Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGUKURAN KERJA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi


Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional
Dosen pengampu: Roni Arpinto, S.E., M. Pd.

Di susun oleh :
1. Tri Pamade Ahmad N (E1802010047)
2. Fitri Ayu Nurhayati (E1802010031)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah yang berjudul
“PENGUKURAN KERJA”
Dengan selesainya makalah ini penyusun mengucapkan terima kasih dan
kepada semua pihak yang telah membantu selesainya makalah ini.
Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal
itu karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh kerena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat kesalahan.

Surakarta, 19 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Judul Halaman.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................... 4
B. Tujuan Penulisan.................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah................................................................................. 5
BAB II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengukuran Kerja...............................................................6
2. Tujuan Pengukuran Kerja.....................................................................6
3. Standar Kerja dan Pengukuran Kerja...................................................7
4. Standar Waktu yang Ditetapkan...........................................................11
5. Pengambilan Sampel Kerja...................................................................12
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 15
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Apabila pemimpin perusahaan menginginkan perusahaannya


berhasil maka dua hal yang menjadi pusat kerja yang digunakan dalam
kegiatan pengolahan. Kehematan dan keberhasilan tersebut tergantung
kepada daya hasil mesin-mesin. Dan yang dimiliki sumber daya manusia
adalah satu dari berbagai penentu terpenting daya-hasil yang dimiliki
perusahaan secara keseluruhan.
Daya-hasil (productivity) dapat digunakan untuk mnentukan
apakah seorang pekerja sudah bekerja dengan baikatau belum. Untuk
keperluan ini harusnya ditetapkan suatu tolak ukur atau acuan (standard)
terhadap mana daya-hasil yang sebenarnya dimiliki seorang pekerja akan
dibandingkan. Daya-hasil yang lebih rendah dari pada tolak ukur atau
acuan tersebut merupakan satu bentuk kerugian didalam pendaya-gunaan
sumberdaya manusia oleh perusahaan. Semakin dekat tingkat daya-hasil
yang sebenarnya (actual productivity) dengan daya hasil yang seharusnya
(standard productivity) maka semakin baik pula kegiatan operasi dan
produksi perusahaan.
Dalam penentuan tolak ukur atau acuan ini, yang harus dilakukan
adalah pengukuran pekerjaan (work measurement) untuk berbagi
pekerjaan yang ada dalam keseluruhan kegiatan pengolahan.
B. Tujuan Penulisan
Penulis menulis makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk menambah wawasan tentang standar tenaga kerja dan
pengukuran kerja
2. Untuk menambah wawasan tentang pengalaman masalalu
3. Untuk memberikan wawasan tentang studi waktu
4. Untuk memberikan wawasan tentang sampling pekerjaan
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi

4
5

C. Rumusan Masalah
1. Apa itu standar tenaga kerja dan pengukuran kerja ?
2. Apa itu studi waktu dalam pekerjaan ?
3. Bagaimana mengambil sampel pekerjaan ?
4. Apa itu pengalaman masalalu ?

D.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengukuran Kerja

Pengukuran Kerja (Work Measurement) adalah tindakan


pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai
nilai yang ada pada suatu perusahaan. Hasil pengukuran tersebut
kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana
perusahaan memerlukan penyesuaian–penyesuaian atas aktivitas
perencanaan dan pengendalian.

2. Tujuan Pengukuran Kerja


Pengukuran kerja dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang
berbeda. Akibatnya, kontroversi mengenai teknik serta standar kerap
kali berakar pada maksud pengukuran kerja. Adalah tanggung jawab
manajer operasi untuk mendefinisikan tujuan ini dan untuk menjamin
bahwa teknik pengukuran kerja tersebut digunakan dengan tepat. Teknik
pengukuran kerja dapat digunakan sebagai berikut :
A. Mengevaluasi prestasi kerja.
Hal ini dilakukan dengan membandingkan keluaran
aktual dalam suatu periode waktu dengan keluaran standar
yang ditentukan dari pengukuran kerja.
B. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja.
Untuk suatu tingkat keluaran tertentu di masa dating,
pengukuran kerja dapat digunakan untuk menentukan berapa
banyak masukan tenaga kerja yang diperlukan.
C. Menentukan kapasitas yang tersedia.
Untuk suatu tingkatan tenaga kerja dan ketersediaan
peralatan tertentu, standar pengukuran kerja dapat digunakan

6
7

untuk memproyeksikan kapasitas yang tersedia. Tujuan ini


hanya kebalikan dari poin B.
D. Menentukan harga atau biaya dari suatu produk.
Standar tenaga kerja, yang diperoleh melalui
pengukuran kerja, adalah salah satu unsur dari system
penetapan harga pokok atau harga jual.       
E. Membandingkan metode kerja.
Apabila metode yang berbeda untuk suatu pekerjaan
sedang di pertimbangkan, pengukuran kerja dapat memberikan
dasar untuk melakukan perbandingan ekonomis atas metode-
metode tersebut
F. Mempermudah penjadwalan operasi.
Salah satu masukan data bagi semua sistem
penjadwalan adalah taksiran waktu bagi kegiatan kerja.
G. Membentuk insentif upah.
Dengan insentif upah, para pekerja menerima lebih
banyak untuk keluaran yang lebih banyak. 

3. Standar Pekerja Dan Pengukuran Kerja


Standar pekerja modern diawali dengan penelitian yang diawali
oleh Frederick Taylor dan Frank Gilberth serta Lilian Gilberth pada
awal abad ke-20. Saat itu, sebagian pekerjaan dikerjakan secara manual
yang mengakibatkan tingginya porsi pekerja dalam suatu produk. Hanya
sedikit informasi yang diketahui tentang apa-apa yang termasuk dalam
satu hari kerja normal,  sehingga manajer memulai suatu penelitian
untuk meningkatkan metode kerja dan memahami usaha manusia. Usaha
ini berlanjut hingga sekarang, walaupun sekarang sudah awal abad ke-
21 dan upah pekerja sering kurang dari 10% dari nilai penjualan barang,
standar pekerja masih masih merupakan hal yang penting dalam
8

organisasi jasa dan manufaktur. Standar pekerja ini biasanya merupakan


titik awal dalam menentukan kebutuhan pekerja.
Manajemen operasi yang efektif membutuhkan standar yang
dapat membantu perusahaan dalam menentukan :
A. Proporsi barang dari setiap barang yang diproduksi (biaya
pekerja).
B. Kebutuhan staf (berapa banyak orang yang dibutuhkan dalam
memproduksi barang yang dibutuhkan).
C. Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan
(untuk mengambil beragam keputusan, dari perkiraan biaya
hingga keputusan yang membuat sendiri atau membeli).
D. Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan (siapa, mengerjakan
apa dalam satu aktifitas kelompok atau pada satu lini
produksi).
E. Tingkat produksi yang diharapkan (sehingga baik manajer dan
pekerja tahu apa saja yang termasuk dalam satu hari kerja
normal).
F. Dasar perencanaan insentif pekerja (apa yang menjadi acuan
untuk memberikan insentif yang tepat).
G. Efisiensi karyawan dan pengawasan (sebuah standar
diperlukan untuk mengetahui apa yang digunakan dalam
penentuan efisiensi).
Standar pekerja yang ditetapkan secara benar, mewakili waktu
yang dihabiskan oleh seorang pekerja rata-rata untuk melaksanakan
aktifitas tertentu dibawah kondisi kerja normal. Standar pekerja ditetapkan
dengan empat cara :
1) Pengalaman Masa Lalu (historical experience)
Standar pekerja dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman
masa lalu (historical experience), yaitu berapa jam pekerja yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Standar masa lalu
mempunyai kelebihan, karena secara relative mudah dan murah untuk
9

didapatkan. Standar masa lalu biasanya didapatkan dari kartu waktu


produksi atau dari data produksi. Walaupun demikian standar ini tidak
objektif karena kita tidak mengetahui keakuratannya, apakah mereka
mencerminkan kecepatan kerja yang layak atau yang buruk, dan
apakah yang tidak biasa terjadi sudah dimasukkan dalam perhitungan.
Karena variable ini tidak diketahui, penggunaan teknik ini tidak
dianjurkan. Sebagai penggantinya, studi waktu, standar waktu yang
telah ditentukan, dan pengambilan sampel kerja yang lebih dianjurkan.

2) Studi Waktu (time studies)


Pengambilan waktu dengan  menggunakan studi waktu
pertama kali diperkenalkan oleh Frederick W. Taylor pada tahun
1881. Metode ini masih menjadi metode yang paling banyak
digunakan saat ini. Prosedur studi waktu menggunakan sampel kinerja
seorang pekerja dan menggunakanya sebagai standar. Seorang pekerja
yang terlatih dapat menerapkan standar dengan delapan langkah
berikut.
A. Definisikan pekerjaan yang akan diamati.
B. Bagi pekerjaan menjadi elemen yang tepat.
C. Tentukan berapa kali akan dilakukan pengamatan.
D. Hitung dan catat waktu elemen serta tingkat kinerja.
E. Hitung waktu siklus rata-rata.
Waktu siklus pengamatan rata-rata :
Jumlah waktu yang di catat untuk melaksanakan setiap elemen
Jumlah siklus pengamatan

F. Tentukan tingkat kinerja dan kemudian hitung waktu normal.


Waktu normal :
(Waktu siklus pengamatan rata-rata) × (faktor peringkat)
G. Tambahkan waktu normal untuk setiap elemen untuk
mendapatkan waktu normal total.
10

H. Hitunglah waktu standar.


Waktu standar = waktu normal total /1−faktor kelonggaran
Contoh  soal :
Studi waktu dari sebuah operasi pekerjaan
menghasilkan waktu siklus pengamatan rata-rata sebesar 4
menit. Analisis memberikan peringkat pekerja yang diamati
sebesar 85%. Hal ini berarti pekerja memiliki kinerja 85% dari
kinerja normal di saat penelitian di buat. Perusahaan
menggunakan factor kelonggaran sebesar 13%. Hitunglah
waktu standar ?...

Jawab :
Waktu pengamatan rata-rata = 4,0 menit
Waktu normal =
(waktu siklus pengamatan rata-rata) × ( factor peringkat)
= (4,0)(0,85)
= 3,4 menit
 Waktu standar =
(waktu normal )/(1- factor kelonggoran)
= (3.4)(1-0,13)
= (3,4)(0,87)
= 3,9 menit
Dalam studi waktu akan membutuhkan sebuah
proses pengambilan sampel, jadi pertanyaan kesalahan
pengambilan sampel dalam waktu siklus pengamatan rata-
rata biasa terjadi. Dalam statistik kesalahan dapat terjadi
bervariasi dengan jumlah ukuran sampel yang berbanding
terbalik.
Terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan untuk
menentukan sebuah ukuran sampel yang mencukupi :
11

1. Seberapa akurat hasil pengamatan yang diinginkan (sebagai


contoh, apakah ±5% waktu siklus yang diamati sudah
mencukupi?).
2. Tingkat keyakinan yang diinginkan (sebagai contoh, nilai z;
apakah 95% sudah mencukupi atau harus 99%?).
3. Berapa banyak variasi yang muncul dalam elemen kerja
(sebagai contoh, jika terdapat variasi yang banyak, maka
dibutuhkan ukuran sampel yang lebih besar).

4. Standar waktu yang ditetapkan (predetermited time standard)


Sebagai tambahan bagi pengalaman masa lalu dan studi waktu,
standar produksi dapat ditetapkan dengan menggunakan standar waktu
yang telah ditentukan. Standar waktu yang telah ditentukan
(predetermited time standards) membagi pekerjaan manual menjadi
elemen dasar yang kecil yang telah memiliki waktu tertentu
(berdasarkan sampel pekerja yang sangat besar). Untuk memperkirakan
waktu untuk sebuah pekerjaan tertentu, faktor waktu bagi setiap elemen
dasar dari pekerjaan itu dijumlahkan. Untuk dapat mengembangkan
sistem standar waktu yang telah ditentukansecara menyeluruh,
perusahaan membutuhkan biaya yang besar. Sebagai akibatnya,
sejumlah sistem bisa didapatkan secara komersil. Standar waktu yang
telah ditentukan yang paling umum adalah metode pengukuran waktu
(methods time measurement ) MTM, yang merupakan produk dari
MTM Association.
Standar waktu yang telah ditetapkan merupakan perkembangan
dari gerakan dasar yang disebut sebagai therblig.
Istilah therblig ditemukan Frank Gilbrerth (Gilbreth dieja terbalik dan
posisi t dan h ditukar). Therblig mencakup aktivitas seperti memilih
(select), mengambil (grasp), mengarahkan (position), merakit
(assemble), menjangkau (reach), memegang (hold), beristirahat (rest),
dan meneliti (inspect). Aktivitas-aktivitas ini dinyatakan dalam satuan
12

pengukuran waktu (time measurement unit-TMU), yang sama dengan


0,00001 jam atau 0.0006 menit. Nilai MTM untuk beragam therblig
ditentukan dalam tabel yang khusus.
Standar waktu yang telah ditetapkan memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan studi waktu yaitu:
a. Standar waktu dapat dibuat di laboratorium sehingga prosedur
ini tidak mengganggu aktifitas sesungguhnya.
b. Karena standar dapat ditentukan sebelum pekerjaan benar-benar
dilakukanmaka dapat digunakan untuk membuat rencana.
c. Ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan.
d. Serikat pekerja cenderung menerima metode ini sebagai cara
yang wajar untuk menetapkan standar.
e. Standar waktu yang telah ditentukan biasanya efektif pada
perusahaan yang melakukan sejumlah besar penelitian pada
tugas yang sama.
5. Pengambilan sampel kerja (work sampling)
Metode keempat untuk menentukan standar produksi atau
pekerja adalah pengambilan sampel kerja, yang dikembangkan di inggris
oleh L. Tippet di tahun 1930. Pengambilan sampel kerja memperkirakan
presentasi waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada beragam
pekerjaannya.  Hasilnya terutama digunakan untuk menentukan
bagaimana karyawan mengalokasikan waktu mereka diantara beragam
aktivitas. Jika pengambilan sampel kerja ini dilakukan untuk
menetapkan kelonggaran keterlambatan, metode ini sering disebut
sebagai peneliatian rasio keterlambatan (ratio delay study).
Prosedur pengambilan sampel kerja:
1. Ambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai
parameter
2. Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan
3. Buat jadwal untuk mengamati pekerja pada waktu yang layak.
Konsep angka acak digunakan untuk mendapatkan pengamatan
13

yang benar-benar acak. Contohnya : diambil angka acak dari


table: 08. 10, 20, 25, 45. Nilai ini dapat digunakan untuk
membuat sebuah jadwal pengamatan pada pukul 10:08, 10:10,
10:20, 10:25, 10:45.
4. Lakukan pengamatan dan catat aktivitas pekerja
5. Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka.
Formula dibawah ini memberikan ukuran sampel untuk tingkat
keyakinan dan keepatan yang diinginkan:
z 2 p (1− p)
n=
h2
Dengan:
n = ukuran sampel yang dibutuhkan
z = deviasi normal standar untuk tingkat kepercayaan yang
diinginkan
*z = 1 untuk tingkat kepercayaan 68%, z = 2 untuk tingkat
kepercayaan 95,45%, z = 3
untuk tingkat kepercayaan 99,73%
p = nilai perkiraan proporsi sampel (waktu kerja operator yang
diamati apakah sedang sibuk ataukah sedang menganggur)
h = tingkat kesalahan yang dapat diterima, dalam presentasi
Fokus pada pengambilan sampel kerja adalah untuk menentukan
bagaimana pekerja mengalokasikan waktu mereka diantara beragam
aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapat dicapai dengan menetapkan
presentasi waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada aktivitas-
aktivitas yang ada daripada sejumlah waktu tertentu yang dihabiskan
untuk tugas tertentu dibawah ini adalah kelebihan dan kelemahan
pengambilan sampel kerja diandingkan metode studi waktu.
Pengambilan sampel kerja menawarkan beberapa keunggulan
daripada metode studi waktu :
14

a. Pengambilan sampel kerja lebih murah karena hanya


diperlukan seorang pengamat yang dapat mengamati beberapa
pekerja secara bersamaan
b. Pengamatan tidak memerlukan pelatihan khusus, dan peralatan
pengukur waktu khusus
c. Penelitian dapat ditunda kapan saja dengan menghasilkan
sedikit dampak dan hasil
d. Karena pengambilan sampel kerja dilakukan secara spontan
pada waktu yang panjang, pekerja hanya memiliki sedikit
kesempatan untuk mempengaruhi hasil penelitian.
e. Prosedur yang ada hanya sedikit mengganggu sehingga tidak
menyebabkan pekerja merasa keberatan.
Adapun kekurangan dari pengambilan sampel kerja yaitu :
a. Tidak membagi unsur kerja selengkap studi waktu
b. Pengambilan sampel kerja dapat menghasilkan hasil yang bias
atau tidak benar jika pengamat tidak mengikuti rute perjalanan
dan pengamatan yang acak, serta
c. Karena tidak mengganggu, pengambilan sampel kerja
cenderung kurang akurat, terutama saat pekerjaan yang diamati
memiliki siklus waktu yang pendek.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Standar tenaga kerja dibutuhkan untuk sebuah system operasi yang efisien.
Standar tenaga kerja dibutuhkan bagi perencanaan produksi, perencanaan pekerja,
pembuatan anggaran dan mengevaluasi kinerja. Dengan adanya standar tenaga
kerja yang akaurat, menejemen dapat mengetahui apa kebutuhan tenaga kerja
mereka, berapa biaya yang harus dikeluarkan, dan apa saja yang terkandung
dalam satu hari kerja normal.
Standar tenaga kerja juga dapat digunakan sebagai dasar system insentif.
Mereka digunakan di pabrik dan di kantor. Standar tenaga kerja dapat dibuat
melalui empat cara, yaitu : Pengalaman masa lalu (historical experience), Studi
waktu (time studies), Standar waktu yang telah ditentukan (predetermited time
standards), Pengambilan sampel kerja (work sampling).

15
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay. 2005. Manajemen Operasi. Edisi 7. Jakarta : Salemba Empat


Schroeder, Roger G. 1994. Manajemen Operasi : pengambilan keputusan dalam
fungsi operasi. Edisi 3. Jakarta : Erlangga

Wulandari, Tri. Internet. 2012. Pengukuran Kerja. Diakses pada tanggal 28


Oktober 2019
http://blog.trisakti.ac.id/triwulandarisd/2012/01/04/pengukuran-kinerja/.
_____ . Internet. 2011. Pengertian Perencanaan Kredit. Di akses 28 Oktober 2019
http://go-phelz.blogspot.com/2011/01/pengukuran-kinerja-manajemen-
operasi.html
_____. Internet . 2014. Pengukuran Kerja Manajemen Operasi. Di akses 28
Oktober 2019
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran_Kerja_Manajemen_Operasi

16

Anda mungkin juga menyukai