mengembangkan gaya hidup ini. Anak ini cenderung akan berharap orang lain
bersikap dingin karena ia terbiasa diperlakukan secara dingin. Mereka cenderung
mendendam, tidak percaya diri, dan tidak mampu bekerjasama untuk tujuan
bersama.
2. Penderita neurotic menciptakan pengamanan terhadap harga dirinya. Konsep
kecenderungan pengamanan ini mirip dengan konsep mekanisme pertahanan diri dari
Freud. Perbedaannya adalah: (1) mekanisme pertahanan melindungi ego dari kecemasan
instingtif, sedangkan safeguarding melindungi self dari tuntutan luar; (2) mekanisme
pertahanan merupakan gejala umum yang dilakukan semua orang, sedang safeguarding
merupakan salah satu symptom neurotic; (3) mekanisme pertahanan beroperasi pada
tingkat tak sadar, sedangkan safeguarding pada tingkat sadar dan tak sadar. Ada tiga
kecenderungan safeguarding yang dilakukan, yaitu:
a. Excuses: kecenderungan yang paling umum. Biasanya sesalan yang dipakai “Ya,
tetapi”, “sesungguhnya kalau”.
b. Agresi: terdapat tiga macam, yaitu:
 Merendahkan (deprication) mirip kecenderungan menilai rendah prestasi orang
lain dan menilai tinggi prestasi diri sendiri.
 Menuduh (acussation) mirip kecenderungan menyalahkan orang lain atas
kegagalan yang dilakukannya sendiri, dan cenderung untuk mencari
pembalasan dendam.
 Menuduh diri sendiri (self-acussation) ditandai oleh menyiksa diri sendiri dan
perasaan berdosa.
c. Withdrawal: merupakan kecenderungan untuk melarikan diri dari kesulitan, dengan
cara mengambil jarak (menjaga jarak). Terdapat 4 yaitu, moving backward, standing
still, hestilating, dan constructing obstacle.5

PENGARUH ADLER

Pengaruh Adler di Amerika meluas berkat adanya “The American Society of Individal
Psychology”, sedangkan di Eropa pengikutnya cukup banyak, salah satu di antara mereka adalah
Fritz Kunkel dengan karya utamanya Einfuhrung in die Charakterkunde (Zurich; 1928,1950).
Pendapat Kunkel yang berpegang teguh pada dasar pikiran Adler dikemukakan sebagai berikut:

1. Dua dorongan pokok

Seperti Adler, Kunkel berpendapat bahwa kehidupan jiwa adalah dinamis dan perubahan
ini dikarenakan adanya dua dorongan yang saling bertentangan, yaitu:

a. Dorongan keakuan (Inchhaftigkeit atau Unsachlichkeit), maksudnya dorongan untuk


mengabdi kepada diri sendiri.
b. Dorongan kekitaan (Wirhaftigkeit atau Sachlichkeit), maksudnya dorongan untuk
mengabdi pada dunia luar atau lingkungan masyarakat.
2. Termometer penilai diri

Saling berhubungan antara dua dorongan pokok dalam diri manusia digambarkan dalam
termometer penilai diri. Hukum psikis yang berlaku pada termometer penilai diri antara lain:

a. Makin besar rasa rendah diri makin besar pula usaha membanggakan diri sendiri, dan
sebaliknya.
b. Makin besar dorongan keakuan makin kecil dorongan kekitaan sehingga daerah gerak
dalam masyarakat semakin sempit, dan sebaliknya. Dalam teori ini terdapat dua sikap
hidup yang ekstrem, yaitu:

5
Adler, Alexandra. Alfred Adler's Individual Psychology. Teori Dasar Psikologi Kepribadian I, 1973, h.
71-72
1) Orang yang hanya berhubungan dengan dirinya sendiri tanpa ada hubungan dengan
orang lain. Contohnya orang sakit jiwa.
2) Orang yang tingkah lakunya hanya mementingkan dorongan kekitaan sehingga
dorongan keakuan menjadi terkikis. Contohnya para pemuka agama.
3. Apersepsi bertendes dan dresat

Apersepsi bertendes yaitu suatu tendens yang menyebabkan orang lain menyimpang dari
kenyataan. Sedangkan dresat adalah kebiasaan memandang sesuatu dari sudut tertentu dan bersifat
memaksa.

4. Umfinalisierung

Umfinalisierung menggambarkan perbuatan yang dilakukan tidak dengan semestinya.

5. Lingkaran Setan dan Proses Pencerahan

Maksudnya seseorang sangat terikat akan rasa akunya dan tidak berani menghadapi
kenyataan sehingga menderita rasa rendah diri. Hal ini mendorong seseorang untuk berusaha
menutup kekurangannya atau mencapai kompensasi. Kalau usaha ini gagal maka rasa rendah diri
akan lebih mendalam, usaha ke arah kompensasi makin kuat, rintangan makin besar, dan akibatnya
kesulitan yang dihadapi makin besar sehingga daya penyesuaian diri makin kecil serta ruang hidup
secara psikologis bertambah sempit.

Proses pencerahan ini melewati beberapa fase:

a. Fase pertama adalah fase mendapatkan pengertian yang benar megenai diri sendiri.
b. Fase kedua adalah berani menghadapi kenyataan. 6

Adler berpendapat bahwa kepribadian setiap orang itu unik dan tidak dapat dipecah-pecah.
Menurut Adler tiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-sifat, serta nilai-nilai khas
tiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang membawakan corak khas gaya kehidupannya
yang bersifat individual. Teori psikologi individual Adler ini memang lebih banyak berupaya
menyadarkan manusia bahwa ia merupakan makhluk yang berdaya dan memiliki rasa sosial yang
dalam, sehingga dengan itu pulalah ia dapat survive dalam menjalani hidup. Teori ini pula,
memiliki kekuatan dalam hal memprediksi perilaku manusia melalui tujuan semu atau akhir dari

6
Adler, Psikologi Individual Menurut Alfred. "Teori Psikologi Individu Adler."
perilaku yang diperbuatnya, sebagai tujuan akhir yang merupakan gambaran dari diri manusia
tersebut.7

7
Fatwikiningsih, Nur, and S. Psi. Teori Psikologi Kepribadian Manusia. Penerbit Andi. h. 72
REFERENSI

Adler, Psikologi Individual Menurut Alfred. "TEORI PSIKOLOGI INDIVIDU ADLER."

Adler, A. (1973). Alfred Adler's individual psychology. TEORI DASAR PSIKOLOGI


KEPRIBADIAN I.

Alwisol 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Fatwikiningsih, N., & Psi, S. Teori Psikologi Kepribadian Manusia. Penerbit Andi.

Sidiq, Z. (2012). Psikologi Individual Alfred Adler. Retreived December, 5, 2012.

Anda mungkin juga menyukai