Anda di halaman 1dari 25

0

LEADERSHIP VS MANAGEMENT

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kepemimpinan Managerial Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. H, Slamet Sholeh M.Sc

Disusun oleh:

Dwi Mutmainah (2110632030003)


Dhemas Fajar Handika (2110632030005)
Cecep Abdullah (2110632030010)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022 M / 1444 H
1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................................

C. Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................

A. Pengertian Managemen Kepemimpinan.............................................................

B. Ruang Lingkup Managemen...............................................................................

C. Kualitas Seorang Pemimpin................................................................................

D. Prinsip Kepemimpinan......................................................................................11

13

F. Prinsip dan Fungsi Management......................................................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................18

A. Kesimpulan.......................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
2

KATAPENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai Leadership vs management.

Makalah ini dibuat dengan berbagai referensi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhirnya atas segala bantuan dan partisipasinya baik berupa materiil


maupun moril selaku penulis atas segala budi baik tersebut yang sudah tentu
tidak bisa kami balas, untuk itu semoga Allah SWT. memberikan imbalan yang
setimpal atas budi baik yang ibu,bapak,saudara,dan teman-teman yang telah
dilakukan

Karawang, 9 Desember 2022

Penulis
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-
alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-
rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk
mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara).
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain
agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung
dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu
Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan
untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti
yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Motivasi orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik
dan motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri
orang tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu. Dalam hal
semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya
dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri.
Jadi semacam ada kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya
memperbaiki mutu kerjanya. kepemimpinan harus diarahkan agar orang-orang
mau berkerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi perilaku yang
ditimbulkan oleh kepemimpinan itu berupa kesediaan orang-orang untuk saling
bekerjasama mencapai tujuan organisasi yang disepakati bersama.
Dalam implementasinya kepemimpinan yang berhasil adalah yang mampu
menumbuhkan kesadaran orang-orang dalam perguruan tinggi untuk melakukan
peningkatan- peningkatan mutu kinerja dan terciptanya kerjasama dalam
kelompok-kelompok untuk meningkatkan mutu kinerja masing-masing
4

kelompok maupun kinerja perguruan tinggi secara terpadu. Adanya kerjasama-


kerjasama kelompok merupakan salah satu kunci keberhasilan.
Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan,
mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta
menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama.
Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam
organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat
meningkatkan mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan
mempunyai peran yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh
dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus
bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu
adalah suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru
yang dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih
bermutu. Dalam ilmu Pendidikan ini masuk dalam kawasan affective.
Kepemimpinan yang merupakan faktor eksternal tadi, harus selalu dapat
memotivasi anggota organisasi perguruan tinggi untuk melakukan perbaikan-
perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi
perintah atau pengarahan, itu akan menimbulkan kesulitan. Kalau setiap
melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan
kalua tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka
perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Oleh karena
itu agar kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan atau perintah
tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu digunakan untuk
menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran akan perlunya
setiap orang berupaya meningkatkan mutu kinerjanya masing-masing secara
individual maupun bersama-sama sebagai kelompok ataupun sebagai organisasi.
Kepemimpinan erat sekali kaitannya dengan Management, Beberapa hal
penting dalam pembahasan makna manajemen antara lain pengertian tentang
siapa manajemen itu, kemudian apa konsep manajemen, dan hal apa saja yang
dilakukan manajemen.

Manajemen dapat dijelaskan sebagai sebuah proses koordinasi dan integrasi


aktivitas kerja sehingga bisa mencapai efisiensi dan efektivitas melalui orang
5

lain. Efisiensi adalah hubungan input dan output serta tujuan agar meminimasi
biaya sumber daya, sedangkan efektivitas bermakna pencapaian tujuan.

Aktivitas manajer sebagai pemimpin tertinggi adalah melakukan fungsi-


fungsi manajemen, yakni planning, organizing, leading, controlling.

Planning, meliputi aktivitas mendefinisikan tujuan / sasaran, membangun


strategi mengembangkan rencana untuk koordinasi aktivitas. Sedangkan
organizing itu menentukan apa yang perlu dilakukan, siapa yang melakukannya,
bagaimana melakukannya, serta siapa dan kepada siapa melaporkan. Fungsi
Leading meliputi proses mengarahkan dan memotivasi, memilih komunikasi
yang paling efektif, dan menyelesaikan konflik. Fungsi terakhir adalah
controlling, yakni memonitor aktivitas apakah sesuai dengan rencana, dan
memperbaiki penyimpangan.

Dapat dilihat bahwa kegiatan Leadership (kepemimpinan) terdapat kaitan


yang erat dengan managemen dalam pendidikan. Dalam upaya memperjelas
mekanisme kaitan yang dimaksud, maka penulis membuat makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, makalah ini akan
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Managemen Kepemimpinan ?
2. Apa Ruang Lingkup Managemen ?
3. Apa Kualitas Seorang pemimpin ?
4. Apa Prinsip Kepemimpinan ?
5. Apa tingkat dan Ketrampilan Seorang pemimpin ?
6. Apa Prinsip dan fungsi Managemen ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui Pengertian Managemen Kepemimpinan
2. Mengetahui Ruang Lingkup Managemen
3. Mengetahui Kualitas Seorang pemimpin
4. Mengetahui Prinsip Kepemimpinan
6

5. Mengetahui tingkat dan Ketrampilan Seorang pemimpin


6. Mengetahui Prinsip dan fungsi Managemen
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN


Manajemen kita terjemahkan menjadi manajemen, dan leadership menjadi
kepemimpinan.Sebenarnya apa perbedaan “hakiki” antara manajemen dan
kepemimpinan?. Berbagai pakar mempunyai pendapat yang bermacam-macam
tentang manajemen dan kepemimpinan itu. Satu penjelasan yang mudah
dipahami adalah dari Stephen Covey.Andaikata kita ini sedang akan membuka
hutan untuk eksplorasi hasil hutan, maka seorang pemimpin akan mengatakan,
“Baik, dari berbagai informasi dan pertimbangan, saya putuskan hutan di lereng
bukit itu yang harus kita tebang dulu.” Sebagai pemimpin ia menjelaskan bagian
mana yang harus dieksplorasi.Begitu pemimpin itu menjelaskan bagian hutan
mana yang harus dibuka, maka saatnya peran manajemen berlaku. 
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuna ménagement, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan
sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Manajer/Pemimpin adalah seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan
keterampilannya diakui oleh organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola,
mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai
tujuan.
Para manajer akan memikirkan cara-cara, alat-alat, metoda yang paling
efektif untuk membuka hutan itu. Mungkin mereka akan memakai gergaji listrik,
mungkin memakai gergaji panjang karena medannya sulit, atau bahkan mereka
akan melingkar untuk mencari celah agar mudah membuka bagian hutan
itu.Bisakah sekarang anda membedakan fungsi manajemen dan kepemimpinan?
Kepemimpinan adalah yang menentukan arah, sedangkan manajemen berusaha
untuk mewujudkan agar arah tadi bisa tercapai.
Manajemen dan kepemimpinan, sebenarnya apa perbedaan mendasar
kedua istilah itu? Dua kata itu, manajemen dan kepemimpinan sangat sering kita
dengar. Kadang kata itu sering kita persamakan artinya. Ketika kita melihat
8

perusahaan yang sangat berkembang kita sering mengatakan, “manajemen di


sana baik.” Kadang kita berkata, namun kata manajemen begitu melanda dalam
kehidupan sehari-hari. Ketika anda ingin mengkritik sebuah universitas yang
prestasinya buruk, anda mengatakan "manajemen universitas itu tidak
cakap." Ketika anda bicara pengelolaan pajak yang amburadul, anda
mengatakan, "manajemen pajak di negeri kita payah." Saat ini kita
memang hidup penuh dengan berondongan istilah yang macam-macam, yang
semuanya terkait dengan manajemen.. Benchmarking, balance score card,
intrapreneuring, empowerment, business process reengineering, dan istilah-istilah
aneh-aneh (tapi pasti Inggris) begitu melanda rganisasi kita.Celakanya, kita
sering begitu “gagah” menggunakan kata-kata asing itu. Daripada bilang
pemberdayaan, kita lebih mantap bicara empowerment. Daripada bicara
hubungan pelanggan yang akrab, kita katakan customer intimacy,atau malah
sekadar customer relationship. 
Namun ada fenomena menarik, walau kita sering mengucapkan berbagai
istilah manajemen, kita malah sering tidak tahu arti persis dari kata-kata itu.
Seringkali pula istilah manajemen itu kita dengar dari orang lain, karena terasa
gagah, kata itu kemudian menjadi “kosa kata” kita sehari-hari tanpa kita pernah
tahu dari literatur mana sumber istilah manajemen itu.Ketika kita makin
berakrab-akrab dengan berbagai istilah itu, agar “membumi” kita ganti istilah itu
menjadi Bahasa Indonesia. 

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN


Selain manajemen sebagai ilmu, manajemen juga dianggap sebagai seni.
Hal ini disebabkan oleh kepemiminan memerlukan kharisma, stabilitas emosi,
kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang
semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan tidak dapat
dipelajariIlmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang
disistemisasi, dikumpulkan dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan
dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian
masalah dalam manajemen. Metode ilmiah pada hakikatnya meliputi urutan
kegiatan sebagai berikut.
1. Mengetahui adanya persoalan.
9

2. Mendefinisikan persoalan.
3. Mengumpulkan fakta, data dan informasi.
4. Menyusun alternatif penyelesaian.
5. Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian.
6. Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.

C. KUALITAS SEORANG PEMIMPIN 


Seorang pemimpin sejati tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter
semata, tetapi juga harus memiliki serangkaian metoda kepemimpinan agar dapat
menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas dari
aspek yang pertama, yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika
menjadi pemimpin formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki
metoda kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin karismatik
ataupun pemimpin yang menjadi simbol perjuangan rakyat, seperti Corazon
Aquino, Nelson Mandela, Abdurrahman Wahid, bahkan mungkin Mahatma
Gandhi, dan masih banyak lagi menjadi pemimpin yang tidak efektif ketika
menjabat secara formal menjadi presiden. Hal ini karena mereka tidak memiliki
metoda kepemimpinan yang diperlukan untuk mengelola mereka yang
dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki kemampuan metoda
kepemimpinan ini.Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah
formal. Oleh karena itu seringkali kami dalam berbagai kesempatan mendorong
institusi formal agar memperhatikan ketrampilan seperti ini yang kami sebut
dengan softskill atau personal skill. Dalam salah satu artikel di economist.com
ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught. Jelas dalam artikel
tersebut dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metoda kepemimpinan)
dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter
kepemimpinan. Ada tiga hal penting dalam metoda kepemimpinan, yaitu:
1. Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas.Visi ini
merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang
mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui
integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang-orang yang ada dalam
10

organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more


powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat
mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah
inspirator perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas kemana
organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses
untuk membawa orang-orang atau organisasi yang dipimpinnya menuju suatu
tujuan (goal) yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama
sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa
tumbuh dan belajar, serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya
sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi.Ada dua aspek mengenai
visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin
tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi Bagi organisasinya
tetapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tersebut ke
dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai visi itu.
2. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang sangat responsive.
Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan
impian dari mereka yang dipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif
dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang
dihadapi organisasinya. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang
pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (performance
coach). Artinya dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mendorong
dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk
rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dan
sebagainya), melakukan kegiatan sehari-hari (monitoring dan pengendalian),
dan mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
3. Tangan Yang Melayani (Perilaku Kepemimpinan) Pemimpin sejati bukan
sekedarmemperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan
dalam metoda kepemimpinan, tetapi dia harus menunjukkan perilaku maupun
kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard tersebut
disebutkan ada empat perilaku seorang pemimpin, yaitu: Pemimpin tidak
hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpinnya, tetapi sungguh-
11

sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia


hidup dalam perilaku yang sejalan dengan Firman Tuhan. Dia memiliki misi
untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan,
dikatakan dan diperbuatnya.
4. Pemimpin sejati fokus pada hal-hal spiritual dibandingkan dengan sekedar
duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi
dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat
penghargaan, tetapi untuk melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan
hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan
dengan status dan kekuasaan semata.
5. Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek,
baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dan sebagainya. Setiap hari
senantiasi menselaraskan (recalibrating) dirinya terhadap komitmen untuk
melayani Tuhan dan sesama. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa) dan
scripture (membaca Firman Tuhan). Demikian kepemimpinan yang melayani
menurut Ken Blanchard yang menurut kami sangat relevan dengan situasi
krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Bahkan menurut
Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the Ultimate
Intelligence, salah satu tolok ukur kecerdasan spiritual adalah kepemimpinan
yang melayani (servant leadership). Bahkan dalam suatu penelitian yang
dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Luderman, menunjukkan bahwa
pemimpin-pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya ke puncak
kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki SQ yang tinggi.
Mereka biasanya adalah orang-orang yang memiliki integritas, terbuka,
mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami orang lain dengan
baik, terinspirasi oleh visi, mengenal dirinya sendiri dengan baik, memiliki
spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri
mereka sendiri maupun bagi orang lain

D. PRINSIP KEPEMIMPINAN
• Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan
formal,tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca,
12

menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik


maupun yang buruk sebagai sumber belajar. 
• Berorientasi pada pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani
sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai
tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih
berprinsip pada pelayanan yang baik.
• Membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan semangat.
Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk
hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka
waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang
pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
• Percaya pada orang lainSeorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan
kepedulian.
• Keseimbangan dalam kehidupanSeorang pemimpin harus dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat. 
• Melihat kehidupan sebagai tantangan Kata ‘tantangan’ sering di
interpretasikannegatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan,
keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
• Sinergi Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu
katalisperubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.
Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak.
Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah
satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja
13

secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap


orang, staf, teman sekerja.
• Latihan mengembangkan diri sendiri Seorang pemimpin harus
dapatmemperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi
dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri
terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: 
 Pemahaman materi; 
 Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; 
 Mengajar materi kepada orang lain; 
 Mengaplikasikan prinsip-prinsip;
 Memonitoring hasil; 
 Merefleksikan kepada hasil; 
 Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; 
 Pemahaman baru; dan 
 Kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena


beberapakendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: kemauan dan
keinginan sepihak; kebanggaan dan penolakan; dan ambisi pribadi. Untuk
mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus.
Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang
dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Hukum alam tidak
dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual
seseorang seringkali lebih cepat disbanding perkembangan emosinya. Oleh
karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya,
sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual.
Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti
sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak
dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi
alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses
melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan
memenuhi keinginan orang. 
14

E. TINGKAT DAN KETERAMPILAN SEORANG PEMIMPIN


1. Keterampilan Konseptual
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Keterampilan ini sering
disebut sebagai keterampilan kosepsional (conceptional skill). Gagasan atau ide
serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana
kegiatan untuk menciptakan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan
keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan Komunikasi atau Kemanusiaan
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan (human skill). Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang
dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan
akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap
terbutka kepada atasan. Keterampilan kberkomunikasi diperlukan, baik
padaingkatan manajemen atas, menengah maupun bawah.
3. Keterampilan Teknis
Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah
keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan ini apda umumnya
merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan
teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu,
misalnya memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bunga dan
keterampilan teknis yang lain.

F. PRINSIP MANAJEMEN
Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau
kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau
bertindak.Prinsip merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip
bukanlah umum. Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat
fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi
15

khusus dan situasi-sitauasi yang berubah. Prinsip-prinsip umum manajemen


(general principle of management) teridir dari:
1. Pembagian kerja
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
sehinggapelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan
personal harus menggunakan prinsip the right man in the right place.
Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang
didasarkan atas dasar like and dislike. Dengan adanya prinsip the right man in
the right place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan
efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi
penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh
kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan
pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer/pemimpin yang berpengalaman
akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi
titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
2. Wewenang dan Tanggung jawab 
Setiap Pengurus dalam organisasi dilengkapi dengan wewenang untuk
melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti
pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap
pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan
wewenang. Oleh karena itu,
makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula
sebaliknya.Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan
suatu program bukan terletak pada personil pelaksana, tetapi terletak pada
puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewenang terbesar adalah
manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai
keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan
bumerang.
3. Disiplin 
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila
wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh
16

karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap


dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai
dengan weweanng yang ada padanya.
4. Kesatuan perintah 
Dalam melakasanakan program, Pengurus sebuah organisasi harus sangat
memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat
dijalankan dengan baik. Pengurus harus tahu kepada siapa ia harus
bertanggungjawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. 
5. Kesatuan pengarahan 
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, pengurus perlu
diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan
pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatua
perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah
sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang
jelas dari mana seseorang mendapat wewenang untuk melaksanakan pekerjaan
dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya
agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of
directiion) tida dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung
jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri Setiap
pengurus harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan
organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar
setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan
baik Setian pengurus dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada
kepentingan organisas apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi
sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip
pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud,
apabila setiap pengurus merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin
yang tinggi.
7. Penghargaan dan Kontraprestasi
Penghargaan dan kontraprestasi merupakan kompensasi yang menentukan
terwujudnya kelancaran dalam berorganisasi. Pengurus yang diliputi perasaan
17

cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan


kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja.
Oleh karena itu, dalam hal ini kita harus memagang prisip more pay for more
prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), tentu dalam rangka perlakuan adil
kepada seluruh pengurus.

8. Pemusatan
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam
suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang
wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya
kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari
kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga
tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)
9. Tingkatan
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian
kerja
ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur
dari
wewenang terbesar yang berada pada pimpinan/manajer puncak dan seterusnya
berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap pengurus akan
mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat
perintah.
10. Ketertiban 
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada
dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh pengurus
mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat
dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
11. Keadilan dan Kejujuran
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral pengurus dantidak
18

dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari pimpinan
karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan
jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk
melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.
12. Stabilitas kondisi karyawan
Dalam setiap kegiatan kestabilan personil harus dijaga sebaik-baiknya agar
segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan pengurus terwujud karena
adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia
sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan
pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran
yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.
13. Inisiative
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir.
Prakarsa
menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi
penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun
kehendak,perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena
itu, setiap prakarsa yang datang dari pengurus harus dihargai. Prakarsa (inisiatif)
mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh
penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa pengurus merupakan salah
satu langkah untuk menolak gairah kerja. 
14. Semangat Kesatuan
Setiap pengurus harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib
sepenanggyungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.
semangat kesatuan akan lahir apabila setiap pengurus mempunyai kesadaran
bahwa setiap pengurus berarti bagi pengurus lain dalam sebuah organisasi..
Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat
kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-
cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan
membawa bencana.

G. FUNGSI MANAJEMEN
19

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
/pemimpin dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajer
Mengelola fungsi-fungsi :
1. Perencanaan 
Kegiatan seorang manajer/pemimpin adalah menyusun rencana. Menyusu
rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya
harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah
selanjutnya.
2. Pengorganisian 
Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan
bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan
antarbagian-
bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan
struktur tersebut. Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
3. Menggerakkan
Menggerakkan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan
(leadership).
4. Pengawasan 
Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan
mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan. 


20

H. SARANA MANAJEMEN

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana


(tools).Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang
ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials,
machines, method, dan markets.
1. Manajemen SDM. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan
proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab
pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen
timbul
karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Uang. Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar kecilnya suatu kegiatan juga
bias diliat dengan indikasi dana/uang yang diperlukan atau justru dihasilkan
dalam suatu kegiatan.
3. Bahan. Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang
ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi
sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Mesin. Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan
mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih
besar serta menciptakan efesiensi kerja.
5. Metode. Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata
cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode
dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-
fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan suatu
program. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka
21

hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam


manajemen tetap manusianya sendiri.
6. Sasaran. Dalam rangka suksesi suatu program maka kita harus melihat
sasaran
dari program secara utuh/holistic.Perumusan Visi Organisasi : Banyak
organisasi
yang tidak dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. Nanti setelah berjalan
selama bertahun- tahun, -karena pengaruh berbagai tekanan yang kerapkali
menimbulkan konflik- barulah secara bertahap mereka mulai mendefinisikan
kembali tugas- tugasnya.. Visi akan menuntun mereka untuk mengetahui cara
paling efektif untuk mencapainya, yang biasa disebut misi. Lalu dibutuhkan
strategi dan aktivitas guna mencapai misi tersebut. Pendekatan partisipatif
mampu menguatkan visi, misi dan strategi sebuah organisasi. Semua anggota
organisasi harus mengetahui visi dan misi serta sepakat dengan strategi yang
akan dijalankan. Hal ini akan mewarnai kerja rutin dan meningkatkan motivasi
serta kepuasan kerja mereka. Cara terbaik untuk memastikan bahwa visi dan
misi menjadi milik bersama adalah melibatkan orang sebanyak mungkin dalam
proses perumusannya.
Perumusan visi dan misi ini diawali dengan berdiskusi bersama pengguna
pelayanan atau kelompok lain yang menerima manfaat dari organisasi ini.
Peluang
melibatkan banyak orang bisa diperoleh melalui pertemuan formal dan informal
serta lokakarya dan seminar. Untuk mencari dan mendalami isu-isu tertentu bisa
dibentuk kelompok kerja. Selain itu studi tour dan kunjungan pertukaran ke
organisasi lain yang melakukan pekerjaan serupa bisa menstimulas lahirnya ide-
ide bermanfaat. Hal lain yang penting adalah pertemuan dan diskusi dengan
organisasi lain yang bekerja di wilayah yang sama atau organisasi mitra. Dan
untuk memastikan semua orang mengetahui apa yang sedang berlangsung dan
mampu memberikan konstribusi secara efektif maka dibutuhkan system
komunikasi internal yang baik.
22

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah yang menentukan arah, sedangkan manajemen
berusaha untuk mewujudkan agar arah tadi bisa tercapai. Manajemen lebih peduli
kepada pemilihan metoda, cara-cara agar tujuan itu bisa tercapai secara efektif. Itu
tadi adalah konsep manajemen dan kepemimpinan dari Covey. Warren Bennis,
pakar kepemimpinan dan manajemen terkenal, dengan cerdas
mengatakan,“Pemimpin menaklukkan situasi. Mungkin situasi itu kacau,
membingungkan, mengherankan dan bahkan menantang kita dan bisa membungkam
kita jika kita biarkan situasi itu makin memburuk.
Manajemen berarti mengelola, sedangkan kepemimpinan, menginovasi.
Manajer adalah tiruan, sedangkan pemimpin adalah asli. Manajemen menjaga hal-
hal, pemimpin mengembangkan hal-hal. Manajemen berfokus pada sistem dan
struktur sedangkan kepemimpinan berfokus pada orang-orang
23

Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana sang pemimpin mampu


mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
memimpin, tentu setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan tersendiri yang
merupakan cerminan ciri khas kepemimpinannya.
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuna ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai
ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajer/Pemimpin adalah
seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh
organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan
mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Kemampuan intelektualnya yang tinggi, telah membentuk gaya kepemimpinan
gagasan, organisasi adalah hanyalah alat atau instrumen dari sebuah pemikiran yang
diusung bersama sama, dipahami, dan disepakati bersama sama. Adalah hal yang
susah mensintesiskan pribadi seseorang baik atau buruk dalam soal kepemimpinan,
tergantung paradigma berpikir seseorang. Untuk menjadi pemimpin yang benar
bukan hal yang mudah.
DAFTAR PUSTAKA

Ardian Syam, Konsep Manajemen, Author, Http://www.pembelejar.com.


Purwanto, Yadi, 2001, makalah: Manajemen PT. Cendekia Informatika, Jakarta
W. Brown steven, 1998, manajemen kepemipinan, Jakarta: Profesional Books
Terdapat pada “http://dari-rohib.blogspot.com/2011/06/rangkuman-materi-
kuliah-manajemen.html” (Diakses pada tanggal 09 September 2015)

Terdapat pada “http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/.../ppo-kepemimpinan-


kekuasaaan-politik” (Diakses pada tanggal 09 September 2015)

Blanchard, K. & Hersey, P. (1992). Manajemen perilaku organisasi, Jakarta:


Erlangga.

Terdapat pada
“http://ismailrasulong.wordpress.com/ekonomi-pembangunan-ii/ekon
omi-industri” (Diakses pada tanggal 09 September 2015)
24

Terdapat pada “file:///D:/Lingkungan%20Bisnis%20%20%20Routeterritory


%20Blog.htm” (Diakses pada tanggal 09 September 2015)

Anda mungkin juga menyukai