KEPEMIMPINAN
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Yang Maha
Penyayang kami panjatkan Puji dan Syukur Kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah tentang konsep “Kepemimpinan”.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa mempelanjar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan semoga bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untu
pembaca. Terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena nya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Wassalam.wr.wb...,
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Definisi Kepemimpinan................................................................................3
C. Teori-Teori Kepemimpinan..........................................................................5
G. Ciri-Ciri Pemimpin.....................................................................................12
H. Intuitive Leader...........................................................................................13
I. Nilai-Nilai Kepemimpinan..........................................................................14
L. Etika Kepemimpinan...................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................29
B. Saran............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
v
tentang masa depan bagi organisasi atau unit organisasional yang terus tumbuh
dan meningkat sampai saat ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
vi
A. Definisi Kepemimpinan
vii
kekerasan,pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai
pemimpin.
C. Teori-Teori Kepemimpinan
viii
Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang
memiliki berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan
manusia lainnya. Ciri-ciri individu tersebut mencakup karisma, intelegensia,
kebijaksanaa, dan dapat menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk
membuat berbagai keputusan yang memberi dampak besar bagi sejarah manusia.
Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang yang dicirikan oleh persona
pribadi, daya tarik, yang disertai dengan kemampuan komunikasi interpersonal
dan presuasi yang luar biasa. Istilah karisma sendiri mulai masuk kedalam ranah
sosiologi setelah dipergunakan oleh Max Weber dengan pengertian sebagai
berikut: (kualitas tertentu dari kepribadian seorang individu yang memisahkan
dari orang kebanyakan serta dianggap sebagai adialami, adimanusia, atau paling
tidak ia dianggap memiliki kekuasaan atau kualitas yang luar biasa. Keadaan
seperti ini tidak dapat dilakukan oleh orang biasa sehingga orang yang memiliki
karisma dianggap memiliki anugrah dan atas dasar hal-hal tersebut diperlakukan
sebagai pemimpin) Great man theory sebagian besar bersandar kepada pendapat-
pendapat yang ditemukan oleh Thomas Carlyle diabad ke-19 yang pernah
menyatakan bahwa “The history of the word is but the biography of great man”
(Sejarah dunia tiada lain merupakan sejarah hidup orang-orang besar)
ix
Berbagai penilitian awal menyimpulkan adanya 3 gaya kepemimpinan
yang terdiri dari : gaya kepemimpinan otoriter (authoritarian leadership style),
gaya kepemimpinan demokratis (democratic leadership style) dan gaya
kepemimpinan laissez-faire (laissez faire leadrship style). Dalam hal ini istilah
laissez faire dapat diterjemahkan menjadi jangan ganggu kami .dengan demikian
kepemimpinan yang menggunakan gaya kepemimpinan cenderung memberikan
kebebasan yang sangat besar kepada bawahannya untuk melakukan pekerjaan.
Salah seorang peneliti yang termasuk ke dalam mazhab teori situasi adalah
Fred E. Fledler (Kreitner, 2007) . Kongtingensi dari Fidler dibangun dari beberapa
asumsi utama sebagain berikut: (kinerji seorang pemimpin bergantung kepada dua
faktor yang saling berhubungan yaitu : sejauh mana situasi tertentu dapat
memberikan pemimpin tersebut kendali dan pengaruh – sehingga dia dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan sukses, motivasi mendasar dari seorang
pemimpin yakni apakah kepuasan diri pemimpin tersebut tergantung terutama
pada penyelesaian pekerjaan ataukah bergantung kepada hubungan erat yang
bersifat mendukung dengan pihak lain).
x
Pemimpin transformasi merupakan pemimpin visioner yang mengajak
sumber daya manusia organisasi bergerak menuju visi yang dimiliki oleh
pemimpin. Para pemimpin transformasi lebih mengandalkan karisma dan
kewibawaan (refent power) dalam menjalankan kepemimpinan nya. Karakteristik
pemimpin transformasi memiliki perbedaan dengan pemimpin transaksi, yaitu
pemimpin transasksi biasanya mengarahkan sumber daya manusia untuk
mencapai sesuatu sesuai dengan rencana dan lebih mengandalkan
kepemimpinannya kepada kekuasaan legitimasi atau otoritas formal.
6. Menyimpulkan (Summrizing)
xi
Adalah kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan gagasan,
pendapat dan usul yang muncul, menyingkat lalu menyimpulkannya sebagai
landasan untuk memikirkan lebih lanjut.
Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin.
Aspek pertama pendekatan perilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-
fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar kelompok berjalan
dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua Fungsi utama:
1. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas ("task-related") atau
pemecahan masalah.
2. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok ("group-maintaenance") atau sosial.
Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan
pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu
kelompok berjalan lebih lancar persetujuan dengan kelompok lain. Penengahan
perbedaan pendapat, dan sebagainya.
Sifat-Sifat pemimpin
1. Kompeten
Menunjukkan kompetensi kepemimpinan dalam mengambil keputusan
yang tepat.
2. Berwawasan ke Depan
Dapat menetapkan tujuan secara menyeluruh, memiliki visi yang dapat
dikomunikasikan dengan baik dan kemudian dimiliki oleh seluruh anggota
organisasi, mempunyai gambaran bagaimana cara untuk meraih keberhasilan dan
menetapkan prioritas berdasarkan nilai-nilai inti perusahaan.
3. Menginspirasi
Memperlihatkan kepercayaan diri dalam semua interaksi, memegang
kendali, memiliki daya tahan, senantiasa berkomunikasi, memberi inpsirasi, dan
memberdayakan para karyawan untuk terus berprestasi.
4. Mengaktualisasi Diri
Terus mengembangkan potensi diri dan mencari tantangan baru.
xiv
5. Jujur & Rendah Hati
Selalu bersikap tulus, rendah hati, dapat diandalkan, dan jujur dalam
menjaga kepercayaan.
Tipe-tipe Pemimpin
Setiap pemimpin mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing
yang menjadikan mereka unik. Kelebihan dan kelemahan tersebut akan terangkum
ke dalam tipe-tipe pemimpin sebagai berikut :
1. Tipe Pemimpin Otoriter
Dari sekian banyak jenis kepemimpinan, gaya otoritatif adalah salah satu
yang paling kontroversial, tetapi juga yang paling efektif. Pemimpin mempunyai
wewenang penuh untuk melakukan apa yang diperlukan untuk mencapai sebuah
tujuan. Jika digunakan dengan baik, gaya otoriter ini sebenarnya dapat sangat
berguna jika sebuah perusahaan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang cepat
dan efektif serta menjaga karyawan tetap dalam kondisi terbaiknya.
2. Tipe Pemimpin Karismatik
Pemimpin dengan tipe kepemimpinan karismatik memiliki kharisma atau
daya tarik untuk mempengaruhi dan menginspirasi banyak orang. Karyawan akan
merasa termotivasi atau bahkan tertarik untuk mengikuti jejak pemimpin yang
karismatik. Beberapa pemimpin yang karismatik biasanya sering mempunyai
jadwal untuk menjadi pembicara di acara-acara tertentu karena karisma yang
dimiliki mampu memberikan dampak positif kepada banyak orang.
3. Tipe Pemimpin Demokrasi
Kepemimpinan jenis ini ditandai oleh partisipasi kelompok dan opini-opini
nya diproduktifkan. Pihak pimpinan mengajukan tindakan-tindakan tertentu, akan
tetapi menunggu persetujuan kelompok dan berusaha memenuhinya.
4. Tipe Pemimpin Militeristis
Perlu di perhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang
pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam
organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe
militeristis.
xv
5. Tipe Pemimpin Faternalistis
Kepemimpinan faternalistis mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat
fathernal atau kepekaan. Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh sifat
kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan.
6. Tipe Pemimpin Demokratis
Pemimpin demokratis adalah pemimpin yang partisipatif dan sangat
menerima masukan dari karyawannya. Dalam hal memimpin sebuah organisasi
atau perusahaan, tipe demokratis selalu mengutamakan komunikasi dan diskusi
tim untuk mengambil keputusan bersama-sama. Gaya demokrasi menjadi salah
satu gaya kepemimpinan yang efektif dan memiliki sejumlah manfaat seperti
mendorong kreativitas anggota tim, meningkatkan sense of belonging terhadap
perusahaan, dan membentuk kerja sama yang solid antar anggotanya.
G. Ciri-Ciri Pemimpin
1. Persepsi Sosial
I. Nilai-Nilai Kepemimpinan
xvii
Nilai-nilai kepemimpinan adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus
dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Danim (2012: 61) seseorang
yang menjalankan fungsi kepemimpinan setidaknya harus memiliki setidaknya
persyaratan atau sifat-sifat seperti : Bertakwa terhadp Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki intelensi yang tinggi, berpengetahuan luas, baik teoritis maupun praktis,
memiliki fisik yang kuat, percaya diri, dapat menjadi anggota kelompok, adil dan
bijaksana, tegas dan berinisiatif, memiliki keputusan, memiliki kestabilan emosi,
sehat jasmani dan rohani, bersifat prosfektif.
1. Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Pemimpin menghargai manusia karena seorang menyadari menyadari
bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan. Dengan demikian pemimpin tidak
melihat manusia dari segi agama, kondisi fisik, status sosial ekonomi, dan latar
belakang keturunan. Kesimpulannya pemimpin yang memiliki sifat bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak akan menindas, karena menganggap semua
manusia sebagai makhluk Tuhan.
2. Memiliki Inteligensi yang Tinggi
Kemampuan analisis yang tinggi adalah syarat mutlak bagi kepemimpinan
yang efektif. Hal tersebut diperlukan karena seorang pemimpin sering kali
dihadapkan pada situasi yang dilematis sebelum mengambil keputusan.
Organisasi yang besar menuntut seorang pemimpin yang berpikir secara luas,
mendalam, dan dapat memecahkan masalah dalam waktu relatif singkat.
3. Berpengetahuan Luas Baik Teoritis Maupun Praktis
Banyaknya kegagalan seorang pemimpin antara lain disebabkan oleh
rendahnya kemampuan teoritis dan ketidakmampuan bertindak secara praktis.
Sebaliknya pemimpin yang profesional perlu memiliki kemampuan dua-duanya .
dengan pengetahuan luas, tidak berarti bahwa seorang pemimpin harus lulusan
universitas atau akademi. Orang yang berpendidikan rendah memiliki
pengetahuan luas dengan tersedianya praktis yang memadai. Seorang pemimpin,
memiliki kemauan belajar, baik secara tim maupun pengembangan diri sendiri.
4. Memiliki Fisik yang Kuat
xviii
Seorang pemimpin harus bekerja dalam waktu lama dan sangat
melelahkan. Hal itu karena para pemimpin memiliki kesibukan yang luar biasa.
Selain itu para pemimpin memiliki ketahanan dan kekuatan fisik untuk
mengahadapi pekerjaan.
5. Percaya Diri
Percaya diri tidak sama dengan percaya pada diri sendiri dan tidak percaya
pada orang lain. Pemimpin yang sukses konsisten atau tidak labil menghadapi
situasi yang variatif. Situasi kepemimpinan yang baik pun adalah yang arah
pemikiran dan kebijakannya dapat dibaca secara tepat dan pasti oleh bawahannya.
6. Dapat Menjadi Anggota Kelompok
Seorang pemimpin selalu bekerja dengan dan melalui anggota
kelompoknya. Kerja sama itu akan terasa lebih baik, karena adanya perpaduan
antara pimpinan dan anggota kelompoknya. Dengan begitu tujuan organisasi akan
tercapai secara efektif dan efisien.
7. Adil dan Bijaksana
Sesuai dengan kodratnya manusia ingin diperlakukan adil. Keadilan
mengandung makna kesesuain antara hak dan kewajiban. Sedangkan bijaksana
berarti mempimpin harus menjangkau aspek manusiawi individu yang dipimpin.
Jadi seorang pemimpin meliki sikap adil dan bijaksana untuk dapat memposisikan
mana hak dan kewajiban antara dirinya dan kelompok atau individu yang
dipimpinnya.
8. Tegas dan Berinisiatif
Tegas tidak identik dengan keras, bukan pula otoriter atau diktaktor.
Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar keyakinan
tertentu, dengan didukung oleh data yang kuat. Berinisiataif berarti bahwa
seseorang yang menduduki posisi pemimpin mampu membuat gagasan baru,
inovasi baru atau tindakan lain di atas suatu subjek. Berinisiatif berarti pula
kemampuan memancing kreativitas sendiri anggota melakukan dengan cara-cara,
sepanjang tidak menyimpang dari tujuan akhir yang diharapkan.
9. Berkapasitas Membuat Keputusan
xix
Seorang pemimpin untuk mampu membuat keputusan. Membuat
keputusan pada intinya adalah memecahkan masalah keorganisasian. Pemimpin
yang memiliki kapasitas membuat keputusan akan membawa organisasinya
mencapai tujuan tertentu.
10. Memiliki Kestabilan Emosi
Ciri manusia beremosi stabil adalah sabar dan tidak mengambil inisiatif
dalam situasi emosional, kecuali benar-benar terpaksa. Pemimpin yang sabar
adalah pemimpin yang didambakan oleh pengikutnya. Oleh karena itu, pemimpin
harus mampu mengendalikan emosi dan berpikir rasional pada situasi yang
berbeda. Di dalam menentukan tindakan seorang pemimpin gambar tetap berada
pada sikap normal dan tahan terhadap godaan.
11. Sehat Jasmani dan Rohani
Sehat jasmani dan rohami adalah syarat mutlak seorang pemimpin. Bukan
tidak boleh dipimpin oleh orang buta, namun seorang pemimpin yang hadir sering
kali harus menghadiri dokumen, surat resmi, atau cek bank. Dapat dibayangkan
jika sebuah organisasi yang dipimpin oleh seseorang yang memiliki keterbatasan
saja bisa digunakan oleh stafnya. Oraganisai yang grip orang gilapun harus
dipimpin oleh orang sehat rohaninya. Tetapi, sehat jasmani tidak bertolak
belakang dengan cacat fisik. Sehat jasmani dan rohani berarti memungkinkan
seseorag bekerja secara optimal dalam bidang yang ditekuninya.
12. Bersifat Prosfektif
Organisasi beroprasi dengan memanfaatkan tiga kondisi, yaitu pengalaman
masa lalu, kearifan masa kini, dan harapan masa depan. Masa depan memang
tidak dapat diramalkan secara pasti, meskipun dapat diantisifasi jika variabelnya
telah diketahui atau dianalisis secara hati-hati. Sifat prospektif itu dinamis
terutama untuk menghadapi suprasistem yang, seperti pertumbuhan penduduk,
pertumbuhan ekonomi, perubahan kondisi politik di dalam dan di luar,
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebikan moneter, dan
sebagainya.
xx
Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain .
bagi pemimpin penggunaan power dalam setiap rencana kerja yang di jalankan
adalah suatu yang positif , asal power tersebut dilakukan dengan mengikuti batas
batas yang di benarkan dalam dunia kerja. Misal seorang manajer di suatu
perusahaan memiliki hak untuk memutasi seorang karyawan dari posisinya, atau
mempromosikan seorang karyawan untuk menempati posisi startegis .bagi pihak
karyawan untuk memperlihatkan kemampuan dalam bekerja keras serta
kedisiplinan tinggi agar pimpinan tertarik untuk menempatkanya di posisi
strategis. Penggunaan power oleh seorang pemimpin terlihat dalam setiap
keputusan keputusan yang dianggap memiliki nilai penting dan memiliki
pengaruh besar bagi profit dan keberlanjutan usaha.
Dalam ruang lingkup organisasi ada 5 jenis kekuasaan yaitu :
1. Kekuasaan sah
Kekuasaan yang di peroleh melalui hierarki organisasi , kekuasaan sah
adalah kekuasaan yang di berikan kepada individu yang memegang jabatan
tertentu.
2. Kekuasaan balas jasa (reward power)
Kekuasaan untuk atau menunda balas jasa seperti peningkatan gaji,
bonus,rekomendasi,promosi,pujian,pengakuan,penugasan kerja yang menarik.
3. Kekuasaan paksaan (coercive power)
Kekuasaan untuk memaksakan kepatuhan dengan memakai ancaman
psikologis,emosional, atau fisik.
4. Kekuasaan referen (referent power)
Kekuasaan abstrak yang didasarkan pada persamaan ,peniruan, kesetiaan
atau karisma.
xxi
K. Kepemimpinan dan Perilaku
xxii
membahayakan organisasi secara lebih jauh. Oleh karena itu seorang pemimpin
perlu memikirkan bagaimana menjalankan dan mewujudkan kelompok kerja yang
efektif.
L. Etika Kepemimpinan
Bagi kita, isu mengenai spiritualitas di tempat kerja initentu sangat bearti.
Hal ini dapat menjadi alternative dari model birikrasi yang sudah terbukti tidak
efektif. Birokrasi yang banyak diterapkan pada organisasi pemerintah maupun
nonperimerintah cenderung berorientasi pada standardidasi, formalisasi, dan
sentralisasi. Model ini tidak cukup mampu mengantisipasi perubahan-perubahan
dari lingkungan dan tidak mendukung kebermaknaan hidup. Banyak orang
bekerja hannya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan status, bukan karna
mencintai pekerjaan itu sendiri dan menemukan makna hidup melalui
pekerjaannya.
xxiv
Seperti dikemukakan Ashmos dan Duchon, spiritualitas di tempat kerja
bukanlah agama atau pengganti agama, dan juga bukan perihal mengajak orang
utuk mengikuti sistem keyakinan tertentu. Spiritualitas di tempat kerja adalah
mengenai pemahaman diri pekerja sebagai makhluk spiritual yang jiwanya
memerlukan makanan di tempat kerja: mengenai pengalaman akan rasa bertujuan
dan bermakna dalam pekerjaannya, dan juga tentang mengalami perasaan saling
terhubung dengan orang lain dan dengan komunitasnya di tempat kerja.
xxv
Ajaran kepemimpinan dalam hindu khususnya dibali diantara nya ajaran
Catur Guru Bhakti, yakni berbakti kepada 4 jenis guru yang terdiri dari :
1. Tradisi atau warisan adalah Seseorang menjadi pemimpin karena warisan atau
keturunan misalnya raja atau ratu inggris dan belanda.
xxvi
kualitatif. Salah satu sunber data kuantitatif adalah bersumber dari data statistik
dengan kata lain seorang pemimpin dituntut untuk mampu memahami dat-data
statistik dengan baik dan benar serta mampu menjadikan data tersebut sebagai alat
analisis.
Perolehan semua ini baru akan terjadi dalam waktu yang panjang, dan
sifatnya berotasi. Ini sebagaimana dikatakan oleh andrias Herafa bahwa
“penguasaan kompetensi baru akan terjadi jika pemimpin mengalami proses rotasi
untuk mengejakan tugas yang berbeda, sehingga ia terus belajar”. Rotasi di sini
dapat terjadi dalam bentuk pemindahan tugas dari satu tempat ke tempat lainnya.
Seperti pemindahan dari posisi kepala kantor cabang di wilayah Medan ke kantor
cabang wilayah Bandung, dan seterusnya, hingga ditempatkan pada kantor cabang
di luar negeri.
Secara sederhana pada saat seseorang duduk pada suatu posisi selama 3-4
tahun bahkan kurang ia telah menguasai pekerjaan tersebut dengan baik,dengan
kondisi seperti itu kebutuhan pekerja yang menantang tidak bisa dikesampingkan.
Karena baginya kondisi dan situasi pekerjaan tersebut jika terlalu lama maka akan
menjadi membosankan. Untuk itu sistem rotasi pekerjaan dibutuhkan.
Permasalahan yang timbul dari segi persaingan ditempat pekerjaan terutama
dalam menduduki posisi penting. Posisi penting di suatu organisasisering menjadi
incaran banyak pihak, sehingga kadang kala sering terjadi tindakan yang bersifat
menjegal dan menikung dari belakang, termasuk ada usaha-usaha untuk menahan
laju prestasi para bawahan.
xxvii
Karyawan adalah salah satu bentuk aset internal yang paling berharga
dimiliki oleh perusahaan. Artinya dengan kebijakan dan usaha kuat untuk selalu
menjaga dan mempertahankan karyawan maka diharapkan akan mampu
menghindari faktor-faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
organisasi. Ini sebagaimana dikemukakan oleh Moeller & Witt bahwa, “Faktor-
faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi antara lain: (1)
Management Overrides or Collusion, (2) Internal Control Cost versus Benefits;
(Moller & Witt, 1999).
xxviii
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang lebih mengutamakan
berorientasi tugas (task-oriented) adalah cenderung sangat mengejar target
penjualan atau pengerjaan project dengan hasil maksimal, dan menempatkan para
karyawan serta seluruh sumber daya yang dimiliki demi tercapainya target. Pada
pemimpin dengan gaya orientasi tugas ini akan terlihat pda ciri-ciri sebagai
berikut:
5. Mengedepankan service purna jual kepada para konsumen, klien, dan lainnya.
xxix
R. Contoh Kasus dan Pemecahan atau Solusi Kasusnya
Contoh kasus:
Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya pada Drs. Abdul Hakim
ak, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja
yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Hakim menjawab bahwa dia
telah mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para
karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan
yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, “Dalam tentara, saya
membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan
saya untuk berbuat seperti itu.”
xxxi
penting dalam upaya pemberdayaan perempuan. "Praktik terbaik yang tertuang
dalam Buku Pedoman Best Practices Playbook 2021 ini memperlihatkan
pendekatan pragmatis yang khas dari dunia bisnis dan dapat diadopsi oleh semua
pihak untuk mendorong perubahan,” ungkapnya. Awal Oktober 2021 lalu, dalam
sesi khusus G20 EMPOWER yang disenggarakan di Roma, Italia, CEO XL
Axiata, Dian Siswarini berkesempatan membagikan pengalaman dalam
menerapkan praktik baik yang diimplementasikan di XL Axiata terkait dukungan
pada karyawan perempuan untuk mendapatkan posisi di level pimpinan
perusahaan. Selain Dian, juga pembicara lainnya adalah Christine McLoughlin
(Suncorp Group, Australia) dan Marta Blanco (CEOE, Spanyol).
xxxii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Tidak ada tipe kepemimpinan yang paling benar atau baik untuk
digunakan dalam sebuah kelompok. Tipe kepemimpinan yang efektif yaitu
tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh sebuah kelompok.
Misalnya, jika suatu kelompok tersebut sedang mengalami berbagai masalah yang
kompleks atau dalam situasi yang genting, maka tipe kepemimpinan yang
dibutuhkan oleh kelompok tersebut adalah tipe otokratik. Dimana pengambilan
keputusan dilakukan dengan sepihak yaitu oleh pemimpin kelompok itu sendiri.
Tipe kepemimpinan yang ada dalam diri seorang pemimpin itu didasarkan pada
teori-teori kepemimpinan yang ada. Seorang pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang bisa mengayomi para bawahannya. Seorang pemimpin tidak
disarankan memiliki sifat yang egois, karena seorang pemimpin yang baik harus
bisa menerima kritik dan saran dari bawahannya.
xxxiii
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. 2014, Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi, dan Kasus. Penerbit CV
ALFABETA. Bandung.
xxxiv