Anda di halaman 1dari 10

MODEL ADLERIAN (KONSELING INDIVIDUAL)

Abdul Munir

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


TAHUN 2022
PENDAHULUAN

 Alfred Adler lahir pada 7 Februari 1870 Anak kedua dari enam bersau­dara,
dan tumbuh di pinggiran kota Vienna. Adler meninggal pada tahun 1973.
 Konseling Adlerian di kembangkan oleh Alfred Adler dan para pengikut­nya
berdasarkan teori psikologi individual Adler.
 Model Sigmund freud memusatkan perhatian pada psikodinamika individual
pada individu-individu neurotik, sedangkan Adler lebih memusatkan perhatian
pada bidang sosial dan politik serta masyarakat umum.
 Pandangan Adler menekankan pada kebulatan kepriba­dian (unity of
personality) yang menegaskan bahwa manusia hanya dapat di pahami sebagai
suatu entitas yang lengkap dan utuh.
 Adler juga memandang manusia sebagai ciptaan dan pencipta kehidup­­annya
sendiri: dalam arti bahwa setiap manusia me­ngem­bangkan gaya hidup yang
unik untuk mencapai tujuan tertentu.
 Teori Adler ini sangat menekankan peranan ego dan kontekstualitas sosial
dalam gerak dinamika kehidupan manusia.
 Adler percaya adalah selalu ada dan vital sebagai kekuatan pe­nen­tu dalam
tingkah laku. “untuk menjadi manusia”, tulisnya, “berarti merasakan dirinya
inferior.”
 Semua kemajuan manusia, pertumbuhan, dan perkem­bang­an dihasilkan dari
usaha untuk mengkompensasi inferi­ori­tas seseorang.
 Memanjakan anak juga dapat membawa pada kompleks inferioritas.
 Adler sering meng­gunakan kata perfeksion sebagai sinonim dari superioritas.
 Adler berpendapat bahwa tujuan keseluruhan kita adalah sebuah keinginan
fiktif yang tak dapat diuji dengan realita.
 Adler menekankan pentingnya masalah hidup yang harus diatasi tiap individu,
dan dia mengelompokkannya kedalam tiga kategori: (1) masalah yang
melibatkan tingkah laku terhadap orang lain, (2) masalah pekerjaan, dan (3)
masalah cinta.
 Ada 4 (empat) jenis gaya hidup seseorang, yaitu 1) Dominant or ruling
attitude  (sikap meme­rin­tah); 2) Getting (mendapat); 3) Avoiding
(menghindar); dan 4) Socially Useful (bermanfaat sosial)
Konsep dasar manusia
 Adler memandang manusia lebih dipengaruhi oleh do­rongan sosial dari­pada
dorongan biologis.
 Adler meyakini bahwa individu memulai hidupnya de­ngan kelemahan fisik
yang mengaktifkan perasaan inferior.
 Inferiorita bagi Adler diartikan sebagai perasaan lemah dan tidak cakap dalam
menghadapi tugas yang harus diselesaikan. Inferiorita merupakan suatu
perasaan yang menggerakkan orang untuk berjuang menjadi superioritas.
 Superioritas menurut Adler merupakan suatu gerak yang mengarahkan
manusia ke jenjang yang lebih sukses, terutama kesuksesan dalam konteks
social.
 semua perjuangan tersebut-meski memiliki motivasi yang berbeda-beda,
tetapi semuanya diarahkan menuju tujuan final (final goal).
 Adler juga mengakui pentingnya masa lima tahun pertama kehidupan dalam
mempengaruhi perkembangan manusia.
 Adler juga memandang manusia sebagai memiliki dorongan untuk  menjadi orang yang berhasil.
 Adler juga memiliki keya­kinan bahwa perilaku manusia harus dipelajari dari sudut pandang
yang holistic.
 Adler juga memandang manusia memiliki minat sosial yang menjadi barometer bagi mental
yang sehat.
 Gambaran Adler tentang sifat manusia adalah sederha­na. Masing-masing orang adalah unik dan
memiliki kemauan dan pilihan yang bebas untuk menciptakan dirinya.
 aspek-aspek tertentu dari sifat manusia adalah pembawaan dari lahir seperti minat sosial dan
mengejar kesempurnaan, itu adalah pengalaman yang menentukan seberapa baik kecende­
rungan pewarisan ini akan di realisasikan.
 Dalam pandangan Adler pengaruh masa kanak-kanak penting, khususnya urutan kelahiran dan
hubungan dengan orang tua.
 Meskipun Adler adalah seorang psikodinamik, namun te­ori psikoindivi­dualnya dapat dimasukkan
ke dalam perspektif fe­no­menologis.
 Perasaan rendah diri (inferiority) merupakan satu dimensi dari tahun-tahun awal kehidupan
yang diyakini oleh Adler menjadi faktor yang memainkan peran penting dalam mempengaruhi
perkembangan manusia.
 Gaya hidup (life style) merupakan suatu cara unik yang digunakan oleh setiap individu untuk
menangani perasaan ren­dah diri dan mencapai tujuan-tujuan hidupnya.
Implementasi & Aplikasi Model Konseling Adlerian
 

 Model ini menekankan pada ke­utuhan (unity) dan keunikan individual.


 Pemahaman ter­hadap perilaku dan perkembangan manusia harus dimulai
dengan me­mahami tujuan dan dorongan-dorongan perilakunya, konstelasi
keluarga, dan gaya kehidupannya.
 Tujuan Konseling
 Membina hubungan konselor klien
 Membantu klien  memahami keyakinan-keyakinan perasa­an, motivasi dan
tujuan yang menentukan gaya hidupnya
 Membantu klien mengembangkan  wawasan pemahaman (insight) mengenai
gaya hidup dan menyadarkan mereka
 Mendidik kembali (Reducation)
 Mengembangkan sosial interest individu dengan interest sosial.
 Konselor adrelian memiliki peran yang sangat kompleks dan perlu memiliki
banyak ketrampilan, berperan sebagai pen­didik, memperkembangkan minat
sosial, dan mengajar klien de­ngan memodifikasi gaya hidup, perilaku dan
tujuannya serta sebagai seorang analis yang harus memeriksa kesalahan asum­
si dan logika konseli.
 Teknik Konseling
 Ketrampilan interpersonal yang meliputi kesanggupan untuk memeberikan
pelayanan yang tulus, keterlibatan, empati dan teknik-teknik komunikasi
verbal maupun non verbal untuk mengembangkan hubungan konseling.
 Dorongan yang ditambah interpretasi dan konfrontasi atau tantangan guna
membantu konseli memperoleh kesadaran tentang gaya hidupnya, mengakui
alasan-alasan tersembunyi yang ada dibalik perilakunya, mengapresiasi konse­
kuensi nega­tif dari perilaku tersebut, dan bekerja untuk mencapai peru­bahan
positif.
Kelemahan
 Terlalu banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya perubahan
 2.  Penekanan yang berlebihan pada pengalaman nilai, minat subjektif
sebagai pe­nentu prilaku
 3.  Meminimalkan factor biologis dan riwayat masa lalu
 4.  Terlalu banyak  menekan kan tanggung jawab pada ketram­pilan diagnostik
konselor
 5.   Dari segi presesi kemungkinan untuk di tes dan validitas em­piriknya pada
pendekatan ini lemah (kurang teliti)
 6.   Ada kecenderungan untuk menyederhanakan secara ber­le­bihan terhadap
bebe­rapa masalah manusia yang kompleks.
  
Kelebihan
 Keyakinan yang optimistis bahwa setiap orang dapat ­untuk mencapai sesuatu ke
arah evolusi manusia bersifat positif
 Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk mengubah konseli.
 Menekan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah akan tetapi manusianya yang
sakit atau salah.
 Menekan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong prilaku
 Gagasan ini banyak mempengaruhi pendekatan lain.
 Berorientasi humanistik
 Tingkah lakunya berarah tujuan
 Lebih menekankan pada asepek–aspek psikologis sosial
 Dasarnya dirancang dalam latar belakang kelompok
 Konsep–konsep dasar dan prosedur serta terapnya mudah diikuti.
 Modelnya dibangun dengan lebih memperdulikan kesesu­ai­­annya untuk me­nangani
orang–orang normal yang ber­masalah dari pada terhadap orang–orang yang men­
derita psikosa.
SELESAI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai