Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI

Disusun Oleh :
Yazid Rahmadani (12320814037)

Dosen Pengampu :

NURHASANAH, S.E., M.M.

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
PRODI PERBANKAN SYARIAH
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja dan kepuasan kerja pegawai” sholawat serta
salam tidak lupa kita panjatkan kepada baginda nabi kita Muhammad SAW,
semoga kita mendapat syafaat-Nya di yaumil akhir.

Makalah ini telah saya susun semaksimal mungkin, tanpa adanya campur
tanggan dari pihak lain.saya berharap semoga makalah tentang “Pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja dan kepuasan kerja pegawai” ini dapat bermanfaat
bagi setiap pendengar dan pembaca.

Pekanbaru 4 desember 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................3
A. Definisi kepemimpinan................................................................................3
B. Defenisi Kinerja...........................................................................................5
C. Kepuasan Kerja............................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN................................................................................8
A. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan.....................8
B. Pengaruh Gaya kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja..........................9
C. Strategi Pemimpin Dalam Meningkatkan Kinerja dan Kepuasan Kerja......11
BAB IV PENUTUP..........................................................................................16
A. Kesimpulan..................................................................................................16
DAFTARPUSTAKA........................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesuksesan perusahaan dimanapun dan bergerak dibidang apapun pada
dasarnya tergantung pada keberhasilan manajemen dalam menjalankan
pekerjaannya. Terutama dengan semakin tingginya kompetisi dan semakin
sedikitnya peluang perekonomian karena tingkat keberhasilan suatu perusahaan
dapat dilihat dari kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang
dimilikinya.

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam


sebuah organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Pada
organisasi berskala besar, sumber daya manusia dipandang sebagai unsur yang
sangat menentukan dalam proses pengembangan usaha, karena tanpa adanya
sumber daya manusia yang berkualitas, maka organisasi tidak akan mampu
bertahan dalam persaingan. Mengelola sumber daya manusia dalam organisasi
bukan hal yang mudah karena melibatkan berbagai elemen dalam sebuah
organisasi, yaitu karyawan, pimpinan, maupun sistem itu sendiri. Pemimpin
merupakan panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari
tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu,
organisasi memerlukan pemimpin yang mampu menjadi motor penggerak yang
mendorong perubahan organisasi.

Dalam organisasi publik, bawahan bekerja selalu tergantung pada


pimpinan. Bila pimpinan tidak memiliki kemampuan memimpin, maka tugas-
tugas yang sangat kompleks tidak dapat dikerjakan dengan baik. Dalam dunia
bisnis, gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap jalannya organisasi dan
kelangsungan hidup organisasi. Gaya kepemimpinan banyak mempengaruhi
keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya.
Pentingnya gaya kepemimpinan diterapkan kepada bawahan sesuai dengan
kedewasaan/kematangan bawahan merupakan persyaratan mutlak keefektifan
kepemimpinan dalam keberhasilan organisasi. Dengan demikian kepemimpinan

1
seorang pemimpin harus dapat menjalin hubungan pribadi yang baik antara yang
dipimpin dengan yang memimpin.

Karyawan dan pemimpin mempunyai kontribusi yang sangat besar


terhadap perusahaan, karena tanpa keduanya perusahaan tidak akan berjalan. Oleh
karena pemimpin harus bisa menempatkan perannya sebagai kepala semua bidang
diperusahaan sehingga dapat mengatur para karyawan agar bekerja dengan baik
dan juga bisa memotivasi karyawan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan tentang definisi kepemimpinan!


2. Jelaskan tentang definisi kinerja!
3. Jelaskan tentang kepuasan kerja!
4. Jelaskan tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan!
5. Jelaskan tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja!
6. Jelaskan tentang strategi pemimpin dalam meningkatkan kinerja dan
kepuasan kerja!

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui tentang definisi kepemimpinan.


2. Untuk mengetahui tentang definisi kinerja.
3. Untuk mengetahui tentang kepuasan kerja.
4. Untuk mengetahui tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan.
5. Untuk mengetahui tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja.
6. Untuk mengetahui tentang strategi pemimpin dalam meningkatkan kinerja dan
kepuasan kerja

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah usaha seseorang untuk mengubah perilaku


pihak lain, apalagi anggota-anggota tersebut secara nyata nampak
berubah kearah yang baik maka kepemimpinannya dinyatakan
berhasil.1

Kepemimpinan pada dasarnya berarti kemampuan menggerakkan,


memberi motivasi dan mempengaruhi orang- orang yang bersedia
melakukan tindakan-tindakan terarah pada pencapaian tujuan melalui
tindakan keberanian mengambil keputusan mengenai hal-hal yang
harus dilakukan.2 Seperti halnya disebutkan di atas bahwa dalam setiap
kehidupan dan setiap kumpulan manusia atau kelompok pada
dasarnya pasti ada salah satu diantara kita yang muncul atau dijadikan
pemimpin.2

2. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan mempunyai dua kata yaitu gaya dan


kepemimpinan. Gaya adalah kekuatan, kesanggupan berbuat, kuat,
sikap, ragam (cara, rupa, bentuk dan sebagainya), cara melakukan
gerakan, tingkah laku. Dari kata itu munculah gaya yang dimaksud
adalah ragam cara serta kekuatan seseorang dalam mempengaruhi
seseorang yang lain.

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara atau teknik seseorang


dalam menjalankan suatu kepemimpinan. Selanjutnya dikemukakan
bahwa gaya kepemimpinan dapat pula diartikan sebagai norma perilaku

1
Bass, Bernard M, Leadership and performance beyonce expection
(Terjemahan), (New York: Free press, 2005), h.117.
2
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung
Agung, 1984),h.81

3
yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini
usaha menselelaraskan presepsi diantara orang yang akan
mempengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi menjadi amat
penting kedudukannya.3

Menurut Kartini Kartono, gaya kepemimpinan terbagi dalam 6


gaya. Antara lain:4
a. Kharismatik
Gaya kharismatik ini memiliki kekuatan energi, daya tarik
dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat banyak jumlahnya
dan pengawal- pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarang
pun orang tidak mengetahui benar-benar sebabnya, mengapa
orang itu memiliki kharisma yang begitu besar. Dia dianggap
mempunyai kekuatan gaib (Supernatural Power) dan
kemampuan- kemampuan yang super human, yang diperoleh
sebagai karunia yang Maha Kuasa.

b. Paternalistis
Yaitu kepemimpinan yang kebapak-bapakan, dengan sifat
dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak atau
belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan. Dia
bersikap terlalu melindungi. Dia hampir-hampir tidak pernah
memberi kesempatan kepadaYaitu kepemimpinan yang kebapak-
bapakan, dengan sifat dia menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak atau belum dewasa, atau anak sendiri yang
perlu dikembangkan. Dia bersikap terlalu melindungi. Dia
hampir-hampir tidak pernah memberi kesempatan kepada
bawahan untuk mengembangkan imajinasi. Gaya kepemimpinan

3
Thoha miftah, Kepemimpinan dalam manajemen, (Yogyakarta: Rajawali
pers, 2006), h.48.
4
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Bandung: Rajawali
Press,2001), h.73.

4
semacam ini seolah menunjukkan bahwa dirinya paling tahu dan
paling benar dalam mengambil suatu keputusan

c. Militeristis

Gaya ini hampir memiliki kesamaan dengan gaya


kepemimpinan yang otoriter. Perbedaannya gaya semacam ini
lebih keras. Sekeras militer lalu bawahannya selalu diancam
dengan sanksi-sanksi jika ia tak mau menuruti keinginannya.

d. Liazez Faire

Pada gaya kepemimpinan laizez faire ini sang pemimpin


praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan
setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi
sedikit pun dalam setiap kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan
dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia
merupakan pemimpin symbol, dan biasanya tidak memiliki
keterampilan teknis. Dia tidak mempunyai kewibawaan dan tidak
bisa mengontrol anak buahnya. Tidak mampu melaksanakan
koordinasi kerja, dan tidak berdaya menciptakan suasana kerja
yang kooperatif.
e. Demokrasi
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan
memberikan bimbingan yang mampu menyelenggarakan tugas-
tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinnya
terdiri dari teknokrat dan administrator-administrator yang
mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan
penekanan pada rasa tanggung jawab internal. Dan kerjasama
yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini terletak bukan
pada personal individu pemimpin, akan tetapi kekuatan justru
terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok
atau anggotanya.

5
f. Otoriter

Kepemimpinan otoriter adalah seseorang yang sangat egois,


egoismenya yang sangat besar akan mendorongnya memutar
balikkan fakta atau kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai
dengan apa yang secara subyektif diinterpretasikan sebagai
kenyataan. Akan tetapi, efektifitas kepemimpinan yang otoriter
sangat dikaitkan dengan kekuasaan untuk mengambil tindakan
yang positif belum tentu dapat tercapai dan berbagai sasaran yang
telah ditentukan sebelumnya, namun kekuasaan mengambil
tindakan yang punitive itu tidak lagi dimilikinya, ketaatan para
bawahan segera mengendor dan disiplin kerja pun akan merosot.

3. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Usman Effendi Fungsi kepemimpinan ialah memandu,
menuntun, membimbing, membangun, memberi motivasi kerja,
mengarahkan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik,
memberikan pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya
kepada sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan target dan perencanaan.
Agar kelompok berjalan dengan efektif, pemimpin harus melaksanakan
fungsi utama, yaitu;
a. Fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah
yaitu menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan
pendapat.
b. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial yaitu segala
sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar
persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan
kelompok dan sebagainya.5

5
Usman Effendi, Asas Manajemen, Jakarta; PT Raja Grafindo,2011,h.188-189

6
4. Teori Kepemimpinan

Menurut Vietzal Rivai dalam buku Kepemimpinan Dan Prilaku


Organisasi mengatakan ada beberapa teori yang mendukung dari diri
seorang pemimpin, teori tersebut antara lain adalah:
a. Teori Sifat
Teori sifat merupakan teori yang menjelaskan Sifat-sifat
yang melekat dalam diri seorang pemimpin yang akan mewarnai
tingkah laku, perbuatan, tindakan dan keputusan- keputusan yang
diambilnya. Sifat merupakan tumpuan dan modal dasar untuk
memberikan energi dalam kepemimpinannya. Pemimpin dapat
mencapai efektifitas dengan mengembangkan sifat-sifat yang
dimiliki.
b. Teori Prilaku
Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi
pemikiran bahwa bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan
keefektifan kepemimpinan seseorang. Dan mereka menemukan
sifatsifat, mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan
dari pengikut-pengikutnya.
c. Teori kepemimpinan situasional
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan
bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat- sifat bawahannya,
dan situasi sebelum menggunakan gaya kepemimpinan tertentu.
Pendekatan ini mensyaratkan pemimpin untuk memiliki
keterampilan diagnostik dalam perilaku manusia.6

6
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta, PT Grafindo
persada,2003, h.7-9

Anda mungkin juga menyukai