Anda di halaman 1dari 28

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .

   Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

  Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

                                                          Serang, 10 November 2022

                                                                                              

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………..……….…………………......ii
Daftar Isi……………………………………….....…..…………………...iii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………...………………….. iv
1.1 Latar Belakang…………....…………………...……….. v

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan……………………………..…………...1
2.2 Kepemimpinan Strategi....................................................8

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………...………………….……………..16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pemimpin itu memiliki watak, kebiasaan, temperamen, sifat serta karakter sendiri yang
unik serta khas sehingga tingkah laku serta gayanya yang membedakan dirinya dari orang
lain. Style ataupun gaya hidupnya ini tentu akan memberi warna sikap serta jenis
kepemimpinannya. Kepemimpinan ialah kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, serta
kekuatan moral yang kreatif, yang sanggup pengaruhi para anggota guna mengubah segala
aspek pribadi mulia dari pola pikir sampai kepada karakter, sehingga mereka searah dengan
keinginan serta aspirasi pemimpin. Sementara itu semestinya pemimpin ialah wujud yang jadi
teladan panutan untuk yang dipimpinnya.

Kepemimpinan merupakan proses memusatkan serta pengaruhi aktivitas- aktivitas tugas


dari orangorang dalam kelompok. Kepemimpinan berarti mengaitkan orang lain, ialah
bawahan ataupun karyawan yang dipandu( Sunarto, 2005).

Kutipan pendapat Kartono( 2010), pemimpin itu memiliki watak, kebiasaan, temperamen,
sifat serta karakter sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku serta gayanya yang
membedakan dirinya dari orang lain. Style ataupun gaya hidupnya ini akan menonjolkan
wrna pribadinya atau warna sikap serta karakter kepemimpinannya. Sehingga bisa tercorak di
dirinya ciri khas kepemimpinannya. Misalnya tipe- tipe kharismatik, paternalistik,
militeristik, otokratis, laissez faire, populis, administratif, begitupun demokratis.

Dalam realitasnya yang dialami serta permasalahan dari sebagian tife kepemimpinan ini
mempunyai kelemahan di dalam melakukannya paling utama di Akademi Besar.
Sebagaimana dikenal jika Pemimpin wajib sering bisa memotivasi anggota organisasi
akademi besar guna menerapkan perbaikan- perbaikan kualitas. Namun ketika tiap kali serta
dalam tiap kegiatan seorang pemimpinmemberikan perintah ataupun pengarahan, itu

iii
hendaklah menimbulkan kecenderungan nilai yang kurang baik bagi pembentukan nalar dan
mental anggotanya. Jika tiap kali melaksanakan pekerjaan dengan baik itu sebab akibat karna
ada perintah dari pemimpin, serta jika tidak terpimpin dan tidak terperintah dalam satu
kegiatan dan tidak menuai hal yang baik, maka akan terjadi distraksi mental dan cara
berpikir, mengakibatkan sulit berkembang dalam organisasi tersebut. Oleh sebab itu supaya
kepemimpinan itu tidak sekedar memberi pengarahan ataupun perintah tentang hal- hal yang
butuh ditingkatkan mutunya, pula butuh digunakan untuk meningkatkan motivasi intrinsik,
adalah untuk melakukan pendalaman dalam bentuk personal, artinya mengkaji lebih dalam
tentang pribadi masing-masing agar menemukan yang namanya kesadaran tentang kapasistas
diri, sehingga kejujuran dalam bentuk sebuah organisasi lebih terbuka secara otomatis dari
masing-masing individu, sehingga menimbulkan keharmonisan dalam bersikap pula dalam
berpikir demi kemajuan organisasi atau kelompok.

Sistem manajemen tingkat akademi sudah jadi fokus kerja sama kelompok tingkat
akademi yang terletak di satu kawasan, dengan pusat atensi terhadap manajemen kualitas/
kenaikan kualitas. Manajemen tingkat akademi wajib ditangani dalam wujud sesuatu
paradigma baru, ataupun kerangka berpikir baru dalam manajemen. Tujuan format
manajemen baru ini yakni kenaikan mutu secara berkepanjangan, dengan memasukkan asas
otonomi tentang energi gerak guna membuat sistem lebih dinamis, akuntabilitas ataupun
tanggungjawab supaya otonomi terselenggara secara bertanggung jawab, akreditasi buat
menjamin kualitas lulusan, serta evaluasi- diri supaya proses pengambilan keputusan dalam
perencanaan didasarkan atas informasi begitupun data yang empiris. Becermin kepada
keberhasilan MC. Bride mengetuai Miovision, style kepemimpinan( Leadership) memanglah
jadi salah satu aspek bernilai yang ialah penentu. Kesuksesan organisasi dari style
kepemimpinan berarti perilaku serta pendekatan pemimpin dalam membagikan arahan,
mempraktikkan rencana serta strategi serta memotivasi pengikutnya, suasana yang berbeda
mensyaratkan style kepemimpinan yang berbeda.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KEPEMIMPINAN

1. Pengertian Kepemimpinan
Pendapat menurut Kadarusman( 2012) kepemimpinan( Leadership) dipecah 3,
ialah:( 1) Self Leadership;( 2) Team Leadership; serta( 3) Organizational Leadership.
Self Leadership yang memiliki arti mengetuai diri sendiri agar bisa menghindari
sebuah kekandasan dalam menempuh hidup. TeamLeadership yang memiliki arti
mengetuai atau mengelola orang lain. Pemimpinnya diketahui dengan sebutan team
leader( pemimpin kelompok) yang menguasai apa yang jadi tanggung jawab
kepemimpinannya, menyelami keadaan bawahannya, kesediaannya buat meleburkan
diri dengan tuntutan serta konsekuensi dari tanggung jawab yang dipikulnya, dan
mempunyai komitmen untuk memandu setiap bawahannya mengeksplorasi kapasitas
dirinya sampai pada akhirnya menciptakan prestasi paling tinggi. Sebaliknya
organizational leadership dilihat dalam konteks sesuatu organisasi yang dipandu oleh
organizational leader( pemimpin organisasi) yang terdapat dalam dirinya kesanggupan
dalam mengelola sirkulasi bisnis industri yang dipimpinnya, membangun visi serta
misi pengembangan bisnisnya, kesediaan akan dirinya melebur dengan tuntutan serta
konsekuensi tanggung jawab sosial, dan komitmen yang besar buat menjadikan
industri yang dipimpinnya selaku pembawa berkah untuk komunitas baik di tingkatan
lokal, nasional, ataupun internasional.

Bagi Crainer terdapat lebih dari 400 definisi tentang leadership( Mullins,
2005). Dari sekian banyaknya definisi tentang kepemimpinan, terdapat yang
mengatakan kepemimpinan adalah sesuatu aktivitas guna mempengaruhi orang lain.
Kepemimpinan ialah suatu proses guna mempengaruhi kegiatan kelompok.
Kepemimpinan ialah keahlian memeroleh konvensi atau kemufakatan pada tujuan
bersama. Kepemimpinan adalaah sesuatu upaya guna memusatkan orang lain
segingga bisa menggapai tujuan tertentu. Kepemimpinan tidak lain ialah keterikatan
yang satu dan lainnya mempengaruhi antara pemimpin serta pengikutnya. Meski

1
kerap menuai banyak kesulitan menggeneralisir, pada prinsipnya
kepemimpinan( leadership) berkenaan dengan individu ata kelompok untuk
mempengaruhi sikap orang lain guna menggapai suatu tujuan. Terlepas dari itu bukan
berarti kalau tiap orang yang mempengaruhi orang lain untuk sesuatu tujuan bisa
disebut dengan pemimpin.

2. Manajemen Dan Kepemimpinan

Istilah manajemen dan kepemimpinan memang sering dipertukarkan. Hal ini


terjadi karena aktivitas manajemen, yang mencakup perencanaan (planning),
pengarahan (leading), pengorganisasian (organizing), dan pengendalian (controlling),
dianggap tidak berbeda dengan aktivitas kepemimpinan. Namun John Kotter, dari
Harvard Business School mengemukakan pendapatnya bahwa manajemen berkenaan
dengan mengatasi kerumitan, sedangkan kepemimpinan berkenaan dengan mengatasi
perubahan (Robbins, 2003). Hal tersebut dapat dipertegas lagi bahwa kepemimpinan
berkaitan dengan visi terhadap masa depan, sedangkan manajemen berkaitan dengan
mengimplementasikan visi dan strategi yang disajikan oleh para pemimpin. Perbedaan
kedua istilah tersebut dikemukakan juga oleh Robert House dari Wharton School pada
University of Pennsyulvania (Robbins, 2003).

Perihal senada pula dikemukakan oleh Mullins( 2005) yang melaporkan kalau
manajemen berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta
pengendalian aktivitas- aktivitas yang dicoba oleh bawahannya. Sebaliknya
kepemimpinan lebih menekankan pada komunikasi, memotivasi serta mendesak
semangat bawahan supaya berperan secara optimal guna suatu tujuan. Hollingsworth
mengemukakan perbandingan mendasar antara manajemen serta
kepemimpinan( Mullins, 2005), ialah:

1. Seseorang manajer melaksanakan administrasi, sebaliknya seseorang


pemimpin melaksanakan inovasi

2. Seseorang manajer memelihara apa yang terdapat, sebaliknya seseorang


pemimpin membangun apa yang diperlukan

2
3. Seseorang manajer fokus pada sistem serta struktur, sebaliknya seseorang
pemimpin fakus pada pelakunya

4. Seseorang manajer melaksanakan pengawasan, sebaliknya pemimpin


membangun kepercayaan

5. Seseorang manajer memandang hal- hal yang perinci, sebaliknya pemimpin


memandang hal- hal yang universal ataupun menyeluruh

6. Seseorang manajer melaksanakan seluruh sesuatunya dengan benar,


sebaliknya pemimpin memilah apa yang semestinya dicoba.

3. Kekuasaan Dan Kepemimpinan

Dengan kekuasaan, pemimpin akan mampu mempengaruhi sikap atau prilaku tiap
bawahannya. Hersey, Blanchard serta Natemeyer( Thoha, 2010) memberikan
pendapatnya kalau seseorang pemimpin sepatutnya tidak semata-mata memperhitungkan
perilakunya sendiri guna mempengaruhi orang lain, namun begiupun perlu adanya
kesadaran posisi mereka pun mengetahui cara bagaimana mengelola atau menyiasati
kekuasaan yang baik guna mempengaruhi orang lain sehingga menciptakan
kepemimpinan yang efisien.

Kekuasaan (power) sering juga disebut dengan pengaruh( influence) ataupun


otoritas( authority). Ketika terdapat seseorang yang memiliki kekuasaan bisa dikatakan
orang tersebut yang mempengaruhi juga orang tersebut memiliki otoritas/ wewenang
guna menghendaki sesuatu. Penafsiran kekuasaan semacam yang dikemukakan oleh
Walter Nord( Thoha, 2010) merupakan ilmu tentang keterampilan mempengaruhi aliran,
tenaga, serta dana yang ada guna mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dengan
tujuan yang lain. Definisi kekuasaan pula banyak didapati dari berbagai sumber dan pakar
sepeti contohnya Bierstedt yang mengemukakan kekuasaan merupakan keahlian yang
diperuntukan dan digunakan untuk sebuah kekuatan, Roger memaparkan kekuasaan
merupakan sesuatu kemampuan dari suatu pengaruh.

3
Sederhananya yakni, kepemimpinan ialah wujud dari tiap usaha guna mempengaruhi,
lain daripada itu kekuasaan dapat dimaksud sebagai sesuatu kemungkinan pengaruh dari
seseorang pemimpin. Hingga kekuasaan ialah salah satu sumber seseorang pemimpin
guna memperoleh hak untuk mengajak ataupun mempengaruhi orang lain. Sebaliknya
otoritas bisa diformulasikan kedalam sebuah bentuk spesial dari kekuasaan yang
umumnya menopang pada jabatan yang diduduki oleh seorang pemimpin. Dengan
demikian, otoritas merupakan kekuasaan yang disahkan( legitimatized) oleh suatu
peranan resmi seorang dalam sebuah organisasi.

Sumber kekuasaan bisa ditelusuri dari statment Machiavelli pada abad ke- 16 yang
mengungkapkan suatu ikatan yang baik itu terbentuk dari rasa cinta( kekuasaan individu)
serta rasa khawatir( kekuasaan jabatan). Dari perihal tersebut lah Amitai Etziomi
mangulas sumber kekuasaan, ialah kekuasaan jabatan( position power) serta kekuasaan
individu( personal power). Dari sekian banyaknya statment yang melaporkan sumber
kekuasaan, pemikiran French serta Raven( Thoha, 2010) menemukan atensi yang
lumayan luas. Mereka membagi sumber kekuasaan jadi 5, ialah:

1. Kekuasaan kemampuan( expert power) Kekuasaan ini terdapat sebuah akibat dari
kemampuan ataupun kepakaran yang dipunyai oleh seseorang pemimpin. Kekuasaan ini
didasarkan pada pengetahuan, kemampuan, kecakapan serta keahlian seorang dalam
sesuatu bidang tertentu.

2. Kekuasaan legitimasi( legitimate power) Dimana seseorang mempunyai kekuasaan


legitimasi yaitu saat orang tersebut mempunyai jabatan tertentu. Ketika didapati dengan
jabatan yang semakin tinggi, semakin terus menjadi besar pula kekuasaan ataupun
pengaruh yang dimilikinya. Seseorang pemimpin yang mempunyai kekuasaan legitimasi
besar hendak cenderung dipergunakan untuk mempengaruhi orang lain sebab ia
merasakan mempunyai hak ataupun wewenang yang diperoleh dari jabatan dalam sesuatu
organisasi.

3. Kekuasaan rujukan( referent power) Kekuasaan rujukan merupakan kekuasaan


yang dipunyai oleh pemimpin sebab pemimpin tersebut mempunyai karisma ataupun
karakter yang menarik. Dengan demikian pemimpin yang mempunyai karakter yang
menarik pastilah berdampak pula pada bawahan yang dipimpinnya.

4
4. Kekuasaan penghargaan( reward power) Kekuasaan penghargaan merupakan
kekuasaan yang dipunyai pemimpin bersumber dari keahlian pemimpin buat membagikan
hadiah, penghargaan ataupun upah kepada bawahannya sehingga semangat kerja
bawahannya dapat bertambah.

5. Kekuasaan paksaan( coercive power) Kekuasaan paksaan merupakan kekuasaan


yang dipunyai oleh seseorang pemimpin sebab pemimpin tersebut mempunyai posisi
yang sangat kokoh. Kekuasaan ini berlawanan dengan kekuasaan penghargaan sebab
kekuasaan penghargaan membagikan hadiah ataupun penghargaan, sebaliknya kekuasaan
paksaan membagikan hukuman( punishment) atas kinerja yang kurang baik dari
bawahannya. Pastilah setiap seorang pemimpin perlu meiliki yang namanya inisiasi untuk
berhati-hati dalam menjalankan kedudukan ini sebab pada prinsipnya tidak terdapat orang
yang menginginkan memperoleh hukuman.

Pada pertumbuhan pemikiran berikutnya, Raven meningkatkan sumber kekuasaan


yang keenam, ialah kekuasaan data (information power). Setelah itu pada tahun 1979,
Hersey serta Goldsmith meningkatkan sumber kekuasaan yang ketujuh ialah kekuasaan
koneksi (connection power).

4. Teori –Teori Kepemimpinan

Pada dasarnya, teori kompetensi kepemimpinan mempunyai 3 macam ialah


sebagai berikut :( a) teori watak,( b) teori sikap, serta( c) teori area. Ketiga teori
kepemimpinan ini ialah grand theory kepemimpinan. Ketiga teori tersebut bisa
dipaparkan secara rinci selaku berikut;

a) Teori Sifat
Teori sifat sering dikenal pula dengan teori genetik, sebab kabarnya kalau
pemimpin itu dilahirkan turun temurun secara genetika bukan diibentuk. Teori ini
menarangkan suatu eksistensi seseorang pemimpin bisa dilihat serta dinilai bersumber
pada sifat- sifat semenjak lahir menjadikan sebuah ciri tersendiri seolah itu sesuatu
yang diwariskan.

Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan diidentifikasikan bersumber pada atas


watak ataupun karakteristik yang dipunyai oleh para pemimpin. Pendekatan ini
5
mengemukakan kalau terdapat ciri tertentu semacam raga, sosialisasi, serta
intelegensi( kecenderungan) yang esensial untuk kepemimpinan yang efisien, yang
ialah mutu bawaan seorang.

Bersumber pada teori kepemimpinan ini, anggapan bawah yang mencuat merupakan
kepemimpinan membutuhkan serangkaian watak, karakteristik, ataupun perangai
tertentu yang menjamin keberhasilan tiap suasana. Keberhasilan seseorang pemimpin
diletakkan pada karakter pemimpin itu sendiri.

b) Teori Prilaku

Teori ini berupaya menarangkan apa yang dicoba oleh seseorang pemimpin
yang bijaksana, bagaimana cara mereka mendelegasikan tugas, berbicara serta
memotivasi bawahan. Bagi teori ini, tiap orang dapat belajar serta meningkatkan diri
jadi seseorang pemimpin yang bijaksana, tidak bergantung pada sifat- sifat yang telah
menempel padanya. Jadi seseorang pemimpin bukan dilahirkan untuk jadi pemimpin,
akan tetapi untuk menjadikan diri seseorang pemimpin, itu bisa dipelajari dari apa
yang dilakukan oleh pemimpin yang digugu dalam kebijaksanaannya maupun dari
pengalaman.

Teori ini mengutarakan kalau pemimpin haruslah menjalin sebuah ikatan yang saling
terhubungan diantara orang- orang, bukan sifat- sifat ataupun identitas individualis.
Oleh sebab itu, keberhasilan seseorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh keahlian
pemimpin dalam hubungannya serta berhubungan dengan segenap anggotanya

c) Teori Lingkungan
Teori ini mengutarakan pikirannya kalau timbulnya karakter pemimpin itu
ialah hasilkan dari waktu, tempat serta kondisi. Kepemimpinan dalam perspektif teori
area merupakan mengacu pada pendekatan situasional yang berupaya membagikan
model normatif.

Teori ini secara garis besar menarangkan kalau keberhasilan seseorang pemimpin
dalam melaksanakan tugasnya sangat bergantung terhadap caranya seorang pemimpin

6
dalam mengelola sebuah kelompok atau organisasi. Begitupun dangan kondisi dan
suasana yang berbeda, maka berbeda pula caranya ia memimpin kelompok tersebut.

Bersumber pada teori lingkungan, seorang pemimpin haruslah selalu mampu


mengganti gaya atau cara kepemimpinannya yang cocok dengan tuntutan serta
kondisi zaman. Oleh sebab itu, terkait dengan perubahan zaman yang sangat cepat
akan menghendaki style serta model kepemimpinan yang fresh atau gaya
kepemimpinan yang sesuai zamannya. Karena bila pemimpin tidak melaksanakan
pergantian yang cocok dengan kebutuhan zaman, kepemimpinannya hendaklah
menuai kesulitan dalam menggapai kesuksesan secara optimal.

Tingkah laku dalam sebuah kepemimpinan ini bisa dipelajari dari proses belajar serta
pengalaman pemimpin tersebut, sehingga seorang pemimpin guna menghadapi
suasana yang berbeda hendak mengenakan tipe gaya kepemimpinan yang cocok
dengan suasana yang dirasakan.

Pada teori Path- Goal menerangkan suatu perangai seorang pemimpin


mempengaruhi motivasi serta prestasi kerja para bawahannya, dalam suasana kerja
yang berbeda- beda. Teori ini lahir dari teori motivasi pengharapan( espectancy), di
mana motivasi anggota pekerja bersandar pada pengharapannya jika suatu prestasi
yang besar ialah sebuah investasi guna memperoleh hasil- hasil positif. Serta guna
langkah mewaspadai diri akan hasil- hasil negatif. Teori Path menerangkan gambaran
sikap( style) seseorang pemimpin mempengaruhi prestasi kerja bawahannya. Dalam
teori Path- Goal disebutkan empat cara (style) dalam kepemimpinan :

1. Directive leadership, Jenis ini sama dengan wujud kepemimpinan autokratis Lipit,
serta White. Para anggita mengenali secara pasti apayang di idamkan pemimpin
terhadap dirinya serta pengarahan yang diberikan. Anggota tidak diberi peluang
berpartisipasi dalam mengemukakan komentar.

2. Supportive leadership, merupakan style kepemimpinan yang menampilkan


keramahan selaku pemimpin, yang sering dijumpai anggota dan menampilkan
perilaku memerhatikan antar individunya.

7
3. Partisipative leadership, merupakan style kepemimpinan yang mengharapkan
saran- saran ataupun gagasan hasil pikiran para anggotanya, namun dia yang
memastikan dalam pengambilan keputusan.

4. Achievement oriented ledearship, yang dimaksud adalah pemimpin memberi


kepercayaan penuh kepada para anggota guna mewujudkan tujuan ataupun hasil serta
prestasi yang baik.

2.2 KEPEMIMPINAN STRATEGI


1. Pengertian Kepemimpinan Strategi

Kepemimpinan strategi aialah penerapan keahlian berbagai bentuk


kepemimpinan guna memvisualisasikan, merancang, mengordinasi, serta menjadikan
olahan yang paling baik dari sumber energi yang mereka miliki untuk mencapai
sebuah efektifitas strategi yang baik dan menuai keberhasilan.

Para pemimpin strategi mengolah segala rencana strategis mereka dengan manajemen
strategis. Penanaman Etika dalam organisasi sangat penting bagi mereka guna
menghormati kedudukan kepemimpinan serta visi secara menyeluruh guna
terwujudnya segala apa yang direncanakan dalam visi.

Produktivitas serta pola pikir manajemen menjadi suatu kedudukan serta menjadi
peran utama bagi para pemimpin itu berpikir dengan cara mereka untuk mengetahui.
Pola pikir strategis menggambarkan pada kita yang sebut strategic agility: keahlian
dalam menelaah sebuah konsep atau gambaran besar yang berhubungan dengan
persoalan dimasa lampau dan saat ini. Pemimpin strategis mempunyai keahlian unik
guna menciptakan strategi serta metodologi terbaik agar dapat membawa organisasi
mereka senantiasa kompetitif dalam jangka waktu yang lama dalam pasar.

8
Adaptasi diri perlu diterapkan untuk keberlangsungan dalam sebuah
strategi kepemimpinan, apakah itu teknologi yang ada, cuaca yang berganti,
ekonomi yang berfluktuasi ataupun faktor- faktor lain yang pengaruhi, serta
organisasi tanpa pemimpin strategis berisiko kandas dalam mengalami faktor-
faktor ini.

Supaya organisasi senantiasa relevan di dunia yang terus berganti, para


pemimpinnya haruslah mempunyai keahlian guna melangsungkan strategi secara
efektif, memberdayakan sumber energi yang ada sebagai kesediaan sarana layanan
serta menghasilkan strategi yang nantinya bisa menjadi penunjang keberhasilan dan
kesuksesan organisasi. Berikut sepuluh keahlian yang sangan penting yang wajib
dipunyai seseorang pemimpin strategis ialah:

1. Pemikiran strategis

Seorang pemimpin strategis pertama-tama harus menjadi seorang visioner dan


pemikir strategis. Mereka harus berpikir dengan tujuan akhir, dan mereka harus fokus
pada tugas-tugas yang diperlukan.

2. Keterampilan komunikasi

Mampu mengomunikasikan visi ke mana organisasi harus menuju sangat penting.


Pemimpin strategis harus memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk
mengomunikasikan visi mereka dengan tim secara akurat.

3. Perencanaan strategis

Karena organisasi bergantung pada sistem untuk menghemat waktu, uang, dan
sumber daya, memahami bagaimana membuat sistem untuk inisiatif yang
direncanakan sangat penting.

4. Mengukur tujuan dan hasil utama (OKR)

9
Pemimpin strategis harus mampu menciptakan kerangka kerja penetapan tujuan
yang mendefinisikan dan melacak tujuan dan hasil mereka.

5. Strategic agility

Mampu mengubah visi jangka panjang organisasi menjadi tujuan harian


merupakan bagian integral dari kepemimpinan strategis. Pemimpin strategis harus
memiliki perspektif yang luas untuk dapat menerapkan visi secara menyeluruh di sini
dan saat ini.

6. Kesadaran

Para pemimpin strategis memahami bagaimana tindakan dan suasana hati mereka
memengaruhi tim. Mereka harus berpikir sebelum bertindak, memiliki kecerdasan
emosional, dan dapat mengendalikan suasana hati yang mengganggu atau negatif.

7. Kepercayaan dan keandalan

Anda dapat mengandalkan pemimpin strategis. Mereka mengejar tujuan mereka


dengan semangat dan tekad yang kuat, dan mereka tidak berhenti sampai visi mereka
berubah menjadi kenyataan.

8. Eksekusi

Pemimpin strategis adalah orang yang ahli dalam implementasi strategi. Mereka
memahami bagaimana mengubah tujuan menjadi tindakan dan tindakan menjadi hasil.
Mereka mmpu memaksimalkan sistem dan sumber daya yang dimiliki.

9. Integritas

10
Berpijak pada integritas dan kasih sayang adalah bagian penting dari
kepemimpinan strategis. Pemimpin strategis harus dapat mempertimbangkan ide,
perasaan, dan perspektif tim mereka sebelum membuat keputusan.

10. Manajemen

Pemimpin strategis memahami bagaimana memimpin tim. Mereka tahu


bagaimana mengalokasikan sumber daya, mendelegasikan tanggung jawab, dan
memberdayakan bawahan mereka untuk membuat keputusan atas nama mereka.

2. Konsep Kepemimpinan Strategi

Perkembangan yang terjadi pada berbagai lini kehidupan (profit dan non profit)
cendrung menimbulkan permasalahan-permasalahan dan tantangantantangan baru,
yang variatif dan intensitasnya cendrung meningkat. Keadaan itu akan membawa
dampak yang lebih besar dan luas pada tugas-tugas yang tanggung jawab yang
diemban serta bervariasinya sistem yang dibutuhkan. Praktik-praktik kepemimpinan
yang selama ini boleh jadi membutuhkan penyempurnaan atau perubahan baik tataran
konsep, maumpun implementasi untuk menangani perkembangan yang ada. Untuk itu
kebutuhan akan aplikasi konsep Stategic Management & Stategic Planning sangat
aman diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi stagnasi sutau lembaga atau
organisasi.

Dalam Sedarmayanti (2014) dikemukakan konsep-konsep yang berkaitan dengan


konsep strategi untuk dikuasai adalah :

1. Distinctive competence, tindakan yang dilakuan oleh perusahaan agar dapat


melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.

2. Competitive adventage, keunggulan bersaing disebabkan pilihan strategi yang


dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar.

3. Strategi fokus, cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar


yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan menggunakan strategi
kepemimpinan biaya menyeluruh/ deferensiasi.

11
Dari konsep tersebut diartikan bahwa manajemen strategi merupakan sistem
dalam satu kesatuan, yang memeliki komponenkomponen yang saling berhubungan,
saling mempengaruhi, dan bergerak bersama-sama (secara serentak) ke arah yang
sama untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Intinya kepemimpinan
strategi adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber daya organisasi, dan
bagaimana pemamfaatan sumber daya yang dimiliki dan yang ada dapat digunakan
secara efektif untuk memenuhi tujuan strategi.

Lebih lanjut Edy Mulyasa (2003) mengungkapkan bahwa konsep-konsep dasar


tentang manajemen strategis dikemukakan Wheelen and Hunger (1995) sebagai
berikut:

a. Manajemen stategis merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial


yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang, yang meliputi
pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi dan
pengendalian.

b. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi kesempatan


(opportunity), dan ancaman (threat) lingkungan dipandang dari sudut kekuatan
(strength) dan kelemahan (weakness).

c. Keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datan dan dalam jangka
yang panjang untuk organisasi secara keseluruhan dan memiliki tiga karakteristik,
yaitu rare, sonsequential, dan directive.

d. Manajemen strategis pada banyak organisasi cendrung dikembangkan dalam empat


tahap, mulai dari perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pengendalian.

e. Organisasi yang menggunakan manajemen strategi cendrung berkinerja lebih baik.

f. Model manjemen strategis mulai dari pengamatan lingkungan ke perumusan


strategi, termasuk penetapan misi, tujuan strategi, dan kebiajakn menuju ke
implementasi strategi, termasuk pengembangan program, anggaran, dan prosedur,
yang berakhir dengan evaluasi dan pengendalian.

12
g. Perusahaan besar cendrung memeliki tigal level strategi, yang berintraksi dan
terintegrasi dengan baik untuk keberhasilan perusahaan.

Dengan semua konsep yang ada tentang strategi di atas yang dikemukakan bahkan
yang dikembangkan oleh para pakar diharapkan kedepan suatu lembaga atau
organisasi dapat berkembang lebih baik dan maju serta dapat mempertahankan
keunggulannya secara kompetitif dan dapat bersaing lebih maju serta lebih baik dari
lembaga atau organisasi lainnya yang dijadikan sebagai pesaing atau mitra.
Keunggulan kompetitif ini hendaknya berkelanjutan dengan terus-menerus beradaftasi
pada perubahan-perubahan dan perkembangan dalam tren serta kegiatan eksternal,
konpetensi dan sumber daya internal, disamping itu penarapan strategi dan nilai-nilai
strategi secara konsisten akan dapat memperkokoh kepemimpinan strategi.

Sejalan dengan konsep manajemen strategi yang senantiasa selalu menyikapi


dinamika (perubahan dan perkembangan) yang terjadi pada lingkungan lembaga atau
organisasi, dapat dikemukakan bahwa karakteristik manajemen strategi ini
sebagaimana pendapat Sedarmayanti (2014) adalah sebagai berikut :

1. Bersifat jangka panjang.

2. Bersifat dinamik.

3. Merupakan sesuatu yang terpadu oleh manajemen operasional.

4. Perlu dimotori oleh unsur pada manajer tingkat puncak.

5. Berorientasi dan mendekati untuk masa depan.

6. Senantiasa harus didorong dan didukung dalam pelaksanaan oleh semua sumber
daya ekonomi yang tersedia

Selanjutnya berkaitan dengan langkah model manajemen strategi sebagaimana


konsep J. David dalam Sedarmayanti (2014) yaitu (1) Pengamatan lingkungan
eksternal (lingkungan sosial yaitu potensi yang ada dan lingkungan tugas yaitu
budaya kerja organsasi yang berjalan) dan internal (struktur budaya sumber daya yaitu
prosedur dan wewenang). (2) Perumusan strategi yang meliputi penyusunan misi,

13
tujuan, strategi (langkah-langkah operasional) dan kebijakan. (3) Implementasi
strategi yang meliputi pelaksanaan program, pelaksanaan dan penyesuaian anggaran,
prosedur (pelaksanaan proses tang teratur dan berkesinambungan dengan mekanisme
kerja yang tepat) yang mengarah kepada kepuasan pelaggan dengan pelayanan prima.
(4) Evaluasi dan Pengendalian terhadap kinerja semua komponennya.

3. Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan Strategi

Kelebihan kepemimpinan strategis

 Visi: Ketika organisasi memiliki visi yang mereka tuju, mereka dapat menetapkan
tujuan jangka pendek yang membantu mereka mencapai tujuan jangka panjang.
 Perencanaan: Organisasi lebih siap untuk mencapai tujuan dan menangani
keputusan strategis ketika mereka memiliki rencana yang dipikirkan dengan
matang.
 Sistem strategis: Organisasi dapat menghemat waktu, uang, dan sumber daya
ketika mereka membuat kerangka kerja dan sistem untuk mendukung perubahan
strategis.
 Mendorong persatuan: Kepemimpinan yang efektif mendorong persatuan dan
kolaborasi antar departemen. Pemimpin strategis menghargai pendapat dan
masukan anggota tim.
 Kejelasan: Ketika pemimpin strategis mengomunikasikan dengan jelas
bagaimana tugas berhubungan dengan tujuan secara menyeluruh, maka akan lebih
mudah bagi anggota tim untuk memahami mengapa pekerjaan mereka sangat
bermakna.

Kekurangan kepemimpinan strategis

 Kurangnya fleksibilitas: Ketika rencana strategis diimplementasikan di seluruh


perusahaan, akan sulit bagi para pemimpin strategis untuk mengubah kerangka
kerja mereka jika ada sesuatu yang perlu diubah.
 Kesulitan memprediksi masa depan: Memprediksi masa depan memainkan
peran utama dalam bagaimana para pemimpin strategis beroperasi, tetapi tidak
selalu mungkin untuk memprediksi masa depan secara akurat.

14
 Bisa mahal: Rencana strategis yang sukses dapat meningkatkan keuntungan dan
kesuksesan bisnis secara keseluruhan. Tetapi jika sebuah rencana tidak berhasil,
itu bisa mengakibatkan kehilangan departemen, PHK, atau proyek yang
dibatalkan.
 Pertumbuhan yang terhenti: Jika pemimpin strategis terlalu konservatif atau
terlalu liberal dalam mengambil risiko, hal itu dapat menghambat pertumbuhan
organisasi atau mencegah organisasi melihat masalah yang sedang meningkat.
 Kurangnya kehadiran: Jika pemimpin strategis berjuang dengan menemukan
keseimbangan antara melihat ke masa depan dan menangani masa sekarang, itu
dapat mencegah mereka mengatasi masalah saat ini dalam organisasi.

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kepemimpinan merupakan bagian dari proses mengelolaan juga mempengaruhi dan


mengarahkan berbagai aktivitas yang sifatnya keanggotaan atau kelompok.

(Team Leadership) “mengutip dari gagasan” kadrusman, yang memaparkan tentang


kepemimpinan atau cara pengelolaan orang lain. Pemimpin diketahui dengan sebutan team
leader (pemimpin kelompok) yang secara kordinasi ialah orang yang memegang kendali atas
kelompoknya dan apa yang jadi tanggung jawab di kepemimpinannya, menyelami keadaan
bawahannya, kesediaannya meleburkan diri dengan tuntutan serta konsekuensi dari tanggung
jawab yang dipikulnya, dan mempunyai komitmen untuk memandu setiap bawahannya
mengeksplorasi kapasitas dirinya sampai pada akhirnya menciptakan prestasi paling tinggi.

Sungguh suatu persoalan yang kompleks untuk membahas seorang pemimpin, dimana
pemimpin harus memiliki perangai atau karakter yang mampu mendukung para anggotanya
mencapai keberhasilan dalam visi. Dimana pemimpin harus mampu mengayomi anggotanya,
dimana juga pemimpin mampu menyelami karakter dan mampu membaca situasi dan kondisi
lapangan serta membaca kelebihan dan kekurangan organisasinya sendiri, serta mampu
menjadikan segala cara yang digunakan atau tingkahlakunya yang bisa menjadikan contoh
yang baik sehingga bisa menuai rasa saling percaya atau yakin akan pemimpin yang baik bagi
anggotanya, sehingga anggota merasa aman dan termotivasi akan perangai yang baik untuk di
gugu dan ditiru.

Kepemimpinan Strategi merupakan pengimplementasian berbagai bentuk


kepemimpinan dalam mengolah atau mengordinir suatu kelompok, demi mencapai sebuah
tujuan.

16
Kemampuan membaca sebuah konsep persoalan dimasa kini dan dimasa yang akan datang
adalah hal yang harus dimiliki seorang pemimpin guna merancang atau mengonsep strategi
kelompoknya demi keberlangsungan kinerja yang efektif dalam jangka waktu yang lama.
Produktivitas berpikir didalam kepala seorang pemimpin tentang manajemen sebagai acuan
yang sangat intim guna keberlangsunan kelompok.

Pada intinya Kepemimpinan Strategi merupakan sebuah Seni dalam berpikir, dalam
merenungi sebuah keadaan, juga dalam pengimplementasian sebuah sikap atau prilaku
pemimpin yang baik dari hasil pemikiran dan perenungan sehingga terbentuk sebuah strategi
dan konsep yang relevan dalam penerapan sebuah organisasi dan berbuah keberhasilan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, In
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, In
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.

18
United States of America:
Hill
Companies, In
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, In
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, In
DAFTAR PUSTAKA
19
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, In
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, In
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
20
Companies, In
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, In
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, Inc.
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
21
United States of America:
Hill
Companies, Inc.
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, Inc.
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, Inc.
DAFTAR PUSTAKA
22
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, Inc.
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charless. 2013.
International Business.
United States of America:
Hill
Companies, In
DAFTAR PUSTAKA

Kadarusman, D. 2012. Natural Intelligence Leadership: Cara Pandang Baru Terhadap


Kecerdasan dan Karakter Kepemimpinan. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Chairunnisa, Connie. Manajemen Pendidikan dalam Multi Perspektif. Depok: PT.
Rajagrafindo Persada. 2016
Sedarmayanti, Manajemen Strategi, Refika Aditama, Bandung, 2014.

23
24

Anda mungkin juga menyukai