Anda di halaman 1dari 18

Revisi Makalah Kelompok 12

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata kuliah : Manajemen Sumber Daya Insani
Dosen : M. Rasyidi, M.Pd.I

Disusun oleh

Rahmitha
NIM. 140 2120 332

Umi Kulsum
NIM. 140 2120 299

Marfuah
NIM. 140 2120 365

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2016 M / 1438 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini, meskipun sangat jauh dari kata
sempurna. Shalawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada keharibaan junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta kita umat beliau hingga akhir zaman.

Tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Manajemen Sumber Daya Insani. Selain itu juga untuk menambah wawasan para
pembaca tentang Kepemimpinan dalam Manajemen Sumber Daya Insani. Akhirnya, penulis
berharap semoga makalah sederhana ini berguna bagi pembaca. Kritikdan saran yang
membangun selalu penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Segala sesuatu yang benar itu
datangnya dari Allah, dan yang salah itu berasal dari penulis sendiri. Semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Palangka Raya, Desember 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah................................................................................................ 1
c. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
d. Metode Penulisan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian dan Teori-teori Kepemimpinan ......................................................... 3
b. Rasulullah SAW Sebagai Pemimpin ................................................................... 6
c. Persyaratan dan Karakteristik Kepemimpinan .................................................... 7
d. Kepemimpinan Syariah ....................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


Kesimpulan.............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kepemimpinan yang baik dan diterima secara luas dapat pula
dimanfaatkan sebagai sarana menimbulkan motivasi kerja, karena
pujian ataupun sekadar senyuman dari pimpinan yang kharismatik
kadang cukup untuk membangkitkan semangat kerja. Dalam konsep
Islam, semua orang adalah pemimpin, paling tidak dalam
lingkungannya sendiri atau ia merupakan pemimpin bagi dirinya
sendiri. Jadi jika konsep ini disadari, menjadi pemimpin bukanlah
sesuatu yang istimewa, jabatan ini selalu ada sepanjang hayat
manusia. Ingatlah firman Allah dalam QS. al-Baqarah (2):30 Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:Sesungguhnya aku akan
menjadikan seorang khalifah di atas bumi ...
Hal ini diperkuat oleh sabda Nabi, Setiap orang di antara kalian
adalah pemimpin dan akan dimintai tanggung jawab atas
kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan dimintai
tanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang suami adalah
pemimpin di tengah keluarganya dan akan dimintai tanggung jawab
atas kepemimpinannya. Seorang pelayan/pegawai juga pemimpin
dalam mengurus harta majikannya dan ia dimintai tanggung jawab
atas kepemimpinannya. (Hadits dari Bukhari dan Muslim). Menjadi
pertanyaan bagi kita semua bagaimana Rasulullah SAW sebagai
pemimpin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Teori-teori Kepemimpinan?
2. Bagaimana Kepemimpinan Rasulullah SAW?
3. Bagaimana Persyaratan dan Karakteristik Kepemimpinan?
4. Bagaimana Kepemimpinan Syariah?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa Pengertian dan Teori-teori Kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui bagaimana Kepemimpinan Rasulullah SAW.

2
2

3. Untuk mengetahui bagaimana Persyaratan dan Karakteristik


Kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui bagaimana Kepemimpinan Syariah.
5.
D. Metode Penulisan
6. Adapun metode yang penulis pergunakan dalam penulisan
makalah ini yaitu dengan metode telaah kepustakaan dengan
menggunakan buku perpustakaan sebagai bahan referensi.
7.
8.
9.
10.
11. BAB II
12. PEMBAHASAN
13.
A. Pengertian dan Teori-teori Kepemimpinan
14. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan organisasi. Sumber
pengaruh ini dapat formal seperti yang diberikan oleh para pejabat
atau para manajer yang memegang posisi dalam organisasi
perusahaan, ataupun informal sebagai yang dimiliki oleh mereka yang
mampu memberikan pengaruh tanpa harus menduduki jabatan
pimpinan.1
15. Kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi orang agar mau mengkuti arahannya atau mengikuti
keputusannya (Richard D. Irwin, 1996:286).2 Rost mendefinisikan
kepemimpinan sebagai suatu hubungan antara pemimpin dan pengikut
yang bermaksud melakukan perubahan yang mencerminkan maksud
bersama mereka. Selanjtnya, kepemimpinan diartikan sebagai proses
mempengaruhi orang untuk mengarahkan upaya mereka untuk
mencapai tujuan-tujuan itu.3
16. Anoraga (1992), mengemukakan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk memengaruhi pihak lain, melalui komunikasi
baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk
menggerakkan orang-orang agar dengan penuh pengertian,
kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan
itu.4

1 Jusmaliani, Pengelolaan Sumber Daya Insani, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2011, hlm. 195.

2 Sofyan Tsauri, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jember: STAIN Jember Press, 2013, hlm. 271.

3 Ibid., hlm. 273.

3
17. Beberapa ahli mendefinisikan kepemimpinan sebagai
berikut:
1. R.W. Griffin dan R.J. Ebert (2005:3006): kepemimpinan adalah
proses memotivasi proses orang lain untuk berusaha mencapai
tujuan.
2. Ernie T.S. dan Kurniawan (2006:255): kepemimpinan adalah proses
dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota dalam hal
berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Sebagai proses,
kepemimpinan difokuskan pada hal-hal yang dilakukan oleh para
pemimpin, yaitu proses ketika para pemimpin menggunakan

4 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, hlm.
214.

4
4

3. pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi pegawai,


bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk
mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan budaya
produktif dalam organisasi.
4. Menurut Winardi (2007:304), seorang pemimpin adalah seorang
yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau tanpa
resmi dapat memengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
menggerakkan usaha bersama kearah pencapaian sasaran-sasaran
tertentu.5
18. Literatur tentang kepemimpinan amat banyak dan
kadangkala kontradiksi satu sama lain. Pendekatan yang dilakukan
Robbins, yaitu pendekatan teori-teori sifat (Trait Theories) yang
mencoba mencari sifat-sifat pribadi, sifat-sifat sosial, kondisi fisik atau
kecerdasan yang dalam kadar tertentu dimiliki oleh pemimpin.
Pendekatan kedua disebut teori-teori perilaku (Behavioral Theories)
yang mengatakan bahwa perilaku tertentu yang spesifik akan
membedakan pemimpin dengan yang bukan. Pendekatan ketiga
adalah teori-teori contingency.6
a. Pendekatan Sifat
19. Jika pada zaman purba kehidupan manusia masih di gua-
gua, maka mereka yang diangkat sebagai pemimpin pastilah yang
fisiknya kuat, sehingga dapat melindungi kaumnya dari serangan
pihak lain. Sifat kuat dan kekar ini menjadi ciri kepemimpinan
zaman itu. Hasil-hasil penelitian menunjukkan ada 6 sifat yang
secara konsisten dikaitkan dengan kepemimpinan, yaitu ambisi dan
energik, memiliki hasrat untuk memimpin, jujur dan memiliki

5 Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2013, hlm. 97-98.

6 Jusmaliani, Pengelolaan Sumber Daya Insani..., hlm 195.


5

integritas, percaya diri, cerdas, memiliki pengetahuan yang relavan


terhadap pekerjaan.
20. Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh
terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain:
1. Kecerdasan, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi diatas kecerdasan rata-rata dari pengikutnya akan
mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula.
2. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial, umumnya
didalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
internal eksternal, seorang pemimpin yang berhasil
mempunyai emosi yang matang dan stabil.
3. Motivasi Disi dan Dorongan Berprestasi, seorang pemimpin
yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi.
4. Sikap Hubungan Kemanusiaan, adanya pengakuan terhadap
harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya.7
21.
b. Pendekatan Perilaku
22. Jika dalam pendekatan sifat ditemukan suatu sifat yang
menjamin keberhasilan, maka yang bisa dilakukan adalah mencari
orang yang memiliki sifat tersebut, kemudian mengangkatnya
sebagai pemimpin. Sebaliknya dalam pendekatan perilaku, jika
perilaku tertentu diyakini akan membawa keberhasilan, maka
individu dapat dilatih agar berperilaku seperti yang diinginkan.
c. Pendekatan Contingency
23. Dalam kelompok teori ini adalah model Fiedler yang
mengatakan bahwa kelompok yang efektif tergantung pada
kesesuaian antara gaya kepemimpinan pemimpinnya dalam

7 Sofyan Tsauri, Manajemen Sumber Daya Manusia..., hlm. 280.


6

berinteraksi dengan bawahan dan situasi yang mengontrol serta


mempengaruhi pemimpin tadi.
24. Dimensi kepemimpinan yang digunakan Fiedler, yaitu
orientasi pada tugas dan orientasi pada hubungan dengan
bawahan, selanjutnya dikombinasikan pada empat perilaku spesifik
dari pemimpin, yaitu:
- Menjelaskan (telling)
- Menjual (selling)
- Berpartisipasi (participating)
- Mendelegasikan (delegating).8
25.

8 Ibid., hlm. 198.


7

B. Rasulullah SAW Sebagai Pemimpin


26. Menurut Antonio (2008), teladan kepemimpinan
sesungguhnya terdapat pada diri Rasulullah SAW karena ia adalah
pemimpin yang holistic, accepted, dan proven. Holistic karena beliau
adalah pemimpin yang mampu mengembangkan leadership dalam
berbagai bidang termasuk diantaranya self development, bisnis, dan
entrepreneurship, kehidupan rumah tangga yang harmonis, tatanan
masyarakat yang akur, sistem politik yang bermartabat, sistem
pendidikan yang bermoral dan mencerahkan, sistem hukum yang
berkeadilan, dan strategi pertahanan yang jitu serta memastikan
keamanan dan perlindungan bagi warga negara. Kepemimpinannya
accepted karena diakui lebih dari 1,3 milyar manusia.
Kepemimpinannya proven karena sudah terbukti sejak lebih dari 15
abad yang lalu dan hingga hari ini masih relavan. Sebenarnya cukup
dengan mempelajari kepribadian beliau, konsep kepemimpinan yang
Islami dapat diterapkan.9
27. Rasulullah SAW sering meminta pendapat dan
bermusyawarah dengan para sahabat, terutama dengan mereka yang
memiliki kecermatan dan kedalaman ilmu agama dan yang memiliki
kelebihan intelektual, kekuatan iman dan giat mendakwahkan Islam.
Majelis Syura dizaman Rasulullah SAW terdiri atas 7 sahabat Muhajirin
dan 7 sahabat Anshar. Di antara mereka adalah Hamzah, Jafar, Abu
Bakar, Umar, Ali, Ibnu Masud, Salman, Imar, Hudzaifah, Abu Djar,
Miqdad, dan Bilal. Mereka mendapatkan predikat An-Nuqaba karena
mereka adalah pionir dalam keIslaman (Abu Sinn, 2006:34). Uraian ini
menunjukkan bahwa kepemimpinan Rasulullah SAW menurut Antonio
(2008) dalam bukunya Muhammad SAW, The Super Leader Super
Manager.

9 Ibid., hlm. 200.


8

28. Kepemimpinan bisnis Rasulullah SAW terbentuk sejak kecil,


sejak dalam asuhan pamannya Abu Thalib yang paling sederhana
hidupnya sehingga Muhammad SAW harus membantu ekonomi
keluarga dengan kerja serabutan pada penduduk Makkah. Termasuk
mengembala kambing dengan upah beberapa Qirath (upah atau gaji
dalam bentuk dinar atau dirham). Melalui profesi pengembala
beberapa aspek leadership beliau mulai terbentuk. Fase bisnis
Rasulullah SAW dapat dibagi dalam 3 fase (Haryanto, 2008). Fase
pertama adalah Muhammad SAW yang sejak remaja adalah pedagang.
Ia mengawalinya dengan magang pada pamannya, fase ini dilalui
beliau dalam usia 12-17 tahun. Selanjutnya, beliau memegang posisi
sebagai manajer bisnis 17-30 tahun. Fase berikutnya beliau menjadi
manajer investasi dengan modal dari para investor yang yakin
terhadap kejujuran beliau. Investor ini melakukan investasi pada usaha
perdagangan yang dipimpin oleh Rasulullah SAW, baik dengan konsep
mudharabah, fee-based maupun profit-sharing.10
29.
C. Persyaratan dan Karakteristik kepemimpinan
30. Dalam menjalankan suatu organisasi/perusahaan agar
tercapai tujuan diperlukan seorang pemimpin yang andal dan
berkualitas. Meskipun tidak ada sifat mutlak yang bisa
diidentifikasikan, wajar apabila kita menganggap bahwa pemimpin
yang baik mempunyai kemampuan untuk memimpin orang lain dalam
mencapai tujuan perusahaan, kemampuan interaksi antara personal
yang baik, dan kemampuan untuk bisa menyesuaikan diri dengan
keadaan, merupakan sifat-sifat yang menguntungkan dalam
menjalankan kepemimpinannya. Menurut Roeslan Abdulghani yng
dikutip oleh Soekarno (1995) pada umumnya, pemimpin memerlukan
sifat-sifat kelebihan dan terhadap yang dipimpin, meliputi tiga hal,

10 Ibid., hlm. 203.


9

yaitu kelebihan dalam penggunaan rasio (pikiran), kelebihan dalam hal


rohaniah, dan kelebihan dalam hal badaniah.
31. H. Ranupandojo (2000) mengatakan bahwa berbagai sifat
yang berguna bagi seorang pemimpin adalah keinginan untuk
menerima tanggung jawab, kemampuan memersepsikan, kemampuan
untuk bersifat objektif dan kamampuan untuk berkomunikasi. Setiap
pemimpin harus mengenal tujuan perusaannya sehingga mereka bisa
bekerja untuk membantu mencapai tujuan tersebut. Ia memerlukan
kemampuan untuk memahami bawahannya, sehingga mengetahui
kekuatan dan kelemahan mereka dan berbagai ambisi yang ada. Di
samping itu, ia juga harus mempunyai persepsi introspektif
(memandang/ menilai dirinya sendiri) sehingga ia bisa mengetahui
11
kekuatan, kelemahan, dan tujuan yang layak baginya.
32.
33.
34.
35.
D. Kepemimpinan Syariah
36. Ada beberapa istilah yang merujuk pada pengertian
pemimpin. Pertama, kata Umara yang sering kita sebut juga dengan
amr. Hal itu dikatakan dalam Al-quran surat An-nisa ayat 59 yang
artinya:
37. Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara
kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah kepada Allah (Al- quran) dan Rasul
(Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(Q.S. An-Nisa [4]: 59).

11 Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen Bisnis Syariah..., hlm. 101-102.


10

38. Dalam ayat ini dikatakan bahwa Ulil Amri atau pejabat
adalah orang yang mendapat amah untuk mengurus urusan orang lain.
Dengan kata lain, pemimpin adalah orang yang mendapat amanah
untuk mengurus urusan rakyat. Jika ada pemimpin yang tidak
mengurus kepentingan rakyat, ia bukanlah pemimpin. Dalam suatu
perusahaan, jika ada direktur yang tidak mengurus kepentingan
perusahaannya, ia bukanlah bukan seorang direktur.
39. Pemimpin sering disebut Khodimul Ummah (pelayan umat).
Menurut istilah itu, seorang pemimpin harus menempatkan diri pada
posisi sebagai pelayan masyarakat (pelayan perusahaan). Seorang
pemimpin perusahaan harus memikirkan cara-cara agar perusahaan
yang dipimpinnya maju, karyawan sejahtera, serta masyarakatnya
atau lingkungannya menikmati kehadiran perusahaan itu. Bagi
pemimpin yang bersikap melayani, kekuasaan yang dipimpinnya buka
sekadar kekuasaan yang bersifat formalis karena jabatannya,
melainkan sebuah kekuasaan yang melahirkan sebuah Power
(kekuatan) yang lahir dari kesadaran.12
40.
41.
42.
43.

12 Ibid., hlm. 103-104.


44. BAB III
45. PENUTUP
46.
47. Kesimpulan

48. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi


suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan organisasi.
49. Teladan kepemimpinan sesungguhnya terdapat pada diri
Rasulullah SAW karena ia adalah pemimpin yang holistic, accepted,
dan proven. Holistic karena beliau adalah pemimpin yang mampu
mengembangkan leadership dalam berbagai bidang termasuk
diantaranya self development, bisnis, dan entrepreneurship, kehidupan
rumah tangga yang harmonis, tatanan masyarakat yang akur, sistem
politik yang bermartabat, sistem pendidikan yang bermoral dan
mencerahkan, sistem hukum yang berkeadilan, dan strategi
pertahanan yang jitu serta memastikan keamanan dan perlindungan
bagi warga negara.
50. Setiap pemimpin harus mengenal tujuan perusaannya
sehingga mereka bisa bekerja untuk membantu mencapai tujuan
tersebut. Ia memerlukan kemampuan untuk memahami bawahannya,
sehingga mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka dan berbagai
ambisi yang ada. Di samping itu, ia juga harus mempunyai persepsi
introspektif (memandang/ menilai dirinya sendiri) sehingga ia bisa
mengetahui kekuatan, kelemahan, dan tujuan yang layak baginya.
51. Dalam kepemimpinan syariah pemimpin sering disebut
Khodimul Ummah (pelayan umat). Menurut istilah itu, seorang
pemimpin harus menempatkan diri pada posisi sebagai pelayan
masyarakat (pelayan perusahaan). Seorang pemimpin perusahaan
harus memikirkan cara-cara agar perusahaan yang dipimpinnya maju,
karyawan sejahtera, serta masyarakatnya atau lingkungannya
menikmati kehadiran perusahaan itu. Bagi pemimpin yang bersikap
melayani, kekuasaan yang dipimpinnya buka sekadar kekuasaan yang

9
bersifat formalis karena jabatannya, melainkan sebuah kekuasaan
yang melahirkan sebuah Power (kekuatan) yang lahir dari kesadaran.

52.

10
53. DAFTAR PUSTAKA
54.
55. Abdurrahman, Nana Herdiana, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan,
Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013.
56. Jusmaliani, Pengelolaan Sumber Daya Insani, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2011.
57. Tsauri, Sofyan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jember: STAIN Jember Press,
2013.
58. Sutrisno, Edy, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009.
59.
60.
61.
62.

11

Anda mungkin juga menyukai