Disusun Oleh :
KELOMPOK 9:
Tahun 2023/2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena dengan
segala Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"kepemimpinan dalam berorganisasi" dengan lancar tanpa ada halangan apapun
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang dapat membantu nilai mata kuliah
pengantar manejemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi Perbankan
Syariah, khususnya untuk kelas 1A dengan dosen pengampu Desi Trisnawati M.M
Dengan segala kerendahan hati, kami sangat menghargai kritik dan sarannya yang
sifatnya membangun, agar kami dapat Menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnan sesungguhnya hanya
datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
B .Rumusan Masalah...………………………………………………. 1
C. Tujuan..……………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………. 2
A.
B.
C.
D.
E.
A KESIMPULAN……………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Kadarusman (2012) Leadership (Kepemimpinan) dibagi tiga, yaitu: (1) Self
Leadership (Kepemimpinan Diri) yang berarti memimpin diri sendiri supaya jangan sampai
gagal dalam menjalani hidup; (2) Team Leadership (Kepemimpinan Tim/Kelompok) yaitu
pemimpin harus memahami apa yang menjadi tanggung jawab kepemimpinannya, mengetahui
kondisi bawahannya, bersedia untuk meleburkan diri dengan tuntutan dan konsekuensi dari
tanggung jawab yang bawanya, serta memiliki komitmen untuk membawa setiap bawahannya
dalam mengeksplorasi kapasitas dirinya hingga menghasilkan prestasi tertinggi. Pemimpinnya
biasa dikenal dengan istilah team leader; dan (3) Organizational Leadership (Kepemimpinan
Organisasi) yaitu dilihat dalam konteks suatu organisasi yang dipimpin oleh organizational
leader (pemimpin organisasi) yang bisa memahami nafas bisnis perusahaan yang dipimpinnya,
membangun visi dan misi pengembangan bisnisnya, kesediaan untuk melebur dengan tuntutan
dan konsekuensi tanggung jawab sosial, serta komitmen yang tinggi untuk menjadikan
perusahaan yang dipimpinnya sebagai pembawa berkah bagi komunitas baik di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional.
Sedangkan menurut Crainer ada lebih dari 400 definisi tentang leadership (Mullins, 2005).
Dari sekian banyaknya definisi tentang kepemimpinan, bahwasannya ada yang menyebutkan
kepemimpinan merupakan suatu kegiatan untuk memengaruhi orang lain. Kepemimpinan
merupakan suatu proses untuk memengaruhi aktivitas kelompok. Kepemimpinan merupakan
kemampuan memeroleh kesepakatan pada tujuan bersama. Kepemimpinan adalaah suatu
upaya untuk mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah
sebuah hubungan yang saling memengaruhi antara pemimpin dan pengikutnya. Walaupun
cukup sulit menggeneralisir, pada prinsipnya kepemimpinan (leadership) berkenaan dengan
seseorang memengaruhi perilaku orang lain untuk suatu tujuan. Tapi bukan berarti bahwa
setiap orang yang memengaruhi orang lain untuk suatu tujuan disebut pemimpin.
Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan satu-kesatuan yang sulit dipisahkan, karena tidak
ada pemimpin tanpa kepemimpinan, sedangkan pemimpin tidak akan berarti tanpa pemimpin.
Dengan demikan, dalam melaksanakan kepemimpinann dengan baik dan benar untuk
terciptanya kesejahteraan, maka seorang pemimpin harus memiliki prinsip dasar yang harus
dimiliki sebagai landasan dalam berfikir dan bertindak. Kepemimpinan islami merupakan
keseimbangan antara kepemimpinan dengan konsep duniawi maupun ukhrowi, menggapai
tujuan hakiki lebih dari sekedar tujuan organisasi yang bersifat sementara, menuntut
komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip islam dan menempatkan tugas kepemimpinan tidak
sekedar tugas kemanusiaan yang dipertanggungjawabkan hanya kepada anggota, tetapi juga
dihadapan Allah SWT.
Kemimpinan dalam islam memiliki fungsi baik yang bersifat strategis maupun yang bersifat
operasional. Adapun fungsi strategis pemimpin yaitu:
1. Fasilitator
Yang berfungsi membantu tercapainya sasaran dan tujuan jamaah.
2. Dinamisator
Berfungsi sebagai yang menggerakkan dan memotori jamaah menuju sasaran yang ingin
dicapai.
3. Moral farce atau kekuatan moral
Berfungsi sebagai yang mampu menjaga kohesi jamaah dan menyelesaikan konflik serta
perselisihan yang mungkin terjadi dalam jamaah. Sedangkan fungsi operasional
pemimpin ada tiga dianatarnya sebagai berikut:
Organisator yang mengorganisir, mengatur relasi, dan keterikatan antara individu
atau kelompok yang ada dalam jamaah.
Manajer yang me-manage berbagai potensi yang ada dalam jamaah untuk kemudian
dimanfaatkan mencapai tujuan jamaah.
Administrator yang menata, menjaga, dan mengevaluasi hasil yang sudah dicapai
oleh jamaah untuk mencapai tujuan yang lebih jauh lagi.
1. Fungsi Instruktif Pemimpin berfungsi sebagai komunikasi yang menentukan apa (yaitu
perintah), bagaimana (yaitu cara mengerjakan perintah), bilamana (yaitu waktu
memulai, melaksanakan, dan melaporkan hasilnya), dan dimana (yaitu tempat
mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif, sehingga fungsi
orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2. Fungsi Konsultif Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultif sebagai komonikasi
dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan
keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi Hal yang dilakukan dalam menjalankan fungsi partisifasi pemimpin
ialah berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinya, baik dalam pengambilan
keputusan maupun dalam melaksanakan. Setiap anggota kelompok memperoleh
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang
dijabarkan dari tugas-tugas pokok sesuai dengan posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi Pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau
menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya secara bertanggung jawab harus
diwujudkan karena kemajuan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh
pemimpin seorang diri.
5. Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif
harus mampu mengatur aktivitas amggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Oleh
karena itu, dalam melaksanaknan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan
melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Pengertian Manajemen
Secara bahasa manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola,
mengurus, menata, mengatur, dan mengendalikan Dengan demikian, manajemen dapat
diterjemahkan menjadi pengelolaan, penataan, pengurusan, pengaturan, dan pengendalian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen diartikan sebagai penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Menurut istilah, manajemen mengacu pada proses
pelaksanaan aktifitas yang diselesaikan secara efisien dengan melalui pendayagunaan orang
lain.
Sedangkan menurut Jhon Kotter manajemen berkenaan dengan mengatasi kerumitan,
sedangkan kepemimpinan berkenaan dengan mengatasi perubahan (Robbins, 2003). Hal
tersebut dapat dipertegas lagi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan visi terhadap masa
depan, sedangkan manajemen berkaitan dengan mengimplementasikan visi dan strategi yang
disajikan oleh para pemimpin. Perbedaan kedua istilah tersebut dikemukakan juga oleh Robert
House dari Wharton School pada University of Pennsyulvania (Robbins, 2003).
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Mullins (2005) yang menyatakan bahwa
manajemen berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh bawahannya. Sedangkan kepemimpinan
lebih menekankan pada komunikasi, memotivasi dan mendorong semangat bawahan agar
bertindak secara maksimal untuk suatu tujuan. Hollingsworth mengemukakan perbedaan
mendasar antara manajemen dan kepemimpinan (Mullins, 2005), yaitu:
1. Seorang manajer melakukan administrasi, sedangkan seorang pemimpin melakukan
inovasi.
2. Seorang manajer memelihara apa yang ada, sedangkan seorang pemimpin membangun
apa yang diperlukan.
3. Seorang manajer fokus pada sistem dan struktur, sedangkan seorang pemimpin fakus
pada pelakunya.
4. Seorang manajer melakukan pengawasan, sedangkan pemimpin membangun
kepercayaan.
5. Seorang manajer melihat halhal yang detail, sedangkan pemimpin melihat hal-hal yang
umum atau menyeluruh.
6. Seorang manajer melakukan segala sesuatunya dengan benar, sedangkan pemimpin
memilih apa yang semestinya dilakukan
Konsep substitusi kepemimpinan adalah teori kepemimpinan yang menekankan pada situasi
tertentu, bawahan, tugas dan organisasi dapat mengganti perilaku seorang pemimpin. (Robbin
dan Judge, 2008:67).
Sedangkan indikator yang diukur meliputi
- Kemampuan, pengalaman, pelatihan,
- Orientasi professional,
- Ketidakpedulian terharap penghargaan (Reward),
- Tugas tugas yang secara intrinsik memuaskan,
- Formalitas organisasi
- infleksibilitas organisasional
- kelompok kohesif
- reward diluar kontrol pemimpin.
E. Kepemimpinan Kharismatik Dan Transformatif