Anda di halaman 1dari 18

PERSONIL SEKOLAH DAN PENGAWAS BK

Dosen Pengampu : Bapak PROF. DR. DRS. ABDUL MURAD, M.Pd.


Mata Kuliah : Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling

Disusun Oleh:

Kelompok 11
Ihsani Soleha (1212451012)
Rinita RM Gultom (1212351001)

REGULER BK A 2021

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. berkat rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas rutin kelompok dalam bentuk makalah yang
berjudul “ Personil Sekolah dan Pengawas BK “ dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, sekaligus untuk
sarana menambah wawasan tentang personil sekolah dan pengawas BK bagi kami
sekelompok, teman-teman dan para pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Drs. Abdul Murad, M.Pd., selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah. Ucapan terimakasih ini juga diperuntukkan kepada semua
pihak yang telah berkontribusi sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya.

Oleh karena itu, kami mengharapkan saran serta kritik yang dapat melengkapi makalah
ini agar menjadi lebih baik lagi.

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Struktur Organisasi .......................................................................................................................... 3
B. Uraian Tugas Pelaksana ................................................................................................................. 4
C. Manajemen Pengelola ..................................................................................................................... 7
D. Pengertian Pengawas Counselor ................................................................................................ 9
E. Beberapa Kualifikasi dan Persyaratan Bagi Seorang Pengawas Counselor ............... 9
F. Fungsi Counselor............................................................................................................................. 11
BAB III PENUUTUP ........................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan........................................................................................................................................ 14
B. Saran .................................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan atau Guidance dewasa ini telah menjadi salah satu pelayanan
pendidikan yang sangat dirasakan keperluan dan urgensinya di sekolah-sekolah, bukan
saja di luar negeri tetapi juga di Indonesia. Sekolah-sekolah di Indonesia mulai tahun
1962-1963 telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memasukkan
program Bimbingan sebagai salah satu bidang penting dalam program Sekolah.
Pekerjaan pelopor dalam bidang ini dimulai di negara Amerika Serikat kira-kira 60 tahun
yang lalu.

Telah kita ketahui bahwa sekolah-sekolah didirikan untuk mengemban tugas


mewujudkan aspirasi-aspirasi nasional, cita-cita bangsa serta tujuan-tujuan pendidikan
yang telah dipikirkan dan dirumuskan dengan seksama. Di Indonesia sekolah harus
dengan segala kesugguhan melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan tujuan
pendidikan, yakni: “membingbing anak didik menjadi warganegara Pancasila yang
berpribadi, berdasarkan akan ke-Tuhanan Yang Maha Esa, berkesadaran bermasyarakat
dan mampu membudayakan alam sekitarnya, serta dapat menjadi manusia yang dapat
memperkembangkan diri sendiri secara optimal, sesuai dengan kecerdasan, bakat dan
minat masing-masing, sehingga memiliki kpribadian yang seimbang dan berjiwa
makarya serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.

Tujuan-tujuan yang sangat fundamental tersebut, untuk diwujudkan secara


berhasil, menuntut dari guru-guru dan petugas-petugas pendidikan lainnya pengetahuan
yang seksama mengenai: pertumbuhan dan perkembangan anak; studi, seleksi dan
perkembangan bahan-bahan pengajaran dan kegiatan-kegiatan sekolah; pilihan yang
tepat mengenai metode-metode dan teknik-teknik yang efektif; dan penggunaan cara-
cara penilaian yang baik terhadap hasil belajar tiap-tiap murid. Oleh karena itulah
keperluan akan adanya Progran Bimbingan di sekolah merupakan suatu keharusan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam struktur organisasi pelayanan bimbingan
dan konseling ?
2. Apa saja tugas masing-masing personil sekolah ?
3. Apa manajemen pengelola dalam bimbingan konseling ?
4. Apa pengertian pengawas counselor ?
5. Apa saja persyaratan dan kualifikasi bagi pengawasan counselor ?
6. Apa fungsi counselor ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam struktur organisasi
pelayanan bimbingan konseling.
2. Untuk mengetahui tugas dari masing-masing personil sekolah.
3. Untuk mengetahui manejemen pengelola dalam bimbingan konseling .
4. Untuk mengetahui pengertian dari pengawas counselor.
5. Untuk mengetahui kualifikasi dan syarat bagi pengawasan counselor.
6. Untuk mengetahui fungsi counselor.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling pada setiap satuan
pendidikan masing-masing disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan yang
bersangkutan. Struktur organisasi pada setiap satuan pendidikan hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyeluruh, yaitu mencakup unsur-unsur penting yang terlibat di dalam


sebuah satuan pendidikan yang ditujukan bagi optimalnya bimbingan dan
konseling.
b. Sederhana, maksudnya dalam pengambilan keputusan atau kebijaksanaan
jarak antara pengambil kebijakan dengan pelaksananya tidak terlampau
panjang.
c. Luwes dan terbuka, sehingga mudah menerima masukan dan upaya
pengembangan yang berguna bagi pelaksanaan dan tugas-tugas organisasi,
yang semuanya itu bermuara pada kepentingan seluruh peserta didik.
d. Menjamin berlangsungnya kerja sama, sehingga semua unsur dapat saling
menunjang dan semua upaya serta sumber dapat dikoordinasikan demi
kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling untuk
kepentingan peserta didik.
e. Menjamin terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut,
sehingga perencanaan pelaksanaan dan penilaian program bimbingan dan
konseling yang berkualitas dapat terus dilakukan.
f. Pengawasan dan penilaian hendaknya dapat berlangsung secara vertikal
(dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas), dan secara horizontal
(penilaian sejawat).

Pada umumnya personil organisasi Bimbingan dan Konseling terdiri dari :

a. Unsur Kandepdiknas atau instansi pemerintah adalah personil yang bertugas


melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan
Bimbingan dan Konseling di sekolah.

3
b. Kepala Sekolah (bersama Wakil Kepala Sekolah) adalah penanggung jawab pendidikan
pada satuan pendidikan (SMP, SMA, SMK) secara keseluruhan, termasuk penenggung
jawab dalam pembuatan kebijakan pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling.

c. Koordinator Bimbingan dan Konseling (bersama Guru Pembimbing/Konselor) adalah


pelaksanaa utama pelayanan Bimbingan dan Konseling.

d. Guru (Mata Pelajaran/Praktik), adalah pelaksana pengajaran dan praktik/latihan.

e. Wali Kelas adalah guru yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi pembinaan dan
administrasi (seperti nilai rapor, kenaikan kelas, kehadiran siswa) satu kelas tertentu.

f. Siswa adalah peserta didik itu sendiri.

g. Tata Usaha adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi dan
ketatausahaan.

h. Komite Sekolah adalah organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang tua dan tokoh
masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan yang
bersangkutan.

B. Uraian Tugas Pelaksana


Tugas masing masing personil tersebut khususnya dalam kaitannya dengan
pelayanan bimbingan konseling adalah sebagai berikut :

a. Kepala sekolah Menurut Marsidin (2019)

Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan di


sekolah. Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada satuan
pendidikan dan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah
tersebut. Keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya
ditentukan oleh keahlian dan ketrampilan para petugas bimbingan dan konseling itu
sendiri, namun juga sangat ditentukan oleh komitmen dan keterampilan seluruh staf
sekolah, terutama dari kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor. Peranan
dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah, sebagai berikut:

1) Memberikan support administratif, memberikan dorongan dan pimpinan


untuk seluruh program bimbingan dan konseling.

4
2) Menentukan staf yang memadai, baik segi profesinya maupun jumlahnya
menurut keperluannya.
3) Ikut serta dalam menetapkan dan menjelaskan peranan anggota-anggota
stafnya.
4) Mendelegasikan tanggung jawab kepada “guidance specialist” atau
konselor dalam hal pengembangan program bimbingan dan konseling.
5) Memperkenalkan peranan para konselor kepada guruguru, murid-murid,
orang tua murid, dan masyarakat melalui rapat guru, rapat sekolah, rapat
orang tua murid atau dalam bulletinbuletin bimbingan dan konseling.
6) Berusaha membentuk dan menjalin hubungan kerja yang kooperatif dan
saling membantu antara para konselor, guru dan pihak lain yang
berkepentingan dengan layanan bimbingan dan konseling.
7) Menyediakan fasilitas dan material yang cukup untuk pelaksanaan
bimbingan dan konseling.
8) Memberikan dorongan untuk pengembangan lingkungan yang dapat
meningkatkan hubungan antar manusia untuk menggalang proses
bimbingan dan konseling yang efektif.
9) Memberikan dorongan dan semangat dalam hal pengembangan dan
penggunaan waktu belajar untuk pengalamanpengalaman bimbingan dan
konseling, baik klasikal, kelompok maupun individual.
10) Penanggung jawab dan pemegang disiplin di sekolah dengan
memberdayakan para konselor dalam mengembangkan tingkah laku
siswa, namun bukan sebagai penegak disiplin.
b. Koordinator Bimbingan dan Konseling (bersama Guru Pembimbing/Konselor)
adalah pelaksanaa utama pelayanan Bimbingan dan Konseling.
c. Komite sekolah

Organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang tua dan tokoh masyarakat, yang
berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan.

d. Wakil kepala sekolah

Wakil kepala sekolah memiliki peran selain sebagai pembantu kepala sekolah,
membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah. Juga

5
berperan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
kepada semua personel sekolah, dan melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah
terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

e. Tata usaha

Tata usaha berperan untuk membantu guru pembimbing (konselor) dan


koordinator BK dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah, membantu guru pembimbing dalam menyiapkan seluruh
kegiatan bimbingan dan konseling. Serta membantu guru pembimbing dalam
menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling.

f. Wali kelas

Wali kelas sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam pelayanan bimbingan dan
konseling tentunya wali kelas memiliki peranan penting bagi kemajuan muridnya

g. Guru BK/konselor

Guru pembimbing/konselor sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam


pelayanan bimbingan dan konseling. Dan tugas-tugas dari konselor yaitu:

1) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling (terutama kepada


siswa).
2) Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama kordinator BK.
3) Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling.
4) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang
menjadi tanggung jawabnya (melaksanakan layanan dasar, responsif,
perencanaan individual, dan dukungan sistem).
5) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
6) Menganalisis hasil evaluasi.
7) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
8) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.
9) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru
pembimbing atau kepada kepala sekolah.

6
10) Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti
taat beribadah, jujur; bertanggung jawab; sabar; disiplin; respek terhadap
pimpinan, kolega, dan siswa).
11) Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
h. Guru mata pelajaran dan guru praktik

Guru Mata Pelajaran dan guru praktik di sekolah, memililki tugas yaitu
melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama
sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi
guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru
pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.

i. Siswa

Sesama peserta didik, sebagai kelompok subjek yang potensial untuk


diselenggarakannya “bimbingan sebaya”. Setiap personil yang diidentifikasikan itu
ditetapkan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing yang terkait langsung
secara keseluruhan organisasi pelayanan bimbingan dan konseling. Tugas, wewenang
dan tanggung jawab Guru Pembimbing sebagai tenaga inti pelayanan bimbingan dan
konseling dikaitkan dengan rasio antara seorang Guru Pembimbing dan jumlah peserta
didik yang menjadi tanggung jawab langsungnya. Guru Kelas bertanggung jawab atas
pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap seluruh peserta didik di kelasnya.

C. Manajemen Pengelola
Menurut Sugiyo (2010) menyatakan bahwa manajemen BK yang diawali dari
perencanaan kegiatana BK, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung BK,
melaksanakan kegiatan BK, memotivasi sumber daya agar kegiatan BK mencapai tujuan.
Manajemen BK mengupayakan agar tercapainya evektifitas dan efisien serta tercapainya
tujuan. Manajemen pengelola BK di SMA merupakan guru BK atau Konselor yang ada di
sekolah tersebut. Dalam manajemen Bimbingan Konseling pun diperlukan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

a. Perencanaan

7
Pada saat melaksanakan proses perencanaan BK dimulai dengan menganalisis
kebutuhan, dalam merencanakan program BK. Rencana kegiatan tahunan dan dibuat
program semester setiap kelas sesuai dengan aspek perkembangan individu.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang


yang terlibat dalam kerjasama sebuah kegiatan. Ada juga yang menyatakan bahwa
organisasi merupakan wadah dari orangorang untuk membuat kelompok usaha atau
suatu kegiatan untuk mencapai sesuatu, termasuk di sekolah. Uraian tugas kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembimbing/konselor, wali kelas, dan guru mata
pelajaran. Koordinator BK dipilih dan diberi SK sama dengan Wakasek selain sebagai
guru BK dengan minimal kewajiban mengajar atau membimbing per minggu 24 jam.

c. Actuating

Dalam organisasi sekolah adalah merangsang guru dan personal sekolah lainnya
melaksanakan tugas-tugas dengan antusiasme dan kemauan yang baik untuk
mencapai tujuan dengan penuh semangat.

d. Monitoring/Evaluasi

Monitoring dan evaluasi kepada guru BK dilakukan oleh coordinator BK dan


Kepala sekolah untuk mengetahui apakah keempat rencana pelayanan sudah
terlaksana semua atau tidak. Pelayanan dasar, pelayanan resposif, perencanaan
individual dan dukungan system, waktunya sesuai tidak, guru pembimbing sebagai
pelaksana melaksanakannya sesuai rencana.

8
D. Pengertian Pengawas Counselor
Ada sejumlah pengertian pokok yang amat perlu mendapat perhatian dari
pengawas sekolah, yaitu tentang pengawas sekolah itu sendiri dan tugas pokok
kepengawasan dalam melaksanakan penilaian dan pembinaan terhadap guru
pembimbing melalui pemberian arahan, bimbingan , contoh, dan saran.

Pengawas sekolah adalah Pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai


pelaksana teknis untuk melakukan pemgawasanpendidikan terhadap sejumlah sekolah
tertententu yang ditunjuk atau ditetapkan. Tugas pokok pengawas sekolahadalah
menyelenggarakan kepengawasan pendidikan pada sejumlah sekolah baik negeri
maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya.

Kepengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dengan melaksanakan


penilaian dan pembinaan guru dan tenaga lain dari segi teknis pelaksanaan dan
administrasi kegiatan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.

Pengawas Counselor merupakan salah seorang anggota staf bimbingan, yang


bertindak selaku pengawas Counselor ialah Penilik Sekolah dan Pengawas. Selaku
petugas pendidikan maka ia perlu menaruh minat pada program Bimbingan dan harus
memiliki beberapa kualifikasi tertentu yang penting artinya dalam meningkatkan
relasinya dengan anak didik serta dalam usahanya untuk turut membantu anak
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

E. Beberapa Kualifikasi dan Persyaratan Bagi Seorang Pengawas Counselor


1. Salah satu kwalitas penting yang harus dimiliki seorang pengawas Counselor ialah
kemampuan yang mendalam untuk mengetahui dan memahami sifat-sifat seseorang. Ia
harus mampu menemukan daya dan kekuatan pada diri seseorang. Ia harus dapat
merasakan kekuatan jiwa apakah yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Ia harus
meneliti sebaab-sebabnya. Setelah menemukan sebab itu, ia harus dapat
mengembangkan dalam individu suatu desakan sosial yang positif.

2. Seorang pengawas Counselor perlu pula memiliki kwalitas lainnya, yakni; ia telah
menghayati dalam hidupnya berbagai corak ragam pengalaman. Ia dapat menunjukkan
jalan dan lebih mampu menafsirkan rahasia hidup, apabila ia terlebih dahulu telah
menempuh jalan hidup yang berliku-liku, penuh dengan berbagai kesukaan dan

9
rintangan-rintangan. Ia belum siap untuk membimbing manusia yang menghadapi
berbagai masalah dan karenanya belum mampu memberikan pelayanan Bimbingan yang
tepat dan efektif, apabila ia dalam hidupnya terdahulu belum dapat merasakan kepahitan
seseorang yang menderita kekalahan dalam perjuangan hidupnya dan belum dapat
merasakan pula kekosongan jiwa seseorang yang berjuang sendirian dalam hidupnya
tanpa ada orang lain yang mau memandang dan menghargainya. Ia harus terlebih dahulu
mengalami dan menghayati bagaimana pahitnya perasaan seseorang yang mendapatkan
kemenangan dalam perjuangan hidupnya, sakitnya seseorang yang mengalami frustasi
dan kegembiraan yang dialaminya setelah impiannya menjadi kenyataan. Seseorang yang
telah mengetahui, mengalami dan menghayati semua itu, seseorang yang telah banyak
makan garam dalam hidupnya, dialah yang memenuhi salah satu kwalifikasi untuk
menjadi Pengawas Counselor

3. Salah satu persyaratan lainnya ialah bahwa seorang Pengawas Counselor itu harus
memiliki kepribadian yang seimbang dan kuat. Murid atau counselee harus melihat di
dalam diri Counselor itu sesuatu dari pada dirinya, apabila Counselor itu bermaksud
untuk menanamkan rasa bersatu ke dalam diri muridnya itu. Dengan kata lain,
persesuaian paham dan perasaan antara mereka harus diciptakan; bila tidak demikian,
makaBimbingan dan Penyuluhan tidak akan efektif.

4. Persyaratan lainnya ialah bahwa ia harus simpatik, tetapi tidak sentimentil. Counselor
yang simpatik akan tetap objektif, dan ia memiliki mata yang tidak buta karena
perasaannnya yang sentimentil, tetapi jernih dan memancarkan cahaya yang dapat
menembus jiwa seseorang.

5. Masih satu persyaratan lainnya ialah bahwa ia harus objektif pula dalam memberikan
pertimbangan dan penilaian. Tidak ada suatu ruangan bagaimanapun kecilnya dalam hati
sanubarinya yang mengandung prasangka dan pandangan buruk terhadap seseorang. Ia
selalu bertindak dengan bijaksana. Ttujuan hidupnya ialah untuk melayani dan bukan
untuk dilayani, untuk memahami dan bukan menjadi keharusan secara pribadi harus
dipahami.

10
F. Fungsi Counselor
Diantara fungsi-fungsi Pengawas Counselor, yang berikut ini merupakan fungsi-
fungsinya yang terpenting:

1. Ia harus berperilaku sebagai seorang konsultan atau penasihat bagi Kepala Sekllah dan
guru-guru serta petugas Bimbingan lainnya dalam administrasi progam Bimbingan
Pengetahuan dan perkenalannya dengan prosedur kerja serta teknik-teknik yang efektif
akan sangat bergumna bagi petugas-petugas Bimbingan tersebut. Ia harus juga
membantu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru-guru dalam
mengadakan wawancara, dalam mencatat dan mengolah data, dan dalam mengadakan
pertemuan antara murid dengan guru. Ia pun harus membantu menjelaskan adanya
program Bimbingan di sekolah pada masyarakat sekitar.

2. Ia harus membantu memilih tangan-tangan kanan guru-guru penyuluh di tiap


sekolah dan membantu penyelenggaraan penataran mengenai administrasi dan
pengolahan test-test kecerdasan dan hasil belajar murid. Pada pembantu-pembantu para
penyuluh harus dijelaskan bagaimana teknik-teknik dalam memberikan test dan men-
score hasilnya serta pengolahannya. Pengawas Counselor harus mengawasi bagaimana
para guru melaksanankan administrasinya. Testing adalah sangat penting dalam
program Bimbingan dan fungsinya sangat menentukan

3. Ia harus membantu Kepala Sekolah dan guru-guru dalam memelihara catatan-catatan


yang dipergunakan mengenai perkembangan anak dalam segi kesehatan, kepribadian
dan kecerdasannya. Untuk itu perlu ada suatu catatan kumulatif bagi tiap-tiap murid yang
dipelihara sejak anak masuk sekolah sampai ia mendapatkan pekerjaan atau meneruskan
pelajarannya ke sekolah yang lebih tinggi catatan itu merupakan suatu investarisasi dari
pada fakta dan data mengenai anak, yang memungkinkan ia dapat dibedakan dari teman-
temannya, dan yang mencakup faktor-faktor seperti perkembangan fisik, kesehatan,
siafat-sifat pribadi, perkembangan perasaan, hasil belajar, latar belakang sosial, minat
dan bakat-bakatnya yang khusus mendapat perhatian untuk dikembangkan

4. Ia harus membantu Kepala Sekolah dan guru-guru penyuluh dalam mengelompokkan


murid-murid untuk tujuan-tujuan Bimbingan dan instruksion. Guru-guru perlu
mendapat latihan bagaimana seharusnya mengamati tingkah laku murid untuk
menemukan sebab-sebab kesulitan anak, seperti kesehatan yang kurang baik, gugup dan

11
letih, gangguan-gangguan mental dan fisik, atau keadaan rumah yang kurang
menguntungkan. Pengetahuan mengenai kekurangan-kekurangan atau gangguan-
gangguan yang dialami oleh anak itu akan sangat membantu para guru dalam
mengelompokkan murid-murid bagi keperluan intruksionil dan penyuluhan.

5. Ia harus membantu Kepala Sekolah dan guru-guru dalam menemukan dan


menyalurkan perbedaan-perbedaan imdividuil. Ini dapat dilakukan dengan memberikan
guru-guru informasi yang mendetail mengenai tingkah laku murid, dan masalah-masalah
belajar yang memungkinnkan para guru bekerja lebih efektif dalam menghadapi kasus-
kasus masalah individual.

6. Program kegiatan integratif, seperti pelaksanaan pengajaran proyek atau unit


teaching akan memberikan lebih banyak kemungkinan dari pada bentuk-bentuk
pengajaran lainnya untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan individu di kelas atau
kelompoknya program kegiatan tersebut memungkinkan bagi anak untuk mencapai hasil
individuil yang memuaskan, di samping ia turut aktif membantu penyelesaian proyek
kelompoknya.

7. Ia harus membantu dalam penyelenggaraan program penataran yang akan


menjelaskan kepada guru-guru bagaimana seharusnya melaksanakan teknik-teknik
Bimbingan dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memulai program
Bimbingan.

8. Ia harus memberi pengarahan bagaimana seharusnya: mengumpulkan dan mengolah


berbagai data mengenai murid, mengamati dan mencatat tingkah laku serta sikap murid
tertentu, mengadakan studi lanjutan dan survey mengenai mata pencaharian penduduk
dan melaksanakan proyek-proyek studi yamh bertujuan khusus untuk keperluan
evaluasi program Bimbingan. Tidak merupakan hal yang amat penting bahwa pengawas
Counselor itu harus telah mendapat pendidikan khusus dan pengalaman-pengalaman
yang diperlukan untuk melaksanankan fungsi-fungsi tersebut pada waktu ia diangkat
sebagai Pengawas. Tetapi yang sangat penting ialah bahwa ia telah menyadari akan
penting dan berat tanggung jawabnya dan bahwa ia beritikad untuk tiada hentinya
meningkatkan mutu pribadinya demi tugasnya melalui usaha-usaha penataran diri, studi
lanjutan dan lebih memperkaya pengalaman-pengalamannya.

12
9. Ia harus bertindak sebagai pengantara antara sekolah dengan orang tua. Kadang-
kadang timbul suatu suasana yang tidak diinginkan di sekolah, karena adanya salah
pengertian. Mungkin hal itu ditimbulkan oleh kesalahan dari pihak guru tertentu,
mungkin pula dari pihak murid sendiri. Bila sekolah dan rumah telah sama-sama
mengetahui kondisi-kondisi masing-masing yang dapat mempengaruhi anak, maka
sangat ideal bila mereka dapat bahu membahu menciptakan suatu suasana atau
lingkungan yang diperlukan murid. Karenanya sekolah dan rumah harus mengadakan
kerja sama untuk kepentingan anak, bukan masing-masing menempuh jalan sendiri-
sendiri. Janganlah ada suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kritik yang negatif. Yang
harus diciptakan ialah suatu suasana di mana sekolah dan rumah saling bantu membantu
untuk keperluan kemajuan dan perkembangan anak, untuk memberikan apa yang cakap
dapat menciptakan relasi yang sehat antara sekolah dan masyarakat, dan karenanya
dapat mencegah kemungkinan timbulnya perselisihan atau pertentangan antara kedua
lingkungan pendidikan tersebut.

10. Ia harus membantu dalam memperluas pengetahuan guru mengenai


perkembangan kebutuhan fisik dan kebutuhan mental semua anak. Untuk itu ia harus
berusaha memasukkan ke dalam program penataran berbagai fase perkembangan anak
untuk dibahas dan dipelajari secara mendalam.

11. Ia harus memperkenalkan keopada Kepala Sekolah dan guru-guru bacaan yang
cukup mengenai Bimbingan dan Penyuluhan. Ia harus membantu mengadakan
perpustakaan sekolah yang memadai untuk membuat Bimbingan dan kurikukulum
menjadi vital dalam hidup anak.

12. Terakhir, ia harus menyadari bahwas sebagai Pengawas Counselor tanggung


jawabnya yang pokok adalah penyuluhan (Counseling). Meskipun waktunya sangat
terbatas karena tugas-tugas lainnya baik sebagai Penilik Sekolah, maupun sebagai
Pengawas, ia perlu menyisikan waktunya di tiap sekolah yang dikunjunginya sekurang-
kurangnya 30 menit untuk mengadakan wawancara dengan murid (Counselee) yang
diajukan oleh guru atau Counselor. Dengan jalan demikian ia dapatmembantu secara
langsung untuk meningkatkan nilai pelayanan Counseling di sekolah. Ia akan dapat suatu
kesempatan untuk mengamati bagaimana murid-murid menarik manfaat dari counseling
sebagai suatu gambaran pelayanan baru dalam program sekolah. Dengan demikian ia
tidak akan terlepas dari perhatiannya terhadap kebutuhan dan masalah-masalah murid.

13
BAB III

PENUUTUP

A. Kesimpulan
Peranan adalah suatu pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas semua
petugas dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. Setiap jabatan atau tugas tertentu
akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula dan tingkah laku mana yang akan
merupakan ciri khas dari tugas atau jabatan tadi.

Jadi, peranan guru adalah setiap pola tingkah laku yang merupakan ciri-ciri
jabatan guru yang harus dilakukan guru dalam tugasnya. Peranan ini meliputi berbagai
jenis pola tingkah laku, baik dalam kegiatannya didalam sekolah maupun diluar sekolah.
Guru yang dianggap baik adalah mereka yang berhasil dalam memerankan peranan
dengan sebaik-baiknya, artinya dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku yang sesuai
dengan jabatannya dan dapat diterima oleh lingkungan dan masyaraktnya.

B. Saran
Sebagaimana yang telah dipaparkan pada materi dias, bahwa begitu banyak tugas
dan peranan seorang guru pembimbing dan personil laninnya dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling, maka diharapkan setiap guru untuk dapat memahami dan
melaksanakan peranannya dengan optimal sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.

Selain itu, sebagai calon guru pembimbing masa depan yang akan mengayomi dan
mendidik serta membimbing peserta didiknya, maka calon guru pembimbing juga harus
benar-benar memahami bagaimana tugas dan peranannya, sehingga mampu
mengaplikasikan peranan-peranan yang telah ditetapkan dengan optimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Putri, F. A. (t.thn.). KERJA SAMA GURU BK DENGAN SEMUA PERSONIL SEKOLAH


TERHADAP PEMBERIAN LAYANAN KONSELING KEPADA SISWA DI SMA.
http://nengberbagi.blogspot.com/2014/02/pengawas-dalam-bimbingan-dan-
konseling.html

15

Anda mungkin juga menyukai