Disusun oleh :
Kelompok 9
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan dengan
judul “Ciri Dan Ketrampilan Manajerial”. Kami berterima kasih kepada berbagai pihak yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan tugas, terlebih khusus kepada dosen yang telah
membantu dalam perkuliahan Mata Kepemimpinan
Semoga dengan tugas ini, dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada
umumnya. Namun, kami menyadari dalam pembuatan tugas masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi penyempurnaan tugas ini. Terima kasih.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Ketrampilan…….........................................................
3.2 Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sedangkan manajemen menangani semua mata rantai operasi bisnis sehari-hari. Yang
jelas, untuk sukses seseorang harus melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya sesuai
posisi yang diembannya jika ia ingin berhasil. Kebutuhan akan kepemimpinan dan
keterampilan manajerial semakin mendesak khususnya dalam masa menghadapi
ketidakpastian ekonomi, kondisi politik yang terus berubah, dan kebutuhan konstan untuk
berbuat lebih banyak. Dewasa ini konsultan kepemimpinan tumbuh lebih banyak, dibarengi
dengan melimpahnya buku tentang bisnis, dengan pembahasan tak berujung tentang manfaat
dari kepemimpinan dan manajemen. Untuk itu sebaiknya mari kita fokus pada apa yang kita
anggap paling penting, yaitu bagaimana membangun kemampuan secara terpadu, baik dalam
kepemimpinan dan keterampilan manajemen, serta seni mengkombinasikan dan memainkan
keduanya dimana hal ini masuk dalam hakikat dari ciri dan keterampilan manajerial. Dimana
hakikat dari ciri dan keterampilan manajerial adalah tujuan dari penulisan tugas mandiri ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah ciri menunjuk kepada sejumlah atribut individual, termasuk aspek kepribadian,
temperamen, kebutuhan, motivasi, serta nilai-nilai. Ciri kepribadian adalah watak yang relatif
stabil untuk berperilaku dalam sebuah cara tertentu.
Contoh : rasa percaya diri, sifat ekstroversi, kedewasaan emosional,dan tingkat energi.
Kebutuhan dan motif adalah keinginan akan jenis-jenis rangsangan dan pengalaman
kebutuhan fisiologis (rasa haus dan lapar) dan motif sosial (keberhasilan, rasa
dihormati, afiliasi, dan independensi).
Nilai adalah sikap yang diinternalisasikan mengenai apa yang benar dan salah, etis dan
tidak etis, bermoral dan tidak bermoral.
Contoh : kewajaran, keadilan, kejujuran, kebebasan, kesetaraan, humaniter, kesetiaan,
patriotisme, kemajuan, pemenuhan diri, keunggulan, pragmatisme, sopan santun, keramahan,
dan kerja sama.
Terdapat cukup banyak bukti bahwa ciri ditentukan bersama oleh belajar dan suatu kapasitas
yang diwariskan untuk memperoleh kepuasan bagi jenis rangsangan atau pengalaman tertentu
(Bouchard, Lykken, McGue, Segal & Tellegen, 1990). Beberapa macam ciri mungkin
dipengaruhi oleh belajar (nilai, kebutuhan sosial) daripada yang lainnya (temperamen,
kebutuhan psikologis).
Istilah keterampilan mengacu kepada kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam cara yang
efektif. Keterampilan ditentukan bersama dengan belajar dan keturunan. Keterampilan dapat
didefinisikan secara abstraksi dan umum. (kecerdasan, keterampilan hubungan antar pribadi)
hingga secara sempit dan spesifik (pertimbangan verbal, kemampuan persuasif)
Kita asumsikan bahwa manajer adalah seorang yang mengarahkan aktivitas dari orang lain dan
mengambil tanggungjawab terhadap pencapaian suatu tujuan (objective) melalui usaha
tersebut maka manajer yang sukses biasanya adalah mereka mempunyai 3 (tiga) keterampilan
dasar yaitu :
1. Keterampilan Teknis
Pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik untuk melakukan aktivitas khusus.
Kemapuan untuk menggunakan peralatan dan perangkat yang relevan dengan aktivitas
tersebut.
2. Keterampilan Hubungan Antar Pribadi
Pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses hubungan antarpribadi.
Kemampuan untuk memahami perasaan, sikap, dan motif orang lain dari apa yang mereka
katakan dan lakukan.
Contoh : empati dan sensitivitas sosial.
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
Contoh : Kefasihan bicara dan persuasif.
Kemampuan untuk membuat hubungan yang efektif dan kooperatif. Contoh..: kebijaksanaan,
diplomasi, keterampilan mendengarkan, pengetahuan tentang perilaku sosial yang dapat
diterima.
3. Keterampilan Konseptual
Kemampuan analitif umum, pemikiran logis, kefasihan dalam pembentukan konsep dan
konseptualisasi hubungann yang kompleks dan ambigu.
Kreativitas dalam pembuatan ide dan pemecahan masalah.
Kemampuan untuk menganalisis peristiwa dan merasakan tren, antisipasi perubahan, dan
mengenali kesempatan dan potensi masalah.
Contoh : pemikiran induktif dan deduktif.
Selain dari 3 (tiga) Kategori dari Keterampilan Kepemimpinan yang telah disebutkan di atas,
beberapa penulis membedakan kategori keterampilan keempat yakni : “Keterampilan
Administratif” yang didefinisikan dalam hal kemampuan melakukan sebuah fungsi atau
perilaku manajerial tertentu.
Misalnya melakukan perencanaan, negosiasi, pelatihan. Keterampilan Administratif mencakup
kombinasi keterampilan teknis, kognitif dan hubungan antarpribadi.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial itu? Menurut Bigelow (1998)
sebenarnya tidak banyak mendefinisikan apa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial.
Banyak teks yang menekankan lebih banyak menekankan ke proses pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan dari pada mendefinisikan secara spesifik keterampilan manajerial.
Namun berdasarkan kompilasi beberapa teks, keterampilan manajerial berkaitan dengan teori,
teknik, dan pedoman perilaku, yang bila diaplikaskan secara tepat akan meningkatkan performa
keberhasilan seorang manajer.
Singkatnya, perbedaan antara kepemimpinan dan keterampilan manajerial adalah: bahwa
manajemen sebagian besar berurusan dengan status quo, sedangkan tugas kepemimpinan
sebagian besar berurusan dengan perubahan masa depan. Struktur dan sistem adalah sebagian
besar alat yang digunakan oleh manajer. Budaya dan visi adalah alat yang cenderung lebih
digunakan oleh para pemimpin. Aktivitas manajemen lebih banyak berurusan dengan jangka
waktu dekat.
Sedangkan aktivitas kepemimpinan lebih banyak berurusan dengan masa depan jangka
panjang. Perlu diulangi sekali lagi, bahwa inti dari manajemen adalah ketertiban dan
prediktabilitas. Adapun Inti dari kepemimpinan adalah perubahan. Perbedaan lain yang
berguna bagi kejelasan pemahaman tentang kepemimpinan dan keterampilan manajemen
adalah: bahwa semakin tinggi kita mencapai puncak organisasi, maka semakin tinggi pula
tuntutan kita untuk bersikap sebagai seorang pemimpin, demikian pula sebaliknya.
Maka sebagian besar aktivitas eksekutif (CEO) harus berperilaku sebagai seorang pemimpin,
jika eksekutif tidak berperilaku sesuai kedudukannya, organisasinya akan menghadapi risiko
sejalan dengan meningkatnya laju persaingan dan perubahan.
Begitu juga untuk seorang manajer, maka sebagian besar waktunya dihabiskan untuk
memerankan diri sebagai seorang manajer. Namun, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada ruang
sama sekali untuk peran kepemimpinan dalam tugas manajerialnya. Sebaliknya, sangat
diharapkan bahwa perilaku kepemimpinan dapat dihadirkan dan terdistribusi sesuai porsinya
di setiap strata organisasi.
Meskipun masih terdapat perdebatan yang menyangkut kadar keseimbangan antara bobot
kepemimpinan dan keterampilan manajerial yang harus dimiliki seseorang, namun menurut
Badger dan Smith, keseimbangan antara kepemimpinan dan keterampilan manajemen ini
akan terus berubah sesuai dengan tuntutan perubahan organisasi.
Akan tetapi seperti tadi diungkap, bahwa setiap orang pada saat ini perlu mengasah keduanya
secara terus menerus, baik dalam praktek pekerjaan sehari-hari, maupun secara khusus
mengikuti pelatihan dan kursus yang diselenggarakan oleh fihak konsultan penyelenggara.
Banyak tema atau mata rantai pelatihan kepemimpinan yang ditawarkan oleh para
penyelenggara, diantara tema yang paling diminati adalah sesi untuk meningkatkan beberapa
ketrampilan seperti :
Meningkatkan kemampuan beradaptasi dari seorang pemimpin sejalan dengan atribut
kepemimpinan yang disandangnya :
Memahami kesamaan kepemimpinan dan kewirausahaan
Sikap seorang pemimpin dan implikasinya
Kegairahan menjalankan peran kepemimpinan
Masalah ego dan pengaruhnya pada kepemimpinan
Kebaikan berkelanjutan dari peran para pemimpin
Antusiasme dan sikap kepemimpinan
Kepemimpinan gaya menggertak dan gaya kooperatif; dan
Kebijakan kepemimpinan yang bersumber dari ajaran spirutualitas agama atau
kpercayaan.
Mendidik dan melatih seseorang untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan
harus berdampak pada peningkatan kinerja individual serta meningkatkan efektifitas
dan efisiensi kerjanya. Para peneliti sedang mengembangkan metode dan alat untuk
mengukur kecakapan atau profil kepemimpinan. Peningkatan kemampuan
kepemimpinan individu dan pelaksanaan pengetahuan kepemimpinannya akan
meningkatkan budaya kepemimpinan organisasi dan mengembangkan model
kepemimpinan yang lebih terfokus. Para peneliti sedang bekerja pada pengembangan
alat untuk mengukur profil kepemimpinan organisasi. Diantaranya perlu adanya
keseimbangan fokus kepemimpinan dan keterampilan manajemen baik pada tingkat
individual dan organisasional.
Integritas Pribadi
Integritas berarti bahwa perilaku seseorang konisten dengan niainilai yang
menyertainya, orang tersebut bebrsifat jujur, etis, dan dapat dipercaya. Berbagai jenis perilaku
berhubungan dengan integritas, sebuah indikasi penting tentang integritas adalah sejauh mana
orang itu jujur dan dapat di percaya dari pada memperdaya. Para pemimpin akan kehilangan
kredibilitas bilamana orang mendapatkan bahwa mereka telah berbohong atau telah membuat
klaim yang menyimpang secara berlebihan dari pada yang sebenarnya, indikator lain mengenai
integritas adalah menepati janji. Integritas telah disebut sebagai sebuah nilai yang penting oleh
kebanyakan dari empat puluh lima chief exekutives Inggris dalam sebuah studio oleh
CoxdanCooper,(1989).
Motivasi Kekuasaan
Seseorang yang mempunyai kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi senang untuk
mempengaruhi baik orang lain maupun peristiwa-peristiwa, kiranya mencari posisi
kewenangan. Kebanyakan studi menemukan adanya suatu hubungan yang kuat antara
kebutuhan akan kekuasaan dan promosi ketingkat manajeman yang lebih tinggi dalam
organisasi yang besar, kemudian penelitian empiris memberi indikasi bahwa suatu orentasi
kepada kekuasaan yang disosialisasi lebih besar kemungkinanya akan menghasilkann
kepemimpinan yang efektif daripada orentasi kepada kekuasaan yang di pribadikan
(personalized power) (Boyatzis, 1982; House Spangler,& Woicke, 1991;
McClelland&Boyatzis, 1982; MCCelland& Burnham, 1976 )
Orientasi kepada keberhasilan (Achievement Orientation )
Orientasi kepada keberhasilan termasuk sejumlah sikap yang saling berhubungan, nilai-
nilai, serta dorongan untuk berhasil, kesediaan untuk memikul tanggung jawab, dan perhatian
terhadap sasaran tugas. Hubungan orientasi kepada keberhasilan terhadap efektifitas manajerial
kelihatanya sangat kompleks, beberapa sebuah studi menemukan suatu hubungan yang positif
antara motivasi untuk berhasil dan efektivitas (mis. Stahl,1983; Wainer &Rubin, 1969 ), namun
studi-studi yang lainya telah menemukan hubungan yang negatif (House,Spangler & Woyke
1991 ), atau tidak ada bukti mengenai hubungan yang kuat dan signifikan (Miller & Toulouse,
1986 ) Bila kebutuhan akan keberhasilan merupakan motif yang dominan bagi seorang
manajer, ada kemungkinan bahwa usaha manajer tersebut akan diarahkan kepada keberhasilan
pribadinya dari pada kearah keberhasilan unit kerja yang di pimpin manajer tersebut.
Ketrampilan antar pribadi seperti empati, pemahaman sosial, daya tarik, taktis dan diplomatis,
dapat persuasif, serta kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan bersifat penting unyuk
mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja sama dengan para bawahan, atasan,
sejawat, dan orang luar. Seorang manajer yang memahami orang lain dan ia sangat menarik,
sangat taktis, dan diplomatis akan mempunyai hubungan kerja sama dari pada mereka yang
tidak berperasaan dan menyerang
Beberapa orang mempunyai konsep yang salah bahwa ketrampilan antar pribadi tidak lebih
dari pada prilaku yang berperhatian (considerate) yang sewaktu-waktu di nyalakan pada
situasi-situasi yang istimewa, Katz mempunyai titik pandang yang berbeda :
Ketrampilan yang sebenarnya dalam bekerja dengan orang lain harus menjadi suatu keagiatan
yang alami, dan terus menerus, karena ia menyangkut kepekaan bukan saja pada saat membut
keputusan , namun juga dalam perilaku sehari-hari dari individu tersebut… Karena semua yang
dikatakan dan yang dilakukan oleh pemimpin tersebut (atau tidak dikatakan dan tidak
dilakukan ) mempunyai dampak terhadap kawan-kawan sekerjanya, keinginan diri sendiri
dalam waktu akan terlihat, jadi supaya eafektif ketrampilan tersebut harus secara alami
dikembangkan dan secara tidak sadar, maupun secara konsisten, diperlihatkann dalam tindakan
dari individu tersebut.
Ketrampilan konseptual
Ketrampilan konseptual termasuk beberapa kemampuan kognitif seperti kemampuan
analitis, berpikir logis, memformasi konsep, pemikiran yang induktif, dan pemikiran deduktif.
Dalam arti umum ketrampilan konseptual termasuk penilaian yang baik, dapat melihat
kedapan, intuisi, kreatifitas, dan kemampuan untuk menemukan arti dan keberesan dalam
peristiwa-peristiwa ambisius, dan tidak pasti. Penelitian mengenai ciri dan ketrampilan
konseptual dengan pensil dan kertas menemukan bukti yang kuat bahwa jenis kemampuan yang
demikian berhubungan dengan efektifitas manajerial khususnya pada posisi manajerial tingkat
tinggi (Bass, 1990) Salah satu jenis ketrampilan konseptual, disebut cognitive complexity,
termasuk kemampuan untuk menggunakan isyarat-isyarat untuk membuat perbedaan dan
mengembangkan kategori-kategori untuk mengklasifikasi sesuatu, demikian juga kemampuan
untuk mengidentifikasi hubungan yang kompleks dan mengembangkan solusi-solusi kreatif
terhadap masalah. Seseorang mempunyai cognitive complexity yang tinggi mampu untuk
melihat berbagai bayangan yang semu dan mampu untuk mengidentifikasi pola-pola hubungan
yang kompleks dan memprediksi peristiwa-peristiwa di masa depan berdasarkan
kecenderungankecenderungan yang sekarang ada.
Keputusan untuk bergabung (merge) atau menolak penggabungan (merger) untuk membuat
perubahan penting dalam lokasi atau untuk mempertahankan posisi yang sekarang, untuk
meluncurkan lini produk yang sama sekali baru atau tetap dengan jenis-jenis barang
tradisional,agar menjadi yang nomor satu dalam produksi yang baru atau menunggu sampai
orang lain mecobanya. Semuanya ini merupakan jenis-janis masalah-masalah yang meminta
pengertian yang paling besar mengenai lingkungan manajemen. Mereka juga merupakan jenis
persoalan yang membuat perbedaan antara persaingan yang berhasil atau tidak berhasil, antara
pertumbuhan dan stgnasi, kelangsungan hidup dan kegagalan.
Para manajer eksekutif menggunakan campuran intuisi dan pemikiran sadar yang cocok bagi
jenis situasi keputusan yang dihadapi meraka (Agor, 1986; Lord & Maher, 1991), Intuisi adalah
suatu pengertian atau firasat yang kelihatanya timbul secara tiba-tiba tanpa pemikiran yang
sadar, menurut simon (1987), intuisi bukanlah merupakan suatu proses mistik namun
merupakan hasil dari pengalaman sebelumnya yang ekstensif dengan masalah yang sama,
pengetahuan yang relevan yang di perolah dari pengalaman tersebut dapat diambil bilamana
diperlukan tanpa banyak kesadaran.
Peran para manajer tingkat menengah terutama untuk mendukung struktur yang ada dan
mengembangkan cara-cara untuk menjalankan kebijakan-kebijakan dan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan oleh tingkatan yang lebih tinggi, peran tersebut membutuhkan suatu campuran
yang kurang lebih sama antara ketrampilan-ketreampilan teknis, antar pribadi, dan konseptual.
Bagi manajer-manajer tersebut ketrampilan teknis secara relatif lebih penting daripada
ketrampilan konseptual atau ketrampilan antar pribadi.
Beberapa buah penelitian menyatakan bahwa persyaratan ketrampilan bagi para manajer pada
masing-masing tingkatan agak berbeda-beda tergantung pada jenis organisasi, besarnya, jenis
struktur organisasi, serta tingkat sentralisasi kewenangan (McLennan, 1967)
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah ciri menunjuk kepada sejumlah atribut individual, termasuk aspek kepribadian,
temperamen, kebutuhan, motivasi, serta nilai-nilai. Istilah keterampilan mengacu kepada
kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam cara yang efektif. Keterampilan ditentukan
bersama dengan belajar dan keturunan. Keterampilan dapat didefinisikan secara abstraksi dan
umum. (kecerdasan, keterampilan hubungan antar pribadi) hingga secara sempit dan spesifik
(pertimbangan verbal, kemampuan persuasif). Sebenarnya apa yang dimaksud dengan
keterampilan manajerial itu? Menurut Bigelow (1998) sebenarnya tidak banyak
mendefinisikan apa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial. Banyak teks yang
menekankan lebih banyak menekankan ke proses pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan dari pada mendefinisikan secara spesifik keterampilan manajerial. Adapun Inti
dari kepemimpinan adalah perubahan. Perbedaan lain yang berguna bagi kejelasan pemahaman
tentang kepemimpinan dan keterampilan manajemen adalah: bahwa semakin tinggi kita
mencapai puncak organisasi, maka semakin tinggi pula tuntutan kita untuk bersikap sebagai
seorang pemimpin, demikian pula sebaliknya. Tingkat energi yang tinggi dan toleransi terhadap
stress membantu para manajer menanggulangi tingkat kecepatan yang tinggi,
Untuk itu sebaiknya mari kita fokus pada apa yang kita anggap paling penting, yaitu
bagaimana membangun kemampuan secara terpadu, baik dalam kepemimpinan dan
keterampilan manajemen, serta seni mengkombinasikan dan memainkan keduanya dimana
hal ini masuk dalam hakikat dari ciri dan keterampilan manajerial. Dimana hakikat dari ciri dan
keterampilan manajerial adalah tujuan dari penulisan tugas mandiri ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.fe.unpad.ac.id/id/arsip-fakultas-ekonomi-unpad/opini/238908 kepemimpinan-
dan-keterampilan-manajerial.zurieka-model.com
https://sangkrah31.wordpress.com/2014/03/14/hakikat-dan-ciri-dan -ketrampilan-manajerial/
McLennan, 1967
Lord & Maher,1991
Westley & Minsberg, 1989
[Diakses 24 oktober 2019]