Anda di halaman 1dari 26

GAYA KEPEMIMPINAN

Disusun Oleh : Kelompok 5


Yasri Amri 226100011

Zidan Fathur Rahman 226100017

Ilma Siti Aisyah 226100018

Dila Hestiana 226100022

Amelia Rahma Yani 226100023

Hervin Nurfebriansyah 226100025

Putri Arida 226100028

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
CIANJUR
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
berjalan dengan baik. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu N Marlina,
SE.,M.Si selaku dosen mata kuliah Kepemimpinan yang telah memberikan tugas
pembuatan makalah ini yang dalam prosesnya banyak memberi pelajaran,
pengetahuan, serta pengalaman untuk penulis sekaligus, menjadi motivasi dan
semangat baru untuk penulis.

Makalah ini berjudul “GAYA KEPEMIMPINAN” yang tentunya di


dalamnya berisikan hal-hal mengenai informasi tentang Gaya Kepemimpinan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
makalah ini dapat memudahkan dan membantu siapapun yang menjadi
pembacanya serta dapat menuai manfaat di kemudian hari.

Cianjur, 24 September 2023


Kelompok 5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah..................................................5
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan.......................................................................6
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Jenis Gaya Kepemimpinan.............................................................................7
2.2 Karakteristik Pemimpin.................................................................................9
2.3 Pengaruh kepemimpinan terhadap tim.........................................................10
2.4 Teori Kepemimpinan Situasional atau Kontingensi....................................13
2.6 Contoh Pemimpin Terkenal..........................................................................17
2.6 Tantangan Kepemimpinan..........................................................................19
2.7 Etika Kepemimpinan....................................................................................20
2. 8 Studi Kasus..................................................................................................22
BAB III..................................................................................................................25
PENUTUP..............................................................................................................25
3.1 Kesimpulan...................................................................................................25
3.2 Saran.............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
lain. Gaya kepemimpinan banyak mempengaruhi keberhasilan seorang
pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya. Kepemimpinan di
suatu organisasi perlu mengembangkan staf dan membangun iklim motivasi
yang menghasilkan tingkat kinerja yang tinggi, sehingga pemimpin perlu
memikirkan gaya kepemimpinannya.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin diduga akan sangat mempengaruhi
kondisi kerja, dimana akan berhubungan dengan bagaimana karyawan
menerima suatu gaya kepemimpinan, senang atau tidak, suka atau tidak. Di
satu sisi gaya kepemimpinan tertentu diduga dapat menyebabkan peningkatan
kinerja disisi lain dapat menyebabkan penurunan kinerja. Suatu perilaku
seseorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu group ke arah
pencapaian tertentu.
Ada dua dimensi kepemimpinan yang muncul bila ditinjau dari sisi
kepemimpinan yaitu Initiating structure (Struktur inisiatif) dan consideration
(perhatian). Struktur inisiatif merupakan perilaku pemimpin di dalam
menentukan hubungan kerja antara dirinya dengan yang dipimpin, dan
usahanya di dalam menciptakan pola organisasi, mematuhi aturan dan
prosedur kerja yang jelas. Sedangkan perhatian menyangkut perilaku yang
menunjukkan persahabatan, kepercayaan timbal balik, saling menghormati,
kehangatan, dan hubungan antara pemimpin dan pengikut.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana jenis gaya kepemimpinan?
2. Karakteristik pemimpin itu apa saja?
3. Bagaimana pengaruh terhadap tim?
4. Situasional vs gaya kepemimpinan itu bagaimana?
5. Apa saja yang termasuk kedalam pengembangan kepemimpinan?
6. Tantangan dan etika kepemimpinan ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
diatas, maka tujuan penelitian ini antara lain :
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana gaya kepemimpinan bila dilihat dari
kepemimpinan otoriter, demokratis, transaksional dan lain-lain.
2. Untuk mendeskripsikan karakteristik pemimpin.
3. Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap tim.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis Gaya Kepemimpinan


Sebelumyna gaya kepemimpinan berarti gaya pimpinan yang digunakan
pimpinan tersebut guna mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi
tercapai. Dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola
perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan didalam memimpin
suat organisasi.
Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur
utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan
(supporting behavior). Sedangkan berdasarkan kepribadian maka gaya
kepemimpinan dibedakan menjadi (Robert Albanese, David D. Van Fleet,
1994) :
1. Gaya Kepemimpinan Kharismatis
Gaya kepemimpinan kharismatis adalah gaya kepemimpinan yang
mampu menarik atensi banyak orang, karena berbagai faktor yang
dimiliki oleh seorang pemimpin yang merupakan anugerah dari Tuhan.
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah kuning. Kelebihan gaya
kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka
terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat.
Biasanya pemimpin dengan kepribadian kuning ini visionaris. Mereka
sangat menyenangi perubahan dan tantangan. Namun, kelemahan
terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan dengan
peribahasa “ Tong Kosong Nyaring Bunyinya ”. Mereka mampu menarik
orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama,
Ada beberapa cara sehingga Gaya kepemimpinan kharismatis bisa
efektif. Diantaranya :
a) Mereka belajar untuk berkomitmen, sekalipun seringkali mereka
akan gagal.
b) Mereka menempatkan orang-orang untuk menutupi kelemahan
mereka, dimana kepribadian ini berantakan dan tidak sistematis.

2. Gaya Kepemimpinan Otoriter


Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang
memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya
sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para
bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam gaya
kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan

Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga berperan


sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi
jalan keluar bila anggota mengalami masalah, Kepribadian dasar
pemimpin model ini adalah merah. Kelebihan model kepemimpinan
otoriter ini ada pada pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok
yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia
memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang
ada adalah hasil . Gaya kepemimpinan otoriter ini kadang kala
menekankan kepada bawahannya supaya tidak menjadi ancaman, dengan
kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak mungkin
dicapai. Gaya kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila ada
keseimbangan antara disiplin yang diberlakukan kepada bawahan serta
ada kompromi terhadap bawahan
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang
utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah putih. Pada gaya
kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar.
Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran
yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut,
anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Gaya kepemimpinan
demokratis ini akan efektif bila :
a) Pemimpin mau berjuang untuk berubah ke arah yang lebih
b) Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-win solution,
ada kalanya terjadi win-loss solution. Pemimpin harus
mengupayakan agar dia tidak selalu kalah, tetapi ada kalanya
menjadi pemenang.

4. Gaya Kepemimpinan Moralis


Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang
paling menghargai bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini
adalah biru. Biasanya seorang pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat
dan sopan kepada semua orang. Pemimpin bergaya moralis pada
dasarnya memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para
bawahannya. Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila :

a) Keberhasilan seorang pemimpin moralis dalam mengatasi


kelabilan emosionalnya seringkali menjadi perjuangan seumur
hidupnya.
b) Belajar mempercayai orang lain atau membiarkan melakukan
dengan cara mereka, bukan dengan cara anda.
2.2 Karakteristik Pemimpin
Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh kouzes & posner (2004:26-27)
ada 20 karakteristik dari seorang pemimpin :
1. Jujur
2. Berorientasi ke depan
3. Kompeten
4. Membangkitkan semangat
5. Cerdas
6. Berwawasan adil
7. Berwawasan luas
8. Mendukung
9. Dapat dipercaya
10. Dapat diandalkan
11. Kooperatof
12. Tegas
13. Imajinatif
14. Ambisius
15. Berani
16. Perhatian
17. Dewasa
18. Setia
19. Pengendalian diri
20. Independen
Sedangkan menurut Amirullah (2015:17) Analisis yang terkait pada
penelitian yang dilakukan oleh Stogdill (1974) mengungkapkan sejumlah
karakter yang secara konsisten menunjukkan ciri-ciri pemimpin efektitif.
Karakter-karakter tersebut adalah:
1. Rasa tanggung jawab;
2. Semangat;
3. Kemauan keras;
4. Mengambil resiko;
5. Orisinalitas;
6. Kepercayaan diri;
7. Kapasitas untuk menangani tekanan;
8. Kapasitas untuk mempengaruhi;
9. Kapasitas untuk mengkoordinasikan apa upaya-upaya orang lain dalam
mencapai tujuan

2.3 Pengaruh kepemimpinan terhadap tim


Kepemimpinan merupakan proses pengaruh social dalam hubungan
interpersonal. Pemimpin mempengaruhi bawahan atau pengikut kearah yang
diinginkan. Pengaruh secara umum merupakan perubahan atau dampak dari
suatu pihak terhadap pihak lain. Pengaruh dalam kontek kepemimpinan
dimaksudkan adalah perubahan berdasarkan kepribadian dari pemimpin
terhadap anggota/pengikut.
Kepribadian pemimpin seperti sikap atau perilaku tindakan keteladanan
menyebabkan adanya perubahan sikap (attitude) dan perilaku
anggota/pengikut kearah yang diinginkan.Contoh :
a. Manajer keuangan kerja keras, maka dicontoh oleh anak
buah/bawahan.
b. Pemimpin selalu konsisten pada disiplin, maka diikuti oleh
anggota/pengikut.
c. Manajer menggunakan pengaruh untuk merubah moril karyawan.

1. Taktik pengaruh;
Konseptualisasi Sembilan macam jenis taktik mempengaruhi
adalah sebagai berikut;
a. Taktik persuasi rasional (Rational persuation tactics)
Mempengaruhi dengan menggunakan argumentasi logis dan bukti
factual yang masuk akal, sehingga anggota/pengikut melaksanakan apa
yang diinginkan oleh pemimpin.
b. Taktik permintaan inspirasional (Insprirational appeals tactics)
Mempengaruhi dengan menggunakan permintaan yang
membangunkan dan meningkatkan rasa percaya diri bagi
anggota/pengikut untuk melaksanakan apa yang diinginkan oleh
pemimpin.
c. Taktik konsultan (Consultation tactics)
Mempengaruhi dengan mencari dan menggunakan partisipasi dari
anggota/pengikut untuk melaksanakan apa yang diinginkan oleh
pemimpin.
d. Taktik menjilat (Ingratitaion tactics)
Mempengaruhi dengan menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah
tamah, atau perilaku yang menyenangkan anggota/pengikut untuk
melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpin.
e. Taktik permintaan pribadi (Personal appeals tactics)
Mempengaruhi dengan menggunakan perasaan anggota/pengikut
mengenai kesetiaan terhdap pemimpin perihal apa yang diinginkan
oleh pemimpin.
f. Taktik pertukaran (Exchange tactics)
Mempengaruhi dengan menggunakan pertukaran, dimana pemimpin
membalas memberikan suatu sumber daya tertentu, apabila
anggota/pengikut melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpin.
g. Taktik koalisi (Coalilition tactics)
Mempengaruhi dengan menggunakan bantuan dan dukungan pihak
lain, sehingga anggota/pengikut melaksanakan apa yang diinginkan
oleh pemimpin.
h. Taktik mengesahkan (Legitimating tactics)
Mempengaruhi dengan menggunakan validitas bahwa apa yang
diinginkan pemimpin adalah sebagai otoritasnya dan konsisten dengan
kebijakan atau norma organisasi, sehingga anggota/pengikut
melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpin tersebut.
i. Taktik menekan (pressure tactics)
Mempengaruhi dengan menggunakan permintaan, ancaman,
peringatan terus menerus, sehingga anggota/pengikut melaksanakan
apa yang diinginkan oleh pemimpin.
2. Hasil pengaruh
Keberhasilan usaha mempengaruhi secara kualitatif dibedakan
menjadi tiga bagian sebagai berikut :
a. Komitmen (Commitment)
Komitmen dimana anggota/pengikut (orang yang dipengaruhi) setuju
dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpin (orang yang
mempengaruhi).
b. Kepatuhan (Compliance)
Kepatuhan dimana anggota/pengikut patuh dan bersedia untuk
melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpin, namun bersikap
apatis.
c. Perlawanan (Resistance)
Perlawanan dimana anggota/pengikut menentang dan menghindari
untuk tidak melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpin.

2.4 Teori Kepemimpinan Situasional atau Kontingensi


Kepemimpinan kontingensi dapat dibedakan atas beberapa model,
diantaranya yaitu :
1. Model Kepemimpinan Situasional (Kontingensi) dari Fiedler
Menurut Fiedler ada hubungan perilaku atau gaya kepemimpinan
dengan situasi yang dapat mempengaruhi kepemimpinan untuk
mengefektifkan organisasi. Fiedler di dalam Kreitner dan Kinicki
(1989:459) mengatakan bahwa terdapat tiga dimensi di dalam situasi yang
dihadapi pemimpin, yaitu:
a. Hubungan pemimpin-anggota
Dimensi ini merupakan variable yang sangat penting/kritis dalam
menentukan situasi yang menguntungkan.
b. Derajat dari susunan tugas
Dimensi ini merupakan variable yang sangat penting/kritis kedua
dalam menentukan situasi yang menentukan.
c. Posisi kekuasaan pemimpin
Dimensi ini yang diperoleh melalui kewenangan formal.
Merupakan variable penting/kritis ketiga dalam menentukan situasi
yang sangat menguntungkan.

Situasi yang menguntungkan dalam menjalankan kepemimpinan


adalah hubungan baik antara pimpinan dengan anggota organisasi
(pemimpin diterima oleh orang-orang yang dipimpinnya), ada hubungan
serasi, suasana persahabatan, tugas-tugas disusun secara jelas. Dalam situasi
ini kedudukan atauposisi kekuasaan formal pemimpin menjadi tegas dan
kuat.

2. Model Kepemimpinan Situasional Tiga Dimensi dari Reddin


Reddin mengembangkan ketiga orientasi kepemimpinan tersebut
menjadi 8 perilaku/gaya kepemimpinan :
1) Deserter (pembelot): menunjukkan kepemimpinan yang tidak ada
rasa keterlibatan dengan anggota dan organisasi, moral rendah,
tindakannya sukar diprediksi.
2) Missionary (pelindung dan penyelamat): menunjukkan perilaku
kepemimpinan sebagai penolong yang lemah dan menganggap
mudah masalah yang dihadapi.
3) Autocrat (otokrasi): menunjukkan perilaku yang keras kepala, mau
menang sendiri.
4) Compromiser (kompromis): menunjukkan perilaku kepemimpinan
yang tidak tetap pendirian, menunda-nunda dan bahkan tidak
membuat keputusan, berawawasan dangkal.
5) Bureaucrat (birokrat): menunjukkan perilaku kepemimpinan yang
patuh dan taat pada aturan, memiliki kemampuan berorganisasi,
cenderung lugu.
6) Developer (pengembangan): menunjukkan perilaku kepemimpinan
kreatif, melimpahkan wewenang, dan menaruh kepercayaan yang
tinggi pada anggota organisasi.
7) Benevolentautautocrat (otokrasi yang/disempurnakan):
menunjukkan perilaku kepemimpinan dalam bekerja lancar dan
tertib, ahli dalam pengorganisasian, dan memiliki rasa keterlibatan
diri dalam menggunakan wewenang.
8) Executive (eksekuutif): menunjukkan perilaku kepemimpinan
bermutu tinggi, mampu memotivasi anggota dan berwawasan luas.

3. Model Kepemimpinan Kontinum dari Tannebbaum dan Schmidt


Menurut Tannebbaum dan Schmidt, ada 3 faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam merealisasikan kepemimpinan yang efektif yakni :
a. Kekuatan pemimpin : kondisi diri seorang pemimpin yang mendukung
dalam melaksanakan kepemimpinannya, seperti latar belakang
Pendidikan, kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai dalam hidup.
b. Kekuatan anggota : kondisi diri anggota organisasi yang mendukung
pelaksanaan kepemimpinan, seperti : Pendidikan/pengetahuan,
pengalaman, motivasi kerja, tanggung jawab.
c. Kekuatan situasi : situasi dalam interaksi antara pemimpin dan
anggota, seperti : suasana atau iklim kerja, suasana organisasi secara
keseluruhan, termasuk budaya organisasi, tekanan waktu dalam
bekerja.

Berdasarkan 3 kekuatan itu Tannebbaum dan Schmidt mengembangkan


model kontinum perilaku atau gaya kepemimpinan yang dilakukan dalam
bentuk pengambilan keputusan sebagai inti kepemimpinan. 7 perilaku atau
gaya tersebut adalah :

1) Pemimpin sebagai pengambil keputusan


2) Pemimpin menawarkan keputusan
3) Pemimpin menyampaikan gagasan dan meminta anggota
membahasnya sebelum diputuskan
4) Pemimpin menawarkan keputusannya yang boleh didiskusikan dan
dapat diubah sebelum ditetapkan
5) Pemimpin menyampaikan masalah, menerima saran, dan membuat
keputusan
6) Pemimpin menyerahkan pembuatan keputusan pada anggota dengan
didahului memberi batas-batas yang tidak boleh dilampaui
7) Pemimpin mempercayakan pada anggota organisasi sebagai bawahan
untuk menjalankan fungsinya dalam batas-batas yang ditetapkan
pimpinan sebagai atasan.

2.5 Pengembangan Kepemimpinan

Banyak ditemui definisi mengenai apa itu kepemimpinan, salah


satunya Kepemimpinan dapat dartikan sebagai kemampuan mendorong
sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah dalam tujuan bersama.

Kepemimpinan dapat pula diidentikan dengan pengaruh.


Kepemimpinan adalah kemampuan memperoleh pengikut. Setiap orang
mempengaruhi seseorang, kita masing-masing mempengaruhi dan
dipengaruhi orang lain. Itu berarti bahwa kita semua memimpin dalam
beberapa bidang sementara dalam bidang lainnya kita dipimpin.
Kekuasaan untuk membantu para pemimpin maju adalah komunikasi,
pengakuan dan pengaruh.
Menurut Abraham Maslow kepemimpinan adalah mewujudkan
potensi diri sepenuhnya serta membantu orang lain untuk mewujudkan
potensi mereka. Ini lah yang akan menjadi pembahasan mendalam kita
mengenai pengembangan kepemimpinan, dimana pemimpin selain
memiliki potensi dan membantu orang lain mewujudkan potensinya serta
bagaimana potensi dirinya dan orang yang dipimpinnya senantiasa pula
ikut berkembang.

Pengembangan kepemimpinan adalah usaha untuk meningkatkan


kemampuan kepemimpinan ketingkat yang lebih tingi. Inti dari
kepemimpinan adalah pengaruh, yaitu kemampuan untuk mendapatkan
pengikut. Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar orang lain
mau mengikuti dengan rela dan sadar, inilah yang perlu dikembangkan
mulai dari tigkat awal sampai ketingkat yang paling tinggi.

Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell,”The only way that I


can keep leading is to keep growing. The the day I stop growing,
somebody else takes the leadership baton. That is way it always it.” Satu-
satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus
senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan
mengambil alih kepemimpinan tersebut.

Joe Reynolds (seorang President Leadership Dynamic, Inc., sebuah


perusahaan konsultan/ pelatihan yang bermarkas di Houston, Texas)
mengungkapkan terkait tentang pengembangan kepemimpinan yaitu
kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang positif, selalu
berusaha untuk mewujudkan visi pribadi akan hasil terbaik dengan
bekerja sama saling menguntungkan dengan orang lain. Kepemim pinan
yang positif mencakup:

1. Tindakan individu-individu yang produktif dan bertanggung


jawab oleh pemimpin maupun pengikutnya.
2. Kontribusi untuk diri sendiri, masyarakat, organisasi, Negara,
dan seluruh umat manusia.
3. Pemimpin dan pengikut melakukan apa yang mereka ingin lakukan
disamping menjadi apa yang mereka cita-citakan.
4. Resiko dan pengorbanan.

2.6 Contoh Pemimpin Terkenal

Karl Heinrich Marx lahir di kota Trier di distrik Moselle, Prussian


Rhineland, Jerman, pada tanggal 5 Mei 1818. Dilihat dari silsilah
keluarga, Marx termasuk keturunan rabbi Yahudi dari garis keturunan
ibunya yang bernama Henrietta. Ayahnya bernama Heinrich seorang
pengacara sukses dan terhormat di Trier. Marx dan keluarganya
penganut Kristen Protestan

Kepribadian Marx sangat berbeda dengan ayahnya. Marx memiliki


bakat intelektual, tetapi keras kepala, kasar, agak liar dan jarang
mengedepankan perasaan. Pada usia delapan belas tahun, sesudah
mempelajari hukum selama satu tahun di Universitas Bonn, Marx
pindah ke Universitas Berlin. Di Universitas Berlin Marx berkenalan
dengan pemikiran-pemikiran Hegel. Meskipun pada waktu itu Hegel
telah meninggal tetapi semangat dan filsafat yang diwariskannya masih
diminati dan menguasai pemikiran filsafat dan sosial di Eropa.
Sebelum mengenal pemikiran dan filsafat Hegel, Marx telah mengenal
pemikiran dan filsafat Emanuel Kant, yaitu bahwa manusia berawal
dari sebuah kesempurnaan (the holy spirit of God) tetapi kemudian
masuk ke dalam dunia yang penuh keterbatasan, kotor dan tidak suci.

Hingga tahun 1844, Marx sangat dipengaruhi oleh pemikiran


Hegel yang mengasumsikan segala sesuatu di dunia atau di masyarakat
memiliki kontradiksinya yang kemudian kontradiksi itu akan
menghasilkan sintesis sehingga segala sesuatu yang ada selalu akan
mengalami dialektika. Namun setelah itu Marx berubah karena
menganggap apa yang dipikirkan Emanuel Kant dan Hegel sangat
idealis sehingga sulit diwujudkan.

Menurut Marx pemikiran Kant dan Hegel hanya bersifat ide bukan
kenyataan dan pengalaman. Sampai tahun 1845 Marx menjalani
kehidupan di Paris bersama dengan isterinya. Di Parislah Marx
terbentuk sebagai seorang yang kritis terhadap masalah-masalah
kemasyarakatan. Paris pada waktu itu merupakan kota yang dipenuhi
kegiatan-kegiatan radikal, intelektual dan sebagai pusat liberalisme.

Tokoh-tokoh sosialis Prancis sangat mempengaruhi pemikiran


Marx, seperti St. Simon dan Proudhon demikian juga tokoh
revolusioner seperti Blanqui. Interaksinya dengan berbagai tokoh
sentral intelektual, radikal dan revolusioner di Paris itulah yang
kemudian membawanya peduli dengan kaum buruh dan rakyat kecil
yang tertindas. Kepeduliannya tersebut tampak ketika Marx menolak
sistem kapitalis yang meluas dan berusaha menggantikannya dengan
sistem sosialis. Meluasnya sistem kapitalis itu menurut Marx
mengancam kondisi-kondisi

materiil dan sosial yang sesungguhnya dan tingkat kesadaran sosial


kelas-kelas buruh. Kritik dan semangat yang mendasari Marx
melakukan kritik terhadap sistem kapitalisme ini berangkat dari filsafat
moral keadilan dan cita-cita untuk perubahan masyarakat menuju
keadilan sosial ekonomi.

Berangkat dari pemikiran- pemikiran kritis Marx terhadap sistem


kapitalis itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya perlawanan Marx
terhadap sistem kapitalis. Dalam perjuangannya menentang sistem
kapitalisme tersebut Marx menulis beberapa karya ilmiahnya yang
populer seperti: Economic and Philosophical. Economic dan
Philoshopical itu berupa manuscript yang berisi analisisnya tentang
ekonomi dan filsafat.
Karya lain yang menjadi dasar dari kepeimpinanya
diterjemahkan dalam tulisan yang diberi judul The Germany Ideology
yang membahas masalah materialisme historis. Kemudian pada tahun
1857 Marx menulis suatu pernyataan yang menjadi program teoretis
sebuah organisasi, yang diberinya judul Manifesto Komunis. Dalam
perjuangannya yang tak kenal menyerah Marx terus menuangkan
pemikirannya dalam karya yang bertajuk The Class Struggles in
France and The Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte yang
sesungguhnya sebuah essai. Karya yang paling menonjol dari Marx
adalah Das Kapital yang menjelaskan kontradiksi internal dalam
sistem kapitalis.

2.6 Tantangan Kepemimpinan


Tantangan Kepemimpinan dalam menghadapi era revolusi industri

4.0, yaitu:

1. Diri Sendiri

Tantangan terbesar seorang pemimpin millenial itu ada pada diri

sendiri dimana apakah dia selaku pemimpin mampu menerima

perubahan dan perkembangan zaman atau malah stuck dengan cara

yang lama, nah ini perlunya penguatan diri dan harus siap dalam

menghadapi perubahan, sehingga organisasi yang dipimpinnya dalam

menghadapi era baru dengan persiapan yang matang sehingga

perpustakaan yang dikelolanya tidak ketinggalan zaman baik dari segi

koleksi bahan bacaan, maupun fasilitas yang dibangun untuk

menunjang dan memberikan layanan yang prima kepada pengguna

perpustakaan.

2. Sosialisasi
Rancangan Inovasi Pemimpin millenial ketika ingin melakukan

sebuah gebrakan baru, atau inovasi baru harus mensosialisasikan

sehingga para bawahan perlahan-lahan mengerti perubahan yang

terjadi dalam organisasi, sehingga pencapaian target dapat

dilaksanakan dengan baik.

3. Mampu mengupgrade diri dan menerima perubahan


Pemimpin millenial seharusnya mampu mengupgrade dirinya
dengan cara banyak membaca dan belajar tentang situasi dan kondisi,
sebab kalo hal itu tidak dilakukan maka akan tertinggal informasi,
apalagi diera revolusi 4.0 informasi setiap waktu terus ter up date.
Salah satu hal yang penting selanjutnya pemimpin millenial harus
menerima perubahan yang terjadi, tidak dengan pasrah namun
bagaimana mencari solusi, rancangan sehingga mampu bersaing dan
bertahan dalam dunia bisnis maupun jasa.

2.7 Etika Kepemimpinan


Etika menjadi faktor penentu keberhasilan suatu kepemimpinan.
Dalam organisasi, kepemimpinan yang dinilai baik apabila fungsi-fungsi
kepemimpinan dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip beretika sesuai
dengan nilai-nilai yang dianut organisasi. Kepemimpinan beretika akan
menciptakan suasana kerja dalam organisasi lebih nyaman, produktivitas
lebih tinggi, dan menyelesaikan konflik yang ada di dalam organisasi.
Dalam konteks organisasi publik atau pemerintahan, kepemimpinan
yang beretikabersinggungan dengan hal makro yakni ideologi, hirarki
kekuasaan, pengendalian dan budaya politik; dan perihal mikro yakni
penugasan, hubungan personal, isyu politi dan pengambilan keputusan.
Hal tersebut mempengaruhi konstelasi seorang pemimpin dalam
menjalankan tugas dalam rambu-rambu moral untuk kepentingan layanan
publik (Amundsen and de Andrade, 2009). Ada lima prinsip
kepemimpinan beretika, yakni adil (fairness), terbuka (transparency),
tanggungjawab (responsibility), efisiensi (efficiency) and tidak ada
kepentingan individu (no conflict of interest).
1. Memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai moral, mampu
menjelaskannya dan menjalankan nilai-nilai moral dalam
kehidupannya. It is important for leaders to tell a compelling and
morally rich story, but ethical leaders must also embody and live
the story.
2. Senantiasa fokus kepada keberhasilan organisasi dibanding
kepentingan individu. Pemimpin memahami posisinya di dalam
organisasi, di hadapan anggota dan stakeholder. Pemimpin
mengenali nilai-nilai perihal keberhasilan orang-orang menuju
„mimpi‟ keberhasilan organisasi
3. Menemukan orang-orang berintegritas dan mengembangkan
kepercayaan kepadanya. Saat ini, yang dipentingkan adalah orang
yang berintegritas dan bertanggungjawab, bukan sekedar pintar dan
trampil. Mereka inilah yang dapat dipercaya mengembangkan
organisasi saat ini dan ke depan.
4. Memelihara, menyatakan dan mengembangkan nilai-nilai positif
organisasi kepada masyarakat dan stakeholder. Pemimpin perlu
mengambil langkah ini untuk membangun komitmen, kepedulian
dan tanggungjawab organisasi kepada masyarakat dan stakeholder.
5. Mengembangkan mekanisme berbeda pendapat. Hal ini sangat
diperlukan untuk mengembangkan inovasi, pengembangan
kelembagaan atau alternatif solusi organisasi. Pemimpin perlu
turun kebawah menemukan permasalah teknis dan alternatif solusi
dari lapangan
6. Melihat nilai-nilai positif dari sisi atau pengalaman yang lain.
Pemimpin perlu mengambil keputusan sulit (termasuk
mengorbankan kepentingannya) demi lahirnya benefit bagi
wilayah, stakeholder atau orang lain.
2. 8 Studi Kasus
PT. Wijaya Makmur Sentosa merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang distributor rokok, rokok yang didistribusikan adalah
brand yang terkenal di Indonesia yaitu Sampoerna. PT. Wijaya Makmur
Sentosa sudah menjalankan usahanya sekitar 30 tahun, mulai dari toko
kelontong, kemudian menjadi Agen, hingga sampai saat ini sudah
menjadi PT sendiri. PT. Wijaya Makmur Sentosa merupakan usaha
generasi pertama yang dimiliki oleh Rudyanto Wijaya dan isteri Angela
Relia. PT. Wijaya Makmur Sentosa berlokasikan di Kotabaru,
Kalimantan Selatan, Pulau Laut, yang merupakan Kabupaten dari Ibu
Kota Banjarmasin. Usaha distributor ini bersifat sistem kontrak dengan
PT. HM Sampoerna, Tbk, tetapi untuk PT. Wijaya Makmur Sentosa
sendiri resmi milik Rudyanto Wijaya, hanya saja sistem kerjanya yang
bekerjasama dengan Sampoerna. PT. Wijaya Makmur Sentosa dari dulu
hingga sekarang mempunyai 17 karyawan, yang terdiri dari 1 (satu)

supervisor, 2 (dua) admin, 6 (enam) salesman, 6 (enam) asisten


sales, dan 1 (satu) helper. Dari PT. HM Sampoerna, Tbk sendiri, mereka
memberikan 1 (satu) supervisor sebagai tamu disetiap distributornya,
gunanya untuk memantau dan memastikan target dari Sampoerna
terpenuhi dan pendistribusiannya tersebar dengan baik.

Dulunya PT. Wijaya Makmur Sentosa berjalan dengan baik, tidak


ada kendala yang dianggap serius. Tetapi saat ini pemimpin merasa para
karyawan bekerja kurang maksimal, sulit diatur dan tidak menunjukkan
keprofesionalitasnya dalam bekerja. Para karyawan mempunyai tugas
masing-masing. Para karyawan bagian salesman bekerja didalam dan
diluar kota, mereka ke luar kota setiap hari Senin pagi dan pulang pada
hari Jumat sore, sedangkan yang didalam kota bekerja dari Senin sampai
dengan Jumat, dengan jam kerja berangkat dari pagi pukul 09.00 dan
pulang pada sore hari pukul 17.00. Setiap Sabtu pagi pemimpin
mengadakan meeting bersama untuk mengevaluasi pekerjaan selama satu
minggu ini dan merencanakan plan untuk minggu depannya.

Sebelumnya pernah ditanya secara tidak langsung kepada salah satu


mantan karyawan yang bernama Ahim, dia mengatakan bahwa pemimpin
PT. Wijaya Makmur Sentosa adalah orang yang baik dan sudah
berpengalaman dalam memimpin. Selaku pemimpin perusahaan,
Rudyanto dapat mengatur dan mengelola karyawan dengan baik, hanya
saja ada satu kekurangan yaitu kurang tegas dalam bertindak. Karena
pernah pada saat cross check, Rudyanto dan Ahim mendapati karyawan
melanggar aturan, yaitu pulang lebih cepat dari jam kerja yang sudah
ditentukan tetapi tidak langsung kembali ke kantor, melainkan
bersembunyi ditempat lain. Rudyanto sebagai pemimpin tidak
mengambil tindakan ataupun melakukan teguran kepada karyawan
tersebut, hanya mendiamkannya saja. Kemudian juga pernah ada
kejadian karyawan merekayasa nota penjualan. Kejadian ini terungkap
pada saat supervisor tidak sengaja mampir pada salah satu kios, dan
ternyata karyawan tersebut sudah satu minggu tidak kesana, tetapi dinota

Penjualan menyatakan bahwa kios tersebut melakukan pembelian.


Supervisor pun melaporkan kepada Rudyanto, tetapi Rudyanto hanya
memberikan teguran kecil kepada karyawan tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
pola perilaku dan strategi yg diterapkan didalam memimpin suat
organisasi untuk mendorong dan mempengaruhi orang lainterdapat 2 unsur
utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan
(supporting behavior). Sedangkan berdasarkan kepribadian gaya
kepemimpinan ada 4 yakni Gaya Kepemimpinan Kharismatis, Otoriter,
Demokratis serta Moralis. Gaya kepemimpinan tentunya sangat berpengaruh
terhadap anggota “tim” yakni dalam hal kepatuhan . ada teori kepemimpinan
situasional atau kontingensi “keadaan”. tantangan memjadi pemimpin
terkhusus di era industry 4.0 yakni diri sendiri sosialisasi dan menerima
perubahan dan ikut perkembangan zaman serta point lainnya adalah beretika

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

(Helwig et al., n.d.; Nugroho, 2018; Paramita, 2011; Pengaruh Terhadap Tim &
Teori Kepemimpinan Situasional Ll, n.d.; Pengembangan Kepemimpinan
& Contoh Pemimpin Terkenal, n.d.; Siswanti, 2015; Wijaya, 2016;
Yuliana & Widayati, 2018)
Nugroho, I. (2018). Mengembangkan Etika Kepemimpinan Pada Jabatan Publik.
Jurnal Pembangunan Daerah, 4, 57–67.
https://figshare.com/articles/journal_contribution/MENGEMBANGKAN_
ETIKA_KEPEMIMPINAN_PADA_JABATAN_PUBLIK/6267476
Paramita, P. D. (2011). Gaya Kepemimpinan (Style Of Leadership ) Yang Efektif
Dalam Suatu Organisasi Patricia Dhiana Paramita) Abstraksi. Jurnal, 7.
https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/download/65/62
pengaruh terhadap tim & teori kepemimpinan situasional ll. (n.d.).
Pengembangan Kepemimpinan & Contoh Pemimpin Terkenal. (n.d.).
Siswanti, Y. (2015). Meraih kesuksesan organisasi daengan kepemimpinan
manajerial yang SMA. Edumedia,Yogyakarta, 224.
Wijaya, M. W. (2016). Analisa Gaya Kepemimpinan Di Pt. Wijaya Makmur
Sentosa. Jurnal Ekonomi, 4(2), 399–405.
Yuliana, B., & Widayati, I. A. (2018). Analisis Karakteristik Pemimpin Yang
Dikagumi Oleh Bawahan. Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis Dan Inovasi,
2(1), 209–218. https://doi.org/10.25139/jai.v2i1.1152

Anda mungkin juga menyukai