Anda di halaman 1dari 22

Mata Kuliah: Dosen Pengampu:

Kepemimpinan Yusriadi, S.E, M.M

Elemen Kepemimpinan Era 5.0

Disusun Oleh :

Ayu Zulatsri (21530021)

JURUSAN MANAJEMEN

STIE AKBAR RIAU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarokatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami

kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongannya

mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat

dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi

Muhammad Saw.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu, yang kami

sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh

penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun

maupun yang datang dari luar. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh

dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat

penyusun harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi

penyususn dan umumnya bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum. Wr . Wb.

Pekanbaru, 25 April 2022

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................ii

2
DAFTAR ISI .....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah.............................................2

1.4 Manfaat Penulisan Makalah...........................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................3

2.1 Definisi Pemimpin...........................................................3

2.2 Fungsi Pemimpin.......................................................................4

2.3 Elemen Pemimpin Era 5.0.......................................................5

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................12

3.1 Kepemimpinan ........................................................................12

3.2 Menjadi Inspirator dan Motivator ............................................13

3.3 Peran Penting Melayani Organisasi dalam Kepemimpinan...15

3.4 Memperdayakan Anggota dalam Berorganisasi Sebagai

Pemimpin.......................................................................................16

BAB IV KESIMPULAN .........................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa orang berpendapat bahwa seorang pemimpin yang efektif

dapat menyebabkan pengikutnya secara tidak sadar dengan kemampuan

dirinya berkorban demi organisasi (Bass, 1985 dalam Locke, et al, 1991).

Definisi yang lebih baik dari pemimpin efektif mengerjakan dengan

menghargai bawahannya dengan kemampuan diri mereka dalam mencapai

visi yang telah diformulasikan dan bekerja untuk mewujudkannya.

Dalam menjalankan kepemimpinan seorang pemimpin yang menjadi

ukuran adalah keputusannya, apakah memegang prinsip-prinsip

profesionalitas dan proporsinalitas? Karena kepemimpinan yang efektif

salahsatunya adalah “keputusan yang diambilnya” dilksanakan atau tidak oleh

bawahannya dan memilki komitmen yang kuat tidak dari keputusan yang

diambilnya, sudah barang tentu dalam pengambilan keputusan sangat

dipengaruhi berbagai faktor knowladge (pengetahuan), Attitude (Sikap) dan

Motivation serta experience (pengalaman terhadap keputusan yang pernah

diambil), yang dikuatkan dengan legitimasi yang dimiliki. Namun juga suatu

hal yang tidak boleh diabaikan bahwa dalam sebuah kepemimpinan juga tidak

terlepas “BAKAT” seseorang yang dimiliki dalam kepemimpinan yang efektif.

Apakah sesungguhnya arti “bakat” dan apa bedanya dari “kemampuan” dan

prestasi”. Bakat (aptitude) pada umumnya di artikan sebagai, kemampuan

bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar

dapat terwujud. Berbeda dengan bakat, “kemampuan” merupakan daya untuk

melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari suatu pembawaan dan latihan.

1
B. Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ?

2. Bagaimana cara menjadi seorang motivator ?

3. Mengapa pemimpin harus memberikan pelayanan kepada anggota ?

4. Mengapa pemimpin harus melayani amenjadi syarat penting dalam

kepemimpinan ?

5. Apa yang terjadi jika pemimpin tidak memperdayakan anggota secara

baik ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kepemimpinan.

2. Untuk mengetahui cara menjadi seorang motivator.

3. Untuk mengetahui pentingnya pemimpin dalam melayani organisasi.

4. Untuk mengetahui akibat pemimpin tidak memperdayakan anggota secara

baik.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Penelitian ini memiliki manfaat yaitu untuk menambah wawasan

pengetahuan kita terhadap elemen kepemimpinan di era 5.0.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi pemimpin

Menurut Hersey dan Blanchard, “Pemimpin adalah

seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk

melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan

tujuan organisasi”.Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996:156)

mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”,

yakni: alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya),

aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga

setiap orang menuju kearah yang sama), allowing (memberikan keleluasaan

kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara mereka bekerja). Atau

dapat kita simpulkan bahwa:"Seorang pemimpin adalah seseorang yang

karena kecakapan – kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan

resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan

usaha bersama kearah pencapaian sasaran – sasaran tertentu”.

Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai

kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan

yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual.

Sedangkan yang dipimpin adalah seorang atau sekelompok orang yang

merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat

siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna

mencapai tujuan.

3
2.2 Fungsi Pemimpin

Fungsi pokok pemimpin dalam management organisasi di bagi

dalam empat kategori, yaitu:

1) Planing (Perencanaan )

2) Organizing (Pengorganisasian)

3) Actuating / Leading (Kepemimpinan )

4) Controling (Pengawasan / Pengendalian)

Fungsi perencanaan bagi pemimpin dalam manajemen merupakan

aktivitas yang berusaha memikirkan apa saja yang akan dikerjakannya,

berapa ukuran dan jumlahnya, siapa saja yang melaksanakan dan

mengendalikannya, agar tujuan organisasi dapat dicapai. Perencanaan sering

pula diartikan sebagai suatu penetapan tujuan-tujuan dan prioritas-prioritas

serta serangkaian kegiatan untuk mencapainya (Bryant & White, 1987:307).

Pengertian yang sama dikemukakan oleh Steven Ott, Hyde,

Shafritz (1991:238) mengartikan perencanaan adalah proses pembuatan

keputusan formal mengenai masa depan organisasi. Perencanaan

merupakan serangkaian kegiatan yang digunakan untuk menentukan arah

kedepan (tujuan dan sasaran) dan cara yang tepat untuk mencapai tujuan

akhir yang dikehendaki.

Albanese dalam Steiss (1982:267) mengemukakan, perencanaan

merupakan suatu proses atau aktivitas yang akan dilakukan, untuk mencapai

tujuan tertentu, bagaimana cara melakukannya, kapan dan di mana

melakukannya, dan siapa yang melakukannya.

4
Definisi yang serupa, namun lebih lengkap adalah definisi yang

dikemukakan oleh Kast and Ronsenzweig sebagaimana dikutip Steiss

(1982:267) bahwa: perencanaan adalah proses memutuskan apa yang akan

dilakukan dan bagaimana caranya, perencanaan mencakup penentuan

semua misi, identifikasi bidang, dan menentukan serangkaian tujuan khusu

serta menyusun kebijakan, program, dan prosedur untuk mencapainya.

Perencanaan memberikan kerangka kerja suatu sistem terpadu yang komplek

yang saling berhubungan dengan keputusan- keputusan yang akan datang.

Perencanaan komprehensif adalah suatu kegiatan yang terpadu yang

berusaha untuk memaksimalkan efektivitas keseluruhan organisasi sebagai

suatu sistem yang sesuai dengan tujuan dan sasarannya.

2.3 Elemen pemimpin era 5.0

1. Inspirator

Tugas Seorang pemimpin antara lain adalah mempengaruhi orang

yang di pimpin untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan visi, misi, core

values, dan Core belief organisasi. Kemampuan menginspirasi adalah suatu

kemampuan seseorang yang dapat memberikan sesuatu pandangan baru

bagi orang lain, dan kemungkinan juga dapat membuat orang lain melakukan

sesuatu yang baru.

Sedangkan model kepemimpinan “Inspiring Leadership” adalah

teladan, inpirasi dan panutan kepemimpinan para tokoh. Para tokoh tersebut

telah menjadikan karakter dan sosok yang sangat kuat dan dapat menjadi

inspirasi dan memotivasi lingkungannya untuk ikut berperan positif dalam

segala bidang profesi dan kehidupan masyarakat.

5
Pada umumnya inspirasi yang dapat dijadikan keteladanan adalah sikap

tanpa pamrih, kerja keras, cerdas, jujur, santun, kreatif, akuntabel dan

transparan adalah keteladanan yang harus dijadikan dasar. Sikap kreatif

ditunjukkan dengan usaha pembaharuan dan ide brilian yang diikuti dengan

tidakan dan sikap bukan sekedar slogan sehingga menjadi motivasi bagi

bawahan.

Dalam inspiring leadership seorang pemimpin sadar bahwa pekerjaan

bukan hanya merupakan sarana untuk mencari uang dan sumber

penghasilan, lebih dari itu pekerjaan merupakan sarana menciptakan

kebahagiaan, sarana mengaktualisasikan diri, karenanya dalam kerja harus

menempati posisi yang tepat terbebas dari pengaruh orang lain apalagi

bentuknya paksaan.

Selain itu juga dapat memberi orang lain inspirasi untuk memulai suatu

perubahan baru ke arah yang lebih baik dari sebelumnnya dan juga lebih baik

bagi banyak orang. Cara yang dilakukan pemimpin untuk menginspirasi orang

lain ada 6 cara dengan melakukan pendekatan :

1.Visionary : pempimpin mampu memberikan pandangan yang jelas

kepada rekan kerja atau bawahan kerja tentang masa depan dan mampu

menyampaikan dengan benar ke dalam tim.

2.Enhancing : pemimpin mampu meningkatkan atau menciptakan hubungan

yang positif dengan sesama rekan kerja dengan menjadi pendengar yang

baik dan berkomunikasi dengan orang – orang secara emosional.

3.Driver : pemimpin mampu memberi arahan kepada rekan kerja tentang

tujuan dan fokus yang harus diselesaikan tepat waktu dan pemimpin harus

bertanggungjawab atas kinerja pribadi atau kelompok.

6
4.Principled : pemimpin harus memiliki prinsip yang kuat untuk melakukan hal

yang benar untuk tim kerja dengan cara yang benar untukmencapai prinsip.

5.Enthusiast : pemimpin dapat memancarkan dan memberi semangat juga

energi tentang organisasi, tujuan dan pekerjaan itu sendiri kepada rekan

kerja.

6.Expert : pemimpin dapat memberikan arahanteknis yang kuat yang berasal

dari keahlian yang mendalam.

2. Motivator

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau

dorongan, dimana kuat lemahnya motivasi tersebut ikut menentukan tinggi

rendahnya prestasi kinerjanya. Motivasi kerja merupakan kekuatan yang

penting yang harus ada dalam diri pemimpin sehingga ia memiliki keinginan

atau semangat yang kuat untuk berusaha dan berkerja keras sehingga dapat

diperoleh keberhasilan bagi dirinya dan perusahaan.

Motivasi kerja merupakan suatu faktor yang turut menentukan kinerja

seseorang. Motivasi kerja merupakan dorongan dari dalam diri seseorang

yang membuat tergerak melakukan kegiatan produktif hingga menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya ataupun orang lain. Adanya motivasi

kerja ternyata berpengaruh besar terhadap kesuksesan seseorang.

Seseorang tidak akan berhasil meraih kesuksesan tanpa adanya dorongan

motivasi yang diikuti dengan tekadnya untuk bekerja keras. Memperoleh hasil

yang memuaskan membutuhkan proses dan perjuangan yang cukup panjang.

3. Melayani

7
Cummings dan Worley (2005), menyatakan bahwa membentuk

kesiapan untuk berubah pada individu merupakan landasan utama bagi

organisasi untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan. Sikap yang

ditunjukan oleh individu terkait perubahan akan sangat ditentukan oleh

kesiapan individu dalam menghadapi perubahan yang sedang terjadi dalam

organisasi. Kesiapan untuk berubah pada karyawan seringkali terabaikan dan

tidak dianggap terlalu penting oleh perusahaan, padahal kesiapan untuk

berubah merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum

menerapkan perubahan di dalam organisasi.

Pelaksanaan perubahan organisasi bukanlah suatu hal yang mudah,

mengarahkan perusahaan menuju perubahan membutuhkan dukungan

manajemen dan seluruh karyawan (Holt, Armenakis, Field, dan Harris, 2007).

Perubahan organisasi dapat berjalan dengan sukses dikarenakan adanya

kesiapan berubah individu yang ada di dalamnya. Penelitian oleh Nordin

(2011), menyatakan kesiapan berubah dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan). Menurut Turner (2000), kepemimpinan yang dapat

membantu para pengikutnya untuk dapat memberikan makna hidup dalam

pekerjaan dan kehidupannya adalah kepemimpinan yang mampu

memberikan pelayanan pada para pengikutnya dan institusi dimana individu

bekerja (melayani), serta masyarakat sekitar dimana perusahaan melayani.

Pendekatan gaya kepemimpinan melayani merupakan pendekatan

yang memiliki perspektif unik, yaitu pemimpin bisa melayani sekaligus

mempengaruhi bawahannya dalam waktu bersamaan. Kepemimpinan

melayani menekankan bahwa pemimpin perhatian terhadap masalah yang

dialami oleh pengikutnya, berempati pada pengikut, serta mengembangkan

8
mereka. Pemimpin yang melayani mengutamakan pengikut, memberdayakan

mereka dan membantu mereka mengembangkan kapasitas pribadinya secara

penuh (Northouse, 2013).

Armenakis, Harris & Mossholder (1993), menyatakan bahwa kesiapan

untuk berubah merupakan sikap yang komprehensif yang dipengaruhi secara

simultan oleh perubahan, cara perubahan tersebut dilakukan, keadaan

perubahan tersebut berlangsung, dan karakteristik dari orang yang diminta

untuk melakukannya. Menurut Cilliana dan Mansoer (2008), kesiapan

merupakan tanda kognitif terhadap tingkah laku, baik menahan (resistensi)

maupun mendukung usaha untuk melakukan perubahan. Kesiapan individu

untuk berubah direfleksikan ke dalam kepercayaan, sikap, dan intensi

bergantung pada sejauh mana perubahan tersebut diperlukan dan kapasitas

organisasi untuk melaksanakan perubahan tersebut dengan sukses.

Greenleaf (dalam Spears, 2002), mengartikan kepemimpinan melayani

adalah suatu kepemimpinan yang muncul dari perasaan tulus yang timbul dari

dalam hati yang berkeinginan untuk melayani, yaitu menjadi pihak pertama

yang melayani. Keinginan melayani hadir sebelum adanya keinginan untuk

memimpin. Individu yang memiliki kualitas kepemimpinan akan menjadi

pemimpin, sebab itulah cara yang paling efektif untuk melayani.

Pemimpin yang melayani adalah kepemimpinan yang mampu membawa

bawahannya berkembang dalam reputasi, kemampuan atau mampu

mengembangkan bawahannya sampai mereka menjadi orang yang berguna

dan bahagia kedepannya (Neuschel, 2008).

4. Memberdayakan

9
Kepemimpinan pemberdayaan merupakan perilaku pemimpin yang

berfokus pada delegasi tugas, inisiatif, fokus tujuan, dukungan efikasi,

inspirasi, koordinasi, modeling, dan guidance(Amundsen & Martinsen, 2014).

Konsep kepemimpinan pemberdayaan yang dikembangkan oleh

Amundsen dan Martinsen (2014) terdiri dari 24 item pernyataan. Dimensi

delegasi memiliki tiga pernyataan, contohnya “pemimpin saya memberikan

kekuasaan kerja”. Dimensi inisiatif memiliki tiga pernyataan, antara lain

“pemimpin mendorong saya untuk mengambil inisiatif”. Dimensi fokus tujuan

memiliki tiga pernyataan, contoh “pemimpin saya peduli tentang ketercapaian

tujuan kerja saya”.

Sementara untuk dimensi dukungan efikasi memiliki tiga pernyataan,

antara lain “pemimpin mendengarkan saya”. Dimensi inspirasi dilengkapi

dengan tiga pernyataan, salah satunya “pemimpin mengkoordinasikan

tujuannya dengan tujuan saya”. Selanjutnya, dimensi koordinasi memiliki tiga

pernyataan, contohnya “pemimpin berdiskusi dengan saya terkait pekerjaan”.

Dimensi modeling memiliki tiga pernyataan, contohnya “pemimpin

memberikan contoh pada saya bagaimana ia merencanakan hari kerjanya”.

Dimensi terakhir, guidance, memiliki tiga pernyataan salah satunya “pemimpin

mengarahkan saya untuk bekerja dengan efektif”. Tipe pernyataan dalam

kuesioner adalah tetutup, sehingga responden dapat memberikan tanggapan

dengan Skala Likert 1 sampai 5.

5. Membimbing

Kebanyakan orang mengetahui bahwa leadership adalah sebuah teknik untuk

memimpin. Memang tidak salah, namun demikian harus kita pahami juga

10
skala prioritas dari kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan tidak hanya

sekadar teknik, melainkan sesuatu yang ditumbuhkan dan dimiliki melalui

pribadi dari masing-masing individu. Jika seorang pemimpin dalam memimpin

dirinya sendiri untuk menyelesaikan kewajibannya saja sulit maka jangan

berharap terlalu tinggi. Karena untuk bisa memimpin orang lain maka

kepemimpinan ini harus dimulai dari pribadi sendiri. Juga perlu diperhatikan

faktor-faktor yang menjadikan leadership menjadi lebih baik.

Fakto-faktor yang mempengaruhi leadership

Kepemimpinan tidak bisa lepas juga dengan berbagai faktor yang harus

diperhatikan, seperti pengaruh (influence), gaya (style), kekuatan/kekuasaan

(power), integritas (integrity), perubahan (change), pemecahan masalah

(problem solving), hubungan antarmanusia (human relationship), dan

sebagainya.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kepemimpinan

Setiap orang pasti pernah merasakan menjadi seorang pemimpin,

entah itu di lingkungan sekolah, tempat kerja, pertemanan, keluarga, atau

untuk dirinya sendiri. Momen tersebut akan membantu memunculkan

kualitas dan gaya kepemimpinan dalam diri seseorang. Pemimpin bukan

sekadar memerintah orang di bawahnya. Sosok pemimpin membantu diri

mereka sendiri dan orang lain untuk melakukan hal yang benar. Mereka

menetapkan arah, membangun visi yang menginspirasi, dan menciptakan

sesuatu yang baru. Kepemimpinan adalah tentang memetakan ke mana

harus pergi untuk berhasil sebagai tim atau organisasi. Ketika seorang

pemimpin menetapkan tujuan, mereka juga harus menggunakan

keterampilan manajemen mereka untuk membimbing orang-orang mereka

ke tujuan yang tepat, dengan cara yang efektif dan efisien.

Secara umum, kepemimpinan menggambarkan hubungan yang erat

antara seseorang pemimpin dengan sekelompok manusia yang dipimpin

karena adanya kepentingan bersama. Kepemimpinan merupakan titik

sentral dan dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi. Kepemimpinan

mutlak diperlukan bila terjadi interaksi kerja sama antara dua orang atau

lebih dalam mencapai tujuan organisasi.

12
Paul Hersey dan Ken Blanchard dalam teori “kepemimpinan siklus

hidup” yang kemudian berganti nama menjadi teori “kepemimpinan

situasional” (1969), mengemukakan bahwa esensi kepemimpinan adalah

tercapainya tujuan melalui kerja sama kelompok. Kepemimpinan

seharusnya ditempatkan di depan baru kemudian diikuti dengan

manajemen. Mengapa kepemimpinan harus diletakkan terlebih dahulu,

yaitu karena kepemimpinan pada dasarnya merefleksikan proses pemimpin

menciptakan visi, mempengaruhi sikap, perilaku, pendapat, nilai- nilai,

norma, dan sebagainya dari pengikut untuk mewujudkan visi tersebut.

3.2 Menjadi Inspirator dan motivator

Pemimpin dapat memberi orang lain inspirasi untuk memulai suatu

perubahan baru ke arah yang lebih baik dari sebelumnnya dan juga lebih

baik bagi banyak orang. Cara yang dilakukan pemimpin untuk

menginspirasi orang lain ada 6 cara dengan melakukan

Pendekatan :

1.Visionary : pempimpin mampu memberikan pandangan yang jelas

kepada rekan kerja atau bawahan kerja tentang masa depan dan

mampu menyampaikan dengan benar ke dalam tim.

2.Enhancing : pemimpin mampu meningkatkan atau menciptakan

hubungan yang positif dengan sesama rekan kerja dengan menjadi

pendengar yang baik dan berkomunikasi dengan orang – orang

secara emosional.

13
3.Driver : pemimpin mampu memberi arahan kepada rekan kerja

tentang tujuan dan fokus yang harus diselesaikan tepat waktu dan

pemimpin harus bertanggungjawab atas kinerja pribadi atau

kelompok.

4.Principled : pemimpin harus memiliki prinsip yang kuat untuk

melakukan hal yang benar untuk tim kerja dengan cara yang benar

untukmencapai prinsip.

5.Enthusiast : pemimpin dapat memancarkan dan memberi semangat

juga energi tentang organisasi, tujuan dan pekerjaan itu sendiri

kepada rekan kerja.

6.Expert : pemimpin dapat memberikan arahanteknis yang kuat yang

berasal dari keahlian yang mendalam.

Selain beberapa faktor diatas perilaku kerja bawahan juga bisa

dimotivasi melalui Stimulus harapan balasan jasa dimasa yang akan datang

ketika prestasi kerja tercapai. Menurut Victor Vroom 5 orang dapat dimotivasi

untuk berperilaku kerja tertentu apabila :

1. Ada harapan bila usaha ditingkatkan akan mendapatkan balas jasa

2. Adanya prestasi dari orang yang bersangkutan bahwa ada kemungkinan

tujuan tercapai dan ia akan menerima jasa.

Motivasi merupakan fungsi dari valensi dan ekspektasi. Valensi

merupakan penilaian. Atas balas jasa yang diterima sebagai hasil usahanya.

Ekspektasi merupakan harapan individu bahwa peningkatan usahanya akan

mengarah pada peningkatan balas jasa. Motivasi kerja adalah sesuatu yang

menimbulkan semangat atau dorongan, dimana kuat lemahnya motivasi

14
tersebut ikut menentukan tinggi rendahnya prestasi kinerjanya. Motivasi kerja

merupakan kekuatan yang penting yang harus ada dalam diri pemimpin

sehingga ia memiliki keinginan atau semangat yang kuat untuk berusaha dan

berkerja keras sehingga dapat diperoleh keberhasilan bagi dirinya dan

perusahaan.

3.3 Peran Penting Melayani Melayani Organisasi Dalam Kepemimpinan

Greenleaf (dalam Spears, 2002), mengartikan kepemimpinan melayani

adalah suatu. Kepemimpinan yang muncul dari perasaan tulus yang timbul

dari dalam hati yang berkeinginan . Untuk melayani, yaitu menjadi pihak

pertama yang melayani. Keinginan melayani hadir sebelum. Adanya

keinginan untuk memimpin. Individu yang memiliki kualitas kepemimpinan

akan menjadi pemimpin, sebab itulah cara yang paling efektif untuk melayani.

Pemimpin yang melayani adalah kepemimpinan yang mampu membawa

bawahannya. Berkembang dalam reputasi, kemampuan atau mampu

mengembangkan bawahannya sampai mereka menjadi orang yang berguna

dan bahagia kedepannya (Neuschel, 2008).

Gaya kepemimpinan melayani Merupakan salah satu gaya

kepemimpinan yang dinilai cocok untuk diterapkan pada masa Perubahan

organisasi (Coultas, 2012 & Handoyo, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh

Brummelhuis (2012), menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara

gaya Kepemimpinan melayani dengan kesiapan untuk berubah. Penelitian

oleh Liden (dalam Ding, Song & Lu, 2012), bahwa tipe kepemimpinan pelayan

Membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif, menimbulkan sense of

belonging Karyawan dan menimbulkan loyalitas terhadap organisasi. Lebih

15
lanjut, penelitian dari Drury (2004), menyatakan bahwa pemimpin pelayan

menciptakan lingkungan dimana individu dapat Berkembang yang

menyebabkan meningkatnya self-efficacy individu tersebut, sehingga saat

Perusahaan mengalami perubahan, karyawan tetap berkomitmen terhadap

pekerjaannya dan Mampu menyesuaikan diri serta memiliki kesiapan untuk

berubah.

3.4 Memperdayakan Anggota Dalam Berorganisasi Sebagai Pemimpin

Kepemimpinan pemberdayaan didefinisikan sebagai perilaku Pemimpin

yang mendelegasikan Kekuasaan, memberikan otonomi kerja, Pelatihan,

serta informasi pada bbawahan Yang akan meningkatkan motivasi Bawahan

(Srivastava et al., 2006; Zhang & Bartol, 2010;Sharma & Kirkman, 2015;Kim

et al., 2018). Ahearne et al. (2005) lebih lanjut menjabarkan kepemimpinan

pemberdayaan memiliki beberapa karakteristik yang sesuai dengan situasi

krisis saat ini, antara lain meningkatkan kebermaknaan kerja (enhanching the

meaningfulness of work), mendorong partisipasi dalam pengambilan

keputusan (fostering participation in decision making),menunjukkan

kepercayaan dalam kinerja tinggi (expressing confidence in high

performance), dan memberikan otonomi dari hambatan birokratis (providing

autonomy from bureaucratics constraints). Kinerja yang didefinisikan oleh

Borman dan Motowildo (1993) dalam Viswesvaran dan Ones (2000)sebagai

kemahiran individu dalam melakukan kegiatan yang diakui sebagai bagian

dari pekerjaan mereka, aktivitas tersebut kontribusi pada inti teknis organisasi

baik secara langsung (menerapkan proses teknologi) atau tidak langsung

(menyediakan materi atau layanan yang dibutuhkan). Koopmans et al.

16
(2014)menjelaskan ada tiga jenis kinerja bawahan, yaitu kinerja tugas (task

performance), kinerja kontekstual (contextual performance), serta perilaku

kerja kontraproduktif (counterproductive work behavior). Sharma dan Kirkman

(2015)sertaLee et al. (2018) berpendapat bahwa kurang kuatnya hubungan

kinerja karyawan dikarenakan adanya faktor kontekstual yang memainkan

peran penting dalam penentuan hasil kinerja. Hasil kinerja pegawai akan

merepresentasikan kinerja Organisasi. Masa bekerja dari rumah karena

pandemi saat ini sangat penting untuk organisasi memastikan pegawai tetap

berkinerja baik, sehingga organisasi mampu bertahan melewati masa sulit ini

bersama dengan seluruh pegawainya. Kepemimpinan pemberdayaan yang

memiliki berbagai karakteristik pendukung saat krisis diharapkan memiliki

pengaruh terhadap kinerja, .

17
BAB IV

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang efektif di Tentukan oleh

kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan

bawahannya dalam organsasi. Di mana dalam kepemimpinan yang efektif ini

berhubungan dengan pendekatan kekuasaan, perilaku, situasional, dan sifat.

Dengan menerapkan 5 elemen dari kepemimpinan akan membuat seseorang

pemimpin berhasil didalam organisasi nya sehingga membuat tujuan didalam

organisasi tersebut dapat tercapai lebih mudah dan mendapatkan hasil yang

jauh lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abrori Husnan. 2018. Inspiring Leadership dan Transformasi Kelembagaan Menuju

Perguruan Tinggi Islam yang Unggul. Jurnal Manajemen Pendidikan

Islam. 2(1) halaman 1-22.

Ahluwalia dan Fuji. 2020. Pengaruh Kepemimpinan Pemberdayaan pada Kinerja

dan Kseimbangan Pekerjaan Rumah di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal

Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Peleyanan Publik

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo. 7(2) halaman

120-131.

Mahesa Nurul Fathia dan Frieda NRH. 2016. Gaya Kepemimpinan Melayani dan

Kesiapan Untuk Berubah pada Karyawan BPJS Ketenagakerjaan. Jurnal

Empati. 5(1) halaman 113-116.

Ngadin Siti Masfiyah. 2022. Kepemimpinan yang Efektif dalam Manajemen

Pendidikan. Edu-Leadership. 1(!) halaman 235-246.

Nurjaya dkk. 2020. Gaya Kepemimpinan dan Motivasi, Pengaruhnya Terhadap

Kinerja Pegawai. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 2(1) halaman 35-43.

19

Anda mungkin juga menyukai