Anda di halaman 1dari 13

Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap

PENGGUNAAN METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG


WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI KARUNGAN SOAP CHIP DI
PT. SA
Taufiqur Rachman
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Esa Unggul,
Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebon Jeruk Jakarta
taufiqur.rahman@esaunggul.ac.id

Abstract
This study aims to determine the standard time of soap chips production in order to know
their capacity. In this study, work sampling method is used to calculate the standard time,
and to determine performance rating factors are used objective method. Some steps to
obtain the standard time of soap chips production are: preliminary measurement, testing
uniformity of data, testing the adequacy of the data, the determination of performance
factor, determining the allowance factor, and calculate the cycle time and the normal time.
From the obtained results of research conducted standard time it takes to work on one pallet
soap chips (the contents of 25 sack @25kg) is 1633.13 seconds, or the equivalent of 27.22
minutes. As for the production capacity that can be produce depends on the number of hours
on shift there. For shift I and II by the number of hours worked 7 hours, 16 pallet capacity
can reach, or equivalent to 400 sacks. As for shift III with working hours to 6 hours, to reach
the 14 pallet capacity, or equivalent to 350 sacks.

Keyword: standard time, work sampling, work measurement, time measurement

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu baku yang diperlukan dalam satu siklus
pekerjaan karungan soap chip agar dapat diketahui kapasitas produksinya. Dalam penelitian
ini, metode work sampling digunakan untuk menghitung waktu baku, dan untuk penentuan
faktor penyesuaian digunakan cara objektif. Beberapa langkah untuk memperoleh waktu
baku dari satu siklus pekerjan karungan soap chip, yaitu: melakukan pengukuran
pendahuluan, pengujian keseragaman data, pengujian kecukupan data, penentuan faktor
penyesuaian, penentuan faktor kelonggaran, dan menghitung waktu siklus serta waktu
normal. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh waktu baku yang dibutuhkan untuk
mengerjakan 1 pallet karungan soap chip (isi 25 karung @25kg) adalah 1633,13 detik, atau
setara dengan 27,22 menit. Sedangkan untuk kapasitas produksi yang dapat dihasillkan
tergantung dari jumlah jam pada shift yang ada. Untuk shift I dan II dengan jumlah jam kerja
7 jam, kapasitasnya dapat mencapai 16 pallet, setara dengan 400 karung. Sedangkan untuk
shift III dengan jumlah jam kerja 6 jam, kapasitasnya dapat mencapai 14 pallet, setara
dengan 350 karung.

Kata kunci: waktu baku, sampling pekerjaan, pengukuran kerja, pengukuran waktu

Pendahuluan pengukuran dengan data yang sangat banyak


Dalam suatu perusahaan yang untuk memperoleh jawaban yang pasti. Tetapi
mempunyai tipe produksi massal, hal ini tidaklah mungkin karena adanya
perencanaan produksi memegang peranan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga. Namun
yang penting dalam membuat penjadwalan sebaliknya bila pengukuran hanya dilakukan
produksi, salah satunya adalah pengukuran beberapa kali saja, hasilnya tidaklah
waktu proses. Pengukuran waktu adalah memuaskan. Oleh karena itu dibutuhkan
pekerjaan mengamati dan mencatat waktu- pengukuran kerja dengan jumlah yang tidak
waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun terlalu memakan waktu, biaya dan tenaga,
siklus dengan menggunakan alat-alat yang tetapi hasilnya dapat dipercaya, yaitu
telah disiapkan. Pengukuran yang ideal adalah pengukuran yang disesuaikan dengan tingkat
Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April 1
Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
Chip Di Pt. SA
kepercayaan dan keyakinan yang dalam satu siklus pekerjaan karungan soap
dipergunakan. chip agar dapat diketahui kapasitas
Permasalahan produksinya.
Tantangan terbesar yang dihadapi
dunia usaha pada saat ini adalah ketatnya Pengukuran Kerja
tingkat persaingan di berbagai kegiatan, baik Menurut Wignjosoebroto (2008),
di pasar domestik maupun pasar internasional. pengukuran kerja adalah metode penetapan
Untuk itu diperlukan cara-cara yang lebih keseimbangan antara kegiatan manusia yang
baik guna menghasilkan keluaran secara dikontribusikan dengan unit output yang
optimal, sehingga dapat mencapai sasaran dihasilkan. Pengukuran waktu kerja ini
secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu berhubungan dengan usaha‐usaha untuk
dengan biaya yang lebih effisien. menetapkan waktu baku yang dibutuhkan
Sebagai supplier yang dituntut untuk dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu
memproduksi dengan tepat waktu, maka PT. baku ini merupakan waktu yang dibutuhkan
SA harus menggunakan berbagai sumber daya oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat
yang ada dengan optimal. Oleh sebab itu, PT. kemampuan rata‐rata untuk menyelesaikan
SA menghendaki setiap lini produksi pekerjaan. Dalam hal ini meliputi waktu
mempunyai kapasitas produksi yang optimal, kelonggaran yang diberikan dengan
dan untuk itu selalu dituntut untuk mencari memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan
sistem yang lebih baik, salah satunya adalah yang harus diselesaikan. Dengan demikian
dengan mengetahui waktu baku dari setiap maka waktu baku yang dihasilkan dalam
proses agar dapat diketahui kapasitas aktivitas pengukuran kerja ini dapat
produksinya. digunakan sebagai alat untuk membuat
rencana penjadwalan kerja yang menyatakan
Pembatasan Masalah berapa lama suatu kegiatan harus berlangsung
Dalam perhitungan untuk dan berapa output yang dihasilkan serta
mendapatkan waktu baku, Metode Objektif berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
dibunakan untuk menentukan faktor dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
penyesuaian. Untuk menyederhanakan Teknik‐teknik pengukuran waktu kerja
penelitian, faktor penyesuaian dan faktor ini dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu
kelonggaran dianggap sama pada setiap pengukuran waktu kerja seara langsung dan
prosesnya. pengukuran kerja secara tidak langsung. Cara
pertama disebut demikian karena
Metode Penelitian pengukurannya dilaksanakan secara langsung,
Beberapa cara yang digunakan dalam yaitu ditempat dimana pekerjaan diukur
penyususnan penelitian ini, yaitu studi dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya
pustaka dan pengumpulan data dilapangan. adalah cara pengukuran kerja dengan
Studi pustaka dilakukan sebagai tahap menggunakan jam henti (stopwatch time
pertama dengan tujuan untuk memahami study) dan sampling kerja (work sampling).
teori-teori dasar dan perhitungan yang bersifat Sebaliknya cara tidak langsung melakukan
toritis yang didapat dari buku-buku referensi. perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat
Sedangkan pengumpulan data-data teknis harus ditempat pekerjaan yang diukur. Disini
didapat dengan melakukan penelitian secara aktivitas yang dilakukan hanya melakukan
langsung ke lapangan yaitu dengan cara perhitungan waktu kerja dengan membaca
mengambil data-data yang akan dibutuhkan tabel‐tabel waktu yang tersedia
melalui wawancara dan (Wignjosoebroto, 2008).
observasi/pengamatan langsung.
Pengukuran Waktu
Tujuan Penelitian Pengukuran waktu adalah pekerjaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan mencatat waktu-waktu
mengetahui waktu baku yang diperlukan kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus

2 Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
dengan menggunakan alat-alat yang telah 2.2.Hitung standard deviasi sebanarnya
disiapkan. Umumnya posisi pengukur agak dari waktu penyelesaian dengan
menyimpang dibelakang operator sejauh 1,5 persamaan:
meter merupakan tempat yang baik. Posisi
pengukur ini hendaknya jangan sampai
operator merasa terganggu gerakannya atau (2)
merasa canggung karena diamati, dan juga
hendaknya posisi ini memudahkan pengukur
untuk mengamati jalannya pekerjaan sehingga Dimana:
dapat mengikuti dengan baik saat-saat suatu Xi adalah waktu penyelesaian yang
siklus/elemen bermula dan berakhir. Adapun teramati selama pengukuran
cara-cara mengenai pengukuran waktu baku, pendahuluan yang telah dilakukan.
adalah sebagai berikut: (Iftikar Z.
Sutalaksana, 2006) 2.3.Hitung standard deviasi dari distribusi
1. Pengukuran Pendahuluan, umumnya harga rata-rata sub group dengan
dilakukan sebanyak tiga puluh kali, persamaan:
karena data dengan jumlah sample
distribusi sebanyak itu dapat dikatakan
normal dari populasi yang diwakili, (3)
selanjutnya adalah menguji validasi data
yang meliputi uji keseragaman dan uji Dimana:
kecukupan data. n adalah besarnya sub group.
2. Uji Keseragaman Data, bertujuan untuk
mengetahui apakah hasil pengukuran 2.4.Tentukan Batas Kontrol Atas dan
waktu cukup seragam. Suatu data Batas Kontrol Bawah (BKA dan
dikatakan seragam apabila barada dalam BKB) dengan persamaan:
rentang batas kontrol tertentu. Jika data
tersebut berada diluar rentang batas (4)
kontrol tertentu, maka dikatakan tidak
seragam. Rentang batas kontrol tersebut (5)
adalah Batas Kontrol Atas (BKA) dan
Batas Kontrol Bawah (BKB), dimana dimana:
untuk mendapatkan nilainya digunakan Z adalah bilangan konversi pada
langkah berikut sebagai berikut. distribusi normal sesuai dengan
tingkat kepercayaan yang
2.1. Hitung rata-rata dari waktu rata-rata dipergunakan, misalnya:
yang teramati dengan persamaan: - 90%, maka Z = 1,65
- 95%, maka Z = 1,96
(1) - 99%, maka Z = 3,00

Hasil pengukuran dikatakan seragam


Dimana:
: rata-rata dari waktu bila semua harga rata-rata sub group
-
rata-rata teramati. berada dalam batas kontrol. Bila tidak,
- : jumlah dari waktu rata- maka dilakukan pengujian ulang
rata teramati. keseragaman data dengan tidak
- N : jumlah data dari hasil menyertakan data sub group yang
pengamatan. berada di luar batas kontrol.

3. Menghitung Kecukupan Data, dilakukan


setelah semua harga rata-rata sub group

5 Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
berada dalam batas kontrol, dimana seragam dan jumlahnya telah memenuhi
persamaan dari kecukupan data ini adalah: tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang
diinginkan.
(6) Selanjutnya adalah mengolah data untuk
menghitung waktu baku, yang diperoleh
dengan langkah-langkah:
dimana N’ adalah jumlah data pengukuran 1. Menghitung waktu siklus
minimum yang dibutuhkan.
Jumlah pengukuran waktu dikatakan (7)
cukup apabila jumlah pengukuran
minimum dibutuhkan secara teoritis lebih 2. Menghitung waktu normal
kecil atau sama dengan jumlah (8)
pengukuran pendahuluan yang sudah
dilakukan N ' N , jika jumlah dimana:
p adalah faktor penyesuaian.
pengukuran masih belum mencukupi,
Faktor ini diperhitungkan bila operator
maka harus dilakukan pengukuran lagi
bekerja dengan tidak wajar sehingga hasil
sampai jumlah pengukuran tersebut
perhitungan waktu perlu disesuaikan
cukup.
untuk mendapatkan waktu penyelesaian
pekerjaan yang normal.
Tingkat Ketelitian Dan Keyakinan
Pengukuran waktu bertujuan untuk
3. Menghitung waktu baku
mencari waktu sebenarnya dalam (9)
menyelesaikan pekerjaan pengukuran yang
ideal adalah pengukuran dengan data yang
dimana:
sangat banyak untuk memperoleh jawaban
a adalah kelonggaran (allowance) yang
yang pasti. Tetapi hal ini tidaklah mungkin
diberikan kepada operator untuk
karena adanya keterbatasan waktu, biaya dan
menyelesaikan pekerjaannya.
tenaga. Namun sebaliknya bila pengukuran
Kelonggaran ini diberikan untuk
hanya dilakukan beberapa kali saja, hasilnya
kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa
tidaklan memuaskan. Oleh karena itu
lelah, dan gangguan yang mungkin terjadi
dibutuhkan pengukuran kerja dengan jumlah
yang tidak dapat dihindarkan oleh
yang tidak terlalu memakan waktu, biaya dan
operator.
tenaga, tetapi hasilnya dapat dipercaya, yaitu
pengukuran yang disesuaikan dengan tingkat
Faktor Penyesuaian
kepercayaan dan keyakinan yang
Penyesuaian adalah proses dimana
dipergunakan. Tingkat ketelitian dan tingkat
analisa pengukuran waktu membandingkan
keyakinan adalah suatu pencerminan tingkat
penampilan operator (kecepatan atau tempo)
kepastian yang diinginkan pengukur setelah
dalam pengamatan dengan konsep pengukur
memutuskan tidak akan melakukan
sendiri tentang bekerja secara wajar.
pengukuran yang lebih bayak lagi.
Waktu baku yang telah kita cari adalah waktu
Tingkat ketelitian menunjukkan
yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja
penyimpangan maksimum hasil pengukuran
yang diselesaikan secara wajar dan benar oleh
dari waktu penyelesaian yang sebenarnya.
operator. Bila ketidakwajaran terjadi, maka
Sedangkan tingkat kepercayaan menunjukan
pengukur harus menilainya dan berdasarkan
besarnya kepercayaan pengukur bahwa hasil
penilaian inilah penyesaian dilakukkan.
yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian
Terdapat beberapa cara untuk
tadi. Keduanya dinyatakan dalam persen.
menentukan faktor penyesuaian, antara lain:
1. Cara Persentase, cara ini adalah cara yang
Menghitung Waktu Baku
paling awal digunakan dalam melakukan
Kegiatan pengukuran waktu dikatakan
penyesuaian dan merupakan cara yang
selesai bila semua data diperoleh telah

Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April 5


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
paling mudah dan sederhana. Kelemahan Tabel 2
cara ini adalah mudah terlihat Penyesuaian Westinghouse
kekurangtelitian sebagai akibat dari Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
kasarnya cara penilaian. Pada cara ini, Superskill
A1 +0.15
faktor penyesuaian ditentukan sepenuhnya A2 +0.13
B1 +0.11
oleh sipengukur melalui pengamatannya Excellent B2 +0.08
selama melakukan pengukuran. Waktu C1 +0.06
normal diperoleh dengan mengalikan Good
Keterampilan C2 +0.03
waktu siklus dengan faktor penyesuaian Average D 0.00
(dalam persentase). E1 -0.05
Fair
E2 -0.10
F1 -0.16
2. Cara Schumard, dengan memberikan Poor F2 -0.22
batas penilaian melalui kelas-kelas A1 +0.13
Excessive
performance kerja dimana setiap kelas A2 +0.12
mempunyai nilai sendiri-sendiri. Tabel 1 B1 +0.10
Excellent
B2 +0.08
merupakan tabel Schumard yang
C1 +0.05
menunjukan besarnya penyesuaian Usaha Good C2 +0.02
masing-masing kelas. Average D 0.00
Tabel 1 Fair
E1 -0.04
Penyesuaian Schumard E2 -0.08
Kelas Penyesuaian F1 -0.12
Poor
Superfast 100 F2 -0.17
Fast + 95 Ideal A +0.06
Fast 90 Excellent B +0.04
Good C +0.02
Kondisi
Average D 0.00
Fast - 85 Fair E -0.03
Poor F -0.07
Excellent 80 Ideal A +0.04
Good + 75 Excellent B +0.03
Good 70 Good C +0.01
Good - 65 Konsistensi
Average D 0.00
Normal 60 Fair E -0.02
Fair + 55 Poor F -0.04
Fair 50
Fair - 45
Sumber: Sutalaksana, dkk (2006)
Poor
4. Usaha atau effort merupakan kesungguhan
Sumber: Sutalaksana, dkk (2006)
yang diberikan atau ditunjukkan operator
dalam melakukan pekerjaannya. Kondisi kerja
3. Cara Westinghouse, cara ini terdiri dari 4 merupakan kondisi fisik lingkungannya
faktor yang menentukan kewajaran dan seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan
ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu kebisingan ruangan. Faktor ini disebut faktor
keterampilan, usaha, kondisi kerja serta manajemen karena pihak ini yang berwenang
konsistensi. Keterampilan atau skill merubah dan memperbaikinya. Konsistensi
merupakan kemampuan mengikuti cara ini perlu diperhatikan karena kenyataannya
kerja yang ditetapkan. Latihan dapat bahwa pada setiap pengukuran waktu angka-
mengkatkan keterampilan hingga tingkat angka yang dicatat tidak pernah semuanya
tertentu. Keterampilan dapat menurun bila sama, waktu penyelesaian yang ditunjukkan
pekerja selalu berubah-ubah dari satu siklus
terlalu lama tidak menangani pekerjaan
ke siklus lainnya. Faktor-faktor tersebut dapat
tersebut, kesehatan terganggu, rasa fatique dilihat pada tabel 2. Dalam keaadan wajar
berlebihan, dan lain-lain. faktor p=1, sedangkan terhadap
penyimpangan dari keadaan ini harga p
ditambah dengan angka-angka yang sesuai
dengan keempat faktor diatas.

5 Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
5. Cara Objektif, ada 2 faktor yang harus terlalu tinggi p1>1 dan kecepatan terlalu
diperhatikan untuk cara ini yaitu: lambat p1<1. Cara menentukan p ini sama
kecepatan dan tingkat kesulitan pekerjaan. dengan cara menentukan faktor
Kedua faktor inilah yang dipandang penyesuaian dengan persentase. Untuk
secara bersama-sama untuk mendapatkan tingkat kesulitan kerja, faktor penyesuaian
waktu normal. Kecepatan kerja adalah disebut p2. Tabel 3 merupakan tabel
kecepatan dalam melakukan pekerjaan objektif yang menunjukkan berbagai
dalam pengertian biasa. Jika operator keadaan kesulitan kerja.
bekerja normal, maka p1=1. Kecepatannya
Tabel 3
Penyesuaian Tingkat Kesulitan Cara Objektif
Keadaan Lambang Penyesuaian
Anggota Badan Terpakai
- Jari A 0
- Pergelangan tangan & jari B 1
- Lengan bawah, pergelangan tangan dan jari C 2
- Lengan atas, lengan bawah dan seterusnya D 5
- Badan E 8
- Mengangkat beban dari lantai dengan kaki E2 10

Pedal Kaki
- Tanpa pedal atau satu pedal dengan sumbu dibawah kaki F 0
- Satu atau dua pedal dengan sumbu tidak dibawah kaki G 5
Penggunaan Tangan
- Keadaan tangan saling bantu atau bergantian H 0
- Kedua tangan mengerjakan gerakan yang sama H2 18
Koordinasi Mata dengan Tangan
- Sangat sedikit I 0
- Cukup dekat J 2
- Konstan dan dekat K 4
- Sangat dekat L 7
- Lebih kecil dari 0.04 cm M 10
Peralatan
- Dapat ditangani dengan mudah N 0
- Dengan sedikit kontrol O 1
- Perlu kontrol dan penekan P 2
- Perlu penanganan dan hati-hati Q 3
- Mudah pecah dan patah R 5
Berat Beban (Kg) Tangan Kaki
- 0.45 B-1 2 1
- 0.90 B-2 5 1
- 1.35 B-3 6 1
- 1.80 B-4 10 1
- 2.25 B-5 13 1
- 2.70 B-6 15 3
- 3.15 B-7 17 4
- 3.60 B-8 19 5
- 4.05 B-9 20 6
- 4.50 B-10 22 7
- 4.95 B-11 24 8
- 5.40 B-12 25 9
- 5.85 B-13 27 10
- 6.30 B-14 28 10
Sumber: Sutalaksana, dkk (2006)

Faktor Kelonggaran hambatan yang tidak dapat dihindarkan lagi.


Waktu normal suatu pekerjaan tidak Kelonggaran merupakan waktu yang
terdiri atas kelonggaran. Suatu hal yang tidak dibutuhkan oleh pekerja yang terlatih agar
mungkin bahwa seorang tidak mungkin dapat mencapai performansi kerja
bekerja seharian tanpa gangguan. Operator sesungguhnya jika ia bekeja secara normal.
mungkin mengambil waktu untuk kebutuhan Bagaimanapun seseorang pekerja tidak
pribadi, untuk istirahat dan hambatan- mungkin dapat bekerja sepanjang hari tanpa

Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April 5


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
adanya beberapa intrupsi untuk kebutuhan pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat
tertentu yang sifatnya manusiawi. Disamping ataupun dihitung.
itu karena tujuan pengukuran waktu adalah
untuk menentukan waktu baku penyelesaian
yang akan dijadikan waktu standart, maka
waktu baku ini selain meliputi waktu operasi
yang normal, juga mengandung kelonggaran-
kelonggaran yang dibutuhkan. Kelonggaran
diberikan untuk tiga hal, yaitu untuk: (1)
Kebutuhan pribadi, (2) Melepaskan lelah, (3)
Hal-hal tidak terduga. Ketiganya merupakan
hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh
pekerja dan yang selama melakukan
Tabel 4
Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh
Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran
A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita
1. Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk Tanpa beban 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0
2. Sangat ringan Bekerja dimeja, berdiri 0,00 – 2,25 6,0 – 7,5 6,0 – 7,5
3. Ringan Menyekop, ringan 2,25 – 9,00 7,5 – 12,0 7,5 – 16,0
4. Sedang Mencangkul 9,00 – 18,00 12,0 – 19,0 16,0 – 30,0
5. Berat Mengayun palu yang 19,00 – 27,00 19,00 – 30,00
berat
6. Sangat berat Memanggul beban 27,00 – 50,00 30,00 – 50,00
7. Luar biasa berat Memanggul karung berat Diatas 50 kg
B. Sikap kerja
1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0,00 – 1,0
2. Berdiri di atas dua kaki Badan tegak, ditumpu 1,0 – 2,5
dua kaki
3. Berdiri di atas satu kaki Satu kaki mengerjakan 2,5 – 4,0
alat kontrol
4. Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan badan 2,5 – 4,0
5. Membungkuk Badan dibungkukkan bertumpu pada kedua 4,0 – 10
kaki
C. Gerakan kerja
1. Normal Ayunan bebas dari palu 0
2. Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0–5
3. Sulit Membawa beban berat dengan satu tangan 0–5
4. Pada anggota-anggota Bekerja dengan tangan di atas kepala 5 – 10
badan terbatas
5. Seluruh anggota badan Bekerja dilorong pertambangan yang sempit 10 – 15
terbatas
D. Kelelahan mata *) Pencahayaan Pencahayaan
baik buruk
1. Pandangan yang terputus- Membawa alat ukur 0,0 – 6,0 0,0 – 6,0
putus
2. Pandangan yang hampir terus Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 6,0 – 7,5 6,0 – 7,5
menerus
3. Pandangan terus menerus Pemeriksaan yang sangat teliti 7,5 – 12,0 7,5 – 16,0
dengan fokus tetap
4 Pandangan terus menerus Memeriksa cacat pada kain 12,0 – 19,0 16,0 – 30,0
dengan fokus berubah-ubah
5. Pandangan terus menerus 19,0 – 30,0
dengan konsentrasi tinggi dan
fokus tetap
6. Pandangan terus menerus 30,0 – 50,0
dengan konsentrasi tinggi dan
fokus berubah

5 Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
Tabel 4
Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh
Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran
E. Keadaan temperature tempat kerja **) Temperatur (°C) Kelemahan Kelemahan
normal berlebihan
1. Beku Dibawah 0 di atas 10 di atas 12
2. Rendah 0 – 13 10 – 0 12 – 5
3. Sedang 13 – 22 5–0 8–0
4. Normal 22 – 28 0–5 0–8
5. Tinggi 28 – 38 5 – 40 8 – 100
6. Sangat tinggi di atas 38 di atas 40 di atas 100
F. Keadaan Atmosfer ***)
1. Baik Ruangan yang berventilasi baik, udara segar 0
2. Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak berbahaya) 0–5
3. Kurang baik Adanya debu-debu beracun, atau tidak beracun tetapi 5 – 10
banyak
4. Buruk Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan 10 – 20
menggunakan alat-alat pernapasan
G. Keadaan lingkungan yang baik
1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0
2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik 0–1
3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0-5 detik 1–3
4. Sangat bising 0–5
5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat 0–5
menurunkan kualitas
6. Terasa adanya getaran lantai 5 – 10
7. Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi, 5 – 15
kebersihan, dll)
*) Kontras antara warna hendaknya diperhatikan
**) Tergantung juga pada keadaan ventilasi
***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim
Catatan pelengkap: kelonggaran untuk kebutuhan probadi bagi: Pria = 0 – 2,5%
Wanita = 2 – 5,0%
Sumber: Sutalaksana, dkk (2006)
Data Dan Pengolahan Data
Langkah pertama untuk menghitung
waktu baku adalah melakukan pengukuran
pendahuluan yaitu mengambil data waktu
untuk karungan soap chip seperti yang tertera
dalam tabel 5. Waktu yang diambil/diamati
adalah waktu untuk satu pallet karungan soap - Hitung standard deviasi dari distribusi
chip (1 pallet isi 25 karung @25kg). harga rata-rata sub group dengan
Data yang diperoleh dari pengukuran menggunakan persamaan (3).
pendahuluan selanjutnya di uji keseragaman
data, dengan langkah sebagai berikut.
- Tentukan tingkat ketelitian dan tingkat
- Buat tabel keseragaman data dengan
kepercayaan. Dalam hal ini ditentukan
memasukkan data hasil pengamatan.
tingkat ketelitian ( ) = 5% dan tingkat
Hasilnya seperti yang tertera pada tabel 6.
kepercayaan = 95%. Maka Z = 1.96
- Hitung waktu rata-rata dari data hasil
- Tentukan Batas Kontrol Atas dan Batas
pengamatan dengan menggunakan
Kontrol Bawah (BKA dan BKB) dengan
persamaan (1).
menggunakan persamaan (4) dan (5).

- Hitung standard deviasi sebanarnya dari


waktu penyelesaian dengan menggunakan
persamaan (2).

Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April 5


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
- Buat grafik dari tabel 7 untuk mengetahui
apakah data telah seragam atau belum.
- Buat tabel waktu rata-rata sub grup dalam Bila ada yang di luar batas kontrol maka
batas kontrol dengan memasukkan nilai sub group tersebut tidak di ikut sertakan
BKA, BKB, waktu rata-rata dan waktu dan tidak diperhitungkan dalam
rata-rata sub grup. Hasilnya tertera dalam perhitungan kecukupan data.
tabel 7.
Tabel
5
Waktu Pengamatan Karungan Soap Chip (dalam detik)

Tabel 6
Uji Data Karungan Soap Chip (Dalam Detik)

5 Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
Tabel 7
Waktu Rata-Rata Sub Grup Dalam Batas Kontrol

800
750
700
BKA
650
X dbl bar
600
550 BKB
500 Xi bar
450
1 3 5 7 9 1113151719212325

Gambar 1
Grafik Batas Kontrol

Tabel 8
Uji Data Ulangan Karungan Soap Chip (Dalam Detik)

Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April 5


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
Dari grafik batas kontrol pada gambar 1
dapat diketahui bahwa ternyata masih ada
waktu sub grup yang berada diluar batas
kontrol yaitu subgroup 5, 6, 7, 9,11, 14,
16, dan 25, maka harus dilakukan lagi
pengujian dari awal dengan tidak
menyertakan waktu subgroup yang berada
diluar batas kontrol.

- Lakukan pengujian ulang dengan


membuat kembali tabel keseragaman data
dengan tidak memasukkan waktu
subgroup yang berada diluar batas
kontrol. Hasilnya seperti yang tertera pada
tabel 8.
- Dari data hasil pengujian ulang diperoleh
hasil sebagai berikut: - Tabel waktu rata-rata sub grup dalam
batas kontrol untuk pengujian ulang
hasilnya tertera dalam tabel 9.
- Grafik batas kontrol sesuai dengan data
dari tabel 9 ditunjukkan dalam gambar 2.

Tabel 9
Waktu Rata-Rata Sub Grup Dalam Batas Kontrol (Pengujian Ulang)

650
BKA
600
X dbl bar
550 BKB
1 2 3 4 8 10 12 13 15 17 18 19 20 21 22 23 24 Xi bar

Gambar 2
Grafik Batas Kontrol

- Dari grafik 2 dapat diketahui bahwa data - Lakukan uji kecukupan data dengan
telah seragam karena semua waktu sub menggunakan persamaan (6).
grup berada dalam batas kontrol, maka
dapat dilanjutkan ke langkah berikutnya.

5 Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
normal menggunakan persamaan (8), dan
waktu baku menggunakan persamaan (9).

- Setelah waktu baku diketahui, maka dapat


dilakukan perhitungan kapasitas pada
- Selanjutnya yaitu menentukan faktor setiap shift.
penyesuaian. Seperti yang telah diuraikan Waktu baku (Wb) untuk satu pallet
dalam pembatasan masalah bahwa untuk karungan soap chip adalah:
faktor penyesuaian digunakan Cara Wb = 1633.13 detik = 27.22 menit
Objektif. Dengan memperhatikan Tabel 3, Kapasitas per shift adalah sebagai
diperoleh hasil sebagai berikut: berikut
- Anggota badan  Shift I dan II (jumlah jam kerja = 7
terpakai : E-2 = 10% jam = 25200 detik)
- Pedal kaki : F = 0% Kapasitas shift I dan II
- Penggunaan
tangan : H-2 = 18%
- Koordinasi
mata dengan
tangan : I = 0%  Shift III (jumlah jam kerja = 6 jam =
- Peralatan : O = 1% 21600 detik)
- Berat beban : B-14 = 38% Kapasitas shift III
+
Jumlah = 67%

Dengan diasumsikan bahwa kecepatan


kerja normal (p1 = 1). Maka Faktor
Penyesuaian: Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, diperoleh
- Selanjutnya menentukan faktor waktu baku yang dibutuhkan untuk
kelonggaran. Dengan memperhatikan mengerjakan 1 pallet karungan soap chip (isi
tabel 4, maka diperoleh hasil sebagai 25 karung @25kg) adalah 1633,13 detik, atau
berikut: setara dengan 27,22 menit. Sehingga
- Tenaga yang dikeluarkan: kapasitas produksi yang dapat dihasillkan
Berat = 25.0% tergantung dengan jumlah jam pada shift yang
- Sikap kerja: Membungkuk = 4.0%
ada. Untuk shift I dan II dengan jumlah jam
- Gerakan kerja: Normal = 0.0%
- Kelelahan mata: Pandangan
kerja 7 jam, kapasitasnya dapat mencapai 16
yang terputus-putus = 0.0% pallet, setara dengan 400 karung. Sedangkan
- Keadaan temperatur kerja: untuk shift III dengan jumlah jam kerja 6 jam,
Tinggi = 15.0% kapasitasnya dapat mencapai 14 pallet, setara
- Keadaan atmosfer: Kurang dengan 350 karung.
baik = 7.5%
- Keadaan lingkungan yang
baik: Keadaan-keadaan Daftar Pustaka
yang luar biasa = 10.0% A Tamilselvi & Rajee Ragunath, “Work
61.5% + Sampling: A QuantitativeAnalysis of
- Kelonggaran kebutuhan Nursing Activity in a Medical Ward”,
pribadi = 2.5%
Nitte University Journal of Health
64.0% +
Science, NUJHS Vol. 3, No. 3,
Jadi faktor kelonggaran (a) = 0.64%
September 2013
- Selanjutnya hitung waktu siklus dengan
menggunakan persamaan (7), waktu

Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April 5


Penggunaan Metode Work Sampling Untuk Menghitung Waktu Baku Dan Kapasitas Produksi Karungan Soap
Arazi Idrus, etc, “Development of Production
Rates Database for Substructure
Activities by Work Sampling”,
Canadian Center of Science and
Education, Vol. 5, No. 4, August
2011.

Buffa, Elwood S, “Manajemen


Produksi/Operasi”, Jilid 2, Edisi
keenam, Erlangga, 2001.

John, E. Biegel, “Pengendalian Produksi:


Suatu Pendekatan Kuantitatif”,
Cetakan Pertama, Penerbit Akademika
Pressindo Jakarta, 2002.

Sofjan Assauri, “Manajemen Produksi Dan


Operasi”, Lembaga Penerbit FEUI,
Jakarta, 2011.

Sutalaksana. Iftikar Z, dkk, “Teknik


Perancangan Sistem Kerja”, ITB,
2006.

Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gito


Sudarmo, “Management Produksi”,
Edisi Ketiga, BPFE Yogyakarta, 1986.

Vincent Gaspersz, “Manajemen Produktivitas


Total”, PT. Gramedia Pustaka Utama,
1998.

Wignjosoebroto. S, “Ergonomi Studi


Gerak dan Waktu: Teknik Analisis
untuk Peningkatan Produktivitas
Kerja”, Guna Widya, Surabaya, 2008

6 Jurnal Inovisi™ Vol. 9, No.1, April

Anda mungkin juga menyukai