Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMIMPIN DAN FUNGSI-FUNGSI KEPEMIMPINAN

Matakuliah : Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Wahidin, M.Pd

OLEH:

INNA MALVIANA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (A)/SMT.I

PRORGAM PASCASARJANA

IAIN SYEKH NURJATI

CIREBON 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis

sampaikan terimakasih pada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan

Bapak Prof. Dr. H. Wahidin, M.Pd. atas semua bimbingan dan arahan serta ilmu

yang telah diberikan dalam proses perkuliah.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dijadikan

referensi dalm membuat karya ilmiah lainnya yang memiliki relavansi tema dan dan

kajiannya.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah

ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sendiri. Kritik dan

saran yang membangun serta perbaikan atas kesalahan makalah inilah yang sangat

penulis harapkan, karena makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Cirebon, September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................ i

Daftar Isi .............................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................. 1

A. Latar Belakang .............................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................... 2

C. Tujuan Penulisan ...................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ............................................ 3

A. Pengertin Pemimpin ................................... 3

B. Peranan Kepemimpin dalam Manajemen ....... 4

C. Gaya Kepemimpinan .................................. 7

BAB III : KESIMPULAN .............................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada dua alasan kenapa kepemimpinan dipandang sangat penting: pertama,
adanya kenyataan bahwa penggantian pemimpin seringkali mengubah kinerja
suatu unit, instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi
adalah kepemimpinan, mencakup proses kepemimpinan pada setiap jenjang
organisasi, kompetensi dan tindakan pemimpin yang bersangkutan (Yukl, 1989).
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap
sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu
organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah
kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk
dibahas disepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini
yang semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari
pemimpin yang baik (good leader).
Kepemimpinan yang kuat diperlukan agar organisasi dapat mencapai
sasarannya. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain
untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang diharapkan.
Kepemimpinan adalah sebuah alat/sarana atau suatu proses dalam organisasi
untuk membujuk orang lain agar bersedia melakukan sesuatu secara
sukarela/sukacita dalam mencapai sasaran organisasi.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk
menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat
menggerakkan orang yaitu ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Dengan
adanya ancaman, maka bawahan akan takut dan mematuhi semua perintah
atasan. Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas daripada kekuasaan karena
kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan sekedar melakukan apa
yang atasan inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan / sasaran organisasi.

1
Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan kepemimpinan
dalam suatu kelompok organisasi. Pendidikan merupakan ladang investasi
terbesar dalam membangun dan membentuk manusia seutuhnya (insanul kamil).
Sentuhan pendidikan diyakini mampu membentuk sumberdaya manusia (human
resources) yang beradab dan berkualitas. Keluarga sebagai lembaga pendidikan
pertama dan utama bagi anak, memiliki peran yang cukup besar dalam
mewujudkan cita-cita tersebut. Adalah penting dikaji lebih jauh terkait pemimpin
dan kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau lembaga pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dirumuskan beberapa masalah berikut:
1. Apa pengertian Pemimpin?
2. Bagaimana Peran kepemimpinan dalam manajemen?
3. Apa pengertian gaya kepemimpinan dan ada berapa jenisnya?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui berbagai pengertian pemimpin
2. Untuk mendeskripsikan peran kempemimpinan dalam manajemen
3. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan dan berbagai jenisnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin
Pemimpin berasal dari kata dasar “pimpin” l e a d (dalam bahasa Inggris)
berarti tuntun dan bimbing. Dengan demikian di dalamnya ada dua pihak yang
terlibat yaitu yang “dipimpin” dan yang “memimpin”. Setelah ditambah awalan
“pe” menjadi “pemimpin” (dalam bahasa Inggris leader) berarti orang yang
menuntun atau yang membimbing. Secara etimologi pemimpin adalah orang yang
mampu mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan
pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan
1
menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok.
Konsep “pemimpin” berasal dari kata asing “leader” dan”kepemimpinan “
dari “leadhership”.Pemimpin artinya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan
dalam penyelenggaraan suatu kegiatan organisasi agar kegiatan tersebut dapat
terselenggara dengan efisien. Selanjutnya, agar terjadi ketertiban dalam kegiatan
organisasi diperlukan pengaturan mengenai pembagian tugas, cara kerja dan
hubungan anatara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain. Pemimpin dapat
diartikan predikat yang disandang seseorang sebagai pemimpin yang memiliki
kewenangan, maka pemimpin tersebut wajib melaksanakan fungsinya.
Menurut Kouzes (2004:17), pemimpin adalah vionir sebagai orang yang
bersedia melangkah kedalam situasi yang tidak diketahui. Pemimpin yang
mempunyai visi yang jelas dapat menjadi penuntun dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin. Sudriamunawar (2006:1), mengatakan
pemimpin adalah seseorang yang memiliki kecakapan tertentu yang dapat
mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan kerjasama kearahpencapaian
tujuan yang telah di tenttukan sebelumnya. Sementara Kartono (2005:51),
menyatakan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu,

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III Cet. II (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), 874. John M. Echols dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, Cet.
XXV (Jakarta: PT. Gramedia, 2003), 351.

3
sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakan orang lain
melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.
Menurut Sudriamunawar (2006:1), pemimpin adalah seseorang yang
memiliki kecakapan tertentu yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk
melakukan kerja sama kea rah pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Adapun Raven dalam Wirjana (2006:4), mengatakan bahwa pemimpin adalah
seseorang menduduki suatu posisi di kelompok, mempengaruhi orang- orang dalam
mengkoordinasi serta mengarahkan kelompok untuk mempertahankan diri serta
mencapai tujuannya.
Dari berbagai pengertian menurut beberapa ahli diatas, maka penulis
menyimpulkan pengertian mengenai pemimpin adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk mengatur, mendorong, mengkoordinasi dan mempengaruhi orang
lain dalam rangka melakukan kerjasama kearah pencapaian tujuan bersama yang
telah ditentukan.

B. Peran Kepemimpinan dalam Manajemen


Menurut Hasibuan (2006) menjelaskan bahwa definisi pemimpin adalah
seseorang dengan wewenang kepemimpinanya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan. Dari defenisi
tersebut di atas dapat diambil implikasi sebagai berikut :
1) Kepemimpinan menyangkut orang lain dalam hal ini bawahan atau pengikut,
tanpa bawahan semua kualitas kepemimpinan menjadi tidak relevan.
2) Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang
antara pimpinan dan anggota kelompok. Dalam hal ini, pemimpinan mempunyai
wewenang dalam mengarahkan pekerjaan untuk tercapainya tujuan.
3) Pimpinan harus mampu mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar
perilaku mereka sesuai dengan perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang
diinginkan oleh pimpinan.
Peranan Perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi
tertentu. Aspek dinamika dari status (kedudukan) apabila seseorang atau beberapa

4
orang atau sekelompok orang atau oraganisasi yang melaksanakan hak dan
kewajiban sesuai dengan jabatanya. Jadi dapat diartikan Peranan Kepemimpinan
Seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai
kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
Syafarudin dan asrul ( 2015: 55) menjelaskan makna kepemimpinan sebagai
proses mempengaruhi orang lain mencapai tujuan dalam suatu situasi. Dengan
hakikatnya kemepemimpinan juga merupakan kemampuan mempengaruhi orang
lain. Mengacu kepada Owens (1995:116) dalam Syafarudin dan Asrul (2015:56)
menyatakan kepemimpinan adalah suatu kelompok fungsi yang terjadi hanya dalam
proses dua orang atau lebih yang berinteraksi. Para pemimpin bermaksud memberi
pengaruh terhadap prilaku orang-orang lain. 2
Peran kepemimpinan dapat berlangsung di dalam dan diluar sekolah. Karena
itu salah satu peran strategis sesorang dalam organisasi selain sebagai manajer adalah
sebagai pemimpin. Mengacu pada Robbins (1991:283) dalam Syafarudin dan Asrul
(2015:59) peran adalah seperangkat pola prilaku yang diharapkan berkaitan dengan
tugas seseorang dalam keududukan pada satu unit sosial. 3
Menururt Newell (1978:150) dalam Syafrudin dan Asrul (2015:59)
menjelaskan bahwa peran adalah sama dengan prilaku dalam kedudukan tertentu dan
mencakup prilaku itu sendiri dan sikap serta nilai yang melakat dalam prilaku. Maka
disimpulkan bahwa peran ialah harapan-harapan yang merupakan ketentuan tentang
prilaku atau aktivitas yang harus dilakukan seseorang dalam kedudukan tertentu, dan
prilaku aktual yang diajalankan pada organisasi atau masyarakat.4
Mengacu kepada Nanus (1992:15) dalam Syafarudin dan Asrul menjelaskan
ada empat peran utama kepemimpinan yang efektif yaitu : sebagai agen perubahan,
sebagai penentu arah, juru bicara, dan pelatih. Keempat peran ini secara bersama
merupakan pekerjaan pimpinan visioner. Keempat peran kepemimpinan ini sama
pentingnya untuk mencapai keberhasilan. Dalam menjalankan peran tersebut

2
Syarudin dan Arsul, Kepemimpinan Pendidikan Kontenporer, (Bandung: Ciptapustaka Media,
2015). 58
3
Syarudin dan Arsul, Kepemimpinan Pendidikan Kontenporer, ... 59
4
Syarudin dan Arsul, Kepemimpinan Pendidikan Kontenporer, ...59

5
kepemimpinan dijalankan dengan dukungan kemampuan, sifat, dan kepribadian
pimpinan untuk memperngaruhi. 5
Sebagai penentu arah, pimpinan harus mengembangkan visi dan membagi
kepada semua orang untuk mewujudkan. untuk memerankan sebagai agen perubahan
pemimpin harus mampu mengatisipasi perkembangan dunia luar, menilai impilikasi
menciptakan persaan pentingnya prioritas perubahna melalui visi untuk pelaksanaan
dan pemberdayaan orang menuju perubahan. Sebagai juru bicara , pmimpin mampu
bernegosiasii dengan organisasi lainnya, membangun jaringan kerja, memberikan
gagasan sumber daya atau infomasi bagi organiasasi. Sedangkan sebagai pelatih,
pemimpin harus memberdayakan staf dan pegwai agar bersemangat mengejar visi.
Sebagai pemimpin juga menjadi suriteldan dalam usaha mewujudkan visi menjadi
kenyataan.
Antara kepemimpinan dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Pemimpin dalam
memanage atau mengelola sekolah misalnya, adalah mengatur agar seluruh potensi
sekolah berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah.
Kepala sekolah mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi,
dan mengevaluasi, seluruh kegiatan pendidikan di sekolah. Daintara Peran lain
Pemimpin dalam Manajemen adalah :
1. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk memperoleh hasil yang
ditargetkan yang telah menjadi kesepakatan bersama.
2. Mengembangkan dan memperbaiki sistem agar program pengembangan mutu
sesuai harapan.
3. Melaksanakan beberapa hal yang benar “People who do the right thing”
(karakter seorang pemimpin) dan melaksanakan sesuatu secara benar atau
disebut “People who do things right” (karakter seorang manajer).
4. Menentukan suatu elemen manajemen mutu yang dibuktikan nyata dalam
pelaksanaan program untuk pencapaian tujuan.

5
Syarudin dan Arsul, Kepemimpinan Pendidikan Kontenporer. ...60

6
C. Gaya Kepemimpinan
Setiap pemimpin mempunyai cara atau gaya dalam memimpin organisasinya.
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk memengaruhi bawahannya.
Menurut Rivai dan Mulyadi dalam Kumala & Agustina (2018 : 27)
mendefinisikan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan
pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi dapat tercapai
atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan
strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin”. Menurut
Soekarso dalam Kumala & Agustina (2018 : 2) definisi gaya kepemimpinan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Gaya Kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan pemimpin dalam
mempengaruhi para anggota atau pengikut;
2) Gaya Kepemimpinan adalah perilaku atau tindakan pemimpin dalam
melaksanakan tugas-tugas pekerjaan manajerial.
Menurut Veithzal Rivai dalam Sudaryono (2014 : 312) mengemukakan bahwa
“Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik
yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan
menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan
sikap yang mendasari perilaku seseorang”.
Menurut Siagian dalam (Erlangga, 2017) bahwa “Gaya kepemimpinan
seseorang adalah identik dengan tipe kepemimpinan orang bersangkutan. Gaya
kepemimpinan seorang pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen,
watak, dan kepribadian tersendiri yang unik dan khas, hingga tingkah laku dan gaya
yang membedakan dirinya dengan orang lain”.
Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu
perwujudan tingkah laku dari seseorang pemimpin, yang menyangkut
kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu
pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai
dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom. Keduanya
menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang

7
dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
Menurut Kartono dalam Kumala & Agustina (2018:27), menyatakan bahwa
“Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari
falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika
ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya”6.
Menurut pendapat Thoha dalam Retnowulan (2017:101) Gaya kepemimpinan
adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba memengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuannya7.
Menurut Hidayat (2018:143) Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku
yang dirancang sedemikian rupa untuk mempengaruhi bawahannya agar dapat
memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya sehingga kinerja organisasi dan
tujuan organisasi dapat dimaksimalkan. erta memotivasi karyawan sehingga
diharapkan akan menghasilkanproduktivitas yang tinggi8.
Gaya kepemimpinan (leadership style) seorang pemimpin akan sangat
berpengaruh pada kinerja karyawan atau bawahan. Pemimpin harus dapat memilih
gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi yang ada, jika gaya kepemimpinan yang
diterapkan benar dan tepat maka akan dapat mengarahkan pencapaian tujuan
organisasi maupun perorangan. Sebaliknya jika gaya kepemimpinan yang dipilih
salah dan tidak sesuai dengan situasi yang ada maka akan dapat mengakibatkan
sulitnya pencapaian tujuan organisasi.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan
pada dasarnya adalah gaya untuk mempengaruhi, membujuk seseorang atau
bawahannya untuk mencapai suatu tujuan bersama dalam suatu organisasi.
Secara relatif ada tiga macam gaya kepemimipinan yang berbeda, yaitu
otokrasi, demokratis, atau partisipatif, dan laissez-faire, yang semua nya pasti
mempunyai kelemahan-kelemahan dan keunggulannya. Perbedaan gaya
kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula pada

6
Kumala, H. R., & Agustina, T. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap PrestasiKerja
Pegawai Pada Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bogor,II(1), 27
7
Retnowulan, J. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Trasformasional Dan HumanCapital
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PTBarkah Jaya Mandiri, XVII (1), 100–107.
8
Hidayat, A. (2018). Analisa Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Jakarta Timur, 1(1), 141–150

8
partisipasi individu dan perilaku kelompok.9
Gaya kepemimpinan menurut Hidayat (2018:144) yaitu Gaya kepemimpinan
atau perilaku kepemimpinan atau sering disebut Tipe kepemimpinan. Tipe
kepemimpinan yang luas dikenal dan diakui keberadaanya adalah sebagai
berikut10;
1. Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak
pribadinya (pemimpin), sehingga dia tidak perlu berkonsultasi dengan orang
lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin
yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karateristik yang biasanya
dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik
adalah seorang yang egois. Seorang pemimpin otokratik akan menunjukan
sikap yang menonjolakan keakuannya, dan selalu mengabaikan peranan
bawahan dalam proses pengambilan keputusan, tidak mau menerima saran
dan pandangan bawahannya.
2. Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire)
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan
otokratik. Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya
menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar diri dari
tanggung jawab. Seorang pemimpin yang kendali bebas cenderung memilih
peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya
sendiri. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bebas dengan
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua
usahanya akan cepat berhasil.
3. Tipe Paternalistik
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam

9
Jarwanto, Pengantar Manajemen (3 IN 1), Mediatera, Yogyakarta, 2015, hlm. 92
10
Fahmi Kemal dkk. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus :
PT Agung Citra Tranformasi), Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM) Vol.15, No.2,
November 2019), 40-41

9
kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan
kepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu
berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai
tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatian
terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya. Pemimpin yang
paternalistik mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya merupakan
penerimaan atas peranannya yang dominan dalam kehidupan organisasi.
4. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya
tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang
sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara
konkrit mengapa orang tersebut itu dikagumi. Hingga sekarang, para ahli
belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin
memiliki kharisma. Yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya penarik yang amat besar.
5. Tipe Militeristik
Pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin dalam
menggerakan bawahannya lebih sering mempergunakan system perintah,
senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, dan senang kepada
formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku
dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari bawahannya.
6. Tipe Pseudo- Demokratik
Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi demokratik. Tipe
kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap seorang pemimpin yang
berusaha mengemukakan keinginan-keinginannya dan setelah itu membuat
sebuah panitia, dengan berpura-pura untuk berunding tetapi yang
sebenarnya tiada lain untuk mengesahkan saran- sarannya. Pemimpin
seperti ini menjadikan demokrasi sebagai selubung untuk memperoleh
kemenangan tertentu. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratik hanya

10
tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap
otokratis. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah
kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-
samar.
7. Tipe Demokratik
Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan kerena
dipilihnya sipemipin secara demokratis. Tipe kepemimpinan dimana
pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran- saran, pendapat,
dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk
mencapai kata sepakat
Dalam teori jalur tujuan (Path Goal Theory), yang dikembangkan oleh
Robert House dalam (Gunawan, 2015:158) menyatakan bahwa pemimpin
mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan Cara memberikan kegiatan-
kegiatan yang mempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa hasil yang
berharga bisa dicapai dengan usaha yang serius. Gaya kepemimpinan terbagi atas
4 jenis yakni11:
1. Gaya Kepemimpinan Directive
Kemimpinan memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari
mereka,
memberitahukan jadwal kerja yang harus disesuaikan dan standar kerja, serta
memberikan bimbingan/arahan secara spesifik tentang cara-cara
menyelesaikan tugas tersebut, termasuk di dalamnya aspek perencanaan,
organisasi, koordinasi dan pengawasan.
2. Gaya Kepemimpinan Supportive
Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan
bawahan. Ia juga memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan
tentang keberadaan mereka, status, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi, sebagai
usaha untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan di
antara anggota kelompok.

11
Fahmi Kemal dkk. Pengaruh Gaya Kepemimpinan TerhadapKinerja Karyawan ...41-42

11
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran-
saran dan ide mereka sebelum mengambil suatu keputusan. Kepemimpinan
partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan. Gaya
Kepemimpinan Berorientasi pada hasil Gaya kepemimpinan dimana
pemimpin menetapkan tujuan yang menantan dan mengharapkan bawahan
untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari
pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut .
4. Gaya Kepemimpinan Berorientasi pada hasil
Adalah Gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin menetapkan tujuan
yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal
mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses
pencapaian tujuan tersebut.

12
BAB III
SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, pemimpin adalah


pengertian mengenai pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
mengatur, mendorong, mengkoordinasi dan mempengaruhi orang lain dalam rangka
melakukan kerjasama kearah pencapaian tujuan bersama yang telah ditentukan.
Peminpin dalam konsep Alqur’an ada tiga istilah yaitu: kholifah, imam/imamah dan
ulu al amr.
Kepemimpinan memiliki peranan yang sangat penting dalam manajemen,
karena kualitas kepemimpinan akan berpengaruh kepada manajemen. Kepemimpinan
yang baik tentunya akan membawa manajemen lebih baik. Antara kepemimpinan
dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan seseorang akan mampu
menjalakan fungsi-fungsi manjemen dengan baik, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
Gaya kepemimpinan pada dasarnya adalah gaya untuk mempengaruhi,
membujuk seseorang atau bawahannya untuk mencapai suatu tujuan bersama dalam
suatu organisasi. Ada beberapa gaya atau type kepemimpinan antara lain: Otokratik,
Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire), Paternalistik, Kharismatik,
Militeristik, Pseudo- Demokratik dan Demokratik. Ada empat gaya kepemimpinan
dilihat dari cara memberikan kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi bawahannya,
antara lian: Directive, Supportive, Partisipatif dan Berorientasi pada hasil.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Taufik et.al. Ensiklopedi Tematik Dunia Islam. (Jakarta: Ichtiar Baru van
hoeve, 2002)
Abu Hasan Al mawardi, Al-Ahkam Assulthoniyah, (Bairut: Dar Al Fikr, tt)
Abu Ma’ali Abd Malik Al Juwaini, Al Asalib fi Al Khilafah. (Bairut: Dar Al Fikr, tt)
Abu Husain Azmad bin Zakariyah, Mu’zam Maqoyis al lughah, jilid I (Mesir: Isa Al-
Bab Al-Al ab wa Auladuh, 1972)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III Cet. II
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002)
Fakhruddin Al-Razi, Al Tafsir Al Kabir, Juz X (Beirut: Dar al-Fkr, t.t.)
Ibn Al-Arobi, Ahkam Al-Qur’an Juz 1(Beirut: Dar Al-Fikr t.t.)
Ibn Katsir, Atfsir Al-Qur’an Al-Adzim, Juz 1 (Beirut: Dar Al-Fikr t.t)
Jarwanto, Pengantar Manajemen (3 IN 1), Mediatera, Yogyakarta, 2015, hlm. 92
John M. Echols dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, Cet. XXV
(Jakarta: PT. Gramedia, 2003)
Muhammad Taqi Misbah Yazdi. Iman Semesta: Merancang Piramida Keyakinan
(Jakarta: al-Huda, 2005)
Muhmmad Ibnu Jarir Al-Thobari, Tafsir Al-Tabari Juz V (Beirut: Dar Al-Fikr)
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta (Jakarta: Lentera, 2002)
Nashirudin Abu Alkhair Abdullah Al Baidhawi, Anwar tanzi wa Asrar Al-Ta’wil
(Bairut: Ar Al-Fikr, tt)
Syarudin dan Arsul, Kepemimpinan Pendidikan Kontenporer, (Bandung:
Ciptapustaka Media, 2015)
Wahbah al-Zuhaili, Al-Tafsir Al-Munir, Juz V (Beirut: Dar al-Fkr, t.t)

14

Anda mungkin juga menyukai