Anda di halaman 1dari 35

PENGUKURAN KERJA

Kristiyyana Noviyanti 201910315184


Pengukuran Kerja
Pengukuran Kerja (Work
Measurement)
Adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai
yang ada pada suatu perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai
umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana
dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian–penyesuaian atas aktivitas
perencanaan dan pengendalian.
Tujuan Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja dapat digunakan untuk berbagai


tujuan yang berbeda. Akibatnya, kontroversi
mengenai teknik serta standar kerap kali berakar
pada maksud pengukuran kerja. Adalah tanggung 75% 35% 50% 85%
jawab manajer operasi untuk mendefinisikan tujuan
ini dan untuk menjamin bahwa teknik pengukuran
kerja tersebut digunakan dengan tepat. Teknik Option Option Option Option
pengukuran kerja dapat digunakan sebagai berikut
Tujuan Pengukuran Kerja
Mengevaluasi prestasi kerja.
Hal ini dilakukan dengan membandingkan keluaran Membandingkan metode kerja.

aktual dalam suatu periode waktu dengan keluaran Apabila metode yang berbeda untuk suatu

standar yang ditentukan dari pengukuran kerja. pekerjaan sedang di pertimbangkan,


pengukuran kerja dapat memberikan dasar
Merencanakan kebutuhan tenaga kerja. untuk melakukan perbandingan ekonomis atas
Untuk suatu tingkat keluaran tertentu di masa dating, metode-metode tersebut..
pengukuran kerja dapat digunakan untuk menentukan
berapa banyak masukan tenaga kerja yang
Mempermudah penjadwalan operasi. Salah
diperlukan.
satu masukan data bagi semua sistem
Menentukan kapasitas yang tersedia.
penjadwalan adalah taksiran waktu bagi
Untuk suatu tingkatan tenaga kerja dan ketersediaan
kegiatan kerja.
peralatan tertentu, standar pengukuran kerja dapat
digunakan untuk memproyeksikan kapasitas yang Membentuk insentif upah.
tersedia. Tujuan ini hanya kebalikan dari nomor 2. Dengan insentif upah, para pekerja menerima
Menentukan kapasitas yang tersedia. Untuk lebih banyak untuk keluaran yang lebih
suatu tingkatan tenaga kerja dan ketersediaan banyak
peralatan tertentu, standar pengukuran kerja dapat
digunakan untuk memproyeksikan kapasitas yang
tersedia. Tujuan ini hanya kebalikan dari nomor 2.
Standar Pekerja
Dan Pengukuran Kerja

Standar pekerja moderen diawali dengan penelitian yang


diawali oleh Frederick Taylor dan Frank Gilberth serta Lilian
Gilberth pada awal abad ke-20. Saat itu, sebagian pekerjaan
dikerjakan secara manual yang mengakibatkan tingginya
porsi pekerja dalam suatu produk. Hanya sedikit informasi
yang diketahui tentang apa-apa yang termasuk dalam satu
hari kerja normal, sehingga manajer memulai suatu penelitian
untuk meningkatkan metode kerja dan memahami usaha
manusia. Usaha ini berlanjut hingga sekarang, walaupun
sekarang sudah awal abad ke-21 dan upah pekerja sering
kurang dari 10% dari nilai penjualan barang, standar pekerja
masih masih merupakan hal yang penting dalam organisasi
jasa dan manufaktur. Standar pekerja ini biasanya merupakan
titik awal dalam menentukan kebutuhan pekerja.
Lanjutan
Manajemen operasi yang efektif membutuhkan
standar yang dapat membantu perusahaan dalam
menentukan :

Proporsi barang dari setiap barang yang diproduksi (biaya pekerja).


Kebutuhan staf (berapa banyak orang yang dibutuhkan dalam
memproduksi barang yang dibutuhkan).
Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan (untuk
mengambil beragam keputusan, dari perkiraan biaya hingga
keputusan yang membuat sendiri atau membeli).
Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan (siapa, mengerjakan apa
dalam satu aktifitas kelompok atau pada satu lini produksi).
Tingkat produksi yang diharapkan (sehingga baik manajer dan
pekerja tahu apa saja yang termasuk dalam satu hari kerja normal).
Dasar perencanaan insentif pekerja (apa yang menjadi acuan
untuk memberikan insentif yang tepat).
Efisiensi karyawan dan pengawasan (sebuah standar diperlukan
untuk mengetahui apa yang digunakan dalam penentuan efisiensi).
Lanjutan
Standar pekerja yang ditetapkan secara benar, mewakili waktu
yang dihabiskan oleh seorang pekerja rata-rata untuk
melaksanakan aktifitas tertentu dibawah kondisi kerja normal.
Standar pekerja ditetapkan dengan empat cara :

1. Pengalaman masa lalu (historical


experience)

2. Studi waktu (time studies)

3. Standar waktu yang telah ditentukan


(predetermited time standard)

4. Pengambilan sampel kerja (work


sampling)
Text Text Text Text
Pengalaman Masa Lalu
(Historical Experience)

Standar pekerja dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman masa


lalu (historical experience), yaitu berapa jam pekerja yang dibutuhkan
untuk melakukan suatu pekerjaan. Standar masa lalu mempunyai
kelebihan, karena secara relative mudah dan murah untuk didapatkan.
Standar masa lalu biasanya didapatkan dari kartu waktu produksi atau
dari data produksi. Walaupun demikian standar ini tidak objektif karena
kita tidak mengetahui keakuratannya, apakah mereka mencerminkan
kecepatan kerja yang layak atau yang buruk, dan apakah yang tidak
biasa terjadi sudah dimasukkan dalam perhitungan. Karena variable
ini tidak diketahui, penggunaan teknik ini tidak dianjurkan. Sebagai
penggantinya, studi waktu, standar waktu yang telah ditentukan, dan
pengambilan sampel kerja yang lebih dianjurkan.
Studi Waktu (Time Studies)
Pengertian time study adalah suatu usaha yang menentukan lama kerja yang mana hal
tersebut dibutuhkan oleh seorang operator dalam menentukan masa kerja yang akan dijalani.
Time study ini selayaknya harus disusun sejak awal mulainya rancangan kerja dicanangkan.
Dengan menggunakan time study yang jelas, maka pekerjaan yang spesifik akan selesai
dengan baik pada tingkat kecepatan kerja normal dalam lingkungan kerja yang ada pada saat
itu.
Tanpa menggunakan time study, setiap pekerja yang mengerjakan produksi suatu produk
tidak akan mempunyai target penyelesaian tertentu. Akibatnya, mereka seringkali terlambat
dalam menyelesaikan produksi dan hal-hal lain sebagainya. Ini merupakan suatu ancaman
yang nyata pada sebuah kesuksesan produksi baik dalam perusahaan skala kecil maupun
besar.
Oleh sebab ancaman tersebut, maka menyusun time study sangat penting dan wajib
diadakan. Dalam sebuah perusahaan besar, hal ini harus ditangani oleh tim tersendiri layaknya
manajemen atau tim pengatur yang memang memiliki keahlian dalam perencanaan tersebut.
Akan tetapi, perencanaan time study ini juga tidak boleh asal-asalan saja. Harus ada banyak
pertimbangan yang dilakukan sebelum menyusunnya.
Lanjutan
6. Tentukan tingkat kinerja dan kemudian hitung waktu
normal.
Waktu normal = (Waktu siklus pengamatan rata-rata) X (factor
peringkat)

7. Tambahkan waktu normal untuk setiap elemen untuk


mendapatkan waktu normal total.

8. Hitunglah waktu standar.


Waktu standar = Waktu normal total
__________________
1-faktor kelonggaran
Standar Waktu Yang Telah Ditentukan
(Predetermined Time Study)
Suatu pembagian pekerjaan manual menjadi elemen dasar kecil yang waktunya telah ditetapkan dan dapat diterima
secara luas. Caranya dengan menjumlahkan faktor waktu bagi setiap elemen dasar dari pekerjaan. Cara ini membutuhkan
biaya yang besar. Metode yang paling umum adalah metode pengukuran waktu (MTM = Methods Time Measurement).
Standar waktu yang telah ditetapkan merupakan perkembangan dari gerakan dasar yang disebut sebagai Therblig yang
ditemukan oleh Frank Gilbreth, yang mencakup aktivitas seperti memilih, mengambil, mengarahkan, merakit, menjangkau,
memegang, beristirahat, meneliti.
Standar waktu yang telah ditetapkan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan studi waktu yaitu:
(1) Standar waktu dapat dibuat di laboratorium sehingga prosedur ini tidak mengganggu aktivitas sesungguhnya,
(2) Karena standar dapat ditentukan sebelum pekerjaan benar-benar dilakukanmaka dapat digunakan untuk membuat
rencana,
(3) Tidak ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan,
(4) Serikat pekerja cenderung menerima metode ini sebagai cara yang wajar untuk menetapkan standar,
(5) Standar waktu yang telah ditentukan biasanya efektif pada perusahaan yang melakukan sejumlah besar penelitian pada
tugas yang sama.
Pengambilan Sampel Kerja (Work
Sampling)
Metode ini dikembangkan di Inggris oleh L. Tipper pada tahun 1930. Pengambilan sampel kerja memperkirakan persentase
waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaan. Hasilnya digunakan untuk menentukan bagaimana
karyawan mengalokasikan waktu mereka di antara aktivitas yang beragam. Hal ini akan mendorong adanya perubahan
karyawan, penugasan ulang, perkiraan biaya aktivitas dan kelonggaran keterlambatan bagi standar pekerja. Apabila
pengambilan sampel ini untuk menetapkan kelonggaran keterlambatan, maka sering disebut penelitian rasio keterlambatan
(ratio delay study). Prosedur dalam metode ini ada lima langkah sebagai berikut:

(1) Mengambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter seperti persentase waktu sibuk seorang
pekerja,

(2) Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan,

(3) Buat jadwal pengamatan pada waktu yang layak. Konsep angka acak digunakan untuk menapatkan pengamatan yang
benar-benar acak,

(4) Lakukan pengamatan dan catat aktivitas pekerja,

(5) Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka biasanya dalam persentase.

Fokus pada pengambilan sampel kerja adalah untuk menentukan bagaimana para pekerja mengalokasikan waktu mereka di
antara beragam aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapat dicapai dengan menetapkan persentase waktu yang dihabiskan oleh
seorang pekerja pada aktivitas yang ada pada sejumlah waktu tertentu. Seorang analis hanya mencatat aktivitas yang
dilakukan secara acak.
Pengukuran Waktu
1. Pengukuran waktu secara langsung
Dilaksanakan langsung di tempat pekerjaan
dilaksanakan.
- Metode jam henti (stopwatch)
- Metode uji sampling pekerjaan (work sampling)

2. Pengukuran waktu secara tidak langsung


Dilaksanakan dengan membaca tabel-tabel yang
tersedia, asalkan tahu jalannya pekerjaan melalui
elemen-elemen
gerakan
- Data waktu baku
- Data waktu gerakan
Langkah-langkah :
(Metode Jam Henti)
Melakukan penelitian Melatih operator. Menyiapkan alat-alat
pendahuluan pengukuran
Kurva belajar (learning
• Mencari kondisi dan
curve).
cara kerja terbaik
• Membakukan sistem
kerja

01 02 03 04 05 06

Menetapkan tujuan Mengurai pekerjaan atas


Memilih operator
pengukuran elemen-elemen
Berkemampuan normal • Menjelaskan sistem kerja
• Dasar penetapan upah dan bisa diajak kerja terbakukan
• Perkiraan waktu sama. • Penyesuaian kemampuan
penyelesaian pekerjaan. tiap elemen
• Penetapan waktu • Memudahkan
kerja/istirahat. pengamatan elemen tidak
• Kecukupan tenaga kerja baku
• Mengembangkan data
waktu standar
Pengukuran waktu

Tingkat Kesalahan (Degree Of Errors) :


Penyimpangan maksimal yang dinyatakan dalam % dari waktu
penyelesaian sebenarnya yang seharusnya dicari.

Tingkat Keyakinan (Confidence Level):


Besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi
syarat ketelitian.
Contoh :

5%; 95% → pengukur membolehkan rata-rata


hasil pengukurannya
95% menyimpang max. 5% dari rata-rata
sebenarnya, dan kemungkinan
berhasil mendapatkan hal itu 95%.

misal : rata-rata sebenarnya = 100 detik


ada hasil pengukuran = 96 detik

5%; 95% → pengukur mempunyai tingkat


keyakinan 95% bahwa 96
detik tersebut terletak pada interval harga
rata-rata sebenarnya ± 5%.
Pengukuran Waktu :
Pengukuran Pendahuluan

Pengukuran pendahuluan
- Dilakukan untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus
dilakukan untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan
- Jumlah pengukuran ditentukan oleh pengukur (biasanya 10 kali
atau lebih) → sebaiknya minimal 30 data !

Contoh : Hasil pengukuran pendahuluan untuk penghitungan


waktu baku sebuah pekerjaan adalah sbb :

Pengukuran ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Waktu (Menit) 14 10 12 15 17 18 15 16 11 9 14 16 10 18 14 15
 5%; 95% :

10%; 95% :
 
CONTOH
X X² X X² X X²

6 36 6 36 6 36
5% ; 95%
5 25 5 25 6 36

I 8 64 III 5 25 V 6 36  
6 36 6 36 5 25

5 25 6 36 6 36 N = 30

5 25 5 25 7 49
5 25 5 25 7 49 → Jumlah pengamatan yang diperlukan (N’) = 65
6 36 5 25 6 36 dgn 5%; 95%, N = 30 belum cukup
II 6
5 36
25 IV 5
5 25
25 VI 6
6 36
36

II 5
5 25
25 IV 5
5 25
25 VI 6
5 36
25

5
6 25
36 5
6 25
36 5
5 25
25

6 36 6 36 5 25
Keseragaman data
Data yang seragam yaitu berasal dari sistem sebab
yang sama dan berada dalam batas kontrol, data tidak
seragam apabila berasal dari sistem sebab berbeda dan
berada diluar batas kontrol.
Uji keseragaman data :
1. Kelompokkan data dalam sub grup dan hitung ratarata masing-masing sub grup

Sup Grup Waktu Penyelesaian Berturut - Harga Rata -


Ke Turut Rata
1 14 10 12 15 12,75
2 17 18 15 16 16,50
3 11 9 14 16 12,50
4 10 18 14 15 14,25
Jumlah 56,00
Keseragaman data
2.
  Hitung rata-rata dari rata-rata sub grup

= =
Xi = Harga rata – rata subgroup
K = Jumlah subgrup

3.
  Hitung standar deviasi waktu penyelesaian
N = jumlahpengukuranpendahuluan
Xj = waktu penyelesaian yang teramati

Sehingga

= 2,9
Keseragaman data
 4. Hitung standar deviasi harga rata-rata

=
n = jumlahsubgrup

 5. Tentukan batas kontrol atas dan bawah (BKA dan BKB)

BKA = + 36 BKA = 14 + 3 (1,455) = 18365


BKA = - 36 BKA = 14 – 3 ( 1,455) = 9,635
Untuk
  memenuhi tingkat ketelitian dan keyakinan yang
diinginkan perlu dilakukan perhitungan jumlah
pengamatan yang diperlukan. Dengan tingkat ketelitian
5 % dan tingkat keyakinan 95 %, jumlah pengamatan
yang diperlukan :

Sehingga diperlukan (64,19 – 16) = 49 pengukuran lagi


Perhitungan Waktu Baku
Penyesuaian Kelonggaran
(P)

Waktu Siklus Waktu Normal Waktu Baku


(Ws) (Wn) (Wb)

 Ws = Jumlah nilai pengukuran (


Jumlah Pengukuran (N)

Wn = Waktusiklus(Ws) x Penyesuaian(P)

Wb = Waktunormal + (Waktunormal(Wn) x
Kelonggaran)
Pengukuran Kerja
(Work Measurement)
Dilakukan dengan menjalankan
pengukuran waktu, umumnya berujung
dengan didapatkannya Waktu Baku
bagi sistem kerja ybs.
Waktu baku adalah waktu yang
dibutuhkan seorang pekerja rata-rata
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
secara wajar dalam suatu sistem
kerja yang ditambahkan kelonggaran.
Waktu siklus adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu
proses pekerjaan, atau jumlah waktu
tiap-tiap elemen dalam suatu
pekerjaan.
Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan
seorang pekerja rata-rata untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan secara wajar dalam suatu
rancangan sistem kerja yang telah disesuaikan.
Penyesuaian Metode Penyesuaian
1. Presentase
Besarnya faktor penyesuaian sepenuhnya
Ketidakwajaran bekerja : ditentukan oleh pengukur melalui
- tidak sungguh-sungguh pengamatannya selama melakukan pengukuran
- terburu-terburu Misal : pengukur berpendapat bahwa P = 110
- kondisi ruangan buruk % sedangkan waktu siklusnya diketahui 14
menit, maka : Waktu normal = 14 x 1,1 = 15,4
menit
2. Schumard
Harus dinormalkan dengan melakukan - Performance kerja dikelompokkan dalam kelas-
penyesuaian kelas
- Operator yang bekerja normal diberi nilai 60.
- Tabel penyesuaian menurut Schumard

Apabila pengukur berpendapat operator


bekerja dengan wajar maka P = 1, bila
terlalu cepat maka P > 1 jika terlalu
lambat maka P < 1
Misal : performance seorang operator dinilai
excellent, maka dia mendapat nilai 80. sehingga
faktor penyesuaiannya : P = 80/60 = 1,33 jika
waktu siklusnya 14 menit, maka waktu normal =
14 x 1,33 = 18, 62
Metode Penyesuaian
3. Westinghouse
4. Cara Obyektif
- penilaian penyesuaian dilakukan pada 4 faktor yang dianggap
- penyesuaian dilakukan dengan mempertimbangkan 2
berpengaruh terhadap kewajaran kerja, yaitu : ketrampilan (skill)
faktor, yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan
usaha (effort), kondisi kerja (condition) dan konsistensi (consistency).
pekerjaan.
- Setiap faktor terbagi dalam kelas-kelas dengan nilainya masing-
- nilai kecepatan kerja ditentukan berdasarkan
masing.
pengamatan selama pengukuran (seperti cara
- Keadaan yang dianggap wajar diberi nilai P = 1, sedangkan
presentase).
penyimpangan dari keadaan ini harga p ditambah dengan angka yang - Tingkat kesulitan ditetapkan berdasarkan anggota
sesuai dari keempat faktor diatas.
badan yang terlibat dan peralatan yang digunakan.
Contoh :
jika waktu siklus rata-rata
adalah 14 menit, dan
waktu ini dicapai dengan
ketrampilan yang dinilai
Fair (E1), usaha good
(C2), kondisi excellent (B)
dan konsistensi poor (F)
maka : Ketrampilan : Fair
- 0,05 Usaha : Good +
0,02 Kondisi : Exc + 0,04
Konsistensi : Poor - 0,04
Jumlah - 0,03 sehingga P
= 1 – 0,03 = 0,97 Wn =
14 x 0,97 = 13,58
KELONGGARAN
Kelonggaran :
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
2. kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah.
3. kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan.

Nilai-nilai ini telah ditetapkan dalam tabel

Waktu baku = waktu normal + (waktu normal x % allowance)

Waktu baku = Waktu Normal x 100%


(Standard time) 100% - % allowance

Contoh soal:

• Bila ditetapkan allowance 5% untuk 1shift


kerja (8 jam= 480 menit) maka setara dengan
24 menit.
• Waktu kerja efektif = 480-24= 456 menit
• Misal waktu normal 0,88 menit/unit produk
• Maka, waktu baku = 0,88 +(0,88x 5%) =
0,924 menit/produk
LATIHAN
DATA
3,4
• Skill : 0,08
3,6
3,0
• Effort : 0,05
3,7 • Condition : -0,03
3,5 • Consistency : 0,01
3,8 • Hitung Ws, Wn, Wb
3,2 dengan allowance 5%
3,1
3,9
3,4
• Infographic Style
Dikembangkan oleh : SAMPLING
L.H.C.Tippet
PEKERJAAN
Menggunakan hukum
probabilitas (the law of
/ UJI PETIK Manfaat :
• Untuk mengetahui
probability) → distribusi pemakaian
pengamatan suatu obyek waktu kerja yang
tidak perlu dilaksanakan dilakukan oleh pekerja /
secara menyeluruh kelompok kerja
(populasi) melainkan • Untuk mengetahui
cukup dilakukan dengan tingkat pemanfaatan
menggunakan contoh mesin-mesin atau
(sample) yang diambil fasilitas; karyawan →
secara acak (random) mengukur ratio delay.
• Menentukan waktu baku
Prosedur Pelaksanaan Sampling Pekerjaan

4
2
1 3 Melakukan pemisahan
Jika perlu, lakukan kegiatan misal : kegiatan
perbaikan-perbaikan produktif dan non produktif
terhadap kondisi kerja atau : kegiatan
dan cara kerja dari 1. mengetik kegiatan
Menetapkan tujuan sistem kerja yang ada Memilih operator dan 2. menerima instruksi pimpinan
pengukuran → melatih kegiatan
tetapkan tingkat 3. menelpon / melayani
ketelitian dan tingkat kegiatan
keyakinan. 4. membereskan arsip
kegiatan
5. tugas keluar kantor kegiatan
6. Lain-lain
Penentuan Jumlah Sample Pengamatan yang
Dibutuhkan
 
Banyaknya pengamatan dipengaruhi :
• Tingkat ketelitian (degree of accuracy)
• Tingkat kepercayaan (level of confidence)
Dengan asumsi : kejadian seorang operator
akan bekerja atau menganggur mengikuti pola
distribusi normal, maka :

Dimana :
s = Tingkat ketelitian yang diinginkan
p = Persentase terjadinya kejadian yang diamati
N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan
k = Harga indeks → tergantung dari tingkat
kepercayaan
Contoh :
Penentuan persentase waktu menganggur dari
suatu mesin dengan menggunakan sampling
kerja. Tingkat kepercayaan yang dikehendaki
95% dan tingkat ketelitian ditetapkan 5%. Berapa
jumlah pengamatan (N) yang diperlukan ?

Sampling pendahuluan (preliminary study) Misal :


dilakukan studi pendahuluan 100 kali
pengamatan acak, dan 25 x diantaranya mesin
dijumpai menganggur → persentase idle = 25 =
0,25 100
Maka jumlah pengamatan yang harus dilakukan :

Contoh :
You can Resize
Penentuan without
persentase waktu
losing quality
menganggur dari    
suatu
You canmesin dengan
Change Fillmenggunakan
sampling
Color & kerja. Tingkat kepercayaan
yang
Line Color
dikehendaki 95% dan tingkat
ketelitian
ditetapkan 5%. Berapa jumlah
pengamatan
(N) yang diperlukan ?

Sampling pendahuluan (preliminary


study) = 4800
Misal : dilakukan studi pendahuluan
FREE
100 kali
pengamatan acak, dan 25 x
PPT
diantaranya
mesin dijumpai menganggur 
TEMPLATES
persentase
idle = 25 = 0,25
www.allppt.com
100
Penentuan tingkat ketelitian untuk jumlah pengamatan yang
 diharuskan : Frekuensi Teramati pada Hari Ke-
Kegiatan Jumlah
Misal dari 4000 pengamatan yang telah dilakukan : 1 7 3 4
- mesin dalam kondisi bekerja = 2600
- mesin dalam kondisi menganggur = 1400
Produktif 24 29 30 26 109
→ Persentase waktu menganggur = = 35% → p = 0,35 Non Produktif 12 7 6 10 35
Jumlah 36 36 36 36 144
= 4,3%
% Produktif 67% 81% 83% 72%
Sehingga jika dikehendaki tingkat ketelitian 5%, hal ini
sudah memenuhi.

 𝑝= 67+81+83+72 100 %=0,76


( 4 )
Penggunaan Peta Kontrol dalam Sampling Kerja
 - Untuk menguji keseragaman data
 

Dimana : p = persentase produktif


n = jumlah pengamatan

Contoh :
Jumlah pengamatan selama 4 hari, dimana setiap hari
dilakukan 36x pengamatan, dijumpai data sebagai
berikut : - kegiatan produktif = 109 x → pi = dalam BKA & BKB
- kegiatan non produktif / idle = 35 x
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai