Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: PengantarManajemen
Dosen Pembimbing: Ibu Desi Trisnawati, M.M

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9:

Andika Yuliyanto : 63010230001


Zulfatun Nisa Khairani :

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

Tahun 2023/2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena dengan
segala Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"kepemimpinan dalam berorganisasi" dengan lancar tanpa ada halangan apapun

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang dapat membantu nilai mata kuliah
pengantar manejemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi Perbankan
Syariah, khususnya untuk kelas 1A dengan dosen pengampu Desi Trisnawati M.M

Dengan segala kerendahan hati, kami sangat menghargai kritik dan sarannya yang
sifatnya membangun, agar kami dapat Menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnan sesungguhnya hanya
datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

[Salatiga, 11 September 2023]

Kelompok 9
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR…………………………………………………….... ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah..……………………………………….... 1

B .Rumusan Masalah...………………………………………………. 1

C. Tujuan..……………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………. 2

A.

B.

C.

D.

E.

BAB III PENUTUP…………………………………………………………..

A KESIMPULAN……………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Kerjasama Ekonomi Internasional?
2. Bagaimana bentuk Kerjasama Ekonomi Internasional?
3. Apa tujuan dan manfaat dibentuknya Kerjasama Ekonomi Internasioal?

1.3. Tujuan Pembahasan


1. Mendeskripsi pengertian dan fungsi Kerjasama Ekonomi Internasional
2. Mendeskripsi bentuk dari Kerjasama Ekonomi Internasional
3. Mendeskripsi lembaga Kerjasama Ekonomi Internasional
4. Mendeskripsi tujuan Kerjasama Ekonomi Internasional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kepemimpinan

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN (Leadership)

Menurut Kadarusman (2012) Leadership (Kepemimpinan) dibagi tiga, yaitu: (1) Self
Leadership (Kepemimpinan Diri) yang berarti memimpin diri sendiri supaya jangan sampai
gagal dalam menjalani hidup; (2) Team Leadership (Kepemimpinan Tim/Kelompok) yaitu
pemimpin harus memahami apa yang menjadi tanggung jawab kepemimpinannya, mengetahui
kondisi bawahannya, bersedia untuk meleburkan diri dengan tuntutan dan konsekuensi dari
tanggung jawab yang bawanya, serta memiliki komitmen untuk membawa setiap bawahannya
dalam mengeksplorasi kapasitas dirinya hingga menghasilkan prestasi tertinggi. Pemimpinnya
biasa dikenal dengan istilah team leader; dan (3) Organizational Leadership (Kepemimpinan
Organisasi) yaitu dilihat dalam konteks suatu organisasi yang dipimpin oleh organizational
leader (pemimpin organisasi) yang bisa memahami nafas bisnis perusahaan yang dipimpinnya,
membangun visi dan misi pengembangan bisnisnya, kesediaan untuk melebur dengan tuntutan
dan konsekuensi tanggung jawab sosial, serta komitmen yang tinggi untuk menjadikan
perusahaan yang dipimpinnya sebagai pembawa berkah bagi komunitas baik di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional.
Sedangkan menurut Crainer ada lebih dari 400 definisi tentang leadership (Mullins, 2005).
Dari sekian banyaknya definisi tentang kepemimpinan, bahwasannya ada yang menyebutkan
kepemimpinan merupakan suatu kegiatan untuk memengaruhi orang lain. Kepemimpinan
merupakan suatu proses untuk memengaruhi aktivitas kelompok. Kepemimpinan merupakan
kemampuan memeroleh kesepakatan pada tujuan bersama. Kepemimpinan adalaah suatu
upaya untuk mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah
sebuah hubungan yang saling memengaruhi antara pemimpin dan pengikutnya. Walaupun
cukup sulit menggeneralisir, pada prinsipnya kepemimpinan (leadership) berkenaan dengan
seseorang memengaruhi perilaku orang lain untuk suatu tujuan. Tapi bukan berarti bahwa
setiap orang yang memengaruhi orang lain untuk suatu tujuan disebut pemimpin.

B. Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen

Pengertian Kepemimpinan

Pemimpin dan kepemimpinan merupakan satu-kesatuan yang sulit dipisahkan, karena tidak
ada pemimpin tanpa kepemimpinan, sedangkan pemimpin tidak akan berarti tanpa pemimpin.
Dengan demikan, dalam melaksanakan kepemimpinann dengan baik dan benar untuk
terciptanya kesejahteraan, maka seorang pemimpin harus memiliki prinsip dasar yang harus
dimiliki sebagai landasan dalam berfikir dan bertindak. Kepemimpinan islami merupakan
keseimbangan antara kepemimpinan dengan konsep duniawi maupun ukhrowi, menggapai
tujuan hakiki lebih dari sekedar tujuan organisasi yang bersifat sementara, menuntut
komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip islam dan menempatkan tugas kepemimpinan tidak
sekedar tugas kemanusiaan yang dipertanggungjawabkan hanya kepada anggota, tetapi juga
dihadapan Allah SWT.
Kemimpinan dalam islam memiliki fungsi baik yang bersifat strategis maupun yang bersifat
operasional. Adapun fungsi strategis pemimpin yaitu:
1. Fasilitator
Yang berfungsi membantu tercapainya sasaran dan tujuan jamaah.
2. Dinamisator
Berfungsi sebagai yang menggerakkan dan memotori jamaah menuju sasaran yang ingin
dicapai.
3. Moral farce atau kekuatan moral
Berfungsi sebagai yang mampu menjaga kohesi jamaah dan menyelesaikan konflik serta
perselisihan yang mungkin terjadi dalam jamaah. Sedangkan fungsi operasional
pemimpin ada tiga dianatarnya sebagai berikut:
 Organisator yang mengorganisir, mengatur relasi, dan keterikatan antara individu
atau kelompok yang ada dalam jamaah.
 Manajer yang me-manage berbagai potensi yang ada dalam jamaah untuk kemudian
dimanfaatkan mencapai tujuan jamaah.
 Administrator yang menata, menjaga, dan mengevaluasi hasil yang sudah dicapai
oleh jamaah untuk mencapai tujuan yang lebih jauh lagi.

Fungsi kepemimpinan secara operasional menurut Veithzal Rivai (2003), diantaranya


sebagai berikut;

1. Fungsi Instruktif Pemimpin berfungsi sebagai komunikasi yang menentukan apa (yaitu
perintah), bagaimana (yaitu cara mengerjakan perintah), bilamana (yaitu waktu
memulai, melaksanakan, dan melaporkan hasilnya), dan dimana (yaitu tempat
mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif, sehingga fungsi
orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2. Fungsi Konsultif Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultif sebagai komonikasi
dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan
keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi Hal yang dilakukan dalam menjalankan fungsi partisifasi pemimpin
ialah berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinya, baik dalam pengambilan
keputusan maupun dalam melaksanakan. Setiap anggota kelompok memperoleh
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang
dijabarkan dari tugas-tugas pokok sesuai dengan posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi Pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau
menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya secara bertanggung jawab harus
diwujudkan karena kemajuan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh
pemimpin seorang diri.
5. Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif
harus mampu mengatur aktivitas amggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Oleh
karena itu, dalam melaksanaknan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan
melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

Pengertian Manajemen

Secara bahasa manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola,
mengurus, menata, mengatur, dan mengendalikan Dengan demikian, manajemen dapat
diterjemahkan menjadi pengelolaan, penataan, pengurusan, pengaturan, dan pengendalian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen diartikan sebagai penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Menurut istilah, manajemen mengacu pada proses
pelaksanaan aktifitas yang diselesaikan secara efisien dengan melalui pendayagunaan orang
lain.
Sedangkan menurut Jhon Kotter manajemen berkenaan dengan mengatasi kerumitan,
sedangkan kepemimpinan berkenaan dengan mengatasi perubahan (Robbins, 2003). Hal
tersebut dapat dipertegas lagi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan visi terhadap masa
depan, sedangkan manajemen berkaitan dengan mengimplementasikan visi dan strategi yang
disajikan oleh para pemimpin. Perbedaan kedua istilah tersebut dikemukakan juga oleh Robert
House dari Wharton School pada University of Pennsyulvania (Robbins, 2003).
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Mullins (2005) yang menyatakan bahwa
manajemen berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh bawahannya. Sedangkan kepemimpinan
lebih menekankan pada komunikasi, memotivasi dan mendorong semangat bawahan agar
bertindak secara maksimal untuk suatu tujuan. Hollingsworth mengemukakan perbedaan
mendasar antara manajemen dan kepemimpinan (Mullins, 2005), yaitu:
1. Seorang manajer melakukan administrasi, sedangkan seorang pemimpin melakukan
inovasi.
2. Seorang manajer memelihara apa yang ada, sedangkan seorang pemimpin membangun
apa yang diperlukan.
3. Seorang manajer fokus pada sistem dan struktur, sedangkan seorang pemimpin fakus
pada pelakunya.
4. Seorang manajer melakukan pengawasan, sedangkan pemimpin membangun
kepercayaan.
5. Seorang manajer melihat halhal yang detail, sedangkan pemimpin melihat hal-hal yang
umum atau menyeluruh.
6. Seorang manajer melakukan segala sesuatunya dengan benar, sedangkan pemimpin
memilih apa yang semestinya dilakukan

C. Pendekatan Manajemen Kepemimpinan (Pendekatan Personal, Perilaku, dan


Kontingensi)

D. Pendekatan Substitusi Untuk Kepemimpinan

Pengertian Substitusi Kepemimpinan

Konsep substitusi kepemimpinan adalah teori kepemimpinan yang menekankan pada situasi
tertentu, bawahan, tugas dan organisasi dapat mengganti perilaku seorang pemimpin. (Robbin
dan Judge, 2008:67).
Sedangkan indikator yang diukur meliputi
- Kemampuan, pengalaman, pelatihan,
- Orientasi professional,
- Ketidakpedulian terharap penghargaan (Reward),
- Tugas tugas yang secara intrinsik memuaskan,
- Formalitas organisasi
- infleksibilitas organisasional
- kelompok kohesif
- reward diluar kontrol pemimpin.
E. Kepemimpinan Kharismatik Dan Transformatif

Pengertian Kepemimpinan Kharismatik

Kepemimpinan karismatik adalah kepemimpinan yang mengasumsikan bahwa karisma


merupakan karakteristik individu yang dimiliki seseorang pemimpin yang dapat
membedakannya dengan pemimpin yang lain, terutama dalam hal implikasi terhadap
inspirasi, penerimaan, dan dukungan para bawahan. Karisma adalah kata dalam bahasa
Yunani yang berarti ”berkat terinspirasi secara agung”, seperti kemampuan untuk melakukan
keajaiban atau memprediksikan peristiwa masa depan. Kata karisma digunakan untuk
menjelaskan sebuah bentuk pengaruh yang bukan didasarkan pada tradisi atau otoritas
formal tetapi lebih atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan yang
luar biasa.
Menurut House (1977) dalam Yukl (2001:294) seorang pemimpin karismatik memiliki
pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada bawahan. Para bawahan merasa bahwa
keyakinan pemimpin adalah benar, mereka bersedia mematuhi pemimpin, mereka
merasakan kasih sayang terhadap pemimpin, secara emosional mereka terlibat dalam misi
kelompok atau organisasi, mereka memiliki sasaran kinerja yang tinggi, dan mereka yakin
bahwa mereka dapat berkontribusi terhadap keberhasilkan dari misi itu. Para bawahan
mempunyai kekaguman yang sangat tinggi kepada pemimpin karism tik karena a mereka
menganggap pemimpin mereka mempunyai kemampuan yang luar biasa.
Para pemimpin karismatik akan lebih besar kemungkinannya untuk memiliki kebutuhan
yang kuat akan kekuasaan, keyakinan diri yang sifat, perilaku dan situasional yang secara
ekplisit selalu mengkaitkan kepemimpinan dengan kinerja bawahan, sedangkan teori-teori
kepemimpinan karismatik, transformasio nal dan transaksional tidak - menjelaskan secara
ekplisit hubungan kepemimpinan dengan kinerja bawahan. Oleh karena itu, artikel ini
mencoba membahas tentang hubungan kepemimpinan karismatik, kepemimpinan
trasformasional dan kepemimpinan transaksional dengan kinerja bawahan.
Menurut Yukl (2001:294-295) proses mempengaruhi yang dilakukan oleh pemimpin
karismatik terhadap bawahannya terjadi melalui proses identifikasi pribadi, internalisasi nilai,
dan memperkuat keyakinan bawahan bahwa mereka mampu mencapai sasaran tugas yang
sulit. Identifikasi pribadi adalah satu jenis proses pengaruh yang dapat terjadi bagi beberapa
bawahan dari seorang pemimpin karismatik. Pada saat proses identifikasi pribadi yang kuat
terjadi, para bawahan akan meniru perilaku pemimpin, menjalankan permintaan pemimpin,
dan memberikan upaya tambahan untuk menyenangkan pemimpin.
Internalisasi terjadi saat pencapaian sasaran tugas menjadi sebuah cara bagi bawahan
untuk memperlihatkan nilai dan identitas sosial mereka. Para pemimpin karismatik
mempengaruhi bawahan untuk merangkul nilai baru, tetapi jauh lebih umum bagi pemimpin
karismatik untuk meningkatkan arti penting nilai bawahan yang sudah ada dan
menghubungkannya dengan sasaran tugas. Pemimpin karismatik menyampaikan visi yang
menjelaskan sasaran tugas dalam hal ideologis yang mencerminkan nilai bawahan. Dengan
menekankan aspek simbolis dan ideologis pekerjaan, pemimpin membuatnya lebih berarti,
terhormat, heroik dan benar secara moral. Bentuk akhir dari internalisasi adalah saat
bawahan tiba untuk memandang peran kerja mereka sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan
yang berhubungan dengan konsep diri dan nilai diri mereka.
Pengertian Kepemimpinan Transformatif

Kepemimpinan transformatif adalah kepemimpinan dimana seorang pemimpin melakukan


proses mempengaruhi dalam membuat perubahan yang besar pada sikap dan asumsi para
anggota organisasi, dan membangun komitmen untuk mencapai strategi, tujuan, misi dan
visi organisasi. Menurut Burns (1978) dalam Yukl (2001:290) kepemimpinan transformasional
menyerukan nilai-nilai moral dari para bawahan dalam upayanya untuk meningkatkan
kesadaran mereka tentang masalah etis dan untuk memobilisasi energi untuk mereformasi
institusi. Proses dimana para pemimpin menyerukan nilai emosi dan para bawahan
merupakan sebuah fitur sentral dalam teori saat ini mengenai kepemimpinan
transformasional. Kepemimpinan transformatif merupakan sebuah proses mempengaruhi
komitmen untuk sasaran bersama dan memberikan wewenang para bawahan untuk
mencapainya.
Perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin yang transformasional meliputi pengaruh ideal,
pertimbangan individual, motivasi inspirasional dan stimulasi intelektual (Yukle, 2001:305).
Pengaruh ideal adalah perilaku yang membangkitkan emosi dan identifikasi yang kuat dari
bawahan terhadap pemimpin. Stimulasi intelektual adalah perilaku yang meningkatkan
kesadaran bawahan akan permasalahan dan mempengaruhi bawahan untuk memandang
masalah dalam perspektif baru. Pertimbangan individual meliputi pemberian dukungan,
dorongan, dan pelatihan bagi bawahan. Motivasi inspirasional meliputi penyampaian visi
yang menarik, dengan membuat simbol untuk memfokuskan upaya bawahan, dan membuat
model perilaku yang tepat. Proses mempengaruhi pada kepemimpinan transformasional
melibatkan internalisasi karena motivasi inspirasional meliputi pengucapan visi yang menarik
yang menghubungkan sasaran tugas dengan nilai-nilai dan idealisme bawahan
(Yukl,2001:306). Internalisasi terjadi saat pencapaian sasaran tugas menjadi sebuah cara bagi
bawahan untuk memperlihatkan nilai dan identitas sosial mereka. Bentuk akhir dari
internalisasi adalah saat bawahan tiba untuk memandang peran kerja mereka sebagai hal
yang tidak dapat dipisahkan yang berhubungan dengan konsep diri dan nilai diri mereka.
Mereka menjalankan peran itu karena merasa peran itu adalah bagian dari identitas diri
mereka.

Anda mungkin juga menyukai