Anda di halaman 1dari 12

PERAN PEMIMPIN DALAM PENGDELEGASIAN WEWENANG, PENGAMBILAN

KEPUTUSAN DAN KEBIJAKAN ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU:

MIRZA IRAWAN, S.PD, M.PD.,KONS.

KELOMPOK 8

AYU SYAHPUTRI (1213351048)

JUAN MAYNARD LASE (1213351044)

PITRIANI NAPITUPULU (1213351043)

CHRISTINE ROLLY GULTOM (1213351056)

ADITA MENTARI (1213351045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Peran Pemimpin dalam Pengdelegasian
wewenang, Pengambilan Keputusan dan Kebijakan Organisasi dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kepemimpinan. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Peran Pemimpin dalam Pengdelegasian wewenang,
Pengambilan Keputusan dan Kebijakan Organisasi bagi kami dan juga bagi para pembaca.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mirza Irawan, S.Pd, M.Pd.,Kons.
selaku Dosen Mata Kuliah Kepemimpinan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 5 November 2021

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

C. Tujuan penulisan ......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6

A. Peran Pemimpin dalam Pengdelegasian wewenang, .................................................. 6

B. Peran Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan ....................................................... 7

C. Peran Pemimpin dalam Kebijakan Organisasi ............................................................ 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 11

B. Saran ......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi
secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu
dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat
berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode
kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya
ini disebut dengan manajemen. Dunia yang sudah sangat maju kini, kita sangat harus
sangat bisa bersaing dalam berbagai hal, contohnya tentang manajemen yakni salah
satunya wewenang, wewenang ialah sesuatu sikap untuk mengatur dan memberi
pengarahan kepada bawahan, wewenang yang harus dimiliki pemimpin ialah wewenang
yang sangat-sangat baik dalam hal apapun, melatarbelakangi pembuatan makalah yang
berjudul “Peran Pemimpin dalam Pengdelegasian wewenang, Pengambilan Keputusan
dan Kebijakan Organisasi” yakni ingin mempelajari dan memperdalam tentang
pendelegasian wewenang, pengambilan keputusan dan pengambilan kebijakan.
Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership). Upaya membangun
keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan
keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal
sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat
bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya.
Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu
dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi,
kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi
motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang
efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik
dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta
kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Peran Pemimpin dalam Pengdelegasian wewenang?
2. Bagaimana Peran Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan?

4
3. Bagaimana Peran Pemimpin dalam Kebijakan Organisasi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Peran Pemimpin dalam Pengdelegasian wewenang
2. Untuk mengetahui Peran Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan
3. Untuk mengetahui Peran Pemimpin dalam Kebijakan Organisasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Pemimpin dalam Pengdelegasian wewenang

Pendelegasian adalah proses terorganisir dalam kerangka hidup organisasi untuk


secara langsung melibatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan
keputusan, pengarahan, dan pengerjaan kerja yang berkaitan dengan pemastian tugas.
Sedangkan Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Tindakan mempercayakan tugas (yang pasti dan jelas), kewenangan, hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap
posisi tugas. Pendelegasian dilakukan dengan cara membagi tugas, kewenangan, hak,
tanggung jawab, kewajiban, serta pertanggungjawaban, yang ditetapkan dalam suatu
penjabaran/deskripsi tugas formil dalam organisasi. Berikut adalah definisi atau
pengertian dari pendelegasian wewenang (Delegasi) oleh beberapa pakar:

• Drs. H. Malayu S.P Hasibuan, “Pendelegasian wewenang adalah memberikan


sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator kepada delegate untuk
dikerjakannya atas nama delegator”.
• Ralph C.Davis, “Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika
kita menyerahkanwewenang, berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan
pertanggung jawaban”.
• Harold Koontz and Cyril O’Donnel, “Pendelegasian wewenang merupakan pokok
yang didapat kembali oleh pemberiwewenang.Hal itu adalah suatu sifat wewenang, si
pemilik wewenang (pemimpin) tidak selamanya menyelesaikannya sendiri kekuasaan
inidengan menyerahkan wewenang itu”.

Dari berbagai definisi tentang pendelegasian wewenang, dapat disimpulkan bahwa,


Pendelegasian wewenang merupakan dinamika organisasi, karena dengan pendelegasian
wewenang ini para bawahan mempunyai wewenang, sehingga mereka dapat mengerjakan
sebagian pekerjaan delegator (pimpinan). Pendelegasian hanya akan berfungsi secara
efektif apabila pemimpin memiliki peranan dalam memahami dan mengambil sikap yang
tepat terhadap pendelegasian itu, yakni:

6
• Pemimpin tertinggi dan yang setingkat di atas setiap bawahan bertanggung jawab
penuh atas tugas yang didelegasikan dengan memberi dukungan penuh kepada
bawahan dengan memenuhi apa yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas.
• Pemimpin yang mendelegasikan tugas bertanggung jawab memberi kredit kepada
setiap pelaksana tugas atas hasil kerja yang telah diperlihatkannya.
• Pemimpin yang mendelegasikan tugas mutlak bertanggung jawab penuh atas sukses
atau gagalnya suatu pelaksanaan kerja serta segala konsekuensi yang ditimbulkan oleh
setiap bawahannya.

Ada beberapa sikap terhadap delegasi/pendelegasian yang memiliki efek negatif


ataupun positif. Sikap-sikap tersebut adalah sebagai berikut:

• Pemimpin sering tidak mendelegasikan tugas karena berbagai alasan, yaitu


pemimpin tidak tahu atau takut, dan mempertahankan status quo, serta tidak
memercayai orang lain/mencurigai.
• Pemimpin sering mendelegasikan semua tugas karena pemimpin tidak tahu
ataupun ingin membebaskan diri/meringankan diri dari kewajibannya.
• Pemimpin sering mendelegasikan sedikit tugas karena pemimpin takut atau sangat
hati-hati, atau kurang/tidak percaya.
• Pemimpin dapat dan patut mendelegasikan tugas dengan bertanggung jawab

B. Peran Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan dengan
fungsi manajemen. Misalnya, saat manajer merencanakan, mengelola, mengontrol,
mereka membuat keputusan. Akan tetapi, ahli teori klasik tidak menjelaskan pengambilan
keputusan tersebut secara umum. Dalam The Functions of the Exec Barnard memberikan
analisis komprehensif mengenai pengambilan keputusan menyatakan "Proses keputusan
merupakan teknik untuk mempersempit pilihan." Proses pengambilan keputusan terbagi
dalam beberapa langkah. Hal ini dapat ditelusuri dari ide yang dikembangkan Herbert A.
Simon, ahli teori keputusan dan organisasi yang memenangkan hadiah Nobel, yang
mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses pengambilan keputusan:

• Aktivitas inteligensi, Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon


mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan.

7
• Aktivitas desain, Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan,
pengembangan, dan analisis masalah.
• Aktivitas memilih, Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan
sebenarnyamemilih tindakan tertentu dari yang tersedia.

Adapun Langkah- langkah pengambilan keputusan menurut Mintzberg dan koleganya:

• Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan


diagnosis dibuat. Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang
ekstensif dan sistematis, tetapi masalah yang sederhana tidak.
• Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang
ada untuk mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan
proses pencarian dan percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide
solusi ideal yang tidak jelas.
• Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi:
dengan penilaian pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan
analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis dan dengan tawar-
menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver
politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian
dibuat.

Adapun peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan yaitu seorang pemimpin


dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan,
sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah
salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat
keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin. Dilain hal, pengambilan
keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh
sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai
dari konsekuensi yang ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam
prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan,
sehingga dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa
aspek, yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti: Identifikasi masalah,
Mendefinisikan masalah, Memformulasikan dan mengembangkan alternative,
Implementasi keputusan dan Evaluasi keputusan.

8
C. Peran Pemimpin dalam Kebijakan Organisasi

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunya seseorang untuk


mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja guna mencapai tujuan dan sasaran. Teori
kepemimpinan menjelaskan berbagai hal mulai dari cara menjadi pemimpin sampai hal-
hal mendetail seperti bagaimana cara menjadi pemimpin yang efektif sesuai dengan
organisasi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin atau leader memiliki peranan dan fungsi
kepemimpinan dalam organisasi. Adapun peran dan fungsi yang dimaksud adalah sebagai
berikut:

• Bersikap adil (Arbitrating) Dalam kehidupan organisasi apapun, rasa


kebersamaan diantara para anggotanya adalah mutlak. Sebab rasa kebersamaan
pada hakikatnya merupakan pencerminan dari kesepakatan antar sesama bawahan,
maupun antar pemimpin dengan bawahan, dalam mencapai tujuan
organisasi.Tetapi dalam hal-hal tertentu mungkin akan terjadi
ketidaksesuaian/timbul persoalan dalm hubungan diantara para bawahan. Apabila
diantara mereka tidak biasa memecahkan persoalan tersebut, pemimpin perlu
turun tangan untuk segera menyelesaikan. Dalam hal ini memecahkan persoalan
hubungan diantara bawahan, pemimpin harus bertindak adil dan tidak memihak.
• Memberikan sugesti (Suggesting) Sugesti bisa disebut sarana atau anjuran.
Dalam rangka kepemimpinan, sugesti merupakan kewibawaan atau pengaruh
yang seharusnya mampu menggerakan hati orang lain. Sugesti mempunyai
peranan yang sangat penting dalam memilihara dan membina rasa pengabdian,
partisipasi dan harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para bawahan.
• Mendukung tercapainya tujuan (Supplying Objectives) Tercapainya tujuan
organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh berbagai
sumber. Oleh sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam arti mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya manusianya secara
optimal, perlu disiapkan sumber pendukungnya yang memadai seperti:
mekanisme dan tata kerja, sarana, serta sumber yang lain.
• Menciptakan rasa aman (Providing Security) Setiap pemimpin berkewajiban
menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini hanya dapat
dilaksanakan apabila setiap pemimpin selalu mampu memilihara hal-hal yang

9
positif, sikap optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan, sehingga dengan
demikian dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari
segala perasaan gelisah, kekhawatiran, dan merasa memperoleh jaminan
keamanan dari pimpinan.
• Sebagai wakil organisasi (Representing) Setiap bawahan yang bekerja pada unit
organisasi apapun selalu memandang atasan atau pemimpinnya mempunyai
peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih kepemimpnan yang menganut
prinsip “keteladanan atau panutan”. Seorang pemimpin adalah segala-segalanya,
oleh karenanya segala perilaku, perbuatan dan kata-katanya akan selalu
memberikan kesan tertentu terhadap organisasinya. Penampilan dan kesan-kesan
positif seorang pemimpin akan memberikan gambaran yang positif pula terhadap
organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap pemimpin tidak lain juga
diakui sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal dari organisasi yang
dipimpinnya.
• Sumber inspirasi (Inspiring) Seorang pemimpin pada hakekatnya adalah sumber
semangat bagi para bawahannya. Oleh karena itu setiap pemimpin harus selalu
dapat membangkitkan semangat para bawahan, sehingga para bawahan menerima
dan memahami tujuan organisasi secara antusias, dan bekerja secara efektif kea
rah tercapainya tujuan organisasi.
• Bersikap Menghargai (Praising) Setiap orang pada dasarnya menghendaki
adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Demikian pula setiap
bawahan dalam suatu organisasi memerlukan adanya pengakuan dan penghargaan
dari atasannya. Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemimpin harus mau
memberikan penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada
bawahannya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendelegasian wewenang merupakan dinamika organisasi, karena dengan


pendelegasian wewenang para bawahan mempunyai wewenang, sehingga mereka dapat
mengerjakan sebagian pekerjaan delegator (pimpinan). Pendelegasian hanya akan
berfungsi secara efektif apabila pemimpin memiliki peranan dalam memahami dan
mengambil sikap yang tepat terhadap pendelegasian. Pengambilan keputusan adalah suatu
tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka
memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini
ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk
menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan. informasi yang lengkap
mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari
keputusan yang diambil. Adapun peran pemimpin dalam kebijakan organisasi yaitu
Bersikap adil (Arbitrating), Memberikan sugesti (Suggesting), Mendukung tercapainya
tujuan (Supplying Objectives), Menciptakan rasa aman (Providing Security), Sebagai
wakil organisasi (Representing), Sumber inspirasi (Inspiring), dan Bersikap Menghargai
(Praising).

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Peran Pemimpin dalam


Pengdelegasian wewenang, Pengambilan Keputusan dan Kebijakan Organisasi Dan kami
juga menyadari bahwa pada makalah ini terdapat banyak kesalahan, maka dari itu
diharapkan masukan dan kritiknya untuk tulisan ini, sehingga kami bias memberikan hasil
yang lebih baik untuk tugas-tugas selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Komang, dkk. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Daft Richard L. 2002. Manajamen: Edisi kelima. Jakarta: PT. Erlangga.

Pudjo Sumedi, (2010). Organisasi dan Kepemimpinan, Jakarta, Uhamka Press.

Rivai, Veithzal, 2007. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Ahmad, A. W., & Astuti, R. (2020). Pengaruh Strategi Bisnis, Pendelegasian Wewenang,
Kepemimpinan, Kebijakan Manajemen Keuangan Dan Manajemen Likuiditas
Terhadap Manajemen Laba Pada Yayasan Nirlaba Yarsi Sumatera Barat. Jurnal
Manajemen Stratejik Dan Simulasi Bisnis, 1(2), 23-43.

Suduri, M. (2019). Pengaruh gaya Kepemimpinan, Kepercayaan (trust), Pendelegasian


Wewenang, dan Komunikasi Interpersonal terhadap Pengambilan Keputusan.
Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 5(2), 356-376.

12

Anda mungkin juga menyukai