Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“MENGIMPLEMENTASIKAN PERAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN”

Dosen Pengampu : Dr. Fatqul Hajar Aswad, M. Pd.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

Diva Anisa Azzahra 2020406405022

Fajar Khoerul Annam 2020406405085

Hanifah Rohana 2020406405076

Winsi. Ab 2020406405052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
"MENGIMPLEMENTASIKAN PERAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN" dan
dapat disusun sebagaimana mestinya. Tak lupa kami kirimkan shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan bagi seluruh
umat manusia di muka bumi.

Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada :

1. Bapak Dr. Fatqul Hajar Aswad, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Berbasis Sekolah.
2. Pihak-Pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah.

Kami sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar pada kesempatan
lainnya kami dapat membuat makalah lebih baik lagi.

Pringsewu, 13 Desember 2023

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..
C. Tujuan……………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan ………………………………………………


B. Bentuk-bentuk peran kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari ……..
1. Peran Pemimpin dalam Manajemen Sumber Daya Manusia………….
2. Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan……………….
3. Peran Kepemimpinan Dalam Membangun Tim………………………
4. The Vision Role……………………………………………………….
5. Peran Pembangkit Semangat ………………………………………….
6. Peran Menyampaikan Informasi ………………………………………
C. Implementasi Peran ………………………………………………………..
D. Fungsi kepemimpinan …………………………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan kekuatan yang sangat penting dibalik
kekuasaan berbagai organisasi dan bahwa untuk menciptakan organisasi yang
efektif maka ruang lingkup kerja mengenai apa yang bisa mereka capai,
kemudian memobilisasi organisasi itu untuk berubah kearah visi baru tersebut
(Werren Bennis & Burt Nanus, 2006:2). Tidak dapat dipungkiri bahwa
kesuksesan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh faktor kepemimpinan. Di
dalam kemimpinan terdapat pemimpin dan pengikut.
Memang benar bahwa seorang pimpinan baik secara individual maupun
sebagai kelompok, tidak mungkin dapat bekerja sendirian akan tetapi
membutuhkan sekelompok orang lain yang dikenal sebagai bawahan, yang
digerakkan sedemikian rupa sehingga para bawahan itu memberikan pengabdian
dan sumbangsinya kepada organisasi, terutama dalam cara bekerja efektif,
efisien, ekonomis dan produktif.
Pemimpin berdasarkan konsep teoritis, memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi, karena
kepemimpinan inti dari pada manajemen yang merupakan penggerak bagi
sumber daya dan fungsi manajemen serta alat lainnya. Untuk menggerakkan
sumber daya terutama sumber daya manusia atau pegawai diperlukan kualitas
kepemimpinan seseorang. Salah satu faktor untuk menilai berkualitas tidaknya
seorang pemimpin termasuk pendapat Werren Bennis & Burt Nanus (2006:3),
mengatakan bahwa berperan kepemimpinan dapat dilihat dari aspek peran
sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih.
Ketiga aspek tersebut dapat dilaksanakan jika seorang
pemimpin memiliki kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan untuk
mempengaruhi para pengikutnya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab
secara efektif. Werren Bennis & Burt Nanus (2006:4) mengatakan bahwa sudah
850 definisi yang diberikan oleh banyak ahli selama 75 tahun terakhir, namun
tidak ada pemahaman yang jelas dan tegas tentang apa yang membedakan
pemimpin dan bukan pemimpin, akan tetapi menurut Bennis yang lebih penting
adalah pemimpin yang efektif dan pemimpin yang tidak efektif dan organisasi
efektif dan organisasi
yang tidak efektif.Memaknai pendapat Werren Bennis tersebut, bahwa para
pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinan pada sebuah
organisasi dituntut melaksanakan peran kepemimpinan untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia agar dapat lebih
efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pelaksana administrasi dalam sebuah organisasi. Untuk mempengaruhi
sumberdaya pegawai kearah pencapaian tujuan, tidak semudah apa yang
dibayangkan, karena sumber daya pegawai memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga membutuhkan gaya kepemimpinan seorang pemimpin untuk
menggerakkannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain (Thoha ,2004: 51). Hersey dan Blanchard (1982) menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola-pola perilaku konsisten yang mereka
terapkan dalam bekerja dengan
melalui orang lain seperti dipersepsikan orang-orang itu.
Dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan
hendaknya jangan beranggapan bahwa seorang individu dapat atau
harus mempertahankan gaya konsisten dalam semua aktivitasnya.
Justru sebaliknya, ia harus bersifat sefleksibel mungkin, dan
menyesuaikan gayanya dengan situasi spesifik dan individu-individu
yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami peran pemimpin dalam mencari dan memberikan
informasi?
2. Apakah pemimpin berperan mempengaruhi orang lain?
3. Bagaimana memahami peran pemimpin dalam mempengaruhi orang lain?
4. Apakah memahami peran pemimpin dalam membuat keputusan?
C. Tujuan
1. Untuk memahami peran pemimpin dalam mencari dan meberikan informasi
2. Untuk memahami peran pemimpin dalam mempengaruhi orang lain
3. Untuk memahami peran pemimpin dalam membangun hubungan
4. Untuk memahami peran pemimpin dalam membuat keputusan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Sebelum membahas tentang macam-macam peran kepemimpinan terlebih
dahulu kita akan memaparkan tentang pengertian peran kepemimpinan itu
sendiri. Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas
sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Dalam pengertian
lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang
lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa
sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam
pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan penertian manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya
dari anggota organsasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujaun organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam kerangka manajemen, kepemimpinan merupakan sub sistem dari pada
manajemen. Karena mengingat peranan vital seorang pemimpin dalam
menggerakan bawahan, maka timbul pemikiran di antara para ahli untuk bisa
jauh lebih mengungkapakan peranan apa saja yang menjadi beban dan tanggung
jawab pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya. Pengertian peran itu sendiri
adalah adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi
tertentu. Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan
kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh
seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat
berperan dengan baik, antara lain:
a. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan
pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain
terhadap kepemimpinan yang bersangkutan.
b. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh
dan berkembang
c. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
d. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui
pertumbuhan dan perkembangan
e. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap
anggota
f. mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan
organisasi.

B. Bentuk-bentuk peran kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari


1. Peran Pemimpin dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Mengapa sering terjadi keluhan dari para pelanggan tentang mutu produk
dan pelayanannya di suatu perusahaan. Hal ini wajar terjadi sejalan dengan
semakin tinggi dinamika preferensi dan kritisnya para pelanggan tentang mutu.
Karena itu dibutuhkan peran utama manajemen (seorang manajer) yakni
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk memperoleh hasil yang
ditargetkan perusahaan atau yang diinginkan oleh pelanggan. Sementara peran
pemimpin dengan kepemimpinan mutunya adalah mengembangkan dan
memperbaiki sistem agar program pengembangan mutu SDM berhasil sesuai
harapan. Dalam prakteknya, seorang manajer di samping melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen juga harus mampu menjalankan kepemimpinan mutu SDM
dengan efektif secara bersinambung.

2. Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan


Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya
dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan
mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin.
Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya
dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku
mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk
mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari
konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan
dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk
kepemimpinan, sehingga:
1) Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan
menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini
keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
2) Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang
manajermemperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal
lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan
dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim,
mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya
3) Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatif-
alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.

Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa


aspek, yaitu: proses dan gaya pengambilan keputusan.

1) Proses pengambilan keputusan Prosesnya dilakukan melalui beberapa


tahapan seperti:
a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Memformulasikan dan mengembangkan alternative
d. Implementasi keputusan
e. Evaluasi keputusan

2). Gaya pengambilan keputusan

Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan


keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya pengambilan
keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
3) Cara berpikir, terdiri dari:
a. Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
b. Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.

4) Toleransi terhadap ambiguitas

a. Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan


ambiguitas

b. Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses


banyak pemikiran pada saat yang sama.

Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya pengambilan keputusan


seperti:

1) Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien,


mengambil keputusan secara cepat dan berorientasi jangka pendek
2) Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas. Pengambil
keputusan yang cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru
3) Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif. Berorientasi jangka
panjang, seringkali menekan solusi kreatif atas masalah
4) Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba menghindari
konflik dan mengupayakan penerimaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah upaya-upaya yang perlu

ditempuh seperti:

a. Cerna masalah
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan antara
permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi seperti ini peran
pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan
dan arah daripada metode dan cara.
b. Identifikasi alternative
Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang relevan
sebanyakbanyaknya.
c. Tentukan proritas
Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan
pengambilan keputusan.
d. Ambil langkah
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan,
melainkan berlanjut pada langkah implementasi dan evaluasi guna
memberikan umpan balik.

3. Peran Kepemimpinan Dalam Membangun Tim

Unit kerja yang solider yang mempunyai identifikasi keanggotaan maupun kerja
sama yang kuat.

1) Proses pembentukan Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada


pemimpin meliputi peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim
kerja; pengelolaan tata kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan
organisasi; pembukaan, pembinaan dan pengendalian hubungan eksternal dan
internal organisasi serta perwakilan bagi organisasinya. Tim adalah kelompok
kerja yang dibentuk dengan tujuan untuk menyukseskan tujuan bersama sebuah
kelompok organisasi atau masyarakat. Tujuan dari pembentukan tim di sini
adalah membangun Pedoman umum dalam membentuk atau membangun tim,
yaitu:
a. Menanamkan pada kepentingan bersama
b. Menggunakan seremoni dan ritual-ritual
c. Menggunakan simbol-simbol untuk mengembangkan identifikasi dengan unit
kerja
d. Mendorong dan memudahkan interaksi sosial yang memuaskan
e. Mengadakan pertemuan-pertemuan membangun tim
f. Menggunakan jasa konsultan bila diperlukan.
2) Anggota tim
Keberhasilan tugas dalam tim akan tercapai jika setiap orang bersedia
untuk bekerja dan memberikan yang terbaik. Anggota tim yang baik harus:
a. Mengerti tujuan yang baik
b. Memiliki rasa saling ketergantungan dan saling memiliki
c. Menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim
d. Dapat bekerja secara terbuka
e. Dapat mengekspresikan gagasan, opini, dan ketidaksepakatan
f. Mengerti sudut pandang satu dengan yang lain.
g. Mengembangkan keterampilan dan menerapkanya pada pekerjaan.
h. Mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal.
i. Berpartisipasi dalam keputusan tim.

3) Peranan kepemimpinan dalam tim


Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan
pengarahan dan pengaruh pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas
sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa
mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir
yang sama.
Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
a. Memperlihatkan gaya pribadi
b. Proaktif dalam sebagian hubungan
c. Mengilhami kerja tim
d. Memberikan dukungan timbal balik
e. Membuat orang terlibat dan terikat
f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i. Mengakui prestasi anggota tim
j. Berusaha mempertahankan komitmen
k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim.
4) The Vision Role
Sebuah visi adalah pernyataan yang secara relatif mendeskripsikan
aspirasi atau arahan untuk masa depan organisasi. Dengan kata lain sebuah
pernyataan visi harus dapat menarik perhatian tetapi tidak menimbulkan salah
pemikiran. Agar visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para
pemimpin harus menyusun dan manafsirkan tujuan-tujuan bagi individu dan unit-
unit kerja

5) Peran Pembangkit Semangat


Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang
pemimpin adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat
dijalankan dengan cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan
dalam bentuk penghargaan dan insentif. Penghargaan adalah bentuk pujian yang
tidak berbentuk uang, sementara
insentif adalah pujian yang berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi.
Pemberian insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah disepakati
bersama dan transparan. Insentif akan efektif dalam peningkatan semangat kerja
jika diberikan
secara tepat, artinya sesuai dengan tingkat kebutuhan karyawan yang diberi
insentif, dan disampaikan oleh pimpinan tertinggi dalam organisasi , serta
diberikan dalam suatu ‘event’ khusus.
Peran membangkitkan semangat kerja dalam bentuk memberikan dukungan, bisa
dilakukan melalui kata-kata , baik langsung maupun tidak langsung, dalam
kalimat-kalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk
peningkatan atau penambahan sarana kerja, penambahan staf yag berkualitas,
perbaikan lingkungan kerja, dan semacamnya.

A. Peran Menyampaikan Informasi


Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya
walaupun produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika
komunikasi internal dan eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan itu tidak
akan bertahan lama karena tidak akan dikenal masyarakat dan koordinasi kerja di
dalamnya jelek. Penyampaian atau penyebaran informasi harus dirancang
sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar sampai kepada komunikan yang
dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi yang disebarkan
harus secara terusmenerus dimonitor agar diketahui dampak internal maupun
eksternalnya. Monitoring tidak dapat dilakukan asal-asalan saja, tetapi harus
betul-betul dirancang secara efektif dan sistemik. Selain itu, seorang pemimpin
juga harus menjalankan peran consulting baik ke ligkungan internal organisasi
maupun ke luar organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang
baik pula. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki
pengetahuan yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga
harus mampu memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada
bawahannya yang mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya

c. Implementasi Peran Kepemimpinan


seorang pemimpin dalam sebuah organisasi tidak akan berhasil
mencapai tujuan tanpa memiliki kemampuan mengimplementasikan
peran kepemimpinan. Peran kepemimpinan yang dimaksud pada tulisan ini
adalah peran kepemimpinan yang mengacu pada pendapat Werren Bennis & Burt
Nanus yaitu peran kepemimpinan sebagai penentu arah, agen perubahan serta
juru bicara dan pelatih. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah gaya
kepemimpinan Bass & Avolio yang dikutip dari Luthans yaitu gaya
kepemimpinan transformasional dan transaksional.
Hubungan kedua aspek ini dapat dilihat pada perilaku pemimpin dan yang
dipimpin. Pemimpin melaksanakan peran kepemimpinan dengan mengguanakan
gaya kepemimpinan. Sedangkan Pengikut sebagai staf menerima dan merespon
peran yang dimainkan oleh unsur pimpinan tersebut.Mengimplementasikan peran
kepemimpinan sebagai penentu arah, dalan arti kata pemimpin mengarahkan
pengikutnya ke arah pencapaian tujuan organisasi. Jika pemimpin tidak
memahami kondisi pengikut, maka untuk menggerakkan kearah tujuan organisasi
mustahil akan tercapai. Oleh karena itu para pemimpin di dalam bertindak
sebagai penentu arah, bagaikan alat (kompas) penentu arah yang digunakan oleh
seorang nahkoda di tengah laut kemana tujuan dan sasaran yang dituju. Tujuan
suatu organisasi tentunya mengacu pada visi organisasi, tanpa visi maka
organisasi tersebut bisa salah arah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Werren
Bennis & Burt Nanus (2006:ii) mengatakan bahwa elemen
yang paling pneting dari kepemimpinan yang sukses adalah visi yang
disampaikan dengan jelas, atau indra yang tajam dalam menentukan arah untuk
memfokuskan perhatian semua orang yang terkait dengan organisasi. Jadi visi
organisasi merupakan panduan untuk mengarah pada pencapaian tujuan
organisasi yang bersangkutan. Untuk mengarahkan pengikut kearah pencapaian
visi, maka pemimpin harus memahami karkateritik pengikut menurut Yulk,
bahwa karakteristik setiap pengikut tercermin pada Ciri (Kebutuhan, nilai,
konsep peribadi, Keyakinan & Optimisme, Keterampilan & keahlian, Sifat dari
pemimpinnya, Kepercayaan kepada pemimpin, Komitmen dan upaya tugas,
Kepuasan terhadap pemimpin & Pekerjaan. Setelah memahami karkateristik
pengikut, maka unsur pimpinan memahami
dan menyesuaikan gaya kepemimpinan apa yang cocok bagi setiap
pengikut agar mau mengikuti arahan yang bersumber dari pimpinan.
Misalkan salah satu karakterisitik yang dilihat dari aspek keterampilan dan
keahlian, maka unsur pimpinan sebenarnya menanamkan dan memberi keyakinan
bahwa apa yang dimiliki dapat memberi kontribusi terhadap organisasi, oleh
karena itu pengikut merasa diperhatian dan diharagai. Jika mengalami hambatan
dengan adanya potensi yang dimiliki maka unsur pimpinan mengarahkannya
sesuai tujuan yang hendak dicapai serta memberinya motivasi untuk
meningkatkan kemampuan dengan mengikuti pendidikan dsan pelatihan. Jika
tidak menagalami hambatan, maka unsur pimpinan memberi penghargaan baik
berupa materi maupun non materi,
seperti pujian, karena tidak semua manusia dalam bekerja hanya sekedar
memnuhi kebutuhan hidup secara mendasar akan tetapi masih ada beberapa
manusia membutuhkan aktualisasi. Untuk memenuhi kebutuhan setiap manusia
atau pengikut maka unsur pimpinan dapat menerapkan gaya kepemimpinan
transaksional maupun transformasional.
Gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya kepemimpinan yang
dapat meningkatkan semangat kerja pengikut melalui transaksi/imbalan.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Burns (dalam Khaerul Umam, 2010:293),
bahwa gaya kepemimpinan transaksional merupakan hubungan antara pimpinan
dan bawahan yang didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar menawar antar
keduanya. Adapun karakteristik kepemimpinan transaksionalmenurut Burns
adalah contingent reward dapat berupa penghargaan dari pimpinan karena tugas
telah dilaksanakan, yaitu berupa bonus atau bertambahnya penghasilan atau
fasilitas. Hal ini dimaksudkanoleh Burns bahwa penghargaan yang diberikan
pada bawahan baik berupa pujian atas upaya-upayanya maupun jika terjadi
kesalahan
yang dilakukan oleh bawahan kemudian pimpinan member arahan kea rah
pencapaian tujuan. Sedangkan gaya kepemimpinan transformasional merupakan
suatu gaya kepemimpinan yang dapat memberi motivasi para bawahan dengan
membuat mereka lebih sadar akan pentingnya hasil suatu pekerjaan, mendorong
mereka
lebih mementingkan kepentingan organisasi dari pada kepentingan diri sendiri,
dan mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi. Kedua gaya
kepemimpinan tersebut dapat dimanfaatkan kedua-duanya tergantung situasi dari
pada pengikut. Burns mengatakan bahwa jika pengikut memiliki kebutuhan yang
rendah maka pemimpin menerapkan kepemimpinan transaksional, sedangkan
pengikut yang membutuhkan aktualisasi diri maka pimpinan sebaiknya
menerapkan gaya kepemimpinan
transformasional.
Mengimplementasikan Peran kepemimpinan sebagai agen perubahan.
Untuk menjadi agen perubahan merupakan suatu lanjutan
dari pemimpin sebagai penentu arah, karena arahan yang diberikan pada pengikut
bersumber dari visi, karena visi merupakan komoditi dari para pemimpin
(Werren Bennis & But Nanus, 2006:19). Wahyu Suprapti (2000:35) mengatakan
bahwa perubahan adalah kebutuhan setiap organisasi, baik organisasi birokrasi
pemerintahan maupun organisasi swasta, Hal ini sejalan dengan dengan visi dan
misi masing-masing organisasi serta dinamika perubahan perkembangan ilmu
dan tekhnologi.
Untuk mengikuti dinamika perubahan tersebut, maka semua unsur
pimpinan sedapat mungkin menggalang kerjasama atau mengupayakan agar
orang-orang bersedia untuk bekerja dalam satu kata dan semangat kebersamaan,
karena kedua aspek tersebut merupakan tugas utama dari seorang pemimpin
untuk mencapai visi yang telah ditentukan. Pemimpin yang mau menerima
perubahan dapat dikategorikan pemimpin transfomasional atau visioner, karena
kedua pemimpin tersebut yang melakukan aktivitas selalu mengacu pada visi
organisasi.
Implementasi peran kepemimpinan sebagai juru bicara.
Untuk menjadi juru bicara atau pembicara maka seorang pemimpin
sedapat mungkin memeiliki kelebihan atau profesional dalam
bidangnya agar dapat menjadi negosiator dengan pihak luar. Untuk
men jadi pembicara yang efektif harus membangun jejaringa dengan
dunia luar, agar memperoleh informasi, dikungan, ide dari
sumberdaya yang bermanfaat bagi perkembangan organisasi.
Implementasi peran kepemimpinan sebagai pelatih. Untuk
menjadi pelatih bagi pengembangan organisasi, maka unsur
pimpinan harus memiliki kemampuan membina, memberdayakan
setiap pengikut sesuai dengan job yang telah ditentukan kemudian
mengarahkannya kearah pencapaian visi yang telah dirumuskan.
Kemudian pemimpin tersebut mampu menjadikan visi sebagai
realita.
Keempat peran tersebut dapat memberi kontribusi terhadap
organisasi jika peran kepemimpinan dapat berjalan sebagaimana
yang diharapkan oleh Werren Bennis & Burt Nanus. Untuk
menerapkannya unsur pimpinan dapat menyesuaikan dengan gaya
kepemimpinan. Kepemimpinan transformasional dapat memberikan
pengaruh positif terhadap pegawai, pemimpin, dan organisasi, dalam
era globalisasi seperti sekarang ini yang membutuhkan lingkungan
kerja sama dari seluruh komponen organisasi untuk memecahkan
masalah strategis. dan kepatuhan.
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa kepemimpinan
transformasional sebagai suatu proses menginspirasi perubahan dan
memberdayakan bawahan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi,
untuk meningkatkan kemampuan mereka miliki dan untuk
meningkatkan kualitas proses-proses keorganisasian, Kesemua itu
dimungkinkan berproses sebab para bawahan menerima
tanggungjawab dan mempertanggungjawabkannya untuk dirinya
sendiri dan proses-proses untuk tugas-tugas yang telah ditetapkan.

D. Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai salah satu manajeman, merupakan hal sangat
penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Dalam kehidupaan organisasi,
fungsi kepemimpinan adalah bagian dari pada tugas utama yang harus
dilaksakan, tetapi untuk merumuskan apa yang dimaksud fungsi kepemimpinan,
maka kita harus mengetahui apa yang menjadi fungsi dari pada pemimpin itu
sendiri.

Adapun fungsi pemimpin diantaranya adalah sebagai berikut.


1. Menyusun Strategi yang Tepat.
Salah satu fungsi kepemimpinan yang paling penting dan utama adalah
menyusun strategi yang tepat. Kepemimpinan yang baik akan membantu grup
atau anggota tim dalam menyusun tujuan-tujuan apa saja yang menjadi prioritas
penting.

Strategi juga berperan penting dalam menyusun langkah-langkah apa saja


yang harus kita ambil agar bisa lebih mudah meraih tujuan kepemimpinan yang
diinginkan.

2. Merancang Taktik.
Kepemimpinan sangat identik dengan peluang dan risiko. Nah, disinilah
fungsi kepemimpinan memainkan perannya. Salah satu fungsi kepemimpinan
akan memudahkan kita untuk merancang taktik yang tepat dalam meraih peluang
baru dan mengendalikan risiko yang datang.
3. Penyelesaian Masalah (Problem Solving).
Setiap kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan memang tidak
akan pernah terlepas dari masalah, masalah dan masalah. Masalah datang untuk
dihadapi dan diselesaikan, bukan untuk dihindari. fungsi kepemimpinan yaitu,
menyelesaikan permasalahan dengan solusi yang cepat dan tepat.

4. .Pengambilan Keputusan yang Tepat.


Fungsi kepemimpinan keempat adalah membantu dalam pengambilan
keputusan yang tepat. Seringkali, keputusan yang diambil secara konsensus
malah mengarahkan kita pada keputusan yang tidak optimal dan kurang bijak.
Dalam hal ini, peran kepemimpinan benar-benar harus bekerja dengan sangat
baik, sehingga kepemimpinan berfungsi untuk bersikap adil antara otoritas dan
akuntabilitas keputusan. Jika kita berhasil melakukannya, maka kita akan
mendapatkan peluang yang lebih besar untuk meraih keputusan yang bijak,
optimal dan rasional.

5. Melakukan Pengorganisasian dengan Teratur.


Selain itu, kepemimpinan juga berfungsi untuk melakukan
pengorganisasian secara teratur. Maksudnya, kepemimpinan berupaya untuk
mengatur sumber daya manusia (SDM) agar mampu menyelesaikan tugas-tugas
kerjanya dengan hasil yang baik. Pengorganisasian mengatur bagaimana anggota
tim harus menggunakan waktu dengan seefisien mungkin dengan menghasilkan
karya atau hasil kerja yang lebih banyak. Dengan menerapkan pengorganisasian
yang baik, maka semua hal akan menjadi sangat teratur.

6. Manajemen yang Baik.


Fungsi kepemimpinan keenam ini hampir sama dengan fungsi
kepemimpinan sebelumnya yaitu, pengorganisasian yang teratur. Namun, fungsi
kepemimpinan yang keenam ini lebih mengarah pada manajemen yang baik.
Dalam manajemen, prinsip kepemimpinan harus mengarahkan dan
mengendalikan para anggota timnya ke arah yang benar. Maksudnya, seorang
pemimpin harus tahu kemana arah yang benar untuk para anggotanya agar bisa
mengejar tujuan bersama. Jika seorang pemimpin tidak bisa menjalankan sistem
manajemennya dengan baik, maka bisa dikatakan bahwa kepemimpinannya tidak
menerapkan fungsinya dengan baik.

7. Manajemen yang Baik dengan Para Pemangku Kepentingan


(Stakeholder).
Kepemimpinan berfungsi untuk menghubungkan kita dengan para
pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. Sehingga ketika kita melaksanakan
peran kepemimpinan, kita bisa meminta input atau pengaruh dari pihak-pihak
eksternal yang memiliki pengaruh besar pada kepemimpinan kita. Misalnya,
memiliki hubungan manajemen yang baik dengan para mitra bisnis.

8. Membangun Relasi yang Luas.


Fungsi kepemimpinan lain adalah membantu para pemimpin dalam
membangun relasi yang kuat, memperluas network, membina hubungan yang
baik, serta menghubungkan satu grup dengan grup lainnya.

9. Memberikan Pengaruh & Motivasi yang Kuat.


Kepemimpinan berfungsi untuk memberikan pengaruh kepada para
anggota timnya, serta menularkan motivasi yang kuat kepada mereka, sehingga
anggota tim selalu bersemangat dan berambisi dalam mengejar cita-cita bersama.
Pengaruh dan motivasi yang kuat dapat diterapkan ke dalam strategi penjualan,
taktik dan strategi yang dapat mengajak seluruh lapisan anggota untuk bergerak
maju ke arah yang sama dengan memiliki komitmen dan energi yang tinggi.

10. Manajemen Waktu yang Baik.


Fungsi kepemimpinan yang kesepuluh akan memudahkan kita dalam
memanfaatkan waktu dengan sebijak mungkin. Kepemimpinan berperan untuk
mengarahkan kita pada tugas-tugas yang menjadi prioritas, sehingga kita bisa
menyelesaikan tugas-tugas penting tersebut dengan tepat waktu. Dalam hal ini,
fungsi kepemimpinan dapat membantu kita dalam meningkatkan produktivitas.

11. Membantu Mengembangkan Orang Lain


Kepemimpinan berfungsi untuk membantu para pemimpin dalam
mengembangkan wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan para
anggota timnya. Selain itu, pemimpin juga dapat membentuk karakter anggota
timnya menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Misalnya, mungkin pada
sebelumnya, karyawan bekerja dengan sangat lama dan tidak dapat menentukan
tugas mana yang harus diprioritaskan. Namun setelah pemimpin menjalankan
fungsinya dengan baik, karyawan tersebut bekerja dengan lebih cepat tanpa
melewati tenggat waktu dan selalu mengutamakan tugas-tugas penting yang
harus didahulukan.

12. Beradaptasi dengan Perubahan yang Ada.


Salah satu fungsi kepemimpinan lainnya adalah siap dalam menerima
perubahan yang ada. Kepemimpinan yang baik berfungsi untuk beradaptasi
dalam perubahan secara cepat, sehingga para pemimpin dapat memberdayakan
para agen perubahan dengan sangat baik.

13. Memimpin dengan Memberi Contoh yang Baik.


Para pemimpin adalah orang-orang terdepan yang akan diikuti oleh para
pengikutnya, sehingga salah satu fungsi kepemimpinan adalah bertindak sebagai
contoh yang baik bagi para anggota timnya, terutama dengan menginspirasi
mereka menjadi seorang yang beretos kerja tinggi, rajin, berkomitmen dan
tangguh.

14. Membentuk dan Menerapkan Budaya yang Positif.


Fungsi kepemimpinan lainnya adalah membentuk dan menerapkan
budaya organisasi atau perusahaan yang positif kepada para anggota tim atau
karyawan, sehingga setiap orang menganut budaya dan pemikiran yang tepat dan
positif. Dalam kepemimpinan, fungsi seperti ini sangatlah diperlukan untuk
membangun norma-norma produktif, harapan, dan makna kehidupan yang
dijunjung bersama.

15. Membentuk Ketangguhan.


Terakhir, kepemimpinan berfungsi untuk memimpin para anggota tim
atau karyawan dengan bersikap tangguh dalam menghadapi segala tekanan,
masalah dan kegagalan yang hadir dalam kehidupan. Hal ini bertujuan agar
semua motivasi, fokus dan semangat yang kita miliki tidak mudah hilang begitu
saja.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki
kemampuan untuk berperan aktif dalam melaksanakan peran
kepemimpinan, baik peran sebagai penentu arah, agen perubahan,
juru bicara maupun pelatih untuk meningkatkan kinerja atau
semangat kerja bagi pegawai/pengikut pada sebuah organisasi. Peran tersebut
mempunyai pengaruh jika para pimpinan memiliki
kemampuan menerapkan gaya kepemimpinan untuk menggerakkan
pengikut kearah pencapaian visi organisasi. Memadukan gaya
kepemimpinan dengan karakteristik pengikut, maka akan organisasi
menuju pada kesuksesan.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://mahasiswa.ung.ac.id/561420039/home/2022/9/20/peran-dan-
fungsi-kepemimpinan.html

https://www.studilmu.com/blogs/details/pengertian-fungsi-
kepemimpinan-dan-15-fungsi-kepemimpinan

http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2014/12/Peran-Kepemimpinan.pdf

Anda mungkin juga menyukai